Anda di halaman 1dari 20

Akibat perbuatan terdakwa bersama Sdr. H. Teklan dan PKK Sdr.

Sutarno tersebut negara


dirugikan senilai Rp 161.147.582,80 (seratus enam pilih satu juta seratus empat puluh tujuh ribu
lima ratus delapan puluh dua koma dela[an puluh rupiah)

Setelah dibuktikan perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa, yang perlu untuk dibuktikan
selanjutnya adalah apakah benar perbuatan tersebut telah memenuhi atau mencocoki rumusan atau
unsur-unsur tindak pidana dari pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana yang telah dirubah
dan dilengkapi dengan UU Nomor 21 Tahun 2001 sebagaimana yang didakwakan dalam dakwaan
kedua.
Untuk membuktikannya itu, akan diuraikan di dalam Analisa Yuridis berikut ini.
ANALISA YURIDIS :

Majelis Hakim yang terhormat,


Selanjutnya kami akan menyampaikan Analisa Yuridis yang menilai fakta
perbuatan seperti uraian dalam Analisa Fakta untuk kemudian menerapkannya pada unsur-unsur
dari pasal tindak pidana yang didakwakan.
Dengan demikian Analisa Yuridis akan membahas atau mengkaji Fakta
Persidangan terhadap yang didakwakan, yaitu sampai sejauh mana atau bapakah perbuatan
terdakwa telah memenuhi rumusan unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan.

Bahwa sesuai dengan bentuk surat dakwaan seperti yang telah dibacakan di awal
persidangan tanggal 21 Mei 2012, perbuatan pidana yang di dakwakan terhadap diri terdakwa
disusun dalam bentuk Surat Subsidaritas yaitu :
Primair ;
Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan
tindak pidana korupsi sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan atas undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan
Tindak pidana korupsi Jon Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP

Subsidair ;
Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 1999 tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001
tentang perubahan atas undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
pidana korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP

Oleh karena dakwaan kami disusun dalam bentuk dakwaan Subsidaritas, maka sesuai dengan ilmu
hukum acara pidana yang akan buktikan adalah dakwaan Priamir terlebih dahulu yakni Pasal 2
ayat (1) Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak
pidana korupsi sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
2001 tentang Perubahan atas undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP, dengan Unsur-Unsur sebagai berikut :

a. Setiap Orang
Unsur setiap orang menunjuk pada manusia sebagai subyek hukum dan dapat
mempertanggungjawabkan perbuatan secara hukum yang dalam kasus ini adalah
Ir.H.Faisol Yusuf Bin Mufti Dahlan.

25
b. Yang secara melawan hukum
Penjelasan Pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan secara melawan
hukum mencakup perbuatan melawan hukum dalam arti formil maupun dalam arti materiil
yakni meskipun perbuatan tersebut tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan,
namun apabila perbuatan tersebut dianggap tercela karena tidak sesuai dengan rasa
keadilan ataun norma-norma kehidupan sosial dalam masyarakat, maka perbuatan tersebut
dapat dipidana.
Bahwa melawan hukum formil berarti bertentangan dengan hukum tertulis/perturan
perundang-undangan sedangan melawan hukum materiil adalah disamping memenuhi
syarat-syarat formil yaitu memenuhi semua unsur yang disebut di dalam rumusan delik,
perbuatan harus benar-benar dirasakan masyarakat sebagai tidak boleh atau tidak patut.
Bahwa ajaran melawan hukum yang diikuti oleh UU 31/1000 jo UU 20/2001 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah ajaran sifat melawan hukum materiil dalam
fungsinya yang positif dalam bahwa meskipun pleh peraturan perundang-undangan tidak
ditentukan sebgai melawan hukum, tetapi jika menurut penilaian masyarakat perbuatan
tersebut bersifat melawan hukum , perbuatan yang dimaksud tetapm merupakan perbuatan
tersebut yang bersifat melawan hukum . ( R. WIYONO, Pembahasan Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, 2006, Sinar Grafika, Jakarta hal: 28).
Bahwa berdasarkan hasil penyidikan diperoleh fakta hukum, bahwa Ir. H. Faisol Yusuf Bin
Mufti Dahlan selaku penerima sub pekerjaan secara bersama-sama dengan H.M Teklan
(berkas Terpisah) rekanan pemenang lelang proyek Pembangunan sarana dan Prasarana
RSUD Dr. Koesma Tuban dan Drs. R. Soetarno selaku PPK (berkas terpisah) telah
mencairkan dana proyek Pembangunan Sarana dan prasarana RSUD Dr. Koesma
Kabupaten Tuban yang bersumber dari APBD Tuban senilai 100% pekerjaan dengan nilai
Rp. 1.763.000.0000, tetapi ternyata alam kenyataannya pelaksanaan pembangunan sarana
dan prasarana RSUD Dr. Koesma Tuban tersebut tidak sesuai dengan Spesifikasi yang
tertuang dalam kontrak kerja Nomor 66/685/414.110/ 2008 tanggal 05 Juli 2008, perbuatan
terdakwa tersebut dilakukan dengan cara :

 Pada tanggal dan bulan yang tidak dapat diingat dengan pasti antara bulan Juli 2008
sampai dengan Bulan Desember 2008, bertempat di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Koesma Tuban Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban, terdakwa selaku
pelaksana pekerjaan dilapangan dengan persetujuan Sdr. H. Teklan (dalam berkas
terpisah) selaku direktur CV. Haikal Jaya sebagai Rekanan dan Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK) telah melaksanakan pekerjaan berupa pembangunan
peningkatan sarana dan Prasarana RSUD Dr. R. Koesma Kabupaten Tuban Tahun
2008 bdengan Pagu anggaran senilai Rp.2.003.750.000 yang setelah dilelang
nilainya

26
menjadi Rp. 1.763.000.000 dan bersumber dari APBD II Kabupaten Tuban. Dalam
pelaksanaan pekerjaan tersebut ternyata ada ketidaksesuaian antara fisik pekerjaan
dilapang dengan spesifikasi pekerjaan yang ada dalam Kontrak Kerja Nomor
600/685/414.110/ 2008 tanggal 05 Juli 2008. Perbuatan tersebut dilakukann
terdakwa dengan cara awalnya sdr. H. M. Teklan yang berdasarkan Surat Penetapan
Pemenang Lelang telah memenangkan proyek program pembangunan peningkatan
sarana dan Prasarana RSUD Dr. R. Koesma Kabupaten Tuban tahun 2008,
selanjutnya Sdr. H. Teklan pada tanggal 05 Juli 2008 bersama PPTK Sdr. Sutarno.
Selanjutnya dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan , Sdr. H. Teklan telah
mensubkan seluruh pekerjaan pembangunan peningkatan sarana dan Prasana
RSUD Dr. R. Koesma Kabupaten Tuban Tahun 2008 tersebut kepada terdakwa
sehingga pada kenyataannya dilapangan terdakwalah yang mengerjakan seluruh
kegiatan proyek tersebut mulai awal hingga selesai dan hal tersebut telah diketahui
oleh PPTK SDR. Sutarno. Kemduian atas kesepakatan antara terdakwa, H. M.
Teklan serta PPTK, untuk semua kegiatan administrasi proyek tersebut, yakni
dalam Laporan mingguan serta Bulanan, pengajuan pembayaran progress
pekerjaan, dalam CCO,penyerahan pekerjaan serta administrasi proyek yang lain
yang menandatangani adalah Sdr. H. M. Teklan selaku Direktur CV. Haikal Jaya
sebagain rekanan Proyek tersebut.

 Bahwa berdasarkan Kontrak Kerja Nomor 600/685/414.110/ 2008 tanggal 05 Juli


2008, pekerjaan pembangunan peningkatan sarana dan Prasarana RSUD Dr. R.
Koesma Kabupaten Tuban Tahun 2008 tersebut harus dimulai tanggal 05 Juli 2008
dan harus selesai tanggal 03 Nopember 2008, tetapi pada kenyataannya hingga
tanggal yang ditentukan dalam kontrak tersebut, pelaksanaan pekerjaan tidak
selesai, yakni terjadi keterlambatan yang setelah dilakukan perhitungan sebesar
Rp. 75.809.000 (tujuh puluh lima juta delapan ratus sembilan ribu rupiah) yang
selanjutnya denda keterlambatan tersebut dibayar ke kas daerah Kabupaten Tuban
oleh terdakwa (dalam Kuitansi tertulis menggunakan nama Sdr. H. M. Teklan)

 Selanjutnya pada tanggal yang tidak dapat diingat sekitar pertengahan Desember
2008, pekerjaan tersebut telah diserahkan terdakwa melalui Sdr. H.M. Teklan (CV>
kepada PPK Sdr. Sutarno ( Pihak rumah Sakit RSUD Dr. Koesma Tuban) dan oleh
PPK pekerjaan tersebut diterima dengan Progres 95% pekerjaan selesai (5 %
pemeliharaan) tetapi nternyata setelah dilakukan pengecekan dilapangan, ternayata
dalam pekerjaan tersebut terdapat kekurangan Volume pekerjaan yakni berupa
perbedaan ukuran besi yang harus terpasang dalam spesifikasi berukuran 16 mm

27
ternyata yang terpasang berukuran 15,6 mm sehingga ada kekurangan Volume
senilai Rp. 27.233.925,87 yang akhirnya pada tanggal 18 Maret 2009 dibayar oleh
terdakwa (dalam kuitansi tertulis menggunakan nama Sdr. H. M. Teklan) ke kas
Daerah, juga terdapat perbedaan spesifikasi pekerjaan berupa pasangan
Songgorayang (atap teras sosoran) yang seharusnya dalam kontrak menggunakan
kayu Bengkirai tetapi pada kenyataannya menggunakan kayu lain yang harganya
lebih murah, pasangan keramik pada seluruh lantai yang menurut spesifikasi
seharusnya menggunakan keramik bermutu KW 1 ternyata yang terpasang
menggunakan kermaik dengan mutu yang lebih rendah serta terminal lampu yang
seharusnya menggunakan Broco ternyata pada kenyataannya yang terpasang jenis
lain. Sehingga terdapat kekurangan Volumen pekerjaan dengan perhitungan
sebagai berikut :

Uraian kegiatan Realisasi Biaya yang Yang


sesungguhnya dinikmati/diterima
dalam RAB terdakwa
(kerugian negara)
A.
PasanganSonggorayang,
yang tgerdiri dari :
Lantai 1
- Pekerjaan Balok Konsol Menggunakan Rp. 6.835.935 Rp. 6.835.935
teras sosoran kayu Non
bengkirai
(oplosan)

- Pekerjaan Balok Menggunakan Rp. 6.810.265 Rp. 6.810.265


Gording 6 X 12 Cm kayu non
kayu bengkirai bengkirai
(oplosan)

- Pekerjaan usuk kayu 5/7 Menggunakan Rp. 8.431.275 Rp. 8.431.275


cm dan reng 3/5 cm kayu Non
kayu bengkirai bengkirai
(oplosan)

Lantai 2
- Pekerjaan Balok konsol Menggunakan Rp. 5.868.015 Rp. 5.868.015
teras sosoran kayu Non
bengkirai
(oplosan)

Menggunakan
- Pekerjaan usuk kayu kayu Non Rp. 50.347.874 Rp. 50.347.874
5/7 cm dan reng 3/5 cm bengkirai
kayu bengkirai (oplosan

28
B. Pasangan
Keramik Lantai 1,
yang terdiri :
- Pekerjaan Menggunakan Rp. 24.289.742,50 Rp. 24.289.742,50
Pasangan Keramik Non
keramik 40X40 KW 1
Kw 1 Platinum (oplosan)
Motif Area
Ruang Dalam
- Pekerjaan Menggunakan Rp. 15.780.997,50 Rp.15.780.997,50
Pasangan Keramik Non
keramik 40X40 KW 1
Kw 1 Platinum (oplosan)
Motif Area
Ruang tunggu
- Pekerjaan Menggunakan Rp. 1.555.884,80 Rp. 1.555.884,80
Pasangan Keramik Non
keramik 40X40 KW 1
Kw 1 Platinum (oplosan)
Motif Area trap
lantai
- Pekerjaan Menggunakan Rp. 1.324.514 Rp. 1.324.514
Pasangan Keramik Non
keramik KW 1
40X40 (oplosan)
KW 1
Platinum
Motif untuk
dudukan ruang
tunggu
B. Pasangan
Keramik
Lantai 2, yang Menggunakan Rp. 24.289.742,50 Rp.24.289.742,50
terdiri : Keramik Non
- Pekerjaan KW 1
Pasangan (oplosan)
keramik 40X40
Kw 1 Platinum
Motif Area
Ruang Dalam

- Pekerjaan Menggunakan Rp.14.255.291,50 Rp.14.255.291,50


Pasangan Keramik Non
keramik 40 X KW 1
40 Kw 1 (oplosan)
Platinum Motif
Area Ruang
tunggu
Menggunakan Rp. 1.358.046 Rp. 1.358.046
- Pekerjaan Keramik Non
Pasangan KW 1
keramik 40 X (oplosan)
40 Kw
1 Platinum
Motif
untuk dudukan
ruang tunggu

JUMLAH Kerugian negara


Rp. 161.147582,80 Rp. 161.147582,80

29
 Akibat perbuatan terdakwa bersama Sdr. H. Teklan dan PPK Sdr. Sutarno tersebut
negara dirugikan senilai Rp. 161.147.582,80 (seratus enam puluh satu seratus
empat puluh tujuh ribu lima ratus delapan puluh dua koma delapan puluh rupiah)

 Bahwa perbuatan terdakwa yang menerima dan meminta pekerjaan kepada rekanan
H. M. Teklan, dan perbuatan terdakwa telah melaksanakan seluruh pekerjaan yang
seharusnya dilaksanakan oleh H. M Teklan (direktur PT. Haikal Jaya) telah
melanggar pasal 32 Ayat (3) dan ayat (4) Keppes No. 80 Tahun 2003 tentang
pedoman pengadaan barang dan jasa, yang bunyinya sebagai berikut :

Ayat (3) ; “ Penyedia barang/jasa dilarang mengalihkan tanggungjawab sebagian


pekerjaan utama dengan mensubkontrakkan kepada pihak lain”

Ayat (4) ; “ Penyedia barang/jasa dilarang mengalihkan tanggungjawab sebagian


pekerjaan utama dengan mensubkontrakkan kepada pihak lain
dengan cara dan alasan apapun, kecuali disubkontaktorkan kepada
penyedia barang/jasa spesialis”

 Bahwa perbuatan terdakwa bersama-sama dengan H. M. Teklan dan PPK sdr. Drs.
Soetarno yang telah mencairkan dana proyek dengan progres 100% tetapi
kenyataan dilapangan pekerjaan proyek tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi
yang ada dalam kontrak juga bertentangan dengan Pasal 36 Keppes No. 80 tahun
2003 tentang Pedoman pengadaan barang dan jasa yang menyatakan bahwa
pengguna barang dan jasa menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil
pekerjaan setalah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kontrak

Dengan demikian unsur “melawan hukum” telah terpenuhi

c. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi.
Bahwa yang dimaksud dengan memperkaya adalah perbuatan yang dilakukan untuk
menjadi lebih kaya lagi yang dapat dilakukan dengan cara bermacam-macam yang
dilakukan secara melawan hukum. (R. WIYONO, Pembahasan Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, 2006, Sinar Grafika, Jakarta hal: 31) hal mana
sejalan pula dengan pertimbangan putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 13 Mei
1992 Nomor : 18/Pidb/1992/PN/TNG yang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
memperkaya adalah menjadiakn orang yang belum kaya menjadi kaya atau orang yang
sudah kaya bertambah kaya.

Bahwa yang dimaksud dengan Melakukan Perbuatan Memperkaya Diri Sendiri atau Orang
Lain Suatu Korposi adalah bahwa tujuan dari perbuatan untuk

30
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu koorporasi dapat berupa keuntungan
materiil dengan bertambahnya penghasilan atau pendapatan dan yang lainnya baik
terhadap para terdakwa sendiri maupun orang lain yang lainnya baik terhadap para
terdakwa sendiri maupun orang lain yang turut menikmatinya.

 Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi, pengakuan terdakwa dan dari barang


bukti telah diperoleh fakta hukum bahwa pekerjaan pembangunan Sarana dan
Prasarana RSUD Dr. Koesma Kabupaten Tuban tersebut bersumber dari dana
APBD Kabupaten Tuban tahun anggaran 2008, yang mana pekerjaan tersebut telah
diserahkan terdakwa melalui Sdr. H.M. Teklan (CV. Kepada PPK sdr. Sutarno
(pihak rumah Sakit RSUD Dr. Koesma Tuban) dan oleh PPK pekerjaan tersebut
diterima dengan Progres 95% pekerjaan selesai (5% pemeliharaan) tetapi ternyata
setelah dilakukan pengecekan dilapangan, ternyata dalam pekerjaan tersebut
terdapat kekurangan Volume pekerjaan yakni berupa perbedaan ukuran besi yang
harus terpasang dalam spesifikasi berukuran 16 mm ternyata yang terpasang
berukuran 15,6 mm sehingga ada kekurangan Volume senilai Rp. 27.233.925,87
yang akhirnya pada tanggal 18 Maret 2009 dibayar oleh terdakwa (dalam Kuitansi
tertulis menggunakan nama Sdr. H. M. Teklan) ke kas Daerah, juga terdapat
perbedaan spesifikasi pekerjaan berupa pasangan Songgorayang (atap teras
sosoran) yang seharusnya dalam kontrak menggunakan kayu Bengkirai tetapi pada
kenyataannya menggunakan kayu lain yang harganya lebih murah, pasangan
keramik pada seluruh lantai yang menurut spesifikasi harusnya menggunakan
keramik bermutu KW 1 ternyata yang terpasang menggunakan keramik dengan
mutu yang lebih rendah serta terminal lampu yang seharusnya menggunakan Broco
ternyata pada kenyataannya yang terpasang jenis lain. Sehungga terdapat
kekurangan Volume pekerjaan dengan perhitungan sebagai berikut :

Uraian Kegiatan Realisasi Biaya yang Yang dinikmati/


sesungguhnya Diterima terdakwa
dalam RAB (kerugian negara)
A.

Pasangansonggorayang,
yang terdiri dari :

Lantai 1
 Pekerjaan Balok Menggunakan Rp. 6.835.935 Rp. 6.835.935
Konsol teras kayu Non
Sosoran Bengkirai
(oplosan)

 Pekerjaan Balok Menggunakan Rp. 6.810.265 Rp. 6.810.265


Gording 6X12 Cm kayu Non
Kayu bengkirai Bengkirai
(oplosan)

31
 Pekerjaan usuk Menggunakan kayu Rp. 8.431.275 Rp. 8.431.275
kayu 5/7cm dan Non bengkirai
reng 3/5cm kayu (oplosan)
bengkirai

Lantai 2
- Pekerjaan balok Menggunakan kayu Rp. 5.868.015 Rp. 5.868.015
Konsol teras sosoran Non bengkirai
(oplosan)

- Pekerjaan usuk kayu Menggunakan kayu Rp. 50.347.874 Rp. 50.347.874


5/7cm dan reng 3/5cm Non bengkirai
kayu bengkirai (oplosan)

B. Pasangan Keramik
Lantai 1, yang terdiri:

- Pekerjaan Pasangan Menggunakan Rp. 24.289.742,50 Rp. 24.289.742,50


keramik 40X40 Kw 1 Keramik Non KW 1
Platinum Motif Area (oplosan)
Ruang Dalam

- Pekerjaan Pasangan Menggunakan Rp. 15.780.997,50 Rp. 15.780.997,50


keramik 40X40 Kw 1 Keramik Non KW 1
Platinum Motif Area (oplosan)
Ruang tunggu

- Pekerjaan Pasangan Menggunakan Rp. 1.555.884,80 Rp. 1.555.884,80


keramik 40X40 Kw 1 Keramik Non KW 1
Platinum Motif Area (oplosan)
trap lantai

- Pekerjaan Pasangan Menggunakan Rp. 1.324.514 Rp. 1.324.514


keramik 40X40 Kw 1 Keramik Non KW 1
Olatinum Motif untuk (oplosan)
dudukan ruang tunggu

B. Pasangan Keramik
lantai 2, yang terdiri :

- Pekerjaan Pasangan Menggunakan Rp. 24.289.742,50 Rp. 24.289.742,50


keramik 40X40 Kw 1 Keramik Non KW 1
Platinum Motif Area (oplosan)
Ruang Dalam

- Pekerjaan Pasangan Menggunakan Rp. 14.255.291,50 Rp. 14.255.291,50


keramik 40X40 Kw 1 Keramik Non KW 1
Platinum Motif Area (oplosan)
Ruang tunggu

- Pekerjaan Pasangan Menggunakan Rp. 1.358.046 Rp. 1.358.046


Keramik

32
Keramik 40X40 Kw 1 Non KW 1 (oplosan)
Platinum Motif untuk
dudukan ruang
tunggu
JUMLAH Kerugian negara

Rp. 161.147582,80 Rp. 161.147582,80

 Bahwa adanya pengurangan-pengurangan Volume pekerjaan yang dilakukan oleh


terdakwa tersebut satu sisi telah menguntungkan telah memberi keuntungan secara materiil
kepada terdakwa tetapi dilain sisi menimbulkan kerugian negara, serta memberikan nilai
keuntungan yang didapat oleh terdakwa atas perbuatannya.
Dengan demikian unsur “memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi” telah
terpenuhi

d. Yang dapat merugikan keuangna Negara atau perekonomian Negara

Bahwa yang dimaksud dengan merugikan adalah menjadi rugi atau menjadi berkurang
sehingga dengan demikian yang dimaksudkan dengan unsur merugikan keuangna negara
adalah sama artinya dengan menjadi ruginya keuangan negara atau berkurangnya keuangan
negara.

Bahwa dalam ketentuan ini kata “dapat” sebelum frasa merugikan keuangan Negara atau
perekonomian Negara menunjukan bahwa tindak pidana korupsi merupakan delik formil
yaitu adanya tindakan pidana korupsi cukup dengan dipenuhinya unsur-unsur perbuatan
yang dirumuskan dengan timbulnya akibat.

Menurut PAF. LAMINTANG dalam bukunya Dasar-Dasar Hukum Pidana, Bandung


Penerbit Sinar Baru Tahun 1984 halaman 202 disebutkan bahwa oleh karena tindak pidana
Korupsi merupakan Delik Formil maka adanya Kerugian keuangan negara atau kerugian
perekonomian negara tidak harus sudah terjadi karena yang dimaksud dengan delik formil
adalah delik yang dianggap telah selesai dengan dilakukannya tindakan yang dilarang dan
diancam dengan hukuman oleh undang-undang.

Bahwa berdasarkan keterangan para saksi dan dihubungkan dengan barang bukti yang ada
diperoleh fakta hukum sekitar pertengahan Desember 2008, pekerjaan tersebut telah
diserahkan terdakwa melalui Sdr. H.M. Teklan (CV. Kepada PKK Sdr.

33
Sutarno (pihak rumah Sakit RSUD Dr. Koesma Tuban) dan oleh PPK pekerjaan tersebut
diterima dengan Progres 95% pekerjaan selesai (5% pemeliharaan) tetapi ternyata
setelah dilakukan pengecekan dilapangan, ternyata dalam pekerjaan tersebut terdapat
kekurangan Volume pekerjaan yakni berupa perbedaan ukuran besi yang harus terpasang
dalam spesifikais berukuran 16mm ternyata yang terpasang berukuran 15,6 mm sehingga
ada kekurangan Volume senilai Rp. 27.233.925,87 yang akhirnya pada tanggal 18 Maret
2009 dibayar oleh terdakwa (dalam kuitansi tertulis menggunkan nama Sdr. H. M.
Teklan) ke kas Daerah, juga terdapat perbedaan spesifikasi pekerjaan berupa pasangan
Songgorayang (atap teras sosoran ) yang seharusnya dalam kontrak menggunakan kayu
Bengkirai tetapi ada kenyataannya menggunakan kayu lain yang harganya lebih murah,
pasangan keramik pada seluruh lantai yang menurut spesifikasi seharusnya menggunakan
keramik bermutu KW 1 ternyata yang terpasang menggunakan keramik dengan mutu
yang lebih rendah serta terminal lampu yang seharusnya menggunakan Broco ternyata
pada kenyataannya yang terpasang jenis lain. Sehingga terdapat kekurangan Volume
pekerjaan dengan perhitungan sebagai berikut :

Uraian Kegiatan Realisasi Biaya yang Yang dinikmati/


sesungguhnya Diterima
dalam RAB terdakwa
(kerugian
negara)
A.
PasanganSonggorayang
yang terdiri dari :

Lantai 1
 Pekerjaan Balok Menggunakan Rp. 6.835.935 Rp. 6.835.935
konsol teras sosoran kayu Non
bengkirai
(oplosan)

 Pekerjaan Balok Menggunakan Rp. 6.810.265 Rp. 6.810.265


Gording 6X12 Cm kayu Non
Kayu bengkirai bengkirai
(oplosan)

 Pekerjaan usuk kayu Menggunakan Rp. 8.431.275 Rp. 8.431.275


5/7 cm dan reng 3/5 kayu Non
cm kayu bengkirai bengkirai
(oplosan)

Lantai 2
- Pekerjaan Balok Konsol Menggunakan Rp. 5.868.015 Rp. 5.868.015
teras sosoran kayu Non
bengkirai
(oplosan)

- Pekerjaan usuk kayu 5/7 Menggunakan Rp. 50.347.874 Rp. 50.347.874


cm dan reng 3/5 cm kayu kayu Non
bengkirai bengkirai
(oplosan)

34
B. Pasangan
Keramik Lantai
1, yang terdiri :
- Pekerjaan Menggunakan Rp. 24.289.742,50 Rp. 24.289.742,50
Pasangan keramik Non KW 1
keramik (oplosan)
40X40 Kw 1
Platinum Motif
Area Ruang
Dalam Menggunakan Rp. 15.780.997,50 Rp. 15.780.997,50
- Pekerjaan keramik Non KW 1
Pasangan (oplosan)
keramik
40X40 Kw 1
Platinum Motif
Area Ruang Menggunakan Rp. 1.555.884,80 Rp. 1.555.884,80
tunggu keramik Non KW 1
- Pekerjaan (oplosan)
Pasangan
keramik
40X40 Kw 1 Menggunakan Rp. 1.324.514 Rp. 1.324.514
Platinum Motif keramik Non KW 1
Area trap lantai (oplosan)
- Pekerjaan
Pasangan
keramik
40X40 Kw 1
Platinum Motif
Area Ruang
tunggu

B. Pasangan
Keramik Lantai Menggunakan Rp. 24. 289.742,50 Rp. 24. 289.742,50
2,yang terdiri : keramik Non KW 1
- Pekerjaan (oplosan)
Pasangan
keramik
40X40 Kw 1
Platinum Motif Menggunakan Rp. 14.255.291,50 Rp. 14.255.291,50
Area Ruang keramik Non KW 1
Dalam (oplosan)
- Pekerjaan
Pasangan
keramik 40X40
Kw 1 Platinum Menggunakan Rp. 1.358.046 Rp. 1.358.046
Motif Area keramik Non KW 1
Ruang tunggu (oplosan)
- Pekerjaan
Pasangan
keramik 40X40
Kw 1 Platinum
Motif untuk
dudukan ruang
tunggu

JUMLAH Kerugian negara


Rp. 161.147582,80 Rp. 161.147582,80

Akibat perbuatan terdakwa bersama Sdr. H. Teklan dan PPK Sdr. Sutarno tersebut negara
dirugikan senilai Rp. 161.147.582,80 (seratus enam puluh satu juta seratus empat puluh
tujuh ribu lima ratus delapan puluh dua koma delapan puluh rupiah)

35
Dengan demikian unsur “Yang dapat merugikan keuangan Negara
atau perekonomian Negara“ telah terpenuhi

e. Sebagai yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau yang turut melakukan
perbuatan itu.
Yang melakukan.
Dalam praktek di Indonesia, pembuat dalam arti sempit yaitu “pelaku” ialah orang yang
menurut maksud undang-undang dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab hanya
orang yang melakukan sendiri/pembuat materiil (H.R., Simons, Van Hamel, Jonkers) serta
ditujukan kepada tindak pidana yang dilakukan oleh beberapa orang atau lebih dari satu orang
secara bersama-sama dan ada keinsyafan/kesadaran bersama, ada pelaksaan bersama, atau
beberapa orang melakukan tindak pidana dimana setiap orang sama aktifnya dan memenuhi
unsur delik. Menurut Satochid Kartanegara (Hukum Pidana, Kumpulan Kuliah Bagian I),
Jakarta : Balai Lektur Mahasiswa, hal.500. . . . . dicantumkannya perumusan tersebut dalam
pasal 55 adalah berkelebihan, sebab andaikata perumusan itu tidak dicantumkan dalam pasal
tersebut, tokh akan dapat diketahui siapa pelakunya, yaitu dalam : Delict dengan perumusan
formi dan materiil. adalah barangsiapa “yang menimbulkan akibat yang dilarang” Delict yang
memiliki unsur kedudukan atau kualitas (hoedanigeid en qualiterit) sebagai yang ditentukan
itu, yaitu misalnya kejahatan di dalam jabatan, yang dapat melakukan adalah hanya pejabat
negeri.

Yang menyuruh melakukan :


Pasal 55 ayat (1) ke 2 menentukan orang yang membujuk atau menganjur tindak pidana
dipandang sebagai pelaku. Dalam hal harus ada lebih dari satu yang satu sebagai pembujuk
atau sebagai penganjur sedang yang lain sebagai yang dibujuk atau yang dianjurkan. Dalam
praktek si Pembujuk atau penganjur disebut sebagai pelaku intelektual(Intellectueele dader)
harus memenuhi syarat: Adanya pemberian hadiah beruoa uang atau benda lain, Adanya janji
memberi uang atau barang lainnya termasuk juga segala macam kemurahan, fasilitas dan lain-
lain sebagai balas jasa atas perbuatan tang dilakukan, Menyalahgunakan wibawa atau
martabat antara yang membujuk dengan yang dibujuk ada hubungan menurut hokum public,
misalnya antara atasan dengan bawahan, sedangkan perbuatan atau delik yang dilakukan itu
harus ada hubungan dengan pekerjaan mereka, Adanya paksaan/ancaman paksaan atau
ancaman disini harus diartikan bahwa sebenarnya yang dibujuk masih dapat melepaskan diri
atau melawan, akan tetapi hal ini tidak dilakukannya, bahkan ia menuruti kehendak si

36
pengajar, Adanya tipu daya dan Adanya perbuatan memberi kesempatan, alat-alat atau
keterangan. Dalam hal ini ada dua orang pelaku tindak pidana yaitu yang menyuruh (sebagai
pelaku tidak langsung) dan yang disuruh (sebagai pelaku langsung).

Yang Turut Serta :


Pengertian : orang yang dengan sengaja turut membuat atau turut mengerjakannya (MvT)
dengan syarat : ada kerjasama yang sadar, ada kesengajaan untuk kerjasama yang erat dan
sempurna, ditujukan kepada hal yang dilarang undang-undang, ada pelaksanaan bersama
secara fisik. Jika kerjaama antara pelaku demikian lengkapnya sehingga tindakan dari salah
seorang diantara mereka tidaklah mempunyai sifat sebagai pembagian bantuan, maka disitulah
terdapat turut serta (Yurisprudensi 9 Juni 1991).
Apabila kerjasama antara 2 pihak adalah demikian lengkap dan sempurnanya dan salah
seorang diantara mereka telah melalui tindakan pelaksanaannya, maka tindakan orang tersebut
dapat dihukum bersamaan dengan turut sertanya.
Putusan PN Tagerang mengenai turut serta No. 18/Pid/B/1992/PN. TGN tgl 13 Mei 1992 yg
dibenrkan oleh putusan MARI No. 570 K/Pid/1993 tgl 14 September 1993 yang pertimbangan
sebagai berikut :
Roeslan Saleh SH dalam buku “ Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dengan penjelasannya
“ Yayasan penerbit Gadjah Mada Yogyakarta, hal 11 menjelaskan antara lain : “ Tetapi
janganlah hendaknya mengartikan bahwa dalam perbuatan turut serta melakukan ini tiap-tiap
peserta harus melakukan perbuatan pelaksanaan. Yang utama adalah bahwa dalam
pelaksanakan perbuatan pidana itu ada kerjasama antara mereka itu. Hal ini kiranya dap[at
ditentukan hakekat dari turut serta melakukan “ , “
Jika dari turut serta melakukan itu adalah adanya kerjasama yang erat antara mereka, maka
untuk dapat menentukan apakan ada serta turut melakukan atau tidak kita tidak dapat melihat
masing-masing peserta atau tidak, kita tidak dapat melihat masing-masing peserta secara satu
persatu dalam berdiri sendiri, terlepas hubungannya dari perbuatan-perbuatan pesera lainnya,
melainkan melihat perbuatan masing-masing peserta itu dalam hubungannya perbuatan
masing-masing peserta itu dalam hubungan dan sebagai kesatuan dengan perbuatan peserta
lainnya”,
Menurut Prof. Moeljatno, SH, (Hukum pidana delik-delik percobaan delik-delik penyertaan,
hal. 114) dikatakan bahwa adanya kerja sama yang erat antara para peserta di waktu dilakukan
itulah, maka dalam batas-batas yang ditentukan , tiap-tiap peserta juga bertanggung jawab atas
perbuatan peserta lainnya. Dan perbuatan masing-masing peserta harus dipandang dan dinilai
dalam hubungan dan sebagai kesatuan dengan perbuatan-perbuatan pesewrta lainnya. Selain
dari pada itu kerja sama yang erat

37
Mungkin ternyata dari pada perbuatan masing-masing peserta dan mungkin juga dari keadaan
setelah kejahatan di lakukan umpama pembagian hasil kejahatan dan sebagainya.
Bahwa berdasarkan keterangan saksi dihubungkan dengan barang bukti yang ada diperoleh
fakta bahwa terdakwa H.M. faisol selaku pelaksana pekerjaan dilapangan (penerima Sub
pekerjaan) bersama-sama dengan dengan H.M. Teklan (selaku Rekanan pemegang lelang) dan
Drs. Soetarno selaku PPK telah mencairkan dana progress pekerjaan 100%, tetapi ternyata
setelah dilakukan pengecekan dilapangan, ternyata dalam pekerjaan tersebut terdapat
kekurangan Volume pekerjaan yakni berupa perbedaan ukuran besi yang harus terpasang
dalam spesifikasi berukuran 16 mm ternyata yang terpasang berukuran 15,6 mm sehingga ada
kekurangan Volume senilai Rp. 27.233.925,87 yang akhirnya pada tanggal 18 Maret 2009
dibayar oleh terdakwa ( dalam kuitansi tertulis menggunakan nama Sdr. H. M. Teklan) ke kas
Daerah, juga terdapat perbedaan spesifikasi pekerjaan berupa pasangan Songgorayang (atap
teras sosoran) yang seharusnya dalam kontrak menggunakan kayu Bengkirai tetapi pada
kenyataannya menggunakan kayu laiun yang harganya lebih murah, pasangan keramik pada
seluruh lantai yang menurut spesifikasi seharusnya menggunakan keramik bermutu KW 1
ternyata yang terpasang menggunakan keramik dengan mutu yang lebih rendah serta terminal
klampu yang seharusnya menggunakan Broco ternyata pada kenyataannya yang terpasang
jenis lain. Sehingga terdapat kekurangan Volume pekerjaan dengan perhitungan sebagai
berikut :
Uraian Kegiatan Realisasi Biaya yang Yang
Sesungguhnya dinikmati
dalam RAB /Diterima
terdakwa
(kerugian
negara)

A.
PasanganSonggorayang,
yang terdiri dari :
Lantai 1
- Pekerjaan Balok Konsol teras Menggunakan kayu Rp.6.835.935 Rp. 6.835.935
sosoran Non bengkirai
(oplosan)

- Pekerjaan Balok Gording Menggunakan kayu Rp. 6.810.265 Rp. 6.810.265


6X12 Cm Kayu bengkiran Non bengkirai
(oplosan)

- Pekerjaan usuk kayu 5/7 cm Menggunakan kayu Rp. 8.431.275 Rp. 8. 431.275
dang reng 3/5 cm kayu Non bengkirai
bengkirai (oplosan)

Lantai 2
- Pekerjaan Balok Konsol teras Menggunakan kayu Rp. 5.868.015 Rp. 5.868.015
sosoran Non bengkirai
(oplosan)

38
- Pekerjaan usuk Menggunakan kayu Non Rp. 50.347.874 Rp. 50.347.874
kayu 5/7cm dan bengkirai (oplosan)
reng 3/5 cm kayu
bengkirai
B. Pasangan
Keramik Lantai 1,
yang terdiri :
- Pekerjaan Menggunakan Keramik Rp. 24.289.742,50 Rp. 24.289.742,50
Pasangan keramik Non KW 1 (oplosan)
40X40 Kw 1
Platinum Motif
Area Ruang
Dalam
- Pekerjaan Menggunakan Keramik Rp. 15.780.997,50 Rp.15.780.997,50
Pasangan Keramik Non KW 1 (oplosan)
40X40 Kw 1
Platinum Motif
Area Ruang
tunggu
- Pekerjaan Menggunakan Keramik Rp. 1.555.884,80 Rp. 1.555.884,80
Pasangan Non KW 1 (oplosan)
keramik 40X40
Kw 1 Platinum
Motif Area trap
lantai
- Pekerjaan Menggunakan Keramik Rp. 1.324.514 Rp. 1.324.514
Pasangan Keramik Non KW 1 (oplosan)
40X40 Kw 1
Platinum Motif
untuk dudukan
ruang tunggu

B. Pasangan
Keramik Lantai 2,
yang terdiri : Menggunakan Keramik Rp. 24.289.742,50 Rp.24.289.742,50
- Pekerjaan Non KW 1 (oplosan)
Pasangan
keramik 40X40
Kw 1 Platinum
Motif Area Ruang
Dalam
- Pekerjaan Menggunakan Keramik Rp.14.255.291,50 Rp.14.255.291,50
Pasangan keramik Non KW 1 (oplosan)
40X40 Kw 1
Platinum Motif
Area Ruang
tunggu
- Pekerjaan Menggunakan Keramik Rp. 1.358.046 Rp. 1.358.046
Pasangan keramik Non KW 1 (oplosan)
40X40 Kw 1
Platinum Motif
Untuk dudukan
Ruang tunggu

JUMLAH Kerugian negara


Rp. 161.147582,80 Rp. 161.147582,80

39
Akibat perbuatan terdakwa bersama Sdr. H. Teklan dan PPK Sdr. Sutarno tersebut negara
dirugikan senilai Rp 161.147.582,80 (seratus enam puluh satu juta serratus empat puluh tujuh
ribu lima ratus delapan puluh dua koma delapan puluh rupiah)
Dengan demikian unsur inipun telah terpenuhi.

Bahwa berdasarkan fakta-fakta di persidangan seperti di uraikan di atas, maka perbuatan


terdakwa secara sah dan meyakinkan telah memenuhi unsur “Yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara”.

Oleh karena dakwaan Primair telah seluruh unsurnya dapat kami buktikan, sehingga kami tidak
perlu lagi membuktikan dakwaan Subsidair

VI. KESIMPULAN :
Majelis Hakim yang terhomat,
Saudara Penasehat Hukum dan Terdakwa

Sampailah kini kami pada bagian akhir dari Tuntutan Pidana ini, namun sebelumnya
perlu dipertimbangkan adanya hal-hal yang meringankan sehingga didapatkan tuntutan yang
dianggap layak dan adil dengan memperhatikan jenis dan sifat tindak pidana serta perbuatan
yang dilakukan.
Selain itu dengan memperhatikan tujuan dari pemidanaan yang dianut oleh negara
kita sebagai suatu sarana yang bukan semata-mata memenjarakan atau bersifat pembalasan.
Adapun hal-hal yang memberatkan dan meringankan dalam perkara ini adalah
sebagai berikut :
1. Yang memberatkan :
 Bahwa perbuatan terdakwa telah mengakibatkan kerugian keuangan negara dalam hal ini
Pemerintah Kabupaten Tuban, sebesar Rp 161.147.582,80 (serratus enam puluh satu juta
serratus empat puluh tujuh ribu lima ratus delapan puluh dua koma delapan puluh rupiah)

2. Yang meringankan :
 Bahwa terdakwa belum pernah dihukum, terdakwa mempunyai tanggungan seorang isteri
dan anak yang memerlukan bimbingan dan perhatian terdakwa.

Berdasarkan uraian dan pertimbangan yang telah dikemukakan di atas dan


memperhatikan ketentuan perundang-undangan, maka kami Penuntut Umum dalam perkara ini
atas nama Negara Republik Indonesia ;
MENUNTUT:
Agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Tuban yang memeriksa dan mengadili perkara ini
memutuskan :
I. Menyatakan terdakwa :
Ir. H. FAISOL YUSUF bin MUFTI DAHLAN Telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diatur dan diancam pidana

40
dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 yang telah di rubah dan ditambah
dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, sebagaimana
dalam dakwaan Primair ;

II. Menjatuhkan pidana penjera terhadap terdakw :


Ir. H. FAISOL YUSUF bin MUFTI DAHLAN, Selama 4 (empat) tahun dikurangkan masa selama
terdakwa berada dalam tahanan sementara, ditambah dengan denda sebesar 200.000.000,- (dua
ratus juta rupiah) subsidair selama 3 (tiga) bulan kurungan dengan perintah terdakwa ditahan
setelah Terdakwa dinyatakan sembuh dari sekitarnya;
Serta membayar uang pengganti sebesar Rp 161.147.582,80 (serratus enam puluh satu juta serratus
empat puluh tujuh ribu lima ratus delapan puluh dua koma delapan puluh rupiah), dengan
ketentuan apabila dalam waktu 1 (satu) bulan setelah Keputusan Hakim mempunyai kekuatan
hukum tetap / in kracht, terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar
uang pengganti, maka diganti dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan ;
Terhadap terdakwa dibebani biaya perkara Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) ;

III. Menetapkan barang bukti berupa :


1. 1 (satu) buah bendel kontrak kerja Nomor 600/685/414.110/ 2008 tanggal 05 Juli 2008
2. Fotocopy Surat keputusan Direktur RSUD Dr. R. Koesma Kabupaten Tuban Nomor :
3. 188.45/03/KPTS/414.110/2008 tanggal 02 Januari 2008 beserta lampirannya
4. Fotocopy Surat Nomor : 602.1/733/414.110/2008 tanggal 15 Juli 2008 Perihal laporan
Pemenang Kegiatan
5. Fotocopy Lembar Disposisi Surat dari PT.Haekal Jaya tertanggal 15 Desember 2008 Perihal
tembusan Permohonan Pemeriksaan Pekerjaan Opname (komisi) yang diterima
tanggal 16 Desember 2008
6. Foto copy Surat dari PT. Haekal Jaya Nomor 120/HJ-PP/XII/2008 tanggal
15 Desember 2008 Perihal Permohonan Pemeriksaan Pekerjaan Opname (Komisi)
7. Foto Copy Surat dari Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan Ruang Poliklinik RSUD
Dr. R. Koesma Kabupaten Tuban APBD TA 2008 nomor : 005/1545/414.110/2008
tertanggal 16 Desember 2008 Tentang Undangan dengan acara pemeriksaan 100%
pembangunan Ruang Poliklinik RSUD Dr. R. Koesma Kab. TubanAPBD TA 2008
8. Fotocopy Surat dari Direktur RSUD Dr. R. Koesma Kabupaten Tuban
tertanggal 11 Desember 2008 yang berisi menindaklanjuti hasil temuan BPK terhadap
Pembangunan Ruang Poliklinik RSUD Dr. R. Koesma Kabupaten Tuban
9. Fotocopy Berita Acara Rapat Rencana Perhitungan Tambah Kurang Kontrak Change Order
(CCO) nomor : 600/1466/414.110/2008 tanggal 28 Nopember 2008
10. Daftar Hadir rapat hari Jumat tanggal 28 Nopember 2008 jam 13.00 Wib acara rapat
koordinasi tindak lanjut pemeriksaan BPK

41
11. 1 (satu) Lembar Kuitansi Pembayaran denda keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan ruang Poliklinik Dr. Koesma Kabupaten Tuban APBD TA 2008 senilai
Rp. 75.809.000 (tujuh puluh lima juta delapan ratus sembilan ribu rupiah)
12. 1 (satu) Lembar Fotocopy Surat Tanda Setoran (STS) Pembayaran denda keterambatan
Pelaksaan Pekerjaan Pembangunan ruang Poliklinik Dr. Koesma Kabupaten Tuban APBD
TA 2008 senilai Rp. 75.809.000 (tujuh puluh lima juta delapan ratus sembilan ribu rupiah)
13. 1 (satu) Lembar Fotocopy Surat Tanda Setoran (STS) Pembayaran atas keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan bidang pekerjaan Umum (denda keterlambatan Pelaksanaan
Pekerjaan Pembangunan gedung Poliklinik) senilai Rp. 27.233.950 (dua puluh tujuh juta dua
ratus tiga puluh tiga ribu Sembilan ratus lima puluh rupiah)
Dikembalikan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk digunakan dalam Perkara An. H. M. Teklan

VII. P E N U T U P :
Majelis Hakim yang terhomat,
Dan Sidang yang kami hormati.
Demikianlah Surat Tuntutan Pidana ini kami bacakan dan sampaikan di dalam siding
pada hari ini Senin tanggal 12 Nopember 2012 . Sekali lagi kami selaku Penuntut Umum
bukanlah sekedar atau semata-mata ingin melihat terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi
pidana, juga bukan ingin membalaskan suatu dendam atau apapun namanya kepada terdakwa
; akan tetapi menurut undang-undang bertindak untuk dan atas nama Negara demi keadilan
dan kebenaran berdasarkan ke Tuhanan Yang Maha Esa serta rasa keadilan dalam masyarakat.
Kepada Ketua Majelis Hakim dan Anggota Majelis Hakim yang telah bekerja keras
memeriksa dan mengadili perkara ini, serta petugas-petugas lainnya yang juga telah bertugas
dengan baik demi kelancaran persidangan ini, kami ucapkan terima kasih. Akhirnya marilah
kita sama-sama memanjatkan puji syukur karena atas perkenankan Nya sampai sekarang ini
kita masih dapat berkumpul dan melaksanakan tugas-tugas yang harus kita pertanggung
jawabkan.
Sekian, atas segala perhatiannya kami ucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang
Maha Esa memberikan kekuatan bathin dan keteguhan iman kepada Majelis Hakim
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Surabaya dalam memutus perkara
ini.

PENUNTUT UMUM

YULISTIONO, SH MH
JAKSA PRATAMA NIP. 19711016199403 1003.

42
Setelah mendengar Tuntutan Penuntut Hukum, selanjutnya Hakim Ketua bertanya kepada
Penasihat Hukum terdakwa, apakah akan mengajukan Pembelaan secara tertulis atas Tuntutan
tersebut ;
Atas pertanyaan Hakim Ketua, Penasihat Hukum Terdakwa menyatakan akan mengajukan
Pembelaan secara tertulis dan untuk mohon siding ditunda guna mempersiapkan Pembelaan yang
akan diajukan ;
Berhubung hal tersebut, Hakim Ketua lalu menunda persidangan tersebut hingga hari :
SENIN, tanggal : 26 NOPEMBER 2012, Jam 10.00 Wib dengan acara Pembelaan dari
Terdakwa dan memerintahkan kepada Penuntut Umum untuk menghadirkan Terdakwa kembali
pada persidangan yang telah ditetapkan tersebut diatas ;
Setelah sidang ditunda oleh Hakim Ketua, maka persidangan dalam perkara ini ditutup ;
Demikian dibuat berita acara persidangan ini lalu ditanda tangani oleh Hakim Ketua dan
Panitera Pengganti ;

Panitera Pengganti Hakim Ketua

SUSI ADIATI, SH., MHuM SAHMAN GIRSANG, SH., MHum

43
BERITA ACARA LANJUTAN
No.45/Pid.Sus/2012/PN.Sby

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa
dan mengadili perkara-perkara tindak pidana Korupsi pada Pengadilan tingkat pertama yang
dilangsungkan di Gedung Pengadilan Negeri tersebut pada hari : SENIN,
tanggal : 26 NOPEMBER 2012, Jam 09.00 Wib, dalam perkaranya Terdakwa :
Ir. H. FAISOL YUSUF Bin MUFTI DAHLAN
 Susunan Persidangan seperti pada persidangan yang lalu ;
 Terdakwa tidak ditahan ;
Setelah siding dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketyua, lalu
mempersilahkan kepada Penuntut Umum untuk menghadapkan Terdakwa ke Persidangan ;
Kemudian dipanggil masuk dan menghadap Terdakwa dimuka Persidangan dalam
keadaan bebas akan tetapi dijaga dengan sepatutnya dan didampingi oleh Penasihat Hukumnya
seperti tersebut pada siding yang lalu ;
Selanjutnya atas pertanyaan Hakim Ketua, Terdakwa menyatakan bahwa ia dalam
keadaan sehat dan siap disidangkan ;
Sesuai berita acara persidangan yang lalu, acara hari ini adalah Pembelaan dari Terdakwa,
yang atas pertanyaan Hakim Ketua, Terdakwa serta Penasihat Hukum Terdakwa menyatakan siap
dengan Pembelaannya ;
Selanjutnya Terdakwa dan Penasihat Hukum Terdakwa membacakan dan mengajukan
Pembelaannya, sebagai berikut :

Terlampir

44

Anda mungkin juga menyukai