Islam mulai masuk dari berbagai kerajaan di daerah sumatra dan jawa. Hal
tersebut memunculkan berbagai kebudayaan yang bercorak Islam termasuk tabot.
Perkembangan Islam secara pesat terus dilakukan hingga masa kemerdekaan.
Termasuk presiden pertama RI yakni Bung Karno juga telah berkontribusi dalam
hal ini, beliau telah membangun masjid agung di kota dengan nama masjid Jami’.
Namun perlu diketahui bahwa perkembangan kota bengkulu dimulai didaerah
pesisir yakni berawal di daerah pasar bengkulu yang menyadang sebutan sebagai
kota tuo. Hal ini meyakinkan kepada kita bahwa Islam juga masuk dan
berkembang melalui desa ini.
Menurut catatan, sekitar tahun 1981 terjadi bencana alam berupa naiknya
gelombang pasang air laut sampai menenggelamkan rumah penduduk dan
berpengaruh terhadap mata pencarian penduduk yang mayoritas nelayan.
Masyarakat kalang kabut menyelamatkan diri ke Pasar Bukit. Sebagian ada yang
pindah ke Kuala Lemping.
TABLIG MUSIBAH
Sejarah Tablig Musibah atau yang sering kita kenal dengan sebutan
takziah berawal dari kebiasaan masyarakat berkaitan dengan kematian.
Sebelumnya takziah yang dilakukan oleh masyarakat pasar bengkulu berupa
serangkaian acaranya, yakni tadarus, jamuan (makan-makan) dari keluarga al
marhum dan doa bersama. Kemudian dengan masuknya paham Islam yang
dibawa oleh Muhammadiyah mendorong perubahan kebiasaan masarakat
setempat, dimana kebiasaan yang dinilai tidak sesuai dengan Islam mulai dibenahi
dan diganti . Tidak terkecuali dengan takziah ini.
Organisasi Islam
Muhammadiyah
Salah satu daerah di Bengkulu, Kebun Ros, merupakan salah satu saksi
sejarah perkembangan Muhammadiyah dari awal hingga saat ini. “Di kebun Ross
lah Bapak Proklamator, Bung Karno pernah mengajar dan menjadi bagian dari
Majelis Pengajaran Muhammadiyah Bengkulu”, ujar ketua Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah (PWM) Bengkulu, Syaifullah, kamis (8/9).