Anda di halaman 1dari 2

Transport aktif merupakan pergerakan zat melintasi membran plasma dengan diiringi

penggunaan energi akibat adanya gerakan yang melawan gradien konsentrasi yang diperantarai oleh
membran plasma, misalnya transport natrium-kalium, eksositosis dan endositosis. (Campbell, 2008:143)

Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Transport aktif terbagi atas
transport aktif primer dan sekunder. Transport aktif sekunder juga terdiri atas co-transport dan counter
transport (exchange). Transport aktif primer memakai energi langsung dari ATP, misalnya pada Na-K
pump dan Ca pump. Pada Na-K pump, 3 Na akan dipompa keluar sel sedang 2 K akan dipompa kedalam
sel. Pada Ca pump, ca akan dipompa keluar sel agar konsentrasi Ca dalam sel rendah (Nadjib,2009).

Proses endositosis adalah proses dimana sel tubuh menelan molekul-molekul seperti protein,
molekul polar, dan zat-zat lain menggunakan membran plasma yang hidrofobik. Proses endositosis
dapat diartikan pula sebagai proses pemasukan zat dari luar sel ke dalam sel. Proses ini terjadi pada sel
eukariotik ( Tatang, 2015)

Partikel-partikel dari luar sel menempel pada membrane kemudian mendesak membran
sehingga terjadilah lekukan yang semakin lama semakin dalam bentuknya seperti kantung dan akhirnya
menjadi bulat lalu terlepas dari membran. Bulatan tersebut berisi partikel, lalu akan dicerna oleh
lisosom/enzim pencerna (Tatang, 2015)

Berdasarkan jenis partikel yang masuk ke dalam sel, terdapat beberapa jenis, antara lain

 Fagositosis

Fagositosis adalah proses dimana partikel besar, seperti sel-sel atau partikel yang relatif besar, yang
diambil oleh sel. Sebagai contoh, ketika mikroorganisme menyerang tubuh manusia, sel darah putih
yang disebut neutrofil akan melawan mikroorganisme melalui proses fagositosis, yaitu dengan
menghancurkan mikroorganisme tersebut (Tatang,2015)

 Pinositosis
Secara harfiah berarti “sel minum ”. Proses ini terjadi ketika membrane plasma membentuk
lipatan ke dalam untuk membentuk saluran yang memungkinkan zat terlarut masuk ke dalam
sel.
Hasil pinositosis dalam vesikel jauh lebih kecil daripada fagositosis, dan vesikel tidak perlu
bergabung dengan lisosom. Sel-sel yang melakukan proses pinositosis ini antara lain sel darah
putih, epitel usus, makrofag hati, dan lain-lain (Hartono,2015).

 Endositosis yang diperantarai reseptor


Endositosis yang diperantarai reseptor merupakan proses endositosis yang menggunakan
reseptor khusus untuk partikel tertentu. Hampir sama dengan pinositosis, hanya saja selektif
terhadap substansi yang ditranspornya (Hartono,2015). Endositosis yang diperantarai reseptor
memungkinkan sel dapat memperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah
sekalipun substansi itu mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi dalam cairan seluler.
Sel hanya akan menerima molekul ekstraseluler jika ia berikatan dengan protein reseptor
spesifiknya pada permukanan sel. Setelah diikat, lubang dilapisi dimana protein reseptor terikat
terletak, kemudian invaginates, atau mencubit, untuk membentuk vesikel dilapisi. Veikel yang
dilapisi ini kemudian bergabung dengan lisosom untuk mencerna bahan yang tertelan dan
melepaskannya ke dalam sitosol (Hisham, 2019).

Sel mamalia menggunakan endositosis yang diperantarai reseptor untuk membawa kolesterol
ke dalm sel. Kolesterol dalam darah biasanya ditemukan di kompleks lipid-protein yang disebut
low density lipoproteins (LDLs). LDL mengikat protein reseptor spesifik pada permukaan sel,
sehingga memicu penyerapannya oleh endositosis yang diperantarai reseptor. (Hisham, 2019)

Dafpus :

Campbell, Neil A.2008. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Kompasiana.com. Endositosis [internet].


https://www.kompasiana.com/ikpj/5e37d087d541df3dd55024e2/endositosis (diakses 15 Februari 2020
pukul 05.00 )

Hisham.id. Pengertian Endositosis dan Eksositosis. [internet]. https://hisham.id/pengertian-endositosis-


dan-eksositosis.html (diakses 15 Februari 2020 pukul 07.17)

Anda mungkin juga menyukai