Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

Mencari sejarah masjid agung istiqomah

[DATE]
[COMPANY NAME]
[Company address]
Suasana di Masjid Agung Istiqamah Tanjung Selor sebelum ibadah salat Idul Adha 1439
Hijriah, tahun lalu.

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Masjid Agung Istiqomah Tanjung Selor, di


Kabupaten Bulungan adalah salah satu masjid kebanggaan masyarakat Kabupaten Bulungan.
Masjid ini berdiri megah di Jalan Kolonel Soetadji, tepat di jantung ibukota Kalimantan
Utara.

Lantas bagaimana sejarah perjalanan masjid ini hingga terlihat seperti sekarang?

Laman resmi Masjid Agung Istiqomah (masjidagungistiqomah.com) menceritakan


bagaimana awal mula kehadiran masjid ini.

Berawal dari Tanjung Selor yang sejatinya sebuah kampung tua yang sejak kejayaan
Kesultanan Bulungan, juga menjadi tempat pemukiman penduduk tempatan, termasuk para
pendatang seperti Cina, Arab, Bugis, Banjar dan Melayu juga sebagai pusat perdagangan.
Saat itu, kedudukan dan pusat pemerintahan Kesultanan Bulungan berada di
Tanjung Palas, sebelah barat Tanjung Selor. Dua daerah ini diperantarai oleh Sungai Kayan.

Pasca Indonesia merdeka, Sultan Bulungan terakhir diangkat menjadi Kepala


Pemerintahan, maka berangsur-angsur Tanjung Selor menjadi pusat pemerintahan ditandai
dengan dibangunnya Kantor Bupati Bulungan yang berlokasi di Kantor cabang BRI.

Laman resmi masjidagungistiqomah.com menuliskan, eksistensi umat Islam pada


saat itu didominasi dua suku asli penduduk utama kabupaten ini yang mendiami wilayah
pesisir dan pantai yakni suku Bulungan dan Tidung ditambah pendatang seperti Bugis,
Banjar, Melayu dan lainnya.

"Akibat perdagangan, kedatangan orang Arab semakin memperkuat dan meluaskan


pengaruh Islam sampai ke wilayah pedalaman," tulis laman tersebut.

Awalnya, hanya terdapat dua masjid besar yang megah dan menjadi kebanggaan
masyarakat Islam di Bulungan. Yakni Masjid Jami Kasimuddin di Tanjung Palas dan Masjid
Jami Al Kaff di Kampung Arab, Tanjung Selor.

Kedua masjid ini tidak hanya menjadi rumah ibadah umat Islam, tapi juga sekaligus menjadi
tempat dan pusat kegiatan besar umat Islam.

Bertemunya aspirasi tokoh masyarakat muslim, tokoh agama, ulama, dan


masyarakat yang dimotori penuh pemerintah daerah, menjadi tonggak awal Masjid Agung
Istiqomah. Pada tahun 1980-an masyarakat berhasil mengumpulkan dana sekitar Rp 100
juta sebagai dana awal pembangunan untuk kegiatan pengurukan dan penimbunan lokasi
masjid. Pemerintah daerah menyiapkan dan menunjuk lokasi masjid yang selanjutnya
dihibahkan ke yayasan.

Saat itulah awal mulanya peran pemerintah daerah terhadap keberadaan Masjid
Agung Istiqomah, di bawah kepemimpinan Bupati Bulungan saat itu dijabat H Soetadji.
Laman masjidagungistiqomah.com menulis, kepedulian pemerintah daerah terhadap Masjid
Agung Istiqomah begitu besar.

Untuk melanjutkan rencana pembangunan, ditunjuk H Abdurahman (Kepala Kantor


Departemen Agama saat itu) sebagai Ketua Panitia Pembangunan Masjid bersama H Musdi
BA (Kabag Kesra Pemda Bulungan) sebagai Sekretaris Panitia.

Pemkab Bulungan kemudian berhasil memperjuangkan Dana Bantuan Presiden


(Banpres) sebanyak dua kali yakni tahap pertama Rp 100 juta dan bantuan tahap kedua Rp
75 juta.

Disiratkan, demi berdirinya masjid yang diidam-idamkan, masyarakat muslim dan


pengusaha, TNI, Polri, Pelajar dan masyarakat biasa secara bahu membahu bergotong-
royong terlibat, baik berupa dana maupun tenaga secara suka rela sampai berdirinya
bangunan Masjid Agung.

Laman itu juga menjelaskan, masyarakat telah menggunakan masjid itu sebagai
tempat salat dan kegiatan pemerintah daerah meskipun kondisi lantai dasarnya saat itu
masih berupa timbunan pasir.

Pembangunan Masjid Agung Istiqomah, terus berlanjut pada periode bupati


selanjutnya yakni H Soelarsono, H Yusuf Dali, H Anang Dachlan Djauharie, H Budiman Arifin,
dan Sudjati.

Pada masa kepemimpinan H Anang Dachlan Djauharie sekitar tahun 2000-an,


dilakukan renovasi namun tidak banyak merubah bentuk, luas dan arsitektur bangunan
masjid.
Renovasi besar-besaran dilakukan pada masa kepemimpinan Bupati H Budiman
Arifin tepatnya tahun 2014. Renovasi mencakup arsitektur, luas, maupun fasilitas lainnya
hingga terlihat seperti sekarang ini. (Wil)

Anda mungkin juga menyukai