Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK TRANSMISI

“Konstanta Primer dan Konstanta Sekunder Saluran Transmisi”

Tanggal Praktikum: Rabu, 21 Februari 2018

Oleh:

Nama : Dian Anjelina (161331042)

Kelas/grup : 2B/1
Partner : Aditya Kusuma (161331033)
Anadita Rizti O. (161331037)
Gilang Firmansyah (161331047)

PROGRAM STUDI D3-TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
KONSTANTA PRIMER DAN KONSTANTA
SEKUNDER SALURAN TRANSMISI

I. TUJUAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum :
Mempelajari konstanta-konstanta primer dan sekunder saluran koaksial.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus:
1. Memahami bahwa saluran memiliki resistansi, induktansi, kapasitansi
dankonduktansi per satuan panjang.
2. Mengukur resistansi, induktansi,
kapasitansi dan konduktansi saluran
koaksial dengan menggunakan
jembatan Wheatstone dan Maxwell
sebagai alat bantu dan menentukan
impedansi karakteristik saluran.
3. Mengamati pengaruh frekuensi
terhadap resistansi, induktansi,
kapasitansi dan konduktansi saluran.
4. Menentukan model rangkaian dari
saluran transmisi.

II. LANDASAN TEORI


R, L, G dan C merupakan konstanta-konstanta primer saluran transmisi.
Setiap saluran transmisi memiliki konstanta primer yang berbeda-beda, bergantung
pada dimensi fisik saluran, bahan pembuat saluran yang terdiri dari konduktor dan
bahan dielektrik dan frekuensi operasi saluran transmisi.
1. Resistansi Saluran Per Satuan Panjang
Untuk mengukur resistansi saluran dapat digunakan alat bantu berupa
rangkaian jembatan Wheatstone, dimana kondisi saluran untuk mengukur resistansi
total yaitu resistansi konduktor dalam + resistansi konduktor luar. Dengan mengatur
potensiometer dari jembatan, sehingga jembatan setimbang (Uy = 0), kita dapat
mengetahui nilai resistansi saluran (Rx) dengan persamaan berikut :
𝑅3 𝑅4
=
𝑅𝑥 𝑅2

TEKNIK TRANSMISI
KONSTANTA PRIMER DAN KONSTANTA
SEKUNDER SALURAN TRANSMISI

Tetapi pada prakteknya sangat sulit sekali memperoleh Uy1=0


𝑅𝑥
Resistansi saluran per satuan panjang dinyatakan dalaam : 𝑅 =
𝑙
dengan 𝑙 = panjang saluran (meter)

2. Induktansi Saluran Per Satuan Panjang


Untuk mengukur induktansi saluran dapat digunakan alat bantu jembatan
Maxwell. Pada kondisi jembatan Maxwell setimbang, berlaku : Lx = R2 . R3 . C dan
𝑅2 . 𝑅3
𝑅𝑥 =
𝑅4
dari sini juga dapat dihitung faktor kualitas yang dihasilkan :
𝜔 . 𝐿𝑥
𝑄= ≪1
𝑅𝑥

3. Kapasitansi Saluran Per Satuan Panjang


Untuk mengukur kapasitansi saluran dapat digunakan alat bantu jembatan
Wien-Robinson. Pada kondisi jembatan Wien-Robinson setimbang, berlaku :
𝐶. 𝑅4 𝑅2 . 𝑅3
𝐶𝑥 = , Rx =
𝑅3 𝑅4

4. Konduktansi Saluran Per Satuan Panjang


Konduktansi saluran per satuan panjang dari saluran koaksial dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut :
2. 𝜋. 𝜎
𝐺=
ln(𝑏/𝑎)
dengan : 𝜎 = konduktivitas dielektrik antara konduktor
Dari hasil Rx akan didapatkan : 𝐺𝑥 = 1⁄𝑅𝑥
Selain konstanta primer, saluran transimisi juga memiliki konstanta
sekunder, yaitu salah satu diantaranya adalah impedansi karakteristik saluran dan
konstana propagasi saluran.
Impedansi karakteristik saluran, memenuhi persamaan :

TEKNIK TRANSMISI
KONSTANTA PRIMER DAN KONSTANTA
SEKUNDER SALURAN TRANSMISI

𝑅+𝑗𝜔𝐿
Zo = √ (Ohm)
𝐺+𝑗𝜔𝐶

Untuk saluran tanpa rugi-rugi (Losless line), Nilai R = G ≈ 0, sehingga :

𝐿
Zo = √ (Ohm)
𝐶

III. DIAGRAM RANGKAIAN


1. Jembatan Wheatstone (Untuk mengukur resistansi saluran):

Gambar 1.1 Rangkaian jembatan wheatstone untuk pengukuran resistansi saluran

Gambar 1.2 Rangkaian jembatan wheatstone untuk pengukuran resistansi dalam


2. Jembatan Maxwell (Untuk mengukur induktansi saluran) :

TEKNIK TRANSMISI
KONSTANTA PRIMER DAN KONSTANTA
SEKUNDER SALURAN TRANSMISI

Gambar 1.3 Rangkaian jembatan Maxwell untuk pengukuran induktansi saluran


3. Jembatan Wien-Robinshon (Untuk mengukur kapasitansi dan konduktansi
saluran) :

Gambar 1.4 Rangkaian jembatan Wien-Robinshon untuk pengukuran kapasitansi


dan konduktansi saluran
IV. PERALATAN DAN KOMPONEN
1. Generator fungsi : 1 buah
2. Osiloskop dua kanal : 1 buah
3. Saluran koaksial 50 m : 2 buah
4. Unversal bridge : 1 buah
5. Multimeter : 1 buah
6. Resistor 100 ohm, 1%, 0,5 W : 2 buah
7. Potensiometer, 1Kohm, 2 W : 2 buah
8. Potensiometer 470 Kohm : 1 buah
9. Kapasitor 10 nF,1 % : 1 buah
10. Kabel BNC to banana : 1 buah

TEKNIK TRANSMISI
KONSTANTA PRIMER DAN KONSTANTA
SEKUNDER SALURAN TRANSMISI

11. Soket (jumper) dan kabel sambungan : Secukupnya


V. LANGKAH PERCOBAAN

VI. HASIL PERCOBAAN

TEKNIK TRANSMISI
KONSTANTA PRIMER DAN KONSTANTA
SEKUNDER SALURAN TRANSMISI

Henry/meter
me
ter

mho

Farad

TEKNIK TRANSMISI
KONSTANTA PRIMER DAN KONSTANTA
SEKUNDER SALURAN TRANSMISI

VII. ANALISIS
Pada percobaan yang telah kami lakukan terlihat hasil dari nilai Uy1 yang tidak
sesuai dengan teori yaitu nilai yang kita dapatkan bahwa nilai Uy1 tersebut hanya
mendekati 0 atau dalam artian Uy1 tidak sama dengan 0 hal tersebut mematahkan
teori yang menyebutkan bahwa nilai Uy1yang sangat minimum = 0 atau dalam
keadaan setimbang.
Pada saat pengukuran resistansi selain dipengaruhi oleh Uy1, resistansi total
dipengaruhi oleh nilai R2, R3, R4. Hal tersebut sesuai dengan teori rumus persamaan
berikut:
𝑅3 𝑅4
=
𝑅𝑥 𝑅2
Dari persamaan tersebut didapatkan rumus untuk mencari Rx yaitu
𝑅2 . 𝑅3
𝑅𝑥 = . Dalam percobaan jembatan wheatstone pada nilai R3 dan R4 = 100
𝑅4
ohm maka dalam percobaan diatas didapatkan Rx = R2. Pada percobaan jembatan
wheatstone terdapat resistansi dalam dan resistansi luar atau dapat ditulis dengan
persamaan Rtotal = Rdalam + Rluar, Dimana Rtotal = Rx. Sedangkan untuk megukur
R2 pada resistansi dalam didapatkan hasil yang berbeda dengan R2 pada saat
menghitung Rx dikarenakan pada saat mencari R2 dalam Rx rangkaian dalam
keadaan short sedangkan pada Rdalam rangkaian sudah dihubungkan kembali.
Dalam Rx nilai R2= 38,5 ohm sedangkan dalam Rdalam nilai R2=36,5 Untuk
mengukur resistansi luar maka Rluar= Rtot- Rdalam= 2 Ohm. Perhatikan pada saat
mencari R2 pada resistansi dalam pastikan ground sudah tersambung jika tidak maka

TEKNIK TRANSMISI
KONSTANTA PRIMER DAN KONSTANTA
SEKUNDER SALURAN TRANSMISI

nilai R2 akan lebih besar dibandingkan dengan nilai R2 pada Rx hal tersebut dapat
berakibat pada nilai Rluar yang akan menjadi minus.
Pada saat pengukuran induktansi selain dipengaruhi oleh Uy1, induktansi total (Lx)
juga dipengaruhi oleh nilai R2, R3, dan kapasitor.Perhatikan untuk pengukuran
induktansi maka pemasangan Capasitor yang parallel dengan R2. Sedangkan untuk
R4 dihubungkan dengan ground. Untuk menghitung faktor kualitas (Q) dipengaruhi
oleh frekuensi, Lx dan Rx.
Pada saat pengukuran kapasitansi dan konduktansi selain dipengaruhi oleh Uy1,
kapasitansi total dipengaruhi oleh nilai R4, R3, dan kapasitor, perhatikan untuk
pengukuran kapasitansi dan konduktansi maka pemasangan Capasitor yang parallel
dengan R4. Sedangkan untuk R2 dihubungkan dengan ground.
Untuk mengukur resistansi, induktansi, kapasitansi, dan konduktansi per satuan
panjang adalah dengan membagi resistansi total (Rx), induktansi total (Lx),
kapasitansi total (Cx), dan konduktansi total (Gx) dengan panjang saluran (per
meter), pada percobaan ini digunakan saluran koaksial dengan panjang 100 meter.
Nilai impedansi karakteristik saluran (Zo) dipengaruhi oleh nilai induktansi dan nilai
kapasitansi per satuan panjang yang telah diukur sebelumnya.

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada saluran transmisi yang
berupa saluran koaksial dapat diukur nilai resistansi, induktansi, kapasitansi,
konduktansi, dan impedansi.
- Untuk mengukur nilai resistansi, induktansi, kapasitansi dan konduktansi
masing-masing menggunakan alat bantu berupa rangkaian jembatan Wheatstone,
jembatan Maxwell, dan jembatan Wien-Robinshon.
- Pengukuran nilai resistansi, induktansi, kapasitansi dan konduktansi dipengaruhi
oleh nilai Uy1 (pemutaran potensiometer hingga mendekati angka nol).
- Pengukuran nilai resistansi, induktansi, kapasitansi dan konduktansi per satuan
panjang dipengaruhi oleh nilai panjang saluran yang digunakan (per meter).

TEKNIK TRANSMISI

Anda mungkin juga menyukai