Anda di halaman 1dari 8

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Demensia dapat diartikan sebagai gangguan kognitif dan memori yang dapat
mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Penderita demensia seringkali menunjukkan beberapa
gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (behavioral symptom) yang mengganggu
(disruptive) ataupun tidak menganggu (non-disruptive) (Volicer, L., Hurley, A.C., Mahoney,
E. 1998). Grayson (2004) menyebutkan bahwa demensia bukanlah sekedar penyakit biasa,
melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisi tertentu sehingga
terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku.
Demensia ialah kondisi keruntuhan kemampuan intelek yang progresif setelah
mencapai pertumbuhan & perkembangan tertinggi (umur 15 tahun) karena gangguan otak
organik, diikuti keruntuhan perilaku dan kepribadian, dimanifestasikan dalam bentuk
gangguan fungsi kognitif seperti memori, orientasi, rasa hati dan pembentukan pikiran
konseptual ( http ://askep-askeb- kita.blogspot.com/ )
Dimensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif
tanpa gangguan kesadaran ( Kusuma, 1997). Demensia dapat diartikan sebagai gangguan
kognitif dan memori yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Penderita demensia
seringkali menunjukkan beberapa gangguan dan perubahan pada tingkah laku harian (
Behavioral Symptom) yang mengganggu ( destruptif ) ataupun tidak mengganggu ( non
destruptif) ( http://www.komnaslansia.or.id/ mengenal demensia pada lanjut usia, 2007).
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat dikemukakan bahwa demensia adalah
suatu keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan daya ingat sehingga
meyebabkan disfungsi hidup sehari-hari.
B. Etiologi
Penyebab demensia menurut ( http://www.mitrakeluarga.com/ demensia, 2008) yaitu :
1. Penurunan fungsi otak
2. Parkinson
3. Tumor
4. Stroke
5. Alzheimer
6. Penyakit pada jaringan pembuluh otak
Menurut Darmojo (1999) penyebab demensia yaitu :
1. Keadaan yang secara potensial reversible atau bisa dihentikan
a. Intoksikasi ( obat, termasuk alkohol dan lain-lain)
b. Infeksi susunan saraf pusat
c. Gangguan metabolik
d. Gangguan nutrisi
e. Gangguan vaskuler
f. Lesi desak ruang
g. Hidrosefalus bertekanan normal
h. Depresi
2. Penyakit degeneratif progesif
a. Tanpa gejala neurologik lain
1) Penyakit Alzheimer
2) Penyakit Pick
b. Dengan gangguan neurologik yang prominen
1) Penyakit Parkinson
2) Penyakit Huntington
3) Kelumpuhan supranuklear progesif
4) Penyakit degeneratif lain yang jarang didapat
Menurut Yatim ( 2003), penyebab pikun antara lain:
1. Tumor
2. Trauma
3. Infeksi kronis
4. Kelainan jantung dan pembuluh darah
5. Kelainan kongenital
6. Penyakit Psikiatri
7. Kelainan faali
8. Kelainan metabolik
9. Kerusakan sel-sel otak
10. Obat-obatan dan racun
C. Manifestasi Klinis
1. Tanda
Tanda dari demensia menurut (http://www.mitrakeluarga.com/demensia, 2008) antara
lain:
a. Bicara tidak nyambung
b. Daya ingat menurun
c. Pengetahuan tentang diri dan lingkungan menurun
d. Emosi labil ( cepat marah dan cepat berubah)
Dengan bertambahnya usia, kemampuan memori menurun secara wajar. Ciri-ciri mudah
lupa antara lain :
a. Mudah lupa nama benda, nama orang dan sebagainya
b. Terdapat gangguan dalam mengingat kembali atau recall
c. Terdapat gangguan dalam mengambil kembali informasi yang telah tersimpan dalam
memori
d. Tidak ada gangguan dalam mengenal kembali sesuatu, apabila diberi isyarat.
e. Lebih sering menjabarkan bentuk atau fungsi daripada menyebutkan namanya
2. Gejala
Gejala demensia menurut Christopher ( 2002) yaitu :
a. Kehilangan ingatan
Gejala ini merupakan gejala umum dari demensia, dan ingatan mengenai
kejadian-kejadian baru yang pertama-tama terkena dampaknya. Kemampuan untuk
menyimpan informasi baru mengalami kemunduran karena perubahan dalam otak
yang terjadi
b. Disorientasi
Hilangnya kemampuan untuk mengarahkan diri pada tujuan atau waktu
tertentu. Banyak penderita demensia menunjukkan tanda disorientasi, dimana mereka
berada dan kadang keluyuran keluar rumah dan tersesat.
c. Perubahan kepribadian dan perilaku
Kepribadian pada sebagian penderita tampak tetap sama tapi yang lainnya
menunjukkan perubahan yang menyolok. Penarikan diri secara sosial dan hilangnya
minat terhadap kegiatan merupakan hal biasa. Mereka cenderung menjadi pendengki
dan cemas.
d. Kehilangan kemampuan praktis
Sulit berkonsentrasi adalah salah satu ciri demensia. Para penderita mengalami
kesulitan dalam melakukan tindakan yang sebelumnya dapat dilakukan dengan mudah.
e. Kesulitan berkomunikasi
Pada tahap awal demensia orang mengalami kesulitan menemukan kata yang
tepat untuk diucapkan. Kemampuan nonverbal seperti sentuhan dan ekspresi wajah
sangat penting untuk merawat orang yang mengalami demensia.

Pada umumnya gejala yang tampak pada demensia menurut( http://www.e-psikologi.com/


gangguan psikologi dan perilaku pada dimensia, 2002) yaitu :
a. Terganggunya fungsi daya ingat yang makin berat terutama daya ingat jangka pendek.
Ingatan masa lalu masih tetep baik dan bertahap.
b. Terganggunya fungsi berpikir antara lain: afasia, apraksia, aknosia, atau gangguan
fungsi eksekutif.
c. Penurunan fungsi daya ingat dan daya pikir menimbulkan gangguan fungsi kehidupan
sehari-hari.
d. Makin lama gangguan yang terjadi semakin berat

D. Psikophatologi Dimensia
Demensia cukup sering dijumpai dalam lansia. Gangguan demensia dimanifestasikan
dengan defisit kognitif multipel seperti gangguan memori, afasia ( kehilangan kemampuan
berbicara, kemampuan menulis atau pemahaman bahasa akibat penyakit pada otak ). Gangguan
memori mungkin pertama kali disadari ketika kehilangan atau salah menempatkan barang-
barang pribadi. Jika gangguan memori memburuk, seseorang dapat melupakan namanya
sendiri, hari ulang tahun, atau nama-nama anggota keluarganya. Kemampuan dalam
memahami pembicaraan atau bahasa tertulis menjadi menurun. Pada demensia tahap lanjut,
individu dapat menjadi bisu atau membentuk pola pembicaraan, kesulitan dalam melaksanakan
aktivitas motorik. ( Lumbantobing, 2001).
Demensia ada beberapa macam diantaranya demensia Alzheimer dan demensia multi
infark. Pada demensia Alzheimer terdapat penurunan neurotransmiter tertentu terutema
acetilkolin. Area otak yang terkena adalah korteks cerebral dan hipotalamus, keduanya
merupakan bagian penting dalam fungsi kognitif dan memori. Acetilkolin dan neurotransmiter
merupakan zat kimia yang diperlukan untuk mengirim pesan melalui sistem saraf. Defisit
neurotransmiter menyebabkan pemecahan proses komunikasi yang kompleks diantara sel-sel
pada sistem saraf. Sedangkan demensia multi infark terjadi pada pasien yang menderita
penyakit cerebrovaskuler ( Standley, 2006).
Gangguan fungsi luhur terlihat dalam bentuk kehilangan kemampuan untuk berpikir
abstrak. Terdapat ketidakmampuan dalam merencanakan, mengurutkan, dan
menghentikanperilaku yang kompleks. Individu demensia mengalami disorientasi tempat,
waktu, dan orang atau menunjukkan penurunan daya nilai dan keterbatasan atau sama sekali
tidak memiliki pemahaman sehingga dapat terjadi perubahan proses pikir.
Pasien demensia seringkali terdapat gangguan berjalan yang menyebabkan klien
terjatuh. Dan hal ini dapat memunculkan masalah resiko trauma atau cedera. Beberapa orang
menunjukkan cemas, depresi, atau mengalami gangguan tidur. Individu yang mengalami
demensia sangat rentan terhadap stresor fisik dan stresor psikososial yang memperburuk defisit
kognitif serta masalah-masalah lain.
Faktor genetik Proses
menua Imunologi Trauma
Lingkungan
Hilangnya serat – serat
Gangguan pada
koligemik di korteks
neuron
fibriliar

Atropi otak Penurunan sel neuro

koligemik Degenerasi neuron

neurotransmiter

Penuruna Gangguan Gangguan Perubaha Kehilangan


Gangguan Perubaha
n daya kognitif memori n fungsi
fungsi n
ingat perilaku tonus otot
bahasa intelektua
l

Muncul
Penurunan Mudah
gejala Perubahan
kemampua lupa Kehilangan
neuro mengawasi
n kemampuan
psikiatrik keadaan
akativitas menyelesaika
kompleks
n masalah
da
Perubaha Kesulita n perpikir
Defisit n n abstrak
perawatan Ketidakefektifa
persepsi mengatu
diri n koping
sensori r pola
tidur
Kerusakan
Risik memori
o
jatuh Gangguan
pola tidur

Anda mungkin juga menyukai