Anda di halaman 1dari 4

Ilmu Perbekalan Cara Perhitungan Pajak

Aparatur Desa dan Bendahara Desa


untuk Proyek Desa
Desa Parakan Salam 10:26:00 PM Info Desa

Pembahasan tentang Ilmu Perbekalan Cara Perhitungan Pajak Aparatur Desa dan
Bendahara Desa untuk Proyek Desa, Seperti diketahui bahwa pihak yang berperan
dalam melaksanakan fungsi perbendaharaan dan fungsi pemungutan pajak dalam
pengeloaan APBN/APBD adalah Bendahara satuan kerjanya. Demikian pula di Desa,
Bendahara Desa lah yang melaksanakan pengeluaran anggaran yang dana nya
bersumber dari APBD memiliki kewajiban memungut/memotong, menyetor dan
melaporkan pajak pusat yang diantaranya meliputi Pajak Penghasilan (PPh) terdiri dari
PPh Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23, dan PPh Pasal 4 ayat (2), juga Pajak Pertambahan
Nilai (PPN). Diketahui bahwa sebelum tahun 2013, ternyata banyak sekali aparatur desa
yang belum memahami peraturan perpajakan, demikian pula dengan para pelaku usaha
yang menjadi rekanan.

Perhitungan Pajak

Cara Daftar NPWP Bendahara Desa


Sebelum melakukan penyetoran pajak atas dana desa, perorangan yang ditunjuk sebagai
bendahara desa tentunya harus sudah mempunyai NPWP pribadi sendiri. Jika belum punya
maka silahkan ke KPP terdekat dengan membawa fotokopi KTP dan mendaftar NPWP pribadi.
Jika sudah mempunyai NPWP pribadi maka syarat untuk daftar NPWP bendahara desa adalah:

 fotokopi surat penunjukan sebagai Bendahara; dan


 fotokopi Kartu Tanda Penduduk.
Dan isilah formulir pendaftaran NPWP bendahara, jika masih ada kesulitan mintalah bantuan
petugas helpdesk.

Jenis-Jenis Pajak terkait Penggunaan Dana Desa


Sama seperti kewajiban bendahara dinas pada umumnya, jenis pajak yang harus dipungut
antara lain.

PPh Pasal 21
Pajak yang dipotong atas pembayaran berupa gaji, upah, honorarium, dan pembayaran lain
yang diterima oleh Orang Pribadi. Termasuk jika penghasilan orang yang menjadi bendahara
desa sudah melebihi PTKP maka dia dalam kapasitas sebagai bendahara desa memotong PPh
21-nya atas penghasilan sendiri. Selengkapnya tentang contoh penghitungan PPh 21 klik disini

PPh Pasal 22
Pajak yang dipungut dari Pengusaha/Toko atas pembayaran atas pembelian barang dengan nilai
pembelian diatas Rp. 2.000.000,- tidak terpecah-pecah. Tarifnya adalah 1,5% jika rekanan ber-
NPWP, jika belum punya NPWP dipungut 3% atau 100% lebih tinggi.

PPh Pasal 23
Pajak yang dipotong dari penghasilan yang diterima rekanan atas sewa (tidak termasuk sewa
tanah dan atau bangunan), serta imbalan jasa manajemen, jasa teknik, jasa konsultan dan jasa
lain. Tarifnya untuk penghasilan atas jasa adalah 2%jika rekanan ber-NPWP, jika belum punya
NPWP dipungut 4% atau 100% lebih tinggi.

PPh Pasal 4 ayat (2)


Pajak yang dipotong atas pembayaran :

 Pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan (Tarif 5%)


 Persewaan tanah dan atau bangunan (tarif 10%)
 Jasa Konstruksi (perencana, pelaksana, pengawas konstruksi)
Kualifikasi
Tidak Mempunyai
Kegiatan Kecil Menengah/Besar Kualifikasi

Pelaksana 2% 3% 4%

Perencana/Pengawas 4% 6%

Kualifikasi Usaha Jasa Konstruksi ditentukan oleh LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa
Konstruksi)

Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Pemungutan atas pembelian Barang/ Jasa Kena Pajak yang jumlahnya diatas Rp. 1.000.000,-
tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah. Ingat sangat dianjurkan agar rekanan
bendahara desa harus sudah PKP dan sudah mempunyai nomor seri faktur pajak. Kenapa harus
PKP? karena hanya PKP yang bisa menerbitkan faktur pajak. Jika ngeyel menggunakan
rekanan non PKP maka PPN tetap dipungut bendahara tetapi untuk pertanggungjawaban
administrasinya kurang lengkap karena tidak ada faktur pajak, dan ini kadang yang jadi temuan
inspektorat terkait.

Contoh Kasus:

Belanja Barang
Pembelian Barang untuk Sarana dan Prasarana Desa senilai Rp 3.500.000,-

 Jika atas nilai tersebut belum termasuk PPN, maka PPh 22=52.000 (3.500.000×1.5%),
PPN=350.000 (3.500.000×10%). Kuitansi yang dibayarkan adalah 3.850.000
 Jika atas nilai tersebut sudah termasuk PPN, maka cari dulu nilai barang tanpa PPN
yaitu 11/10×3.500.000=3.181.818. Sehingga PPh 22=47.727 & PPN=318.181

Pembayaran Atas Jasa


Bapak Rudi selaku bendahara Desa Sitardas menggunakan jasa penebangan hutan kepada
rekanan yang tidak memiliki NPWP dengan nilai penyerahan Rp. 10.000.000,- Atas transaksi
tersebut bendahara wajib memotong PPh 23 sebesar 4% (bukan 2%), karena rekanan tidak
memiliki NPWP dengan perhitungan sbb:

 PPh 23 (4% x 10.000.000) = Rp.400.000


 Wajib Pungut PPN (karena > Rp 1juta tapi tidak ada faktur karena juga belum PKP)
PPN = 10% x Rp 10.000.000 = Rp 1.000.000

Pembayaran Atas Jasa Pelaksana Konstruksi Fisik


Desa Sitardas melakukan tender pekerjaan konstruksi fisik (peningkatan kualitas jalan) yang
dilakukan oleh CV. Andalan (NPWP 02.554.013.3-126.000). Kontraktor tsb memiliki kualifikasi
grade kecil dengan nilai paket pekerjaan sebesar Rp.200.000.000 dan PPN sebesar
Rp.20.000.000. Maka pajak yang harus dipotong oleh Bendahara Desa atas paket pekerjaan
fisik tersebut adalah:

Total tagihan dari rekanan (CV. Andalan) : Rp.220.000.000 (Nilai kontrak 200jt + PPN 20jt)

PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong: 2% x 200.000.000 = 4.000.000

Total PPh dan PPN = Rp 20.000.000 + Rp 4.000.000 = Rp 24.000.000

Dibayar kepada rekanan CV. Andalan =(220 juta – 24 juta) = Rp 196.000.000

Anda mungkin juga menyukai