Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Peralatan medis berkisar dari item yang sederhana seperti stik sampai peralatan yang
lebih kompleks, seperti ventilator. Mereka mewakili beberapa teknologi yang paling inovatif
yang dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah peralatan medis didefinisikan
setiap item yang digunakan untuk mendiagnosa, mengobati, atau mencegah penyakit,
cedera, atau kondisilain yang bukan obat, biologis, atau makanan. Amerika resmi Serikat
(AS) definisi 'perangkat' istilah dapat ditemukan dalam Federal Makanan Obat &Kosmetik
Act (1998) ditegakkan oleh Food and Drug Administration (FDA),sebuah lembaga dari
Departemen Kesehatan dan pelayanan Manusia.
Peralatan medis seringkali mengakibatkan efek-efek yang tidak diinginkan pada klien.
Peristiwa yang merugikan adalah kejadian di mana peralatan medis telah, atau mungkin
memiliki, menyebabkan atau berkontribusi pada kematian atau luka berat (FDA Kode
Peraturan, Federal21 2010). Masalah yang sering peralatan aktual atau potensial dan dapat
terjadi karena beberapa alasan. Dua alasan sering dilaporkan kepada FDA melibatkan
masalah peralatan (a) manufaktur dan (b) interaksi manusia(faktor manusia). Faktor
manusia disebut sebagai (ergonomi) dan faktormanusia (rekayasa) fokus pada interaksi
manusia-mesin.
Namun terlepas dari bagaimana peralatan baru, publik mengharapkan,dan Food and
Drug Administration mensyaratkan bahwa peralatan medisaman, efektif, dan diproduksi
sesuai dengan praktek manufaktur saat ini. Peralatan medis yang tunduk pada kontrol umum
dari Undang-UndangMakanan, Obat, dan Kosmetik (Kode Peraturan, Federal 21 2010).
Semua produsen harus mendaftarkan pendirian mereka, daftar semua jenis peralatan mereka
berencana ke pasar, dan memastikan bahwa perangkat mereka diberi label sesuai dengan
peraturan FDA label, sebelum clearance pemasaran diberikan.
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program Pendidikan Bidan yang
diakui oleh negara dan memperoleh kualifikasi serta diberi izin untuk menjalankan praktik
kebidanan di negeri itu. Seorang bidan harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan
juga memberikan nasehatyang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, masa
persalinan danmasa pasca persalinan dan mampu memimpin persalinan atas tanggung
jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk
bermacam tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal padaibu dan pada bayi, dan

1
mengupayakan untuk bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat
pada saat tidak hadirnya tenaga medis lainnya. Bekal seorang bidan sebelum melakukan
praktik pada sebuah layanan rumah bersalin adalah mengetahui nama-nama alat kebidanan
beserta fungsinya. Dalam hal ini terdapat beberapa macam alat kebidanan dan alat-alat yang
biasa digunakan dalam kebidanan beserta fungsinya.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah definisi instrumen kebidanan ?
2. Apa saja macam-macam instrument dalam praktik kebidanan?
3. Apa saja alat-alat instrumen kebidanan beserta fungsinya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi instrumen kebidanan ?
2. Untuk mengetahui macam-macam instrument dalam praktik kebidanan?
3. Untuk mengetahui alat-alat instrumen kebidanan beserta fungsinya?

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui definisi instrumen kebidanan ?
2. Dapat mengetahui macam-macam instrument dalam praktik kebidanan?
3. Dapat mengetahui alat-alat instrumen kebidanan beserta fungsinya?

BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi instrumen kebidanan


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian instrumen adalah alatyang dipakai
untuk mengerjakan sesuatu (seperti pada alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat
kedokteran, optik, dan kimia), perkakas, sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan
2
sebagainya) untuk mengumpulkan datasebagai bahan pengolahan. Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto(2010:265), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih
dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatantersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Farida YusufTayibnapis (2000:102) instrumen
merupakan alat yang digunakan untukmerekam informasi yang dikumpulkan. Menurut
Suharsimi Arikunto(2009:25) Instrumen yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk
mempermudah seseorang melakukan tugas atau mencapai tujuan secara efektif atau efisien.
Ibnu Hadjar (1996:160) berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara
objektif. Sementara itu, Sumadi Suryabrata (2008:52) menyatakan bahwa instrument
penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-
keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Dalam memberikan pelayanan kebidanan
instrumen dapat berfungsi sebagai alat untuk memudahkan pekerjaan sebagai alat yang
digunakan untuk mencapai tujuan suatu tindakan/pekerjaan sebagai alat proteksi
(pelindung).

2. Macam-macam instrument dalam praktik kebidanan


Ada beberapa alat dari usaha bidan yang biasa digunakan selama persalinan sebagai
berikut :
1. Peralatan dasar
Setiap bidan akan membawa beberapa peralatan dasar untuk kelahiran. Ini adalah item
medis umum yang meliputi sarung tangan steril, pelumas larut dalam air, gunting pusar,
klem, jarum suntik, kain kassasteril, pitocin, peralatan oksigen dan pernafasan, bayi okular
alat kontrasepsi, bantalan feminin berat dan pakaian sekali pakai. Barang- barang bantuan
dalam kelahiran fisik bayi baru dan perawatan ibu. Jika bidan yang membantu kelahiran di
rumah sakit, item ini akan menjadi pra-trayed dan dibawa ke ruang melahirkan di gerobak,
siap untuk bidan untukdigunakan.
2. Peralatan pemantauan
Untuk kelahiran pusat rumah atau kelahiran, bidan akan menggunakan peralatan
pemantauan untuk mengawasi tanda-tanda vitalibu dan bayi. Beberapa jenis peralatan bidan
dapat membawa kelahiranterjadi di luar rumah sakit adalah stetoskop, manset tekanan
darah, danUSG Doppler gel tranmisi atau fetoscope, dan stopwacth. Peralatan inimembantu
bidan hati-hati mengikuti perkembangan ibu dan bayi selama proses persalinan. Dalam

3
kelahiran rumah sakit, peralatan pemantauan yang biasa mereka dapat atau tidak dapat
digunakan, tergantung pada protokol rumah sakit, standar bidan praktik, dan keinginan
pasien.
3. Peralatan lainnya
Peralatan lain yang mungkin dipergunakan oleh bidan adalah pada pemanasan cekungan
emesis, pispol, cairan IV dan kit, konakion (vitamin k), bahan menjahit, anestesi lokal dan
alat-alat untuk membantu dalam tindakan kenyamanan, seperti genggam pijat alat.
4. Peralatan untuk bidan belajar
Dalam proses pembelajaran, bidan membutuhkan beberapa alat bantu peraga kebidanan.
Beberapa di antaranya : phantom, relief, dan model.

3. Instrumen Kebidanan beserta Fungsinya


1. Spygnomanometer atau Tensimeter

Tensimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah. Dengan
mengetahui berapa tekanan darah kita, kita dapat menilai apakah tekanan darah/ tensi darah
kita normal atau tidak. Tensi darah normal manusia dewasa adalah 100-130 mmHg untuk
tekanan sistolik dan 60-90 mmHg untuk tekanan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan
darah pada saat terjadi kontraksi otot jantung. Tekanan diastolik adalah tekanan darah saat
jantung sedang relaksasi/ beristirahat. Seseorang dikatakan menderita tekanan darah
tinggi jika tekanan darah/ tensi darahnya diatas 140/90mmHg. Dan dikatakan
menderita tekanan darah rendah jika tekanan darah/ tensi darahnya di bawah 90/60mmHg.
2. Stetoskop

4
Stetoskop (bahasa Yunani: stethos, dada dan skopeein, memeriksa) adalah sebuah alat
medis akustik untuk memeriksa suara dalam tubuh. Dia banyak digunakan untuk mendengar
suara jantung dan pernapasan, meskipun dia juga digunakan untuk mendengar intestine dan
aliran darah dalam arteri dan “vein”.
 Jenis stetoskop
1. Akustik
Stetoskop akustik yang paling umum digunakan, dan beroperasi dengan menyalurkan
suara dari bagian dada, melalui tabung kosong berisi-udara, ke telinga pendengar. Bagian
“chestpiece” biasanya terdiri dari dua sisi yang dapat diletakaan di badan pasien untuk
memperjelas suara; sebuaah diaphgram (disk plastik) atau “bell” (mangkok kosong). Bila
diaphgram diletakkan di pasien, suara tubuh menggetarkan diaphgram, menciptakan tekanan
gelombang akustik yang berjalan sampai ke tube ke telinga pendengar. Bila “bell”
diletakkan di tubuh pasien getarakn kulit secara langsung memproduksi gelombang tekanan
akustik yang berjalan ke telinga pendengar. Bell menyalurkan suara frekuensi rendah,
sedangkan diaphgram menyalurkan frekuensi suara yang lebih tinggi. Stetoskop dua sisi ini
diciptakan oleh Rappaport dan Sprague pada awal abad ke-20. Permasalahan dengan akustik
stetoskop adalah tingkatan suara sangat rendah, membuat diagnosis sulit.
2. Elektronik
Stetoskop elektronik mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan cara memperkuat
suara tubuh. Sekarang ini, telah ada beberapa perusahaan menawarkan stetoskop elektronik,
dan mungkin dalam beberapa tahun lagi, stetoskop elektronik akan menjadi lebih umum dari
stetoskop akustik.
Stetoskop digunakan sebagai alat untuk mendiagnosa penyakit tertentu. Stetoskop dapat
menyalurkan suara tertentu dan menghilangkan suara yang lain. Sebelum stetoskop
ditemukan, doktor meletakkan telinganya ke dekat badan pasien dengan harapan untuk
mendengarkan sesuatu. Stetoskop seringkali dianggap sebagai simbol pekerjaan dokter,
karena dokter sering dilihat atau digambarkan dengan sebuah stetoskop yang tergantung di

5
sekitar lehernya. Stetoskop juga digunakan oleh mekanik untuk mengisolasi suara tertentu
dari mesin untuk diagnosa.
 Fungsi Stetoskop
Stetoskop memiliki banyak fungsi di bidang kesehatan dan merupakan alat yang sangat
berguna untuk
a. Memeriksa Tekanan Darah
b. Paru-paru
c. Jantung
d. Pemeriksaan prenatal
e. Gangguan Perut
 Keuntungan stetoskop
Keuntungan keseluruhan stetoskop adalah bahwa hal itu memungkinkan para
profesional medis untuk mendengarkan suara yang dihasilkan oleh jantung, paru-paru dan
usus. Setiap fungsi yang abnormal dalam sistem ini dalam tubuh dapat segera terlihat
dengan penggunaan yang tepat dari stetoskop. Beberapa stetoskop sangat sensitif dan
bahkan bisa bekerja melalui pakaian.
 Kerugian stetoskop
Sejak stetoskop memperbesar suara, suara yang disengaja yang terlalu keras
berpotensi dapat merusak telinga pendengar. Stetoskop juga harus selalu dibersihkan karena
kemampuan mereka untuk menyebarkan kuman dan virus. Karena mereka biasanya
digunakan pada kulit yang telanjang dan kadang-kadang pada pasien yang sangat sakit,
pembersihan tepat sangat penting.
3. Bengkok

Bengkok adalah alat yang berbentuk bengkok tetapi bahannya seperti waskom. Alat
ini digunakan sebagai tempat alat-alat yang sudah terpakai saat menolong
persalinan/merawat luka atau aktifitas kebidanan lainnya, seperti untuk tempat membuang
kapasbekas pakai,muntah, nanah dll. Dan sebagai wadah obat-obatanseperti kapas alkohol,
perban, jarum, dll. Dengan ukuran 20cm,23cm dan 25cm.

4. Baby scale
6
Baby Scale atau Timbangan Bayi digunakan untuk menimbang berat bayi ketika
baru lahir sampai dengan berat badannya mencapai 20 Kg. Untuk orang tua khususnya ibu
tentu saja mereka pasti ingin mengetahui keadaan anak-anaknya dan salah satunya adalah
berat ketika anaknya baru lahir. Berat badan bayi diketahui tidak hanya sekedar sebagai
pengetahuan saja, namun dengan mengetahui berat badan bayi maka dokter akan mudah
membuat akte kelahiran anak anda. Jadi anak anda memiliki data kelahiran yang jelas.

Spesifikasi teknik :
1. Kapasitas maksimal 20 Kg
2. Akurasi pengukuran 0.05 Kg untuk 0 – 10 Kg, 0.1 Kg pada 10 - 20 Kg.
3. Ukuran Nampan P x L : 54,5 cm x 27 cm
4. Ukuran keseluruhan P x L x T : 54,5 x 33,1 x 15,3 cm
5. Berat 3,5 kg

Keterangan :
 Sebelum timbangan digunakan untuk pertama kali, lepaskan penyangga yang ada di
dua sisi timbangan, pasang Nampan dan Skrup dengan kuat.
 Letakkan di meja yang rata.
 Sebelum melakukan pengukuran putar knob (berada dibelakang) untuk
menyesuaikan index pada posisi “0”, dan kemudian berikanlah tekanan 1-2 Kg
beberapa kali. Jika index tetap pada posisi “0”, maka timbangan dapat mulai
dipergunakan.
Perawatan Alat :
1. Jangan memutar knob melebihi batas maksimal dan minimal
2. Jangan ada kotoran atau noda pada kaca skala, bersihkan dengan menggunakan kain
lembut, dan jangan menggunakan air panas dan cairan organik
3. Jangan letakkan dekat api / panas dan jangan terkena sinar matahari langsung
5. Termometer
7
Termometer merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur suhu atau alat
yang digunakan untuk menyatakan derajat panas atau dingin suatu benda. Termometer ini
memanfaatkan sifat termometrik dari suatu zat, yakni perubahan dari sifat-sifat zat yang
disebabkan perubahan suhu dari zat tersebut.
 Fungsi Termometer
 Fungsi mengukur suhu bisa dalam bidang kedokteran, yakni untuk mengetahui suhu
tubuh manusia, apakah suhu tubuh kita demam atau tidak.
 Termometer juga berfungsi untuk mengetahui suhu kamar
 untuk mengetahui berapa suhu oven untuk memasak dan sebagainya.
 Cara Kerja Termometer
Cara kerja termometer secara garis besar bisa dijelaskan sebagai berikut ini :
 Bila pada tandon zat cair terkena (dikenai) panas (bisa berupa panas dari benda) zat
cair dalam tandon akan mengembang (memuai).
 Oleh karena zat cair dalam tandon memuai, zat cair tersebut masuk ke celah kapiler.
Terus, zat cair tersebut berhenti pada skala suhu tertentu. Skala itulah yang
menunjukkan suhu benda yang bersangkutan.
6. Masker

Sebenarnya ada dua jenis masker yang biasa digunakan masyarakat, yaitu masker
bedah dan kedua masker pernafasan. Masker yang banyak beredar di masyarakat adalah
masker bedah. Masker ini selalu digunakan oleh tenaga medis yang berada di ruang operasi
untuk menutup mulut dan hidungnya. Tujuannya supaya mereka tidak menularkan bakteri
dan virus kepada pasien yang sedang dioperasi.

8
Di dalam masker ini terdiri dari tiga lapisan:
1. Lapisan paling dalam yang berwarna putih. Ini adalah lapisan yang paling nyaman
karena bersentuhan dengan kulit wajah kita.
2. Lapisan tengan adalah filter statis. Lapisan ini terbuat dari bahan yang disebut
spunbond non woven. Fungsinya adalah untuk menghalangi apabila air liur yang
mengandung penyakit menyebar seperti batuk atau bersin.
3. Lapisan luar yang merupakan material khusus mencegah masuknya mikropartikel.
Cara Pemakaian Masker Yang Benar
Cara memakai masker sesuai prosedur dokter adalah labirin yang licin berada
sebagai filter di luar. Arah lipatan ke bawah. Jahitan tali pengikat di sebelah dalam, kawat
yang keras berada di bawah. Tekan dan bentuklah kawat tersebut sesuai dengan bentuk
hidung anda sampai benar-benar tidak ada celah yang dapat dilalui oleh debu maupun asap.
7. Sarung tangan

Handscoon adalah sarung tangan yang biasa di pakai oleh tenaga medis agar
terhindar dari droplet pasien. Tujuan Penggunaan Handscoon adalah untuk mencegah
terjadinya infeksi silang serta mencegah terjadinya penularan kuman.
Tindakan ini sangat diperlukan karena penggunaan sarung tangan adalah salah satu
cara untuk mengurangi risiko transmisi patogen yang dapat ditularkan melalui darah.
Dengan menggunakan sarung tangan akan melindungi pemakai sarung tangan dari risiko
tersebut. Penggunaan tersebut juga diperlukan untuk prosedur diagnostik atau terpautik.
Dalam metode penggunaan sarung tangan terdapat dua cara, yaitu steril dan tidak
steril. Sarung tangan steril dipakai bila prosedur steril (misal, mengganti balutan dan
memasang kateter), sedangkan sarung tangan tidak steril digunakan apabila prosedur tidak
steril.
Cara Pemakaian Handscoon / Sarung Tangan
Sebelum Menggunakan Handscoon terlebih dahulu lepaskan jam tangan, cincin dan
lengan pakaian panjang di tarik ke atas kemudian cuci tangan dengan air bersih, mengalir,
sabun cair bisa juga sabun batangan, kemudian lap tangan anda dengan handuk yang bersih.

9
Setelah langkah diatas telah dilaksanakan kemudian lakukan langkah berikutnya untuk
pemakaian Handscoon:
1. Ambillah handscoon yang masih dalam kemasaan, kemudian buka kemasan bagian
atas nya saja. dan letakkan di tempat yang datar dan bersih.
2. Cuci tangan dengan menggunakan 7 langkah
3. Keluarkan handscoon dari kemasan nya tempat kan pada tempat yang datar dan
bersih , kemudian buka kemasan nya, dan sentuh bagian kemasan hanya bagian yang
luar ,usahakan pada bagian dalam jangan disentuh kemudian pastikan handscoon
untuk tangan kiri berada di kiri, .dan untuk tangan kanan berada di kanan,
4. Memakai handscoon pakai untuk tangan yang lebih dominan terlebih dahulu pada
orang yang bukan kidal tangan dominan nya adalah tangan kanan. jepit handscoon
untuk tangan kanan menggunakan tangan kiri ,setelah itu pakai kan handscoon ke
tangan kanan, hindari dari alat/benda yang mungkin dapat tersentuh usahakan tetap
steril.
5. Setelah langkah diatas selesai kemudian pakai untuk tangan kiri cara pemakaiannya
terdiri dari 2 cara pertama dengan cara pake tiga jari untuk menyentuh bagian dalam
manset, tekan sedikit jari kelinkingnyapake jempol tangan kedua pake empat jari
dengan syarat jempol nya di arah kan ke arah luar cara ini di lakukan agar tangan
yang udah memakai sarung tangan medis tidak menyentuh bagian sarung tangan luar
agar tetap sterill
6. Jika Semua Langkah Diatas selesai lakukan Pemakaiannya dengan hati-hati
Setelah Handscoon selesai digunakan berikut adalah cara melepasakannya
1. Usahakan lepas Handscoon di atas larutan klorin
2. Jepit pada bagian luar nya dengan tangan kiri kemudian simpan sarung tangan yang
telah di gunakan dalam keadaan terbalik untuk yang kanan dan kiri.
8. Gunting tali pusar

10
Panjang Gunting Tali Pusar kurang lebih 16 cm dan berbahan stainlessstell. Tajam
pada kedua bilah Gunting Tali Pusar dengan bentuk melengkung ke atas. Gunting Tali Pusar
dapat digunakan kembali dengan melalui tahap sterilisasi.
Setelah menggunakan Gunting Tali Pusar sebaiknya segera direndam dalam larutan
klorin 0.5% selama 10 menit. Jangan merendam Gunting Tali Pusar lebih dari 10 menit,
karena dapat merusak gunting dan mengurangi ketajaman gunting. Setelah alat direndam,
bersihkan dan sikat alat tersebut dengan sabun dan air bersih. Tahap terakhir, dapat
mensterilkan alat dengan merebusnya selama 20-30 menit dalam air mendidih.
9. Pengikat tali pusar

Penggunaan Klem Tali Pusat / Umbilical Cord Clamp adalah untuk menjepit tali
pusat bayi baru lahir yang baru saja dipotong dari plasenta atau ari-ari guna mencegah
pendarahan pada pusar. Saat bayi dilahirkan, tali pusat (umbilikal) yang menghubungkannya
dengan plasenta ibunya akan dipotong oleh dokter atau bidan. Semasa dalam rahim,
umbilikal berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin yang
berada di dalamnya. Tapi, saat dilahirkan bayi tidak lagi membutuhkan oksigen dari ibunya,
karena ia sudah bisa bernapas sendiri melalui hidung. Karena itulah tali pusat tersebut harus
dipotong dan di jepit menggunakan klem tali pusat atau umbilical cord clamp meski tidak
semuanya.
Klem tali pusat atau umbilical cord clamp adalah alat yang digunakan untuk
menjepit tali pusat bayi baru lahir yang baru saja dipotong dari plasenta atau ari-ari guna
mencegah pendarahan pada pusar. Penggunaan Klem Tali Pusat ini dipasang oleh bidan
atau dokter kandungan yang membantu persalinan. Klem memiliki mekanisme kunci yang
sekali dipasang tidak dapat dibuka lagi, jadi ia akan menempel terus di tali pusat bayi
sampai terlepas dengan sendirinya. Spesifikasi dari umbilical cord clamp ini adalah sebagai
berikut:
1. Aman dan nyaman digunakan.
2. Tidak beracun.
3. Terbuat dari bahan nilon.

11
4. Kemasan per box isi 50 buah.
5. Memiliki mekanisme kunci, apabila sudah dipasang tidak bisa dibuka lagi.
6. Kemasan satuan steril.
7. Warna bisa putih, biru, hijau atau warna lainnya tergantung stok.
Penggunaan Klem Tali Pusat (Umbulical Cord Clamp)
Penggunaan Klem Tali Pusat / Umbilical cord clamp ini tidak bisa dipakai berulang,
hanya sekali pakai saja dan tidak bisa disterilisasi. Penggunaan Klem Tali Pusat / umbilical
cord clamp sangat mudah dan praktis, anda tinggal menekan kedua sisi dari klem sampai
terdengar bunyi “klik” yang tandanya bahwa klem telah terkunci menjepit tali pusat.
Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil, selanjutnya yang harus dilakukan
adalah pengikatan tali pusat atau juga dapat dilakukan jepit dengan klem plastik tali pusat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan klem tali pusat untuk adalah sebagai
berikut:
1. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5% untuk membersihkan darah dan sekresi lainnya.
2. Bilas dengan air DTT (Desinfeksi Tingkat Tinggi).
3. Keringkan dengan handuk yang bersih dan kering.
4. Klem tali pusat dengan jarak 1 cm dari pusat bayi. Gunakan klem tali pusat plastik
yang steril atau DTT, kuncikan penjepit plastik tali pusat.
5. Lepaskan semua klem arteri penjepit tali pusat dan rendam dalam larutan klorin
0,5%
6. Bungkus tali pusat yang sudah di klem dengan klem tali pusat dengan kassa steril.
7. Petugas medis baik itu dokter maupun bidan harus memastikan bahwa klem sudah
terkunci dengan kuat untuk mencegah pendarahan tali pusat.
Selain itu, petugas medis harus memberikan beberapa masukkan kepada keluarga bayi
mengenai merawat tali pusat, dengan poin-poin sebagai berikut:
1. Jangan membubuhkan apapun ke puntung tali pusat.
2. Lipat popok di bawah ikatan tali pusat.
3. Jika puntung tali pusat kotor bersihkan dengan sabun dan air bersih serta segera
keringkan dengan kain bersih, terutama setelah bayi buang air kecil atau buang air
besar.
4. Apabila tali pusat berwarna merah atau bernanah atau berdarah atau berbau, maka
segeralah membawa bayi ke petugas kesehatan.

12
5. Agar tidak menimbulkan infeksi, sisa potongan tadi harus dirawat dengan benar.
Sebanyak dua kali sehari sehabis mandi, tali pusat bayi harus dibersihkan dan setelah
bayi berusia 10-14 hari, biasanya tali pusar ini sudah mengering dan terlepas dengan
sendirinya.
10. Kateter

Kateter merupakan sebuah alat berupa tabung kecil yang fleksibel dan biasa
digunakan pasien untuk membantu mengosongkan kandung kemih. Pemasangan alat ini
dilakukan khusus untuk pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri dengan normal.
Salah satu kondisi yang paling memerlukan kateter adalah retensi urine, yaitu
kondisi ketidakmampuan kandung kemih dalam mengeluarkan seluruh urine, misalnya
karena pembesaran prostat. Sebaliknya, kondisi ketika seseorang tidak mampu
mengendalikan kandung kemih atau inkontinensia urine juga mungkin memerlukan
pemasangan kateter.
Selain itu, kateter juga sering digunakan dalam berbagai prosedur medis, seperti:
 Proses persalinan dan operasi caesar.
 Perawatan intensif yang membutuhkan pemantauan keseimbangan cairan tubuh.
 Proses pengosongan kandung kemih sebelum, saat, atau sesudah operasi.
 Saat pemberian obat langsung ke dalam kandung kemih, misalnya karena adanya
kanker kandung kemih.
11. Benang Catgut
Operasi adalah tindakan yang dilakukan dengan membuka bagian tubuh tertentu
yang akan ditangani kemudian dilakukan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan
penjahitan luka. Di dunia medis dan kesehatan, benang yang digunakan untuk urusan
kesehatan berbeda dengan benang pada umumnya. Jika pada umumnya benang terbuat dari
kapas atau nilon, maka dalam dunia kesehatan pada bedah khususnya benang yang
digunakan adalah benang operasi. Benang operasi ini disebut dengan catgut yang berarti tali
atau senar yang terbuat dari usus kambing atau hewan lainnya yang berfungsi untuk
menyatukan jaringan pada tubuh.

13
Jahitan catgut merupakan jahitan pada operasi atau pembedahan yang dapat
terintegrasi dengan enzim protealik dalam tubuh. Enzim protealik sering dikenal dengan
enzim protease. Enzim protease berperan dalam pencernaan karena memecah protein
menjadi asam amino yang akhirnya memaksimalkan sistem imun tubuh. Juga berfungsi
memberi nutrisi dan kaya akan oksigen untuk membuang sisa metabolisme yang dihasilkan
oleh peradangan yang kemudian membersihkan sel-sel mati. Sehingga enzim ini berfungsi
menguraikan fibrin berlebih dan mencegah penggumpalan darah. Tak kalah pentingnya
enzim ini berfungsi untuk menghilangkan bekas luka, bekas luka pada kulit terbuat dari
protein sehingga enzim protease bertugas untuk mencerna bekas luka pada jaringan
sehingga luka pada tubuh dapat hilang. Oleh sebab itu enzim ini banyak digunakan untuk
terapi medis.
Jahitan catgut memiliki kekuatan yang tinggi dengan keamanan simpul yang bagus,
jahitan ini digunakan untuk prosedur operasi. Penggunaan jahitan catgut ini dapat
terintegrasi dengan jaringan dalam tubuh sehingga proses penyembuhan luka cepat dan
tidak memerlukan pembuangan jahitan.
Berikut ini adalah klasifikasi benang bedah berdasarkan pada sifat bahan penyusunnya :
1. Benang bedah yang tidak diabsorbsi
Jenis benang ini akan terus berada pada bagian tubuh yang dilakukan tindakan operasi.
Benang ini iharus diambil kembali dari tubuh setelah luka pasca operasi sudah kembali
normal atau sembuh. Penggunaan jenis benang ini memberikan bekas luka yang minim atau
tidak terlihat sehingga biasa digunakan untuk menjahit tubuh bagian luar. Akan tetapi pada
beberapa kasus seperti tindakan operasi pada jantung, pembuluh darah dimana terdapat
proses ritmatik membutuhkan benang yang dapat bertahan lama lebih dari 3 minggu, untuk
memberikan waktu yang cukup bagi luka untuk sembuh. Contoh dari benang ini adalah
benang polipropilene, nilon (ethilon), poliester, PVDF.

2. Benang bedah yang dapat diabsorbsi

14
Benang bedah jenis ini dapat melarut oleh jaringan tubuh atau dapat terdegredasi ke dalam
tubuh. Benang bedah ini terbuat dari bahan yang dapat larut ke dalam jaringan setelah
beberapa hari (sekitar 10 sampai 8 minggu) tergantung dari bahan dasarnya. Keuntungan
dari penggunaan jenis benang ini adalah tidak perlu dilakukan tindakan untuk mengambil
kembali benang dari tubuh. Kekurangan penggunaan benang ini adalah memberikan bekas
luka jahitan yang terlihat, oleh sebab itu benang ini digunakan pada bagian bawah kulit.
Benang bedah yang terdegradasi ini dibuat dengan menggunakan usus domba, sehingga
sering juga disebut dengan catgut. Benag gut saat ini dibuat khusus dari usus sapi maupun
domba dan mungkin tanpa perlakuan apapun (plain gut), ada juga yang digelapkan dengan
menggunakan garam kromium untuk meningkatkan kesamaannya dengan tubuh (chromic
gut) atau diberi perlakuan-panas untuk mempercepat absorpsinya (fast gut). Pembuatan
benang ini sekarang sudah dibuat dengan serat polimer sintetis yang memungkinkan untuk
diuntai ataupun dijadikan benang monofilamen. Benang yang dibuat dari bahan sintetik
lebih memberikan banyak keuntungan dibandingan dengan gut, lebih mudah digunakan,
harganya lebih murah, raksi jaringan yang minimal dan tidak toksik. Contoh benang ini
adalah benang asam poliglikolat (PGA), poliglaktin 910 (PGLA), catgut plain dan catgut
chromic, polidioksanon (PDS).

3. Benang bedah monofilamen dan multifilamen

Benang bedah multifilamen terbuat dari kumparan benang tipis yang kemudian
diputar atau dikepang menjadi satu. Benang ini lebih mudah untuk diikat dibandingan

15
dengan benang monofilamen. Namun benang ini mempunyai kekurangan yaitu menjadi
tempat persembunyian dan perkembangan bakteri sehingga meningkatkan kejadian infeksi.
Benang monofilamen tersusun atas satu benang saja, dan digunakan untuk menutup kulit
yang mengalami luka dan beresiko terjadinya infeksi. Contoh benang multifilamen yaitu
polipropilene, nilon (ethilon), catgut, polidioksanon. Sedangkan benang monofilamen
contohnya adalah poliglaktin 910, benng PGA.
Berdasarkan pada diameternya, benang bedah terbagi menjadi beberapa ukuran berdasarkan
pada bahan penyusunnya yaitu :
1. Benang sintetik dan alami. Benang silk dan catgut merupakan benang bedah yang
alami, sedangkan benang lainnya terbuat dari bahan sintetik.
2. Benang salut dan tanpa salut
Benang salut bertujuan untuk menigkatkan sifatnya terutama pada saat proses penjahitan,
sehingga memudahkan untuk melewati jaringan dan mengurangi reaksi pada jaringan.
Bahan penyalut yang digunakan biasanya merupakan suaatu polimer yang lebih bio-
kompatibel dibandingkan dengan bahan penyalut konvensial lain seperti beeswax, parafin
ataupun gelatin. Contoh benang salut yaitu : benang PGA, catgut chromic, poliglaktin 910.
Sedangkan benang tanpa salut contohnya adalah benang polipropilen monofilamen,
monofilamen nilom, PVDF.
12. Jarum Hecting
Jarum operasi memiliki dua bentuk yaitu bentuk jarum yang melengkung dan lurus. Jarum
yang bentuknya lurus dapat digunakan tanpa bantuan alat, sedangkan penggunaan jarum
yang berbentuk melengkung memerlukan alat untuk memegangnya. Jarum yang berbentuk
lengkungan ini memiliki dua tipe :
 Jarum cutting, digunakan untuk menjahit kulit. Memiliki tip yang sangat tajam
sehingga memudahkan proses penjahitan pada bagian kulit.
 Jarum tapered, mempunyai tip yang panjang dengan bentuk yang agak halus dan
tidak memberikan trauma pada jaringan, pembuluh darah dan saluran cerna.

16
Selain memiliki berbagai jenis, jarum operasi juga tersedia dalam berbagai ukuran.
Semakin besar benang yang digunakan maka jarum yang digunakan pun juga semakin besar.
Ukuran jarum bedah sama dengan ukuran yang ada pada jarum suntik, semakin besar
angkanya maka semakin kecil ukuran jarumnya. Kisaran ukuran jarum bedah mulai dari 00
(paling besar, digunakan untuk menutup dinding abdomen) sampai 10-0 (yang paking kecil,
digunakan untuk anastomoses mikrovaskuler- ukurannya seperti rambut manusia). Ukuran
jarum bedah yang biasa digunakan berkisar antara 3.0-5.0.
Jarum dengan ukuran 5.0-6.0 cocok digunakan apabila pembedahan dilakukan di
bagian wajah yang tidak meninggalkan bekas luka, sedangkan pada bagian tubuh yang tidak
terlalu terlihat dapat menggunakan benang berukuran 3.0-4.0, karena semakin besar
ukurannya membuat proses menjahit menjadi lebih mudah dan lebih kuat.
Bahan yanng digunakan untuk membuat jarum bedah adalah bahan stainless steel
kualitas tinggi, kemudian dibuat sekecil mungkin dengan kekuataan jarum yang kuat, dapat
dipasang atau tidak mudah bergerak saat digunakan dengan alat pemegang jarum, memiliki
ketajaman yang dapat menembus jaringan maupun kulit dengan resistensi minimal, steril
dan tidak korosif.
13. Pemegang jarum bedah

17
Needle holder atau pemegang jarum merupakan salah satu alat yang termasuk ke
dalam isntrumen dasar bedah minor. Needle holder atau pemegang jarum ini berfungsi
untuk untuk memegang jarum saat melakukan penjahitan luka pada jaringan. Penjahitan
luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang sampai sembuh dan
cukup untuk menahan beban fisiologis. Penjahitan luka dilakukan pada setiap luka dimana
untuk penyembuhannya perlu mendekatkan tepi luka.
Needle holder atau pemegang jarum terbuat dari bahan stainless steel yang
merupakan bahan anti karat. Needle holder atau alat pemegang jarum disebut juga dengan
nald voeder. Jenis needle holder atau pemegang jarum yang digunakan bervariasi, yaitu tipe
Crille wood (bentuknya seperti klem) dan tipe Mathew Kusten (bentuk segitiga). Kegunaan
dari needle holder atau pemegang jarum ini pada penjahitan sebagai pemegang jarum jahit
dan sebagai penyimpul benang.
Cara Menggunakan Needle Holder atau Pemegang Jarum dalam Menjahit
Cara menggunakan needle holder atau pemegang jarum dalam menjahit dapat
dilakukan dengan cara menutup dan melepas sama dengan metode ratchet pada penggunaan
klem arteri. Needle atau jarum digenggam pada jarak 2/3 dari ujung berlubang needle, dan
berada pada ujung jepitan needle holder. Memegang needle dengan needle holder pada
teknik ini akan memudahkan tusukan jaringan pada saat jahitan dilakukan. Selain itu,
pemegangan needle pada area dekat dengan engsel needle holder atau pemegang jarum akan
menyebabkan needle menekuk. Kemudian, belokkan needle sedikit ke arah depan pada
jepitan instrumen karena akan disesuaikan dengan arah alami tangan ketika insersi
dilakukan dan tangan akan terasa lebih nyaman. Kegagalan dalam membelokkan needle
ini juga akan menyebabkan needle menekuk.
Pada saat melakukan penjahitan, jaga agar jari manis dan ibu jari menetap pada
lubang handle saat menjahit dilakukan yang membatasi pergerakan tangan dan lengan.
Pegang needle holder dengan menggunakan telapak tangan akan memberikan pengontrolan
yang baik. Secara konstan, jangan mengeluarkan jari dari lubang handled karena dapat
merusak ritme menjahit. Pertimbangkan pergunakan ibu jari pada lubang handle yang
menetap, namun manipulasi lubang lainnya dengan jari manis dan kelingking.
14. Pinset anatomi

18
Pinset anatomis adalah pinset dengan gigi anatomi untuk penjepit jaringan dalam
proses operasi digunakan untuk memegang jaringan alat dan bahan medis. Dapat juga
digunakan untuk memegang kassa dan kapas pada saat memebersihkan luka.
Pinset Anatomi berbentuk pinset dengan ujung yang lancip digunakan untuk
mengambil atau menarik bagian alat-alat tubuh dari mahluk hidup yang dibedah.
Memisahkan organ satu dengan yang lainnya. Pinset anatomi biasa disebut juga dengan
pinset traumatis yang ujungnya tidak memilki gigi dengan berbagai macam ukuran dimulai
dari ukuran panjang sampai pendek. Pinset ini memilki ujung tumpul halus dengan cara
pengoperasiannya menggunakan ibu jari dan dua atau tiga anak jari lainnya dalam satu
tangan. Pinset anatomi ini juga dilakukan saat penjahitan berupa eksplorasi jaringan dan
membentuk pola jahitan tanpa melibatakn jari. Karena dibuat dengan menggunakan
bahan stainlesssteel, peralatan ini menjadi tahan karat dan mudah disterilisasi.
Sebelum digunakan pinset terlebih dulu melalui proses sterilisasi. Dimulai dengan
dekontaminasi menggunakan larutan klorin 0,5% selama kurang le
bih 10 menit. Lanjutkan dengan proses pecucian menggunakan sabun dan sikat, bilas
hingga bersih baru disterilisasi secara panas kering atau kimiawi.
15. Bak instrumen

Bak instrumen adalah wadah yang digunakan untuk meletakkan intrumen medis seperti
gunting, klem, pinset, dan keperluan tindakan medis lainnya.
 Kegunaan : Sebagai tempat untuk menaruh instrumen-instrumen atau alat-alat
kesehatanagartetap dalam kondisi steril sepertigunting anatomis, pinset, jarum suntik,
dll
 Ukuran
 20cmx7cmx4cm
 20cmx12cmx4,5cm
 24cmx12cmx6,5cm
 30cmx20cmx5cm
 42cmx30cmx5cm
16. Gaun pelindung (pakaian kerja/celemek)

19
Maksud penggunaan gaun pelindung yaitu melindungi petugas dari peluang
genangan atau percikan darah cairan badan lain yang bisa mencemari pakaian atau seragam.
Tanda-tanda penggunaan gaun pelindung yakni seperti ketika bersihkan luka, lakukan
irigasi, bertindak drainase, menuangkan cairan terkontaminasi dalam lubang
pembuangan/toilet, ganti pembalut, mengatasi pasien dengan perdarahan masif.
17. Infus

Intravena (IV) alias infus adalah sebuah metode pemberian obat yang dilakukan
secara langsung melalui pembuluh darah. Terapi ini biasanya menjadi pilihan terbaik jika
kondisi tubuh pasien sudah tidak memungkinkan minum obat secara oral (lewat mulut).
Tidak semua penyakit memerlukan pemasangan infus. Biasanya dokter
merekomendasikan pemasangan infus ketika seorang pasien mengalami kondisi darurat
medis yang mengharuskan obat masuk ke dalam tubuhnya secara cepat. Misalnya ketika
seseorang kekurangan cairan (dehidrasi), terkena serangan jantung, stroke, atau keracunan.
Ketika kondisi tersebut terjadi, minum obat lewat mulut tidak akan efektif membantu
meringankan kondisi pasien. Pasalnya, obat oral membutuhkan waktu lebih lama untuk
diserap aliran darah karena harus dicerna oleh tubuh terlebih dahulu. Padahal, pasien sedang
membutuhkan penanganan yang cepat karena jika tidak, kondisinya bisa saja semakin
memburuk.
Infus juga menjadi penting ketika obat minum tidak memungkinkan. Hal ini dapat
terjadi ketika pasien mengalami muntah hebat, dimana semua makanan dan cairan yang

20
masuk ke mulut segera dimuntahkan tanpa sempat dicerna. Nah, di saat inilah terapi infus
menjadi salah satu jalan keluar terbaik. Ya, terapi intervena alias infus dapat membantu
mempercepat penyerapan obat ke dalam aliran darah, sehingga obat akan bekerja lebih
optimal untuk mengatasi kondisi pasien.
 Secara umum, berikut kondisi-kondisi yang membuat dokter menginfus Anda:
 Dehidrasi parah
 Keracunan makanan
 Stroke
 Serangan jantung
 Gangguan sistem imun
 Mengalami infeksi yang membuat pasien tidak responsif terhadap antibiotik oral
 Menggunakan obat-obatan kemoterapi untuk menangani kanker
 Penggunaan obat-obatan tertentu untuk mengatasi rasa sakit
 Mengalami peradangan kronis
Pemberian terapi intervena tidak hanya terbatas pada kondisi di atas. Mungkin ada beberapa
kondisi lain yang tidak disebutkan di atas, namun membutuhkan perawatan intervena. Oleh
sebabnya, konsultasilah ke dokter untuk memastikan perlu tidaknya Anda melakukan terapi
intervena.
 Jenis-jenis infus
Metode pemberian obat secara intravena ternyata dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Manual.
Metode ini dilakukan dengan melibatkan gaya gravitasi supaya jumlah obat tetap sama
selama periode waktu tertentu. Perawat dapat mengatur kecepatan tetesan cairan infus
dengan cara mengurangi atau menambah tekanan penjepit pada tabung intervena yang
dipasang di selang.
2. Pompa.
Laju aliran cairan dalam infus dapat diatur dengan pompa listrik. Perawat akan
memprogram pompa agar cairan infus dapat menetes dengan kecepatan dan jumlah yang
sesuai kebutuhan pasien. Pompa hanya dapat digunakan ketika takaran dosis obat sudah
tepat dan terkontrol.
18. Korentang

21
Korentang adalah adalah penjepit ( berbentuk seperti gunting panjang )yang
digunakan untuk mengambil atau memindahkan alat dan bahan steril untuk tindakan operasi
atau hecting. Fungsinya adalah untuk mengambil instrumen steril, mengambil kasa,
handscoen, jas operasi,dll. Cara penggunaan korentang sama halnya dengan penggunaan
klem yaitu, tekan alat (korentang) pada bagian pangkal (sama halnya memegang gunting)
untuk membuka korentang tersebut. Masukkan ujungnya pada objek, kemudian tekan
kembali pangkalnya untuk menutup/supaya terkunci,ini bertujuan agar alat yang digunakan
tetap steril.
19. Setengah Kocher

Setengah kocher adalah alat yang digunakan untuk memecahkan/melubangi selaput


ketuban jika belum pecah. Adapun cara menggunakan alat ini, yaitu pertama melakukan
stripping dari selaput ketuban, kemudian memecah ketuban dengan memakai kocher atau
alat khusus pemecahan ketuban. Setengah kocher ini terbuat dari bahan stainless steel
dengan ukuran 14 cm dan dapat dipakai ulang dengan proses sterilisasi terlebih dahulu.
20. Spuit
Alat suntikan atau spuit dalam bahasa Inggris: syringe adalah pompa piston sederhana
untuk menyuntikkan atau menghisap cairan atau gas. Alat suntik terdiri dari tabung dengan
piston di dalamnya yang keluar dari ujung belakang. Adapun ujung depannya dapat
dilengkapi dengan jarum hipodermik atau selang untuk membantu mengarahkan aliran ke
dalam atau keluar tabung. Alat suntik beserta jarum suntik umumnya dijual dalam satu
paket. Kapasitas alat suntik antara lain 1 ml, 3 ml, 10 ml, dan yang lainnya.
 Jenis Spuit Dan Ukurannya
1. Spuit

22
Spuit / syringe adalah alat yang digunakan untuk pemberian secara iv / im / sub cutan
dengan volume tertentu. Spuit ini memiliki ukuran 1 ml, 3 ml, 5 ml, 10 ml, 20 ml, 50 ml.
masing – masing ukuran mempunyai penggunaan yang berbeda – beda
2. Jarum suntik

Jarum ini mempunyai ukuran : 19, 21, 22, 23, 25, 26, 27 G digunakan atau
disambungkan dengan alat suntik seperti tesebut diatas
3. Wing Needle

Adalah jarum suntik bersayap, mempunyai ukuran : 21, 22, 25, 27 G . Fungsinya sebagai
vena tambahan untuk pengobatan secara intra vena.

23
4. IV Catheter

IV catheter adalah catheter yang dimasukkan ke pembuluh darah vena. IV Catheter


mempunyai ukuran : 18, 20, 22, 24 G. Fungsinya sebagai vena tambahan untuk pengobatan
secara intra vena

5.Infus set (micro) dan Infus set (macro)

 Infus set (macro)


Infus set makro merupakan infus set yang biasa digunakan untuk memberikan terapi
intravena pada pasien dewasa. Ada juga yang digunakan untuk anak-anak jika digunakan
untuk terapi rehidrasi.
 Infus set (micro)
Infus set mikro merupakan infus set yang biasa digunakan untuk memberikan terapi
intravena pada pasien anak-anak dan bayi. Akan tetapi ada juga pasien dewasa yang
menggunakan infus set mikro seperti pada pasien gagal ginjal kronis.

6. Blood transfusion set

24
Blood tranfusion set digunakan untuk pemberian darah kepada pasien
(tranfusi) mempunyai ukuran 18, 21, 24, 26 G.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan Instrumen dalam praktik kebidanan adalah seperangkat alat yang
digunakan dalam melaksanakan praktik/tindakan kebidanan. Dalam memberikan pelayanan
kebidanan instrumen dapat berfungsi :
• Sebagai alat untuk memudahkan pekerjaan
• Sebagai alat yang digunakan untuk mencapai tujuan suatu tindakan/pekerjaan
• Sebagai alat proteksi (pelindung)
Kebidanan mempunyai peranan yang penting dalam menjaga keamanan klien
khususnya akibat penggunaan alat medis. Untuk meminimalkan resiko atau efek
penggunaan alat medis, maka bidan harus mempunyai pengetahuan yang cukup dalam
mempergunakan alat tersebut dan juga mampu menangani atau melaporkan dengan segera
bila terjadi kerusakan sehingga tidak mengakibatkan kerugian pada klien. Bidan mempunyai
tanggung jawab dalam penggunaan alat medis yang aman bagi klien.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Kami banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.medicalogy.com/blog/jenis-jenis-benang-operasi-catgut/(Diakses
tanggal 23 September 2019)
 http://tokoalkes.com/blog/penggunaan-klem-tali-pusat(Diakses tanggal 23
September 2019)
 http://www.alatbedahminor.com/2015/04/needle-holder-atau-pemegang-
jarum.html(Diakses tanggal 23 September 2019)
 http://www.alatbedahminor.com/2015/04/needle-holder-atau-pemegang-
jarum.html(Diakses tanggal 23 September 2019)
 https://www.google.com/amp/s/herrysetyayudha.wordpress.com/2012/02/29/keteram
pilan-dasar-tehnik-bedah-dengan-pengetahuan-material-suture/amp/(Diakses tanggal
23 September 2019)
 https://sumbermajublog.wordpress.com/2017/02/09/fungsi-penggunaan-alat-
pelindung-diri-apd-bagi-petugas-kesehatan/(Diakses tanggal 23 September 2019)
 https://www.medicalogy.com/blog/jenis-jenis-benang-operasi-catgut/ (Diakses tanggal
06 Oktober 2019)
 http://timbanganrumahsakit.blogspot.com/2016/06/baby-scale-timbangan-
bayi_30.html (Diakses tanggal 06 Oktober 2019)
 https://www.medicalogy.com/blog/memillih-benang-operasi-dan-jarum-operasi-
yang-tepat/ (Diakses tanggal 06 Oktober 2019)
 https://dokumen.tips/documents/jenis-spuit-dan-ukurannya-55954e1961ab6.html
(Diakses tanggal 06 Oktober 2019)

27

Anda mungkin juga menyukai