Pembahasan tentang Ilmu Perbekalan Cara Perhitungan Pajak Aparatur Desa dan
Bendahara Desa untuk Proyek Desa, Seperti diketahui bahwa pihak yang berperan
dalam melaksanakan fungsi perbendaharaan dan fungsi pemungutan pajak dalam
pengeloaan APBN/APBD adalah Bendahara satuan kerjanya. Demikian pula di Desa,
Bendahara Desa lah yang melaksanakan pengeluaran anggaran yang dana nya
bersumber dari APBD memiliki kewajiban memungut/memotong, menyetor dan
melaporkan pajak pusat yang diantaranya meliputi Pajak Penghasilan (PPh) terdiri dari
PPh Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, dan PPh Pasal 4 ayat (2), juga Pajak Pertambahan
Nilai (PPN). Diketahui bahwa sebelum tahun 2013, ternyata banyak sekali aparatur desa
yang belum memahami peraturan perpajakan, demikian pula dengan para pelaku usaha
yang menjadi rekanan.
Perhitungan Pajak
PPh Pasal 21
Pajak yang dipotong atas pembayaran berupa gaji, upah, honorarium, dan pembayaran lain
yang diterima oleh Orang Pribadi. Termasuk jika penghasilan orang yang menjadi bendahara
desa sudah melebihi PTKP maka dia dalam kapasitas sebagai bendahara desa memotong PPh
21-nya atas penghasilan sendiri. Selengkapnya tentang contoh penghitungan PPh 21 klik disini
PPh Pasal 22
Pajak yang dipungut dari Pengusaha/Toko atas pembayaran atas pembelian barang dengan nilai
pembelian diatas Rp. 2.000.000,- tidak terpecah-pecah. Tarifnya adalah 1,5% jika rekanan ber-
NPWP, jika belum punya NPWP dipungut 3% atau 100% lebih tinggi.
PPh Pasal 23
Pajak yang dipotong dari penghasilan yang diterima rekanan atas sewa (tidak termasuk sewa
tanah dan atau bangunan), serta imbalan jasa manajemen, jasa teknik, jasa konsultan dan jasa
lain. Tarifnya untuk penghasilan atas jasa adalah 2%jika rekanan ber-NPWP, jika belum punya
NPWP dipungut 4% atau 100% lebih tinggi.
Pelaksana 2% 3% 4%
Perencana/Pengawas 4% 6%
Kualifikasi Usaha Jasa Konstruksi ditentukan oleh LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi)
Contoh Kasus:
Belanja Barang
Pembelian Barang untuk Sarana dan Prasarana Desa senilai Rp 3.500.000,-
Jika atas nilai tersebut belum termasuk PPN, maka PPh 22=52.000 (3.500.000×1.5%),
PPN=350.000 (3.500.000×10%). Kuitansi yang dibayarkan adalah 3.850.000
Jika atas nilai tersebut sudah termasuk PPN, maka cari dulu nilai barang tanpa PPN
yaitu 11/10×3.500.000=3.181.818. Sehingga PPh 22=47.727 & PPN=318.181
Total tagihan dari rekanan (CV. Andalan) : Rp.220.000.000 (Nilai kontrak 200jt + PPN 20jt)