Setelah dibuktikan perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa, yang perlu untuk dibuktikan
selanjutnya adalah apakah benar perbuatan tersebut telah memenuhi atau mencocoki rumusan atau
unsur-unsur tindak pidana dari pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana yang telah dirubah
dan dilengkapi dengan UU Nomor 21 Tahun 2001 sebagaimana yang didakwakan dalam dakwaan
kedua.
Untuk membuktikannya itu, akan diuraikan di dalam Analisa Yuridis berikut ini.
ANALISA YURIDIS :
Bahwa sesuai dengan bentuk surat dakwaan seperti yang telah dibacakan di awal
persidangan tanggal 21 Mei 2012, perbuatan pidana yang di dakwakan terhadap diri terdakwa
disusun dalam bentuk Surat Subsidaritas yaitu :
Primair ;
Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan
tindak pidana korupsi sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI Nomor 20
Tahun 2001 tentang Perubahan atas undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan
Tindak pidana korupsi Jon Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP
Subsidair ;
Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 1999 tentang pemberantasan tindak pidana
korupsi sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001
tentang perubahan atas undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
pidana korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP
Oleh karena dakwaan kami disusun dalam bentuk dakwaan Subsidaritas, maka sesuai dengan ilmu
hukum acara pidana yang akan buktikan adalah dakwaan Priamir terlebih dahulu yakni Pasal 2
ayat (1) Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak
pidana korupsi sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
2001 tentang Perubahan atas undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP, dengan Unsur-Unsur sebagai berikut :
a. Setiap Orang
Unsur setiap orang menunjuk pada manusia sebagai subyek hukum dan dapat
mempertanggungjawabkan perbuatan secara hukum yang dalam kasus ini adalah
Ir.H.Faisol Yusuf Bin Mufti Dahlan.
25
b. Yang secara melawan hukum
Penjelasan Pasal 2 ayat (1) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan secara melawan
hukum mencakup perbuatan melawan hukum dalam arti formil maupun dalam arti materiil
yakni meskipun perbuatan tersebut tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan,
namun apabila perbuatan tersebut dianggap tercela karena tidak sesuai dengan rasa
keadilan ataun norma-norma kehidupan sosial dalam masyarakat, maka perbuatan tersebut
dapat dipidana.
Bahwa melawan hukum formil berarti bertentangan dengan hukum tertulis/perturan
perundang-undangan sedangan melawan hukum materiil adalah disamping memenuhi
syarat-syarat formil yaitu memenuhi semua unsur yang disebut di dalam rumusan delik,
perbuatan harus benar-benar dirasakan masyarakat sebagai tidak boleh atau tidak patut.
Bahwa ajaran melawan hukum yang diikuti oleh UU 31/1000 jo UU 20/2001 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah ajaran sifat melawan hukum materiil dalam
fungsinya yang positif dalam bahwa meskipun pleh peraturan perundang-undangan tidak
ditentukan sebgai melawan hukum, tetapi jika menurut penilaian masyarakat perbuatan
tersebut bersifat melawan hukum , perbuatan yang dimaksud tetapm merupakan perbuatan
tersebut yang bersifat melawan hukum . ( R. WIYONO, Pembahasan Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, 2006, Sinar Grafika, Jakarta hal: 28).
Bahwa berdasarkan hasil penyidikan diperoleh fakta hukum, bahwa Ir. H. Faisol Yusuf Bin
Mufti Dahlan selaku penerima sub pekerjaan secara bersama-sama dengan H.M Teklan
(berkas Terpisah) rekanan pemenang lelang proyek Pembangunan sarana dan Prasarana
RSUD Dr. Koesma Tuban dan Drs. R. Soetarno selaku PPK (berkas terpisah) telah
mencairkan dana proyek Pembangunan Sarana dan prasarana RSUD Dr. Koesma
Kabupaten Tuban yang bersumber dari APBD Tuban senilai 100% pekerjaan dengan nilai
Rp. 1.763.000.0000, tetapi ternyata alam kenyataannya pelaksanaan pembangunan sarana
dan prasarana RSUD Dr. Koesma Tuban tersebut tidak sesuai dengan Spesifikasi yang
tertuang dalam kontrak kerja Nomor 66/685/414.110/ 2008 tanggal 05 Juli 2008, perbuatan
terdakwa tersebut dilakukan dengan cara :
Pada tanggal dan bulan yang tidak dapat diingat dengan pasti antara bulan Juli 2008
sampai dengan Bulan Desember 2008, bertempat di Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Dr. Koesma Tuban Kecamatan Tuban Kabupaten Tuban, terdakwa selaku
pelaksana pekerjaan dilapangan dengan persetujuan Sdr. H. Teklan (dalam berkas
terpisah) selaku direktur CV. Haikal Jaya sebagai Rekanan dan Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan (PPTK) telah melaksanakan pekerjaan berupa pembangunan
peningkatan sarana dan Prasarana RSUD Dr. R. Koesma Kabupaten Tuban Tahun
2008 bdengan Pagu anggaran senilai Rp.2.003.750.000 yang setelah dilelang
nilainya
26
menjadi Rp. 1.763.000.000 dan bersumber dari APBD II Kabupaten Tuban. Dalam
pelaksanaan pekerjaan tersebut ternyata ada ketidaksesuaian antara fisik pekerjaan
dilapang dengan spesifikasi pekerjaan yang ada dalam Kontrak Kerja Nomor
600/685/414.110/ 2008 tanggal 05 Juli 2008. Perbuatan tersebut dilakukann
terdakwa dengan cara awalnya sdr. H. M. Teklan yang berdasarkan Surat Penetapan
Pemenang Lelang telah memenangkan proyek program pembangunan peningkatan
sarana dan Prasarana RSUD Dr. R. Koesma Kabupaten Tuban tahun 2008,
selanjutnya Sdr. H. Teklan pada tanggal 05 Juli 2008 bersama PPTK Sdr. Sutarno.
Selanjutnya dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan , Sdr. H. Teklan telah
mensubkan seluruh pekerjaan pembangunan peningkatan sarana dan Prasana
RSUD Dr. R. Koesma Kabupaten Tuban Tahun 2008 tersebut kepada terdakwa
sehingga pada kenyataannya dilapangan terdakwalah yang mengerjakan seluruh
kegiatan proyek tersebut mulai awal hingga selesai dan hal tersebut telah diketahui
oleh PPTK SDR. Sutarno. Kemduian atas kesepakatan antara terdakwa, H. M.
Teklan serta PPTK, untuk semua kegiatan administrasi proyek tersebut, yakni
dalam Laporan mingguan serta Bulanan, pengajuan pembayaran progress
pekerjaan, dalam CCO,penyerahan pekerjaan serta administrasi proyek yang lain
yang menandatangani adalah Sdr. H. M. Teklan selaku Direktur CV. Haikal Jaya
sebagain rekanan Proyek tersebut.
Selanjutnya pada tanggal yang tidak dapat diingat sekitar pertengahan Desember
2008, pekerjaan tersebut telah diserahkan terdakwa melalui Sdr. H.M. Teklan (CV>
kepada PPK Sdr. Sutarno ( Pihak rumah Sakit RSUD Dr. Koesma Tuban) dan oleh
PPK pekerjaan tersebut diterima dengan Progres 95% pekerjaan selesai (5 %
pemeliharaan) tetapi nternyata setelah dilakukan pengecekan dilapangan, ternayata
dalam pekerjaan tersebut terdapat kekurangan Volume pekerjaan yakni berupa
perbedaan ukuran besi yang harus terpasang dalam spesifikasi berukuran 16 mm
27
ternyata yang terpasang berukuran 15,6 mm sehingga ada kekurangan Volume
senilai Rp. 27.233.925,87 yang akhirnya pada tanggal 18 Maret 2009 dibayar oleh
terdakwa (dalam kuitansi tertulis menggunakan nama Sdr. H. M. Teklan) ke kas
Daerah, juga terdapat perbedaan spesifikasi pekerjaan berupa pasangan
Songgorayang (atap teras sosoran) yang seharusnya dalam kontrak menggunakan
kayu Bengkirai tetapi pada kenyataannya menggunakan kayu lain yang harganya
lebih murah, pasangan keramik pada seluruh lantai yang menurut spesifikasi
seharusnya menggunakan keramik bermutu KW 1 ternyata yang terpasang
menggunakan kermaik dengan mutu yang lebih rendah serta terminal lampu yang
seharusnya menggunakan Broco ternyata pada kenyataannya yang terpasang jenis
lain. Sehingga terdapat kekurangan Volumen pekerjaan dengan perhitungan
sebagai berikut :
Lantai 2
- Pekerjaan Balok konsol Menggunakan Rp. 5.868.015 Rp. 5.868.015
teras sosoran kayu Non
bengkirai
(oplosan)
Menggunakan
- Pekerjaan usuk kayu kayu Non Rp. 50.347.874 Rp. 50.347.874
5/7 cm dan reng 3/5 cm bengkirai
kayu bengkirai (oplosan
28
B. Pasangan
Keramik Lantai 1,
yang terdiri :
- Pekerjaan Menggunakan Rp. 24.289.742,50 Rp. 24.289.742,50
Pasangan Keramik Non
keramik 40X40 KW 1
Kw 1 Platinum (oplosan)
Motif Area
Ruang Dalam
- Pekerjaan Menggunakan Rp. 15.780.997,50 Rp.15.780.997,50
Pasangan Keramik Non
keramik 40X40 KW 1
Kw 1 Platinum (oplosan)
Motif Area
Ruang tunggu
- Pekerjaan Menggunakan Rp. 1.555.884,80 Rp. 1.555.884,80
Pasangan Keramik Non
keramik 40X40 KW 1
Kw 1 Platinum (oplosan)
Motif Area trap
lantai
- Pekerjaan Menggunakan Rp. 1.324.514 Rp. 1.324.514
Pasangan Keramik Non
keramik KW 1
40X40 (oplosan)
KW 1
Platinum
Motif untuk
dudukan ruang
tunggu
B. Pasangan
Keramik
Lantai 2, yang Menggunakan Rp. 24.289.742,50 Rp.24.289.742,50
terdiri : Keramik Non
- Pekerjaan KW 1
Pasangan (oplosan)
keramik 40X40
Kw 1 Platinum
Motif Area
Ruang Dalam
29
Akibat perbuatan terdakwa bersama Sdr. H. Teklan dan PPK Sdr. Sutarno tersebut
negara dirugikan senilai Rp. 161.147.582,80 (seratus enam puluh satu seratus
empat puluh tujuh ribu lima ratus delapan puluh dua koma delapan puluh rupiah)
Bahwa perbuatan terdakwa yang menerima dan meminta pekerjaan kepada rekanan
H. M. Teklan, dan perbuatan terdakwa telah melaksanakan seluruh pekerjaan yang
seharusnya dilaksanakan oleh H. M Teklan (direktur PT. Haikal Jaya) telah
melanggar pasal 32 Ayat (3) dan ayat (4) Keppes No. 80 Tahun 2003 tentang
pedoman pengadaan barang dan jasa, yang bunyinya sebagai berikut :
Bahwa perbuatan terdakwa bersama-sama dengan H. M. Teklan dan PPK sdr. Drs.
Soetarno yang telah mencairkan dana proyek dengan progres 100% tetapi
kenyataan dilapangan pekerjaan proyek tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi
yang ada dalam kontrak juga bertentangan dengan Pasal 36 Keppes No. 80 tahun
2003 tentang Pedoman pengadaan barang dan jasa yang menyatakan bahwa
pengguna barang dan jasa menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil
pekerjaan setalah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan kontrak
c. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi.
Bahwa yang dimaksud dengan memperkaya adalah perbuatan yang dilakukan untuk
menjadi lebih kaya lagi yang dapat dilakukan dengan cara bermacam-macam yang
dilakukan secara melawan hukum. (R. WIYONO, Pembahasan Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, 2006, Sinar Grafika, Jakarta hal: 31) hal mana
sejalan pula dengan pertimbangan putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 13 Mei
1992 Nomor : 18/Pidb/1992/PN/TNG yang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
memperkaya adalah menjadiakn orang yang belum kaya menjadi kaya atau orang yang
sudah kaya bertambah kaya.
Bahwa yang dimaksud dengan Melakukan Perbuatan Memperkaya Diri Sendiri atau Orang
Lain Suatu Korposi adalah bahwa tujuan dari perbuatan untuk
30
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu koorporasi dapat berupa keuntungan
materiil dengan bertambahnya penghasilan atau pendapatan dan yang lainnya baik
terhadap para terdakwa sendiri maupun orang lain yang lainnya baik terhadap para
terdakwa sendiri maupun orang lain yang turut menikmatinya.
Pasangansonggorayang,
yang terdiri dari :
Lantai 1
Pekerjaan Balok Menggunakan Rp. 6.835.935 Rp. 6.835.935
Konsol teras kayu Non
Sosoran Bengkirai
(oplosan)
31
Pekerjaan usuk Menggunakan kayu Rp. 8.431.275 Rp. 8.431.275
kayu 5/7cm dan Non bengkirai
reng 3/5cm kayu (oplosan)
bengkirai
Lantai 2
- Pekerjaan balok Menggunakan kayu Rp. 5.868.015 Rp. 5.868.015
Konsol teras sosoran Non bengkirai
(oplosan)
B. Pasangan Keramik
Lantai 1, yang terdiri:
B. Pasangan Keramik
lantai 2, yang terdiri :
32
Keramik 40X40 Kw 1 Non KW 1 (oplosan)
Platinum Motif untuk
dudukan ruang
tunggu
JUMLAH Kerugian negara
Bahwa yang dimaksud dengan merugikan adalah menjadi rugi atau menjadi berkurang
sehingga dengan demikian yang dimaksudkan dengan unsur merugikan keuangna negara
adalah sama artinya dengan menjadi ruginya keuangan negara atau berkurangnya keuangan
negara.
Bahwa dalam ketentuan ini kata “dapat” sebelum frasa merugikan keuangan Negara atau
perekonomian Negara menunjukan bahwa tindak pidana korupsi merupakan delik formil
yaitu adanya tindakan pidana korupsi cukup dengan dipenuhinya unsur-unsur perbuatan
yang dirumuskan dengan timbulnya akibat.
Bahwa berdasarkan keterangan para saksi dan dihubungkan dengan barang bukti yang ada
diperoleh fakta hukum sekitar pertengahan Desember 2008, pekerjaan tersebut telah
diserahkan terdakwa melalui Sdr. H.M. Teklan (CV. Kepada PKK Sdr.
33
Sutarno (pihak rumah Sakit RSUD Dr. Koesma Tuban) dan oleh PPK pekerjaan tersebut
diterima dengan Progres 95% pekerjaan selesai (5% pemeliharaan) tetapi ternyata
setelah dilakukan pengecekan dilapangan, ternyata dalam pekerjaan tersebut terdapat
kekurangan Volume pekerjaan yakni berupa perbedaan ukuran besi yang harus terpasang
dalam spesifikais berukuran 16mm ternyata yang terpasang berukuran 15,6 mm sehingga
ada kekurangan Volume senilai Rp. 27.233.925,87 yang akhirnya pada tanggal 18 Maret
2009 dibayar oleh terdakwa (dalam kuitansi tertulis menggunkan nama Sdr. H. M.
Teklan) ke kas Daerah, juga terdapat perbedaan spesifikasi pekerjaan berupa pasangan
Songgorayang (atap teras sosoran ) yang seharusnya dalam kontrak menggunakan kayu
Bengkirai tetapi ada kenyataannya menggunakan kayu lain yang harganya lebih murah,
pasangan keramik pada seluruh lantai yang menurut spesifikasi seharusnya menggunakan
keramik bermutu KW 1 ternyata yang terpasang menggunakan keramik dengan mutu
yang lebih rendah serta terminal lampu yang seharusnya menggunakan Broco ternyata
pada kenyataannya yang terpasang jenis lain. Sehingga terdapat kekurangan Volume
pekerjaan dengan perhitungan sebagai berikut :
Lantai 1
Pekerjaan Balok Menggunakan Rp. 6.835.935 Rp. 6.835.935
konsol teras sosoran kayu Non
bengkirai
(oplosan)
Lantai 2
- Pekerjaan Balok Konsol Menggunakan Rp. 5.868.015 Rp. 5.868.015
teras sosoran kayu Non
bengkirai
(oplosan)
34
B. Pasangan
Keramik Lantai
1, yang terdiri :
- Pekerjaan Menggunakan Rp. 24.289.742,50 Rp. 24.289.742,50
Pasangan keramik Non KW 1
keramik (oplosan)
40X40 Kw 1
Platinum Motif
Area Ruang
Dalam Menggunakan Rp. 15.780.997,50 Rp. 15.780.997,50
- Pekerjaan keramik Non KW 1
Pasangan (oplosan)
keramik
40X40 Kw 1
Platinum Motif
Area Ruang Menggunakan Rp. 1.555.884,80 Rp. 1.555.884,80
tunggu keramik Non KW 1
- Pekerjaan (oplosan)
Pasangan
keramik
40X40 Kw 1 Menggunakan Rp. 1.324.514 Rp. 1.324.514
Platinum Motif keramik Non KW 1
Area trap lantai (oplosan)
- Pekerjaan
Pasangan
keramik
40X40 Kw 1
Platinum Motif
Area Ruang
tunggu
B. Pasangan
Keramik Lantai Menggunakan Rp. 24. 289.742,50 Rp. 24. 289.742,50
2,yang terdiri : keramik Non KW 1
- Pekerjaan (oplosan)
Pasangan
keramik
40X40 Kw 1
Platinum Motif Menggunakan Rp. 14.255.291,50 Rp. 14.255.291,50
Area Ruang keramik Non KW 1
Dalam (oplosan)
- Pekerjaan
Pasangan
keramik 40X40
Kw 1 Platinum Menggunakan Rp. 1.358.046 Rp. 1.358.046
Motif Area keramik Non KW 1
Ruang tunggu (oplosan)
- Pekerjaan
Pasangan
keramik 40X40
Kw 1 Platinum
Motif untuk
dudukan ruang
tunggu
Akibat perbuatan terdakwa bersama Sdr. H. Teklan dan PPK Sdr. Sutarno tersebut negara
dirugikan senilai Rp. 161.147.582,80 (seratus enam puluh satu juta seratus empat puluh
tujuh ribu lima ratus delapan puluh dua koma delapan puluh rupiah)
35
Dengan demikian unsur “Yang dapat merugikan keuangan Negara
atau perekonomian Negara“ telah terpenuhi
e. Sebagai yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau yang turut melakukan
perbuatan itu.
Yang melakukan.
Dalam praktek di Indonesia, pembuat dalam arti sempit yaitu “pelaku” ialah orang yang
menurut maksud undang-undang dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab hanya
orang yang melakukan sendiri/pembuat materiil (H.R., Simons, Van Hamel, Jonkers) serta
ditujukan kepada tindak pidana yang dilakukan oleh beberapa orang atau lebih dari satu orang
secara bersama-sama dan ada keinsyafan/kesadaran bersama, ada pelaksaan bersama, atau
beberapa orang melakukan tindak pidana dimana setiap orang sama aktifnya dan memenuhi
unsur delik. Menurut Satochid Kartanegara (Hukum Pidana, Kumpulan Kuliah Bagian I),
Jakarta : Balai Lektur Mahasiswa, hal.500. . . . . dicantumkannya perumusan tersebut dalam
pasal 55 adalah berkelebihan, sebab andaikata perumusan itu tidak dicantumkan dalam pasal
tersebut, tokh akan dapat diketahui siapa pelakunya, yaitu dalam : Delict dengan perumusan
formi dan materiil. adalah barangsiapa “yang menimbulkan akibat yang dilarang” Delict yang
memiliki unsur kedudukan atau kualitas (hoedanigeid en qualiterit) sebagai yang ditentukan
itu, yaitu misalnya kejahatan di dalam jabatan, yang dapat melakukan adalah hanya pejabat
negeri.
36
pengajar, Adanya tipu daya dan Adanya perbuatan memberi kesempatan, alat-alat atau
keterangan. Dalam hal ini ada dua orang pelaku tindak pidana yaitu yang menyuruh (sebagai
pelaku tidak langsung) dan yang disuruh (sebagai pelaku langsung).
37
Mungkin ternyata dari pada perbuatan masing-masing peserta dan mungkin juga dari keadaan
setelah kejahatan di lakukan umpama pembagian hasil kejahatan dan sebagainya.
Bahwa berdasarkan keterangan saksi dihubungkan dengan barang bukti yang ada diperoleh
fakta bahwa terdakwa H.M. faisol selaku pelaksana pekerjaan dilapangan (penerima Sub
pekerjaan) bersama-sama dengan dengan H.M. Teklan (selaku Rekanan pemegang lelang) dan
Drs. Soetarno selaku PPK telah mencairkan dana progress pekerjaan 100%, tetapi ternyata
setelah dilakukan pengecekan dilapangan, ternyata dalam pekerjaan tersebut terdapat
kekurangan Volume pekerjaan yakni berupa perbedaan ukuran besi yang harus terpasang
dalam spesifikasi berukuran 16 mm ternyata yang terpasang berukuran 15,6 mm sehingga ada
kekurangan Volume senilai Rp. 27.233.925,87 yang akhirnya pada tanggal 18 Maret 2009
dibayar oleh terdakwa ( dalam kuitansi tertulis menggunakan nama Sdr. H. M. Teklan) ke kas
Daerah, juga terdapat perbedaan spesifikasi pekerjaan berupa pasangan Songgorayang (atap
teras sosoran) yang seharusnya dalam kontrak menggunakan kayu Bengkirai tetapi pada
kenyataannya menggunakan kayu laiun yang harganya lebih murah, pasangan keramik pada
seluruh lantai yang menurut spesifikasi seharusnya menggunakan keramik bermutu KW 1
ternyata yang terpasang menggunakan keramik dengan mutu yang lebih rendah serta terminal
klampu yang seharusnya menggunakan Broco ternyata pada kenyataannya yang terpasang
jenis lain. Sehingga terdapat kekurangan Volume pekerjaan dengan perhitungan sebagai
berikut :
Uraian Kegiatan Realisasi Biaya yang Yang
Sesungguhnya dinikmati
dalam RAB /Diterima
terdakwa
(kerugian
negara)
A.
PasanganSonggorayang,
yang terdiri dari :
Lantai 1
- Pekerjaan Balok Konsol teras Menggunakan kayu Rp.6.835.935 Rp. 6.835.935
sosoran Non bengkirai
(oplosan)
- Pekerjaan usuk kayu 5/7 cm Menggunakan kayu Rp. 8.431.275 Rp. 8. 431.275
dang reng 3/5 cm kayu Non bengkirai
bengkirai (oplosan)
Lantai 2
- Pekerjaan Balok Konsol teras Menggunakan kayu Rp. 5.868.015 Rp. 5.868.015
sosoran Non bengkirai
(oplosan)
38
- Pekerjaan usuk Menggunakan kayu Non Rp. 50.347.874 Rp. 50.347.874
kayu 5/7cm dan bengkirai (oplosan)
reng 3/5 cm kayu
bengkirai
B. Pasangan
Keramik Lantai 1,
yang terdiri :
- Pekerjaan Menggunakan Keramik Rp. 24.289.742,50 Rp. 24.289.742,50
Pasangan keramik Non KW 1 (oplosan)
40X40 Kw 1
Platinum Motif
Area Ruang
Dalam
- Pekerjaan Menggunakan Keramik Rp. 15.780.997,50 Rp.15.780.997,50
Pasangan Keramik Non KW 1 (oplosan)
40X40 Kw 1
Platinum Motif
Area Ruang
tunggu
- Pekerjaan Menggunakan Keramik Rp. 1.555.884,80 Rp. 1.555.884,80
Pasangan Non KW 1 (oplosan)
keramik 40X40
Kw 1 Platinum
Motif Area trap
lantai
- Pekerjaan Menggunakan Keramik Rp. 1.324.514 Rp. 1.324.514
Pasangan Keramik Non KW 1 (oplosan)
40X40 Kw 1
Platinum Motif
untuk dudukan
ruang tunggu
B. Pasangan
Keramik Lantai 2,
yang terdiri : Menggunakan Keramik Rp. 24.289.742,50 Rp.24.289.742,50
- Pekerjaan Non KW 1 (oplosan)
Pasangan
keramik 40X40
Kw 1 Platinum
Motif Area Ruang
Dalam
- Pekerjaan Menggunakan Keramik Rp.14.255.291,50 Rp.14.255.291,50
Pasangan keramik Non KW 1 (oplosan)
40X40 Kw 1
Platinum Motif
Area Ruang
tunggu
- Pekerjaan Menggunakan Keramik Rp. 1.358.046 Rp. 1.358.046
Pasangan keramik Non KW 1 (oplosan)
40X40 Kw 1
Platinum Motif
Untuk dudukan
Ruang tunggu
39
Akibat perbuatan terdakwa bersama Sdr. H. Teklan dan PPK Sdr. Sutarno tersebut negara
dirugikan senilai Rp 161.147.582,80 (seratus enam puluh satu juta serratus empat puluh tujuh
ribu lima ratus delapan puluh dua koma delapan puluh rupiah)
Dengan demikian unsur inipun telah terpenuhi.
Oleh karena dakwaan Primair telah seluruh unsurnya dapat kami buktikan, sehingga kami tidak
perlu lagi membuktikan dakwaan Subsidair
VI. KESIMPULAN :
Majelis Hakim yang terhomat,
Saudara Penasehat Hukum dan Terdakwa
Sampailah kini kami pada bagian akhir dari Tuntutan Pidana ini, namun sebelumnya
perlu dipertimbangkan adanya hal-hal yang meringankan sehingga didapatkan tuntutan yang
dianggap layak dan adil dengan memperhatikan jenis dan sifat tindak pidana serta perbuatan
yang dilakukan.
Selain itu dengan memperhatikan tujuan dari pemidanaan yang dianut oleh negara
kita sebagai suatu sarana yang bukan semata-mata memenjarakan atau bersifat pembalasan.
Adapun hal-hal yang memberatkan dan meringankan dalam perkara ini adalah
sebagai berikut :
1. Yang memberatkan :
Bahwa perbuatan terdakwa telah mengakibatkan kerugian keuangan negara dalam hal ini
Pemerintah Kabupaten Tuban, sebesar Rp 161.147.582,80 (serratus enam puluh satu juta
serratus empat puluh tujuh ribu lima ratus delapan puluh dua koma delapan puluh rupiah)
2. Yang meringankan :
Bahwa terdakwa belum pernah dihukum, terdakwa mempunyai tanggungan seorang isteri
dan anak yang memerlukan bimbingan dan perhatian terdakwa.
40
dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 yang telah di rubah dan ditambah
dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2001 Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, sebagaimana
dalam dakwaan Primair ;
41
11. 1 (satu) Lembar Kuitansi Pembayaran denda keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan ruang Poliklinik Dr. Koesma Kabupaten Tuban APBD TA 2008 senilai
Rp. 75.809.000 (tujuh puluh lima juta delapan ratus sembilan ribu rupiah)
12. 1 (satu) Lembar Fotocopy Surat Tanda Setoran (STS) Pembayaran denda keterambatan
Pelaksaan Pekerjaan Pembangunan ruang Poliklinik Dr. Koesma Kabupaten Tuban APBD
TA 2008 senilai Rp. 75.809.000 (tujuh puluh lima juta delapan ratus sembilan ribu rupiah)
13. 1 (satu) Lembar Fotocopy Surat Tanda Setoran (STS) Pembayaran atas keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan bidang pekerjaan Umum (denda keterlambatan Pelaksanaan
Pekerjaan Pembangunan gedung Poliklinik) senilai Rp. 27.233.950 (dua puluh tujuh juta dua
ratus tiga puluh tiga ribu Sembilan ratus lima puluh rupiah)
Dikembalikan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk digunakan dalam Perkara An. H. M. Teklan
VII. P E N U T U P :
Majelis Hakim yang terhomat,
Dan Sidang yang kami hormati.
Demikianlah Surat Tuntutan Pidana ini kami bacakan dan sampaikan di dalam siding
pada hari ini Senin tanggal 12 Nopember 2012 . Sekali lagi kami selaku Penuntut Umum
bukanlah sekedar atau semata-mata ingin melihat terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi
pidana, juga bukan ingin membalaskan suatu dendam atau apapun namanya kepada terdakwa
; akan tetapi menurut undang-undang bertindak untuk dan atas nama Negara demi keadilan
dan kebenaran berdasarkan ke Tuhanan Yang Maha Esa serta rasa keadilan dalam masyarakat.
Kepada Ketua Majelis Hakim dan Anggota Majelis Hakim yang telah bekerja keras
memeriksa dan mengadili perkara ini, serta petugas-petugas lainnya yang juga telah bertugas
dengan baik demi kelancaran persidangan ini, kami ucapkan terima kasih. Akhirnya marilah
kita sama-sama memanjatkan puji syukur karena atas perkenankan Nya sampai sekarang ini
kita masih dapat berkumpul dan melaksanakan tugas-tugas yang harus kita pertanggung
jawabkan.
Sekian, atas segala perhatiannya kami ucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang
Maha Esa memberikan kekuatan bathin dan keteguhan iman kepada Majelis Hakim
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Surabaya dalam memutus perkara
ini.
PENUNTUT UMUM
YULISTIONO, SH MH
JAKSA PRATAMA NIP. 19711016199403 1003.
42
Setelah mendengar Tuntutan Penuntut Hukum, selanjutnya Hakim Ketua bertanya kepada
Penasihat Hukum terdakwa, apakah akan mengajukan Pembelaan secara tertulis atas Tuntutan
tersebut ;
Atas pertanyaan Hakim Ketua, Penasihat Hukum Terdakwa menyatakan akan mengajukan
Pembelaan secara tertulis dan untuk mohon siding ditunda guna mempersiapkan Pembelaan yang
akan diajukan ;
Berhubung hal tersebut, Hakim Ketua lalu menunda persidangan tersebut hingga hari :
SENIN, tanggal : 26 NOPEMBER 2012, Jam 10.00 Wib dengan acara Pembelaan dari
Terdakwa dan memerintahkan kepada Penuntut Umum untuk menghadirkan Terdakwa kembali
pada persidangan yang telah ditetapkan tersebut diatas ;
Setelah sidang ditunda oleh Hakim Ketua, maka persidangan dalam perkara ini ditutup ;
Demikian dibuat berita acara persidangan ini lalu ditanda tangani oleh Hakim Ketua dan
Panitera Pengganti ;
43
BERITA ACARA LANJUTAN
No.45/Pid.Sus/2012/PN.Sby
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Surabaya yang memeriksa
dan mengadili perkara-perkara tindak pidana Korupsi pada Pengadilan tingkat pertama yang
dilangsungkan di Gedung Pengadilan Negeri tersebut pada hari : SENIN,
tanggal : 26 NOPEMBER 2012, Jam 09.00 Wib, dalam perkaranya Terdakwa :
Ir. H. FAISOL YUSUF Bin MUFTI DAHLAN
Susunan Persidangan seperti pada persidangan yang lalu ;
Terdakwa tidak ditahan ;
Setelah siding dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketyua, lalu
mempersilahkan kepada Penuntut Umum untuk menghadapkan Terdakwa ke Persidangan ;
Kemudian dipanggil masuk dan menghadap Terdakwa dimuka Persidangan dalam
keadaan bebas akan tetapi dijaga dengan sepatutnya dan didampingi oleh Penasihat Hukumnya
seperti tersebut pada siding yang lalu ;
Selanjutnya atas pertanyaan Hakim Ketua, Terdakwa menyatakan bahwa ia dalam
keadaan sehat dan siap disidangkan ;
Sesuai berita acara persidangan yang lalu, acara hari ini adalah Pembelaan dari Terdakwa,
yang atas pertanyaan Hakim Ketua, Terdakwa serta Penasihat Hukum Terdakwa menyatakan siap
dengan Pembelaannya ;
Selanjutnya Terdakwa dan Penasihat Hukum Terdakwa membacakan dan mengajukan
Pembelaannya, sebagai berikut :
Terlampir
44