Anda di halaman 1dari 14

IMPLEMENTASI MANAJEMEN TEKNOLOGI DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INOVASI DAN Keyword : Manajemen teknologi, strategi inovasi, strategi
teknologi, strategi bisnis
KEUNGGULAN KOMPETITIF BERKELANJUTAN
(Sebuah Kajian Literatur)
A. Pendahuluan
Oleh : Kuncorosidi, SE
Manajemen teknologi merupakan sebuah kajian atau
Abstrak bahasan yang menghubungkan disiplin ilmu rekayasa/teknik,
ilmu pengetahuan dan manajemen dalam menempatkan
Manajemen teknologi merupakan sebuah kajian atau perencanaan, pengembangan dan implementasi kemampuan
bahasan yang menghubungkan disiplin ilmu rekayasa/teknik, ilmu
untuk membentuk dan menyelesaikan tujuan operasional dan
pengetahuan dan manajemen dalam menempatkan perencanaan,
pengembangan dan implementasi kemampuan untuk membentuk strategis perusahaan, berbicara mengenai manajemen
dan menyelesaikan tujuan operasional dan strategis perusahaan, teknologi adalah berbicara mengenai bagaimana menciptakan
berbicara mengenai manajemen teknologi adalah berbicara atau membuat teknologi (sciences) dan pengelolaannya
mengenai bagaimana menciptakan atau membuat teknologi
(manajemen) di sebuah organisasi. Maksud dari pengelolaan
(sciences) dan pengelolaannya (manajemen) di sebuah organisasi.
Maksud dari pengelolaan juga bukan berarti hanya pada takaran juga bukan berarti hanya padatakaran dimana dan bagaimana
dimana dan bagaimana agar proses pembuatan teknologi itu agar proses pembuatan teknologi itu berhasil, tetapi juga
berhasil, tetapi juga bagaimana implementasi kemanfaatannya bagaimana implementasi kemanfaatannya terasa di
terasa di perusahaan.
Manajemen teknologi terkait dengan inovasi, bagaimana
perusahaan.
inovasi yang dilakukan oleh organisasi dapat berhasil dan Harisson dan Samson (2002) mengungkapkan
memenuhi tujuan dan kebutuhan organisasi itu sendiri.
manajemen teknologi dan beberapa bidang yang berada
Keberhasilan strategi inovasi sangat ditentukan oleh bagaimana
organisasi menggunakan teknologi yang dimilikinya atau didalamnya sangat relevan dan dibutuhkan untuk membantu
bagaimana organisasi mengadopsi teknologi yang berasal dari dalam pengambilan keputusan pemerintah, para pemimpin
luar, dan sukses melakukan transfer teknologi. industri dan studi manajemen bisnis, diantaranya adalah :
Transfer teknologi pada prinsipnya merupakan transfer
pengetahuan (transfer knowledge) yang dilakukan antara anggota
strategi teknologi, pengembangan kapabilitas teknologi,
organisasi yang satu dengan anggota organisasi yang lain, atau manajemen inovasi, teknologi forecasting, teknologi
antara satu organisasi dengan organisasi yang lain, kolaborasi manajemen, strategi manufaktur, persaingan bisnis, halangan
dari itu semua sangat menentukan kesuksesan strategi inovasi untuk mengadopsi teknologi, teknologi dan fleksibilitas
suatu organisasi, yang pada ujungnya menentukan kesuksesan
strategi teknologi dan strategi bisnis organisasi.
manufaktur dan e-bisnis.

Implementasi Manajemen Teknologi Dalam Meningkatkan 141


Kemampuan Inovasi Dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan 142 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 141-168
Pengembangan teknologi sangat berkaitan dengan yangdapat membuatperusahaandapat memperoleh,
pengetahuan teknologi secara teknis dan praktek manajemen mengembangkan, dan menggunakanteknologiuntuk
teknologi, teknologisendiri terdiri dari sesuatu yang nampak mencapaitujuan bisnis mereka.Ini melibatkanakuisisi,
(tangible) dan sesuatu yang tidak tampak (intangible), yang manajemen, dan eksploitasiteknologiproduk dan prosesyang
nampak adalah alat atau tool dan bahkan produk yang konsistendan mendukungstrategibisnis perusahaandan
dihasilkan dari suatu teknologi atau teknologi yang akhirnyadapat mendorongdaya saing bisnisdengan
digunakan dalam menghasilkan produk, sedangkan yang memberikankeuntunganberbasis teknologi. Teknologi strategi
seolah tidak nampak adalah berupa metode, cara atau apapun butuh keselarasan karena bebas dari pengaruh waktu asalkan
yang mungkin tidak berupa fisik. Teknologi merupakan suatu diikuti dengan pola, kapabilitas dan kapasitas mulai dari
mekanisme yang dapat digunakan untuk meningkatkan masyarakat sampai organisasi.
kemampuan manusia secara individu ataupun sebagai Strategi teknologi terkait erat dengan strategi bisnis,
kelompok yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki namun Adler (1989) dalam Harisson dan Samson (2002)
kualitas hidup (Harisson dan Samson, 2002).
mengungkapkan bahwa keputusan strategiteknologiharus
Lebih jauh Harisson dan Samson(2002) dievaluasi dan disesuaikan dengan strategi bisniskarena
mengungkapkan teknologi merupakan faktor kunci dalam strategi teknologi bukan sebagaikeputusan yang
mendefinisikan keunggulan kompetitif perusahaan dalam independen.Strategi sangat penting bagi perusahaan untuk
dunia bisnis yang modern. Teknologi merupakan proses yang dapat memenangkan persaingan pasar. Strategi itu sendiri
akan menopang pencapaian tujuan yang akan digunakan merupakan arahan dan ruang lingkup dari perusahaan dalam
untuk mencapai daya saing karena merupakan karya cipta jangka panjang yang akan memberikan keuntungan bagi
yang bisa dipakai untuk menciptakan nilai. Teknologi perusahaan melalui penggunaan sumber daya yang ada dalam
berbicara mengenai apa yang kita miliki, apa yang kita lingkungan yang mendukung untuk memenuhi kebutuhan
inginkan dan bagaimana memenfaatkan segala sesuatu yang pasar dan memenuhi harapan dari para stakeholder.
kita miliki untuk memenuhi apa yang kita inginkan,
Dalam strategi ada aspek arahan (direction) yang
dibutuhkan strategi dalam mengelola suatu teknologi agar
menunjukkan kemana tujuan yang ingin dicapai oleh
teknologi dapat dimanfaatkan dan penggunaannya sejalan perusahaan dalam jangka panjang, keuntungan kompetitif
dengan tujuan organisasi. (competitive advantage) yang menunjukkan bagaimana
Samson (1991) dalam Harisson dan Samson (2002) perusahaan akan dapat melakukan kegiatannya dengan lebih
mengungkapkan strategi teknologi adalah Pilihan-pilihan baik dari para kompetitornya yang berada dalam pasar yang
sama, sumber daya (resource) yang menunjukkan sumber
Implementasi Manajemen Teknologi Dalam Meningkatkan 143
Kemampuan Inovasi Dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan 144 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 141-168
daya apa saja yang ada dan dibutuhkan untuk dapat bersaing, konsumen (melakukan efisiensi produk dengan membuat
lingkungan (environment) yang menunjukkan keadaan produk yang berbiaya rendah, produk yang inovatif,
eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi kemampuan berkualitas dan reliabel, customer responsiveness dan
untuk dapat bersaing, serta nilai dan ekspektasi yang dimiliki manufacturing innovation)
oleh orang-orang yang berada di lingkungan bisnis
(stakeholder).
B. Pengembangan Kapabilitas Teknologi
Strategi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan akan
membedakannya dengan perusahaan-perusahaan lain. Esensi Dalam rangka mencapai tujuan strategis dan
dari sebuah strategi adalah memilih untuk melakukan operasional mereka, organisasi harus mengembangkan dasar
aktifitas yang berbeda atau melakukan aktifitas yang sama teknologi yang memadai.Mereka harus mengembangkan
dengan cara yang berbeda dan memberikan posisi strategis pengetahuan tentang teknologi dan “organisational levers”
yang lebih baik dari pada para pesaing. Perusahaan dapat untuk efektivitas membangun dan menyebarkan pengetahuan
memberikan performa yang lebih baik dari para pesaing (Adler, 1990 dalam Harisson dan Samson, 2002) kapabilitas
hanya jika perusahaan dapat menentukan perbedaan yang teknologi mengarah kepada aset teknologi yang dimiliki
dimilikinya dan mempertahankannya. Perbedaan tersebut perusahaan dan secara strategis signifikan, selama proses dan
harus dapat memberikan nilai yang lebih baik bagi para praktek penggunaan aset tersebut dapat dikembangkan dan
konsumen atau menciptakan nilai yang hampir sama tetapi dimanfaatkan dengan baik (Harisson dan Samson, 2002).
dengan biaya yang lebih murah atau bahkan keduannya. Lebih jauh Harisson dan Samson (2002)
Byers et.al (2011) mengungkapkan competitive mengungkapkan aset teknologi dapat dikembangkan melalui
advantagepada perusahaan merupakan faktor khusus yang beberapa tahap berikut :
dapat memberikan keunggulan atau posisi yang • Memperkenalkan dan menyebarkan teknologi baru
menguntungkan dalam persaingan, competitive advantage
• Meningkatkan kemapuan teknik dan pengetahuan pegawai
yang dimiliki perusahaan tergantung kepada kompetensi inti
yang dimiliki oleh perusahaan itu, seperti aset-aset yang • Memperbaiki rutinitas organisasi, struktur, proses dan nilai
dimiliki yang dipergunakan secara optimal. Lebih lanjut ditempat dimana pekerjaan itu dilakukan.
Byers et.al (2011) mengungkapkan bahwa competitive • Memperkuat hubungan dengan dengan pemasok,
advantage dapat memberikan perbedaan yang signifikan pada pelanggan, rekanan dan organisasi lain
produk dan jasa sesuai dengan apa yang diinginkan oleh

Implementasi Manajemen Teknologi Dalam Meningkatkan 145


Kemampuan Inovasi Dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan 146 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 141-168
Kompetensi inti yang dimiliki oleh suatu organisasi • Pengakuan/pengenalan atas prototipe
merupakan kemampuan dan keahlian yang unik (Byer, et.al,
• Pengakuan/pengenalan dari atribut tanpa prototipe
2011) kapabilitas merupakan kapasitas perusahaan, atau
dapat dikatakan sebagai sebuah tim bagi perusahaan yang • Diskriminasi diseluruh atribut
dapat membantu perusahaan untuk melakukan beberapa tugas • Diskriminasi tanpa atribut
dan aktivitasnya. Kompetensi inti merupakan sesuatu yang
• Atribut kontrol lokal
dinamis dan alami dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari pembelajaran organisasi dan pengembangan Fase kedua yang merupakan tahap yang keenam
kompetensi. Kapabilitas inti dari teknologi perusahaan terdiri adalahFine-tuning system dan pengembangan dan
dari sekumpulan keahlian yang berbeda-beda (yang berada di mempertimbangkan reaksi dari perubahan sistem. Misalnya
dalam human capital), rutinitas organisasi (yang beroperasi pasar, teknis, atau perubahan ekonomi atau hal lainnya yang
pada level perusahaan) dan aset yang spesifik(advanced dapat merubah input pada sistem. Tahapan ini melibatkan
manufacturing technologies, information system, computer kemampuan untuk memahami dan respon yang memadai
aided manufacturing, etc) yang kesemuanya mendasari terhadap perubahan-perubahan.
keunggulan bersaing (Hamilton, 1992 dalam Harisson dan Fase tiga yang merupakan tahapan ke-tujuh dan ke-
Samson, 2002 ), perusahaan merupakan “intelectual holding delapan :
company” dimana produk dan jasa merupakan aplikasi dari
teknologi dasar perusahaan, ” kapabilitas inti merupakan • Mengendalikan proses yang tersisa berdasarkan kondisi
dasar dari sebuah produk, kapabilitas yang tidak khusus yang berubah. Proses kontrol yang terkomputerisasi
mengarah kepada produk yang juga tidak khusus”.(Quinn merupakan contoh dari tahapan ke-tujuh
et.al, 1990) “knowledge”.Pada tahan ini, proses kontrol yang otomatis
digunakan untuk mengatasi kontijensi normal, tetapi perlu
Jaikumar dan Bohn (1986) dalam Harisson dan persiapan untuk menghadapi kontijensi yang tak terduga
Samson (2002) menggambarkan variasi tahapan-tahapan
• Memiliki pemahaman yang lengkap dan pengetahuan
yang harus dilalui didalam proses pengembangan teknologi,
terhadap semua kemungkinan kontijensi. Tahap ke-
menurut model ini, pengembangan tersebut harus melalui tiga
delapan “knowledge” termasuk memiliki program kontrol
fase yang berbeda yang masing-masing meliputi tahap yang
sistem yang mampu menangani secara rinci setiap
berbeda dari pengembangannya.
kemungkinan
Fase yang pertama terdiri dari lima tahap :

Implementasi Manajemen Teknologi Dalam Meningkatkan 147


Kemampuan Inovasi Dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan 148 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 141-168
Selanjutnya Samson & Challis (1996) berpendapat yang harus dijaga dan dikembangkan bukan sekedar hanya
bahwa fokus kapabilitas akan meningkatkan nilai strategis “kebaruannya” tetapi lebih dari itu inovasi harus bisa
dasar teknologi perusahaan untuk alasan yang mencakup : memberi nilai tambah bagi organisasi, dengan berupaya
secara terus menerus untuk menciptakan nilai (Sustainable
1. Ketergantungan kunci kapabilitas perusahaan pada inti
Value Creation)
aset teknologi.
Sustainable Value Creation (SVC) dapat dipandang
2. Peningkatan strategi yang relevan dan mendukung
sebagai suatu penciptaan nilai yang terus-menerus dari suatu
aktivitas
hasil produksi baik barang ataupun jasa, proses penciptaan
3. Kompleksitas dan kelonggaran proses teknis organisasi, nilai merupakan hasil dari suatu proses yang panjang dari
yang dapat menghasilkan kapabilitas yang unik dan tidak sebuah proses produksi yang mentransformasikan suatu input
bisa disubstitusi menjadi output yang melibatkan berbagai sumber daya
Pengembangan kapabilitas teknologi terkait erat perusahaan.
dengan transfer teknologi yang terjadi didalam prosesnya, Secara umum dapat disebutkan bahwa bahwa proses
transfer teknologi dan peranannya didalam pengembangan value creation merupakan suatu proses yang berhubungan
kapabilitas teknologi perusahaan telah didiskusikan secara dengan pembuatan barang dan jasa atau kombinasi barang
luas selama kuartal terakhir abad ke-20 (Hamilton, 1992; dan jasa melalui proses transformasi dari sumber daya
Mayer dan Robert, 1998; Meyer, 1993) diskusi difokuskan produksi menjadi keluaran yang diinginkan, tetapi tentu saja
kepada dimensi internasional atau interorganisasional dari proses value creation tidak didapat begitu saja dari sebuah
transfer teknologi. output atau keluaran yang dihasilkan, lebih dari itu
bagaimana output tadi dapat dirasakan manfaatnya dan
memberikan nilai tambah bagi pemakainya
C. Pengembangan teknologi dan Inovasi
(Konsumen/Pelanggan) sehingga akhirnya pelanggan akan
Pengembangan teknologi dalam suatu organisasi mendapatkan kepuasan dari produk baik barang ataupun jasa
memiliki peran dalam pengembangan inovasi, inovasi bisa yang dipakai atau dikonsumsi.
digandengkan dengan kreasi atau penemuan hal-hal yang
Jadi untuk menciptakan nilai, perusahaan harus
baru. Inovasi merupakan suatu proses untuk memaknai diri
memahami dan mengukur bagaimana produk dan jasa yang
dan lingkungan untuk menciptakan nilai-nilai dengan
dihasilkan perusahaan bernilai bagi konsumennya dan
mengembangkan kompetensi yang ada didalam organisasi
bagaimana nilai produk dan jasa tersebut dapat memuaskan

Implementasi Manajemen Teknologi Dalam Meningkatkan 149


Kemampuan Inovasi Dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan 150 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 141-168
kedua belah pihak yaitu perusahaan dan konsumen, sehingga efisiensi dalam produksi, penyampaian produk maupun
perusahaan dapat menjadikan itu sebagai keunggulan peningkatan pelayanan (Luecke and Katz, 2003).
bersaing (competitive advantage) bagi mereka. Tetapi Sebuah perusahaan harus memiliki keunggulan
competitive advantage tidak selalu untuk melakukan kompetitif sehingga mampu memobilisasi pengetahuan dan
pembedaan, lebih dari itu diarahkan kepada proses kemampuan teknologi serta pengalamannya untuk
penciptaan nilai, competitive advantage berarti mengerjakan menciptakan sesuatu yang baru (novelty) pada penawarannya
sesuatu yang tidak bisa dikerjakan oleh perusahaan lain, baik berupa produk atau jasa, dan dalam bagaimana cara
competitive advantage dilakukan dalam rangka memerangi menciptakan dan menyampaikan penawaran tersebut kepada
degradasi nilai dengan mempertahankan apa yang didapatkan pelanggannya (Tidd et. al .....)
supaya kehidupan organisasi dapat berlanjut.
Drucker (1988) dan Cristensen (1997) dalam
Inovasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan Elmquist et.al (1999) menyebutkan bahwa inovasi merupakan
teknologi baru (new technological knowledge) dan satu hal yang paling utama bagi perusahaan, jika mereka
pengetahuan pasar (new market knowledge) termasuk ingin terus tumbuh dan memiliki profitabilitas yang tinggi,
kompetensi dan aset yang dimiliki untuk membuat produk inovasi memungkinkan perusahaan untuk menciptakan
atau jasa yang diinginkan oleh konsumen, produk baru yang
produk baru yang mampu menangkap dan menguasai pangsa
yang diproduksi dengan biaya yang lebih rendah, kualitas pasar, meningkatkan keuntungan (price and non
yang lebih baik dari produk yang sudah ada sebelumnya atau
pricefactors), meningkatkan daya saing dalam hal waktu,
bahkan produk yang belum pernah ada dipasar (Affuah, karena perusahaan mampu menghasilkan dan mengenalkan
2003).
produk baru lebih cepat daripada pesaing dan perusahaan
Dalam pengertian lain Inovasi adalahadalah sesuatu mampu mengganti produk dengan versi yang lebih baik
yang baru, yang dihasilkan oleh organisasi sebagai output secara berkala.
atau sebagai suatu proses adopsi atau pengaplikasian sesuatu Perusahaan harus dapat mempertahankan keunggulan
yang “baru” oleh sebuah organisasi sedemikian rupa sehingga kompetitifnya dengan terus melakukan inovasi (Bowonder
organisasi ini menjadi lebih kompetitif. Sesuatu yang baru et.al, 2010), inovasi merupakan kunci atau “key driver” bagi
tersebut bisa berupa produk atau jasa baru yang dapat keberlanjutan keunggulan kompetitif dan keberlanjutan
memberikan nilai lebih dibandingkan produk yang lama. Bisa pertumbuhan bisnisnya, dan manajemen inovasi merupakan
juga sesuatu yang baru itu adalah proses baru menciptakan masalah inti yang harus diperhatikan oleh perusahaan
(Igartua et.al, 2010)

Implementasi Manajemen Teknologi Dalam Meningkatkan 151


Kemampuan Inovasi Dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan 152 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 141-168
Strategi inovasi merupakan sebuah panduan dalam bersedia menyediakan ide untuk pengembangan barang dan
pengambilan keputusan dan terkait dengan bagaimana jasa yang mereka inginkan dan belum mampudipenuhioleh
penggunaan sumber daya agar sesuai dengan tujuan pasaratau mungkinmemperbaikipenawaranyang ada (Ernst,
perusahaan sehingga perusahaan dapat memberikan nilai dan Hoyer, Krafft, and Soll, 2010 dalam Hoyer et.al, 2010)
membangun keunggulan bersaingnya. Strategi inovasi bahkan saat ini konsumen dapat dengan mudah
berbeda dengan mainstream bisnis strategi karena harus berkomunikasi dengan perusahaan dengan masuk kedalam
mengakomodasi ketidakpastian secara komprehensif, strategi website perusahaan, e-mail atau melalui jejaring sosial, dan
inovasi membantu perusahaan untuk fokus pada bagaimana secara menyeluruh inovasi pada teknologi memainkan peran
mengerahkan penggunaan sumber daya, kapabilitas dan yang sangat besar dalam membantu perusahaan untuk
proses yang terbaik yang harus dikembangkan sehingga memenuhi tujuan mereka (Dodgson et.al, 2008).
memenuhi tujuan perusahaan (Dodgson et.al, 2008)
Byers et. al (2011) lebih menekankan pada bagaimana
D. Pengorganisasian teknologi dan inovasi
seorang entepreneur menyusun strategi inovasi yang efektif Harisson dan Samson (2002) mengungkapkan
untuk menghadapi perkembangan teknologi, memutuskan organisasiperlumengaitkanisu-isuorganisasibaik yang bersifat
kapan bertindak, mengelola teknologi baru, mengelola ide
internal (Isu yang mencakup Manajemen, teknik,
dan kreativitas sebagai strategi menghadapi persaingan dan
anggotaorganisasi/karyawan, danorganisasi) dan isu eksternal
perkembangan teknologi, perusahaan harus selalu (Isu yang berkaitan dengan pihak eksternal seperti customer,
mengembangkan kreativitas dan inventiveness karena integrasi pasar dan teknologi, hubungan antara customer-
keduanya merupakan modal bagi inovasi yang berkelanjutan.
supplier -producer dan user, support untuk aktifitasinovatif
Teknologi telah memberikan sumbangan yang besar dari sumber eksternal seperti pemerintah, danstakeholder dan
dalam hubungan antara produsen dan konsumen di pasar, terakhir akuntabilitas untuk shareholder dalam hal investasi
konsumen bisa berkomunikasi baik dengan konsumen lain pada teknologi baru dan benchmarking of performance
maupun dengan produsen dimanapun di seluruh dunia. dengan adopsi dan implementasi dari teknologi baru.
Adanya sarana ini telah memberikan sense-of-empowerment Tantangan besar yang dihadapi oleh setiap perusahaan
bagi konsumen, efek dari empowerment ini adalah konsumen saat ini adalah bagaimana mereka mengelola inovasi
saat ini menginginkan untuk berperan lebih besar dalam teknologi (management of technological innovation), apabila
proses penciptaan nilai dari sebuah produk yang akan mereka mereka dapat mengelolanya dengan benar, mereka dapat
konsumsi (Hoyer et. al., 2010), konsumen mampu dan menciptakan nilai dan keuntungan, mengembangkan daya
saing yang berkelanjutan dan menciptakan dinamisme,
Implementasi Manajemen Teknologi Dalam Meningkatkan 153
Kemampuan Inovasi Dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan 154 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 141-168
menjadikan perusahaan menjadi tempat yang menyenangkan E. Knowledge management dan Innovation
untuk bekerja, menarik dan mempertahankan produktivitas Management
dan kreatifitas pekerja. Sebaliknya apabila perusahaan gagal Inovasi yang dilakukan oleh perusahaan merupakan
melakukan pengelolaan teknologi inovasi, perusahaan salah satu cara untuk memperoleh sustain competitive
dihadapkan pada kondisi yang serius, kehilangan keuntungan, advantage, salah satunya adalah dengan menghasilkan
pekerja dan reputasi. Inovasi teknologi bagi sebagian produk yang valuable dan juga komersial. Amunisi dari
perusahaan merupakan sarana utama untuk bersaing dalam inovasi adalah knowledge, dimana knowledge dalam
knowledge-intensive economies pada abad ini dan mengelola organisasi dapat diperoleh melalui “local search” danjuga
inovasi teknologi merupakan aktivitas yang sangat vital “distant search”. Knowledge harus ditransfer ke tiap-tiap unit
(Dodgson et.al, 2008) dalam organisas isehingga meningkatkan mutual learning
Beberapa peneltian terkait mengemukakan bahwa dan juga kerjasama interunit. Secara tidak langsungakan
inovasi teknologi dan strategi inovasi yang dilakukan men-stimulate knowledge baru dan kemampuan perusahaan
meningkatkan daya saing perusahaan (Bowonder et. al, 2010)
untuk berinovasi meningkat (Miller et.al, 2007)
Chen et.al, (2006) melakukan penelitian mengenai pengaruh
green innovation terhadap corporateadvantage, hasil Pengetahuanmerupakansatu-satunyafaktorproduksi
penelitiannya mengungkapkan bahwa ada hubungan antara yang paling penting dalam hal kapasitas sebuah organisasi
kemampuan perusahaan dalam inovasi pada teknologi (dalam untuk survive, dan kemudian, menjadi faktor di dalam
kasus ini green innovation) terkait pada produk dan proses mencapai dan menjaga keberlanjutan keunggulan
inovasinya dengan corporate advantage, kolaborasi kompetitifnya (Nonaka, 1995), Dalam bentuk yang kuat,
perusahaan dengan konsumen (co-creation) terkait service pengetahuan merupakan pemahaman tentang konteks,
recovery dengan fokus kepada self-service technologies wawasan ke dalam hubungan di dalam sistem, dan
(SSTs) mengemukakan bahwa kemampuan perusahaan dalam kemampuan untuk mengidentifikasi titik-titik leverage dan
mengelola inovasi teknologi mereka dapat meningkatkan kelemahan dalam memahami implikasi masa depan dari
peran serta konsumen dan dalam jangka panjang dapat tindakan yang diambil untuk menyelesaikan masalah. Dengan
meningkatkan keuntungan bagi perusahaan, lebih dari itu demikian pengetahuan merupakan kesadaran yang lebih kaya
meningkatkan customer intension, karena mereka merasa dan lebih bermakna dan pemahaman yang bergema dengan
dilibatkan dalam prosesnya (Dong et.al, 2006; Roggeven bagaimana si “knower" memandang dunia. (Bennet dan
et.al, 2010) Bennet, 2001)

Implementasi Manajemen Teknologi Dalam Meningkatkan 155


Kemampuan Inovasi Dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan 156 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 141-168
Lebih jauh Bennet dan Bennet, (2001) • Terkait dengan karyawan mereka, perusahaan-perusahaan
mengungkapkan teknologi memainkan peran yang dominan dituntut memiliki "fit" yang kuat dengan budaya dan
dalam menentukan persaingan dan kebutuhan, budaya dan standar mereka. Dengan demikian, karyawan merasa
pendidikan dari angkatan kerja. Dapat dikatakan bahwa organisasi adalah tempat yang tepat untuk bekerja dan
teknologi telah memainkan peran terkuat dalam menciptakan berkembang
lingkungan yang ada sekarang di mana organisasi harus
Kreativitas dan inovasi telah dijadikan sebagai faktor
beradaptasi dan belajar bagaimana untuk unggul
kunci keberhasilan organisasi dengan berusaha untuk
dibandingkan dengan pesaing mereka, dalam Built to Last,
mengembangkan dan melepaskan kapasitas seluruh tenaga
Collins dan Porras melakukan studi selama enam tahun
kerja mereka, menggunakan kombinasi manajemen, pekerja,
terhadap delapan belas perusahaan yang memiliki kinerja
pelanggan, dan kemampuan untuk berkolaborasi sebagai
yang luar biasa selama masa waktu antara lima puluh dan dua
sebuah tim untuk mengatasi berbagai situasi atau masalah.
ratus tahun. Meninjau hasilnya, bersama-sama dengan
penelitian lain, dan mengemukakan faktor-faktor berikut Berprinsip pada Total Quality Management (TQM)
yang menyebabkan organisasi tersebut sukses dalam jangka dan Total Quality Leadership, transfer pada praktek bisnis
panjang : yang lebih baik telah menjadi ciri dari organisasi yang
berkinerja tinggi. Banyak alat terus dikembangkan untuk
• Terus menerus berusaha untuk memperbaiki diri dan
membantu organisasi dalam menciptakan lingkungan yang
berusaha agar besok lebih baik dari apa yang mereka
memaksimalkan penggunaan pengetahuan dan kreativitas
lakukan hari ini. karyawan. Praktek ini mencakup pembandingan, rekayasa
• Tidak berfokus pada profitabilitas saja, tetapi ulang proses bisnis, LEAN Production, analisis rantai nilai,
menyeimbangkan upaya menyertakan kualitas karyawan agility, tim produk yang terintegrasi, balance score card, dan
kehidupan, hubungan masyarakat, masalah lingkungan, terakhir, knowledge management.
kepuasan pelanggan dan stakeholder. Knowledge Management (KM), muncul pada 1990-
• Berani mengambil risiko dengan penekanan bahwa an, berawal dari pengakuan mengenai sulitnya berurusan
mereka lebih bijaksana dan memiliki risiko portofolio dengan kompleksitas dan dengan persaingan yang semakin
secara keseluruhan seimbang. Secara umum, secara meningkat yang didorong oleh teknologi dan kebutuhan
finansial mereka konservatif. pelanggan yang canggih. Pertama muncul kesadaran akan
pentingnya informasi dan pengetahuan, diikuti dengan
• Memiliki perasaan yang kuat tentang ideologi inti mereka
pencarian yang terus-menerus terhadap “why to create?”,

Implementasi Manajemen Teknologi Dalam Meningkatkan 157


Kemampuan Inovasi Dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan 158 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 141-168
store, integrate, tailor, share, dan menyediakan pengetahuan keberlanjutan proses inovasi perusahaan (Tallman dan Phene,
yang benar kepada orang yang tepat pada waktu yang tepat. 2007 dalam Phene dan Grant, 2009).
Knowledge Management dapat diartikan sebagai Phene dan Grant ( 2009) menyebutkan beberapa
sebuah tindakan sistematis untuk mengidentifikasi, penelitian menyatakan bahwa kontribusi terbesar dalam
mendokumentasikan, dan mendistribusikan segenap jejak proses inovasi berasal dari pengetahuan yang berasal dari luar
pengetahuan yang relevan kepada setiap anggota organisasi, perusahaan (Allen & Cohen 1969, Mueller 1966, Dyer &
dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing organisasi. Singh, 1998 dan Klevorick et al 1995) kemampuan
Grant &Fuller (1995) Kogut (1993), mengemukakan bahwa perusahaan untuk memanfaatkan pengetahuan yang berasal
Knowledge merupakan asset dan keunggulan kompetitif yang dari luar organisasi sangat berhubungan dengan prior
merupakan dasar bagi pertumbuhan dan keberlanjutan bagi knowledge dan prior reseach and development investmen dan
perusahaan, selanjutnya Kogut & Zander, (1992) melihat juga penting untuk meningkatkan kemampuan perusahaan
bahwa knowledge didalam organisasi merupakan hasil dari dalam berinovasi apapun level organisasi dimana unit inovasi
kombinasi knowledge lama dan baru, dimana pengetahuan tersebut diterapkan dan sangat terkait erat dengan Absortive
lama mendukung proses pemahaman dan penggalian capacity perusahaan dimana perusahaan harus mampu
pengetahuan baru(Cohen dan Levintal,1989). mengenali nilai sebuah informasi baru, mengasimilasi itu dan
menerapkan menjadi akhir yang komersial(Cohen dan
Barney(1991) dan Wernerfelt(1984) mengungkapkan
bahwa pengetahuan yang melekat dalam perusahaan Levintal, 1990)
merupakan sumber dari keunggulan kompetitif yang Walaupun sumber pengetahuan yang didapat lebih
digunakan untuk melakukan inovasi, tapi walaupun banyak bersumber dari luar, organisasi perlu
perusahaan memiliki sumber pengetahuan dari dalam mereka menyeimbangkan keduanya, mengingat bahwa setiap
harus mencari pengetahuan dari luar (external knowledge) organisasi memiliki keterbatasan dalam menyerap informasi
untuk menjaga proses yang inovatif (Phene dan Grant, 2009) yang mereka dapatkan, salah satu cara untuk mencari
pengetahuan dan keahlian merupakan “hati” dari pelayanan keseimbangan tersebut yaitu dengan scanning capability
untuk meningkatkan kompetensi dan merupakan kunci bagi (seleksi). Scanning capability digunakan untuk seleksi
perbaikan dan inovasi (Maglio dan Spoher, 2008) mengambil lingkungan dan untuk mendapatkan pengetahuan yang
pengetahuan yang berasal dari luar organisasi adalah bermanfaat.
merupakan hal yang penting yang dapat sebagai dasar bagi
Scanning capability merupakan outcome dari interaksi
antara 2dimensi pengetahuan: scale dan scope. Scale: fokus

Implementasi Manajemen Teknologi Dalam Meningkatkan 159


Kemampuan Inovasi Dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan 160 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 141-168
pada mencari ketersediaan pengetahuan yang besar/banyak, dikodifikasi karena merupakan pengetahuan yang melekat
adanya keterbatasan pada teknologi dan geografis pada individu (Byers, 2011)
(local/proximate). Scope: ketersediaan pengetahuan sudah Menurut Miller et.al (2007), keuntungan yang
meningkat, perusahaan akan lebih sadar pengetahuan dari diperoleh dari inovasi yang dilakukan oleh perusahaanakan
tingkat jauh-nya/luasnya pengetahuan. Untuk meningkatkan lebih besar dan juga membutuhkan biaya yang lebih sedikit
scanning capability perusahaan perlu mengenal lebih baik saat sharing knowledgeantar unit atau divisi dibandingkan
pengetahuan eksternal dari berbagai macam konteks jika perusahaan harus menransfer knowledge dari luar
teknologi maupun geografis, perusahaan perlu organisasi. Penggunaan diversifikasi strategi dan teknologi
mengkombinasi pengetahuan yang dimiliki dengan yang baru (yang berasal dari knowledge perusahaan) akan
yang dapat meningkatkan nilai dari inovasi perusahaan. meningkatkan keunggulan financial dan juga operasional
Tahap terakhir setelah menentukan manfaat dan perusahaan.
transfer pengetahuan dengan keterbatasn perusahaan, yaitu
Namun disisi lain ada kesenjangan pemahaman
integrasi pengetahuan yang ada dengan bagian lain dalam mengenai organizational knowledge dan implikasinya di
perusahaan yang menghasilkan inovasi. Schumpeter (1934), dalam perusahaan dan praktek manajerial. Salah satunya
menyatakan bahwa inovasi berasal dari adanya kombinasi
bagaimana pengetahuan bias mentransformasi sebuah
baru. Henderson dan Clark (1992) menyatakan bahwa
organisasi. Ini merupakan suatu dilema bagi organisasi,
perusahaan yang inovatif adalah perusahaan yang memiliki bagaimana menangani tacit dan explicit knowledge.
kemampuan manajerial untuk mengkombinasikansecara
bersama pengetahuan yang berasal dari luar organisasi Apabila organisasi mengartikulasi tacit knowledge
dengan pengetahuan yang ada dalam suatu organisasi. menjadi explicit knowledge, maka organisasi menghadapi
Sehingga integrasi merupakan tahap penting untuk potensi ancaman imitasi yang akan membuat pengetahuan
penciptaan nilai (value creation). tersebut berkurang nilainya, di sisi lain apabila tidak
diartikulasikan, maka perusahaan menghadapi potensi
Pengetahuan didalam perusahaan mencakup (1) kehilangan pengetahuan tersebut apabila orang/pihak yang
pengetahuan kognitif, (2) keahlian, (3) system understanding, memilikinya meninggalkan organisasi, apabila organisasi
(4) kreativitas, dan (5) intiuisi, tiga yang pertama merupakan
mengadopsi strategi personalisasi yang berfokus pada tacit
pengetahuan yang dapat dikodifikasi dan disimpan sedangkan
knowledge maka organisasi mendapatkan perlindungan
dua yang terakhir merupakan pengetahuan yang sulit untuk
daripihak eksternal, tetapi rentan secara internal, apabila
organisasi mengadopsi strategi kodifikasi, yang berfokus

Implementasi Manajemen Teknologi Dalam Meningkatkan 161


Kemampuan Inovasi Dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan 162 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 141-168
pada explicit knowledge, maka secara internal aka naman, mempengaruhi antar semua tingkat dalam sistem, dengan
tetapi rentan secara eksternal. (Jasimudin dan Connell, 2005) menyeimbangkan pengetahuan dan tindakan setiap anggota
organisasi untuk mencapai lowest-level task dan highest-level
vision dari organisasi, menciptakan “distributed intelligence”
F. Penutup diseluruh level sistem.Hal ini dilakukan dengan
Teknologi merupakan salah satu karya cipta manusia, menggunakan tim dan masyarakat atau komunitas untuk
yang dapat dipergunakan dalam rangka memenuhi memperkuat tingkat kecerdasan lokal, akselerasi
kesejahteraan dan memberikan kemudahan-kemudahan. pengambilan keputusan, dan mendorong inovasi dan
Sebuah teknologi seharusnya dipahami prosesnya dari hulu kreativitas, sehingga proses teknologi inovasi menjadi suatu
ke hilir, agar manusia bisa menghargai hasil dari sebuah proses yang melekat pada kehidupan manusia hal ini terkait
teknologi, karena pada prinsipnya hasil karya dari sebuah dengan bagaimana sumber daya yang terbatas dapat
proses teknologi itu bebas nilai, lebih dari itu memahami diperbaharui terus-menerus dalam rangka mempertahankan
proses dari penciptaan sebuah produk dengan suatu teknologi keunggulan bersaing.
menjadi sesuatu yang mahal, orang sekarang hanya berpikir
bagaimana menggunakan hasil dari sebuah teknologi, bukan
pada bagaimana menciptakan sebuah produk dengan suatu
teknologi.
Visi dan misi organisasi seharusnya memikirkan
mengenai sustainable business model, bagaimana inovasi
dilakukan dalam konteks agar sustainable business model
dapat tercapai dengan berbagai strategi inovasi. Tujuannya
adalah agar strategi inovasi dapat mendukung strategi
teknologi yang pada ujungnya sejalan dengan pemenuhan
strategi bisnis organisasi dalam jangka panjang, dengan
memaksimalkan knowledge yang ada (baik itu yang berasal
dari dalam maupun dari luar).
Intinya adalah, membentuk sebuah organisasi yang
berprilaku cerdas sebagai Complex adaptive system,
mencapai keberlanjutan, saling terkait dan saling

Implementasi Manajemen Teknologi Dalam Meningkatkan 163


Kemampuan Inovasi Dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan 164 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 141-168
Referensi : Dodgson, M., Gann, D & Salter, A. (2008), “ The Management of
Technological Innovation ; Strategy and Practices,
Completely revised and update” Oxford University
Afuah, A. (2003). “ Innovation Management : strategies, Press Inc., New York
implementation and profit” Second edition, Oxford
Dong, B., Evan, K.R, &Zou, S. (2006), “ The effects of customer
University Press, Inc.
participation in co-created services recovery”.
Bowonder, B. Dambal, A., Kumar, S., Shirodkar, A., (2010), Journal of the Academic Marketing Science, 36:
“Innovation Strategies for Creating Competitive 123-137
Advantage”,”Research technology Management”.
David Bennet, D &Bennet, A. (2001), “The Rise of the Knowledge
395-6 308/10
Organization” , Handbook on Knowledge
Barney, J. (1991), Firm resources and sustained competitive Management . IOS PressP. 5-20
advantage”. Journal of Management, 17 (1): 109-
122
Elmquist, M., Fredberg, T. & Ollila, S. (2009), “ Exploring the
Byers, T.H., Dorf, C.R. & Nelson, A.J. (2011), “ Technology
field of open innovation”, European Journal of
Ventures: From idea to enterprise, Third edition”,
Innovation Management, Vol. 12 No.3 pp. 326-345
International edition, Published by McGraw Hill,
an imprintOf The McGraw-Hill Companies, Inc. Harrison, N. & Samson, D. (2002), “ Technology Management:
1221 Avenue of the Americas, New York, NY, Text and International Cases” Published by
10020 McGraw Hill, an imprintOf The McGraw-Hill
Companies, Inc. 1221 Avenue of the Americas,
Chen Y.S, Lai, S.B & Wen, C.T. (2006), “ The Influence of Green
New York, NY, 10020.
Innovation Performance on Corporate Advantage
in Taiwan” Journal of Business Ethics, Vol. 67, Hoyer, W.D., Chandy, R., Dorotic, M., Krafft, M., Singh, S.S.,
No. 4, pp. 331-339 (2010), “Consumer Cocreation in New Product
Development”, “Journal of Service Research”
Cohen, M.W & Levintal, A.D., (1990). “Absorptive Capacity: A
13/3 283-296
New Perspective on Learning and Innovation”
Administrative Science Quartely, Vol. 35, No.1, Igartua, J.I, Garrigos, J.A & Oliver, J.L.H. (2010), “ How
Special Issue Technology, Organization, and innovation Management Techniques support an
Innovation, P. 128-152 Open Innopvation Strategy”. Industrial Research
Institute.

Implementasi Manajemen Teknologi Dalam Meningkatkan 165


Kemampuan Inovasi Dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan 166 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 141-168
Jasimuddin, S.J.H. Klein. & Connel, C. (2005) “ Paradox of using Srivastava, K.M. & Gnyawali, R.D., (2011) “ When do relational
tacit and explicit knowledge: Strategis to face resources matter? Leveraging portfolio
dilemmas”. Management Decision. 43 (1): 102- technological resources for breaktrough
112 innovation” Academy of Management Journal,
Vol. 54., No.4
Wernelfelt, B. (1984). “ A Resource-based view of the firm”.
Miller, J.D., Fern, J.M. & Cardinal, B.M., (2007) “ The use of
Strategic Management Journal. 5(2) 171-180
knowledge for technological innovation within
diversivied firms”. Academy of Management
Journal, Vol. 50.,No.2
Moordian, N. (2005). “Tacit knowledge: Philosophic roots and role
in KM”. Jurnal of Knowledge Management. 9(6):
104-113
Nonaka, I. & Takeuchi, H. (1995), “ The Knowledge Creating
Company: How Japanese Companies Create the
Dynamics of Innovation., Oxford University Press,
Inc
Nelson, R., and Winter, S.G. (1982). “ An evolutionary theory of
economic change. Cambridge, MA: Harvard
University Press
Phene & Grant (2009). “ Innovation and Knowledge Management:
Scanning, Sourcing and integration”, Handbook of
Organizational Learning and Knowledge
Management, Blackwell Publishing. P. 356-371
Roggeven, L.A., Tsiros, M. & Grewal, D. “ Understanding the co-
creation effect: when does collaborating with
customers provide a lifty to service recovery?.
Journal of the Academic Marketing Science.

Implementasi Manajemen Teknologi Dalam Meningkatkan 167


Kemampuan Inovasi Dan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan 168 Dimensia Volume 10 Nomor 1 Januari 2013 : 141-168

Anda mungkin juga menyukai