Anda di halaman 1dari 5

BAB 3

METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan praktikum yakni pada hari Senin, 16April 2018, pada
pukul 13.00 WITA sampai dengan selesai Bertempat diLaboratorium Teknologi
Jurusan Farmasi tepatnya diKampus 1 Fakultas Olahraga Dan Kesehatan
Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Batang pengaduk, cawan porselin, cetakan suppositoria, lap halus, lap kasar,
neraca analitik ohaus pioneer, penangas air, penjepit, spatula.
3.2.2 Bahan
Aluminium foil, alkohol, BHT, cera alba, paraffinum liquidum,
paracetamol, oleum cacao, dan tisue.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Pembuatan Suppositoria
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan alat menggunakan alkohol 70 %
3. Disiapkan penangas yang akan digunakan untuk memanaskan air
4. Dimasukkan air kedalam penangas
5. Ditutup menggunakan aluminium foil
6. Dilubangi aluminium foil sesuai dengan ukuran cawan porselin
7. Dipanaskan air yang ada didalam penangas
8. Diletakkan cawan porselin diatas penangas
9. Ditimbang oleum cacao sebanyak 3 gr, paracetamol sebanyak 0,2 gr, BHT
sebanyak 0,015 gr, dan cera alba sebanyak 0,09 gr
10. Diletakkan cera alba kedalam cawan porselin, lalu dipanaskan
11. Ditambahkan oleum cacao
12. Ditambahkan paracetamol
13. Ditambahkan BHT
14. Dilumasi cetakan suppositoria menggunakan paraffin cair
15. Dimasukkan campuran cera alba, oleum cacao, paracetamol dan BHT
kedalam cetakan
16. Dimasukkan cetakan kedalam lemari pendingin, kemudian dibuka cetakan
suppositoria
17. Dibungkus suppositoria menggunakan aluminium foil lalu diletakkan
kedalam plastik obat
18. Diberi etiket biru dan copy resep
3.4 Deskripsi Resep
3.4.1 Resep
dr. Yudistira Sp.KK
SIp : 123/FM/610/34
Jl. Jenderal Sudirman
Gorontalo, 16/04/2018

R/ Paracetamol 200 mg
BHT 0,05 ml
Cera Alba 3%
Oleum cacao 3 gr

m.f. suppo .dtd. No. III


S t.d.dsuppo u.c
Pro : Nana
Umur : 27 tahun
3.4.2 Narasi Resep
1. Narasi Resep Perkata
% : Persenta : Persen
III : Trias : Tiga 0,05
0,05 : Nihil Punctu Nihil Quinqui : Nol koma Nol Lima
200 : Duo Centum : Dua Ratus
3 : Trias : Tiga
Gr : Grama : Gram
mg : Miligrama : Mili gram III
m.f : Misce fac : Campur dan buatlah
No : Nomero : Sebanyak
R : Recipe : Ambilah
S : Signa : Tandai
Suppo : suppo : suppositoria
t.d.d : Ter de die : tiga kali sehari
uc : Usus Cognitus : Pemakaian diketahui
2. Narasi Resep dalam Bahasa Latin (Syamsuni, 2006)
Recipe paracetamol duo centum miligrama, BHT nihil punctu nihil
persenta, cera alba trias persenta, oleum cacao ad trias grama. Misce fac
suppositoria da tales doses numero trias, signa ter de die suppositoria usus
cognitus.
3. Narasi Resep dalam Bahasa Indonesia (Syamsuni, 2006)
Ambilah paracetamol dua ratus miligram, BHT nol koma mol lima mililiter,
cera alba tiga persen, oleum cacao cukupkan tiga gram. Campur dan buatlah
suppositoria berikan sekian takaran sebanyak tiga, tandai tiga kali sehari
pemakaian diketahui.
3.4.3 Perhitungan Bahan
1. Paracetamol 200 mg = 0,2 gr
a. 0,2 x 3 = 0,6 gr
b. 0,6 x 3 = 1,8 gr
2. BHT 0,05%
0,05
a. x3 = 0,015 gr
100

b. 0,015 x 3 = 0,045 gr
3. Cera Alba 3%
3
a. x3 = 0,09 gr
100

b. 0,09 x 3 = 0,21 gr
4. Oleum Cacao = 3 gr
5. Berat Suppositoria
a. 3 x 3 = 9 gr
6. Nilai Tukar
a. 1,8 x 0,7 = 1,36
7. Lemak yang dibutuhkan
a. 9 gr – 1,36 = 7,64
8. Lemak tambahan
a. 10% x 7,64 = 0,764
9. Total Lemak
a. 7,64 + 0,764 = 8,4 gr
3.4.5 Kekurangan Resep
Resep diatas tidak rasional karena tidak terdapat nomor telepon dokter,
alamat pasien, dan tanda tangan dokter. Menurut syamsuni (2006) reesp yang
lengkap adalah resep yang terdapat nomor telepon dokter, alamat pasien dan tanda
tangan dokter. Menurut Menteri Kesehatan (2007) kekurangan nomor telepon
dokter dapat menyebabkan medication error. Nomor telepon dokter sangat penting
apabila suatu resep tulisannya kurang jelas atau meragukan dapat langsung
menghubungi dokter yang bersangkutan, hal itu juga akan memperlancar
pelayanan pasien pada waktu diapotik. Sementara alamat pasien sebagai identitas
pasien ketika terjadi kesalahan dalam pmberian obat diapotek atau obat tertukar
dengan pasien lain sedangkan pencantuman paraf dokter digunakan agar resep
yang ditulis otentik dan dapat dipertanggung jawabkan agar tidak disalahgunakan
oleh masyarakat umum, hal itu terkait penulisan resep nakotik maupun
psikotropik.
3.4.6 Indikasi Resep
Paracetamol diindikasikan untuk nyeri ringan sampai sedang ; Demam
(Sukandar,2008).
3.4.7 Kontra Indikasi
Paracetamol dikontra indikasikan untuk pasien dengan fenil ketonura
(kekurangan homozigot fenilalanin hidroksilase) dengan pasien yang harus
membatasi masukan fenilalanin (Sukandar, 2008).
3.4.8 Penyampaian Informasi
Hanya untuk pemakaian rektal. Hentikan penggunaan dan hubungi dokter
jika sakit berlanjut hingga 3 hari. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. Jika tertelan
akan terjadi overdosis segera hubungi dokter (Manson, 2007).
3.5 Farmakologi
1. Absorbsi
Asetaminofen diabsorbsi secara cepat dan sempurna disaluran
gastrointestinal pada pemberian oral (Sukandar, 2008).
2. Distribusi
Asetaminofen terdistribusi secara cepat dan merata pada kebanyakan
jaringan tubuh, sekitar 25 % asetaminofen didalam daerah terikat pada protein
plasma (Sukandar, 2008).
3. Metabolisme
Asetaminofen dimetabolisme oleh sistem enzim mikrosomal didalam
liver. Asetaminofen mempunyai waktu para plasma 25-3 jam, dan mungkin
lebih lama mengikuti dosis toksik atau pada pasien dengan kerusakan liver.
Sekitar 80-85% asetaminofen didalam tubuh mengalami konjugasi terutama
dengan asam glukoronat dan dengan asam sulfat (Sukandar, 2008).
4. Ekskresi
Asetaminofen diekskresikan lewat urin kira-kira sebanyak 85% dalam
bentuk bebas dan terkonjugasi (Sukandar, 2008).

Anda mungkin juga menyukai