Panduan Manajemen Kontrak
Panduan Manajemen Kontrak
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas kesehatan memiliki peran yang strategis
dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Meskipun dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan social
ekonomi masyarakat, rumah sakit harus tetap mampu memberikan pelayanan kesehatan
yang lebih berkualitas dan terjangkau dengan memanfaatkan kemajuan di beberapa
aspek tersebut.
RSI. Siti Rahmah Padang pada tahun 2016 telah terakreditasi Nasional oleh Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dengan predikat Madya dan sekaligus juga sudah
mendapatkan sertifikat izin operasional sebagai rumah sakit dengan tipe C dari Badan
Koordinasi Penanaman Modal. Sebagai salah satu Rumah Sakit Rujukan, RSI. Siti
Rahmah Padang harus mendapatkan Akreditasi Nasional terjangkau dengan
memanfaatkan kemajuan dibeberapa aspek tertentu.
RSI. Siti Rahmah Padang merupakan unit yang juga melakukan perjanjian dan
kontrak dengan pihak ketiga dalam pemberian pelayanan maupun penunjang. Regulasi
yang mengatur tentang pelaksanaan kontrak harus sejalan dengan Undang-undang
Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 dan Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik.
Pelayanan kontrak di rumah sakit terdiri atas kontrak manajemen dan kontrak
klinis. Kontrak manajemen terkait semua kontrak penunjang pelayanan yang
dilaksanakan rumah sakit, sedangkan kontrak klinis adalah kontrak individu dokter
dengan rumah sakit. Terkait pengadaan barang/jasa adalah kegiatan pengadaan
barang/jasa oleh RSI. Siti Rahmah Padang yang dibiayai oleh Yayasan RSI. Siti
Rahmah Padang.
Agar pelaksanaan manajemen kontrak dapat berjalan secara efektif dan efisien
maka perlu disusun dan dirancang Panduan Manajemen Kontrak yang menjabarkan
tentang ruang lingkup, kebijakan, tata laksana dan dokumentasi.
Kontrak atau perjanjian lainnya perlu diatur regulasinya antara lain meliputi:
a. Penunjukan penanggung jawab untuk kontrak klinis dan penanggung jawab
untuk kontrak manajemen.
b. Seleksi kontrak berdasarkan kepatuhan peraturan perundang-undangan yang
terkait.
c. Penetapan kontrak dan dokumen kontraknya.
d. Dokumen menyebutkan pengalihan tanggung jawab pada pihak kedua.
e. Monitoring Mutu kontrak.
f. Teguran dan pemutusan kontrak, bila mutu pelayanan yang disediakan melalui
kontrak tidak sesuai dengan kontrak.
g. Review kontrak untuk perpanjangan.
1
B. PENGERTIAN
2. Kontrak Klinis adalah kontrak pelayanan klinis yang berhubungan dengan staf
profesional kesehatan.
4. Indikator Mutu Kontrak adalah data mutu yang akan di evaluasi sebagai
bagian program peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang harus
dicantumkan di dalam kontrak.
5. Dokumen Perjanjian Kerja Sama (PKS) adalah Dokumen PKS atau Surat
Perjanjian adalah naskah dinas yang berisi kesepakatan bersama tentang sesuatu
hal yang mengikat antar kedua belah pihak atau lebih untuk melaksanakan
tindakan atau perbuatan hukum yang telah disepakati bersama.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
Kerjasama Klinis
Kerjasama Manajemen
Kontrak Manajemen adalah bentuk kerjasama dengan pihak ketiga yang diberi
tanggungjawab terhadap pengelolaan alat dan atau pelayanan non klinis lainnya
(misal: pelayanan parkir, tenaga clening service, makanan, dll); ruang lingkup
kerjasama ini memuat seluruh kontrak kerjasama di rumah sakit yang berhubungan
dengan pelayanan manejerial yang bersifat non-klinis.
Kerjasama Kepegawaian
Merupakan bentuk kontrak kerja staff (baik medis maupun non medis) yang mana
mengatur tata hubungan kerja antara pegawai dengan rumah sakit sesuai dengan
persyaratan RS dan perundang-undangan, dalam hal ini kerjasama kepegawaian
diatur oleh Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) RSI Siti Rahmah dan tidak
menjadi bagian seleksi/evaluasi/monitoring dari Tim Kontrak Kerjasama; Ruang
lingkup meliputi persyaratan jabatan, kredensial, rekredensial dan penilaian kinerja
yang dilakukan oleh pihak terkait
B. PRINSIP KERJASAMA
1. Secara Umum
Secara umum kerjasama yang ditangani oleh RSI Siti Rahmah (kerjasama klinis:
kontrak klinis dan kontrak pelayanan klinis; kerjasama manajemen; kerjasama
kepegawaian) harus memuat prinsip umum berikut :
a. Transparansi
Dalam proses perumusan kebijakan oleh rumah sakit maka keterbukaan
pada masyarakat menjadi suatu kontrol atas kerjasama yang dilakukan
rumah sakit dengan pihak ketiga.
Membuka kesempatan untuk semua pihak mendapat
informasi/kesempatan yang sama tentang ada nya suatu tender kerjasama.
3
b. Akuntabilitas
Kewajiban rumah sakit suntuk memberikan pertanggungjawaban,
menyajikan, melaporkan dan mengungkap segala aktivitas dan kegiatan
terkait penerimaan dan penggunaan anggaran pada pihak yang memiliki
wewenang dan kapasitas terkait hal tersebut.
c. Partisipatif
Kegiatan mengikutsertakan secara langsung / tidak langsung pihak yang
berkehendak dalam menjalin kerjasama dengan prinsip (konsultasi, dialog,
negosiasi dalam mencapai kesepakatan bersama.
d. Efisiensi
kerjasama antara rumah sakit dengan pihak ketiga mempertimbangkan nilai
efektifitas yaitu mengukur keberhasilan dengen membandingkan target dan
tujuan terhadap hasil yang diperoleh dalam kerjasama.
e. Konsensus
Pelaksanaan kerjasama rumah sakit dengan pihak ketiga harus memiliki titik
temu sehingga mencapai keputusan yang disepakati deangan kata lain tidak
terdapat keputusan sepihak yang tidak dapat diterima dalam kerjasama
tersebut.
2. Secara Khusus
Selain enam prinsip utama di atas, beberapa prinsip lain yang perlu
dipergunakan sebagai acuan rumah sakit dalam melaksanakan kerjasama dengan
pihak ketiga adalah :
1. Kerjasama dibangun untuk kepentingan umum.
2. Keterkaitan yang dijalin atas dasar saling membutuhkan.
3. Keberadaan kerjasama saling memperkuat pihak-pihak yang terlibat.
4. Adanya kepastian hukum.
5. Tertib penyelenggaraan
6. Kerjasama dilakukan bukan karena suatu upaya keuntungan perseorangan
akan tetapi suatu pertimbangan untuk mencapai suatu tujuan yang saling
mendorong, saling mengormati dan menguntungkan kedua belah pihak.
5
BAB III
TATA LAKSANA
Kontrak pelayanan klinis disebut kontrak klinis (perjanjian kerja sama) antara:
a. RS dengan individu dtaf klinis berupa pakta integritas staf klinis untuk
mematuhi peraturan perundang-undangan dan regulasi RS serta regulasi
kredensial/ re-kredensial dan evaluasi / penilaian kinerja profesi staf medis.
b. RS dengan badan hukum berupa kerjasama jenis pelayanan klinis yang
disediakan RS.
B. Kerjasama Manajemen
I. PERSYARATAN KERJASAMA
Untuk kerjasama Rumah sakit dengan Pihak Ketiga Dalam Negeri antara lain
mencakup persyaratan :
Untuk Kerjasama Rumah sakit dengan Pihak Ketiga Luar Negeri harus
memperhatikan ketentuan sebagai berikut :
1. Kerjasama tersebut harus merupakan pelengkap dalam pelaksanaan
pembangunan nasional dan daerah.
6
2. Kerjasama tersebut harus sesuai dengan kewenangan Rumah sakit sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Kerjasama tersebut harus sesuai dengan kebijakan dan rencana pembangunan
daerah, dan sejalan dengan program pembangunan nasional.
4. Aman ditinjau dari berbagai segi, terutama secara klinis, keamanan lingkungan,
juridis dan tekhnis.
5. Memperhatikan prinsip persamaan kedudukan dan tidak saling memaksakan
kehendak, memberikan manfaat dan saling menguntungkan bagi Rumah sakit
dan masyarakat.
6. Dirancang dalam bentuk program, proyek atau kegiatan berdasarkan kebutuhan
nyata yang memiliki skala prioritas tinggi.
7. Mempunyai rencana yang jelas bagi pemeliharaan dan kelanjutan sesudah
program, proyek atau kegiatan selesai dilaksanakan.
2. Identifikasi
Pada tahap ini perlu dilakukan indentifikasi dan inventarisasi jenis potensi
pelayanan yang akan dikerjasamakan baik dalam kerjasama klinis maupun
manajerial.
Dari hasil indentifikasi tersebut ditentukan skala prioritas bidang yang
akan dikerjasamakan dan disusun suatu analisa yang secara umum dapat
menggambarkan antara lain : aspek kelayakan teknis, evaluasi,
pemeliharaan, prakiraan biaya operasional dan pendapatan yang dihasilkan
serta analisa ekonomi.
3. Pemilihan
Melakukan kerjasama Rumah sakit dengan Pihak Ketiga merupakan salah
satu dari pilihan yang dihadapi Rumah sakit. Untuk itu dalam menentukan
pilihan bidang pelayanan yang akan dikerjasamakan dibutuhkan
pertimbangan-pertimbangan yang matang.
Cara yang efektif untuk menentukan pilihan tersebut adalah dengan
mempelajari hakekat bidang yang akan dikerjasamakan atau kebutuhan
yang diperlukan akan dapat memberikan dampak positif dan nilai tambah
terhadap pelayanan, berdaya guna bagi pasien dan atau meningkatkan
perkonomian Rumah sakit yang bersangkutan.
Bentuk kerjasama yang dipilih Rumah sakit harus menguntungkan dan
dapat diukur dan ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
4. Penawaran Kerjasama
Untuk mendapatkan partner kerjasama (Pihak Ketiga) yang bonafide dan untuk
menjaga transparansi dalam pelaksanaan kerjasama maka rumah sakitperlu
melakukan penawaran secara terbuka untuk memilih sesuai dengan peraturan
7
perundangan yang berlaku. Dari berbagai penawaran kerjasama yang berminat
dan mengajukan penawaran dapat dipilih calon yang memenuhi persyaratan
dan mampu secara finansial maupun teknisdan seusai kriteria indikator mutu
yang telah ditetapkanguna menyelesaikan suatu pekerjaan/kerjasamayang
ditawarkan.
5. Penilaian Penawaran
Setiap penawaran kerjasamayang mengajukan penawaran untuk melakukan
kerjasama dengan InstansiPemerintah agar dilampiri usulan rencana
kerjasama/proposal yang isinya antara lain mencakup :
Latar belakang.
Maksud dan tujuan.
Objek (jenis usaha) kerjasama yang diusulkan.
Bentuk dan mekanisme kerjasama yang diusulkan.
Rencana Biaya dan atau pola bagi hasil yang diusulkan.
Profil Penawar
Pakta integritas
Manajemen rantai distribusi dalam hal ini mengatur secara khusus bagi rumah
sakit guna mempunyai regulasi tentang pengelolaan pengadaan alat kesehatan,
bahan medis habis pakai, dan obat yang berisiko termasuk vaksin dengan
memperhatikan alur rantai distribusi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
9
2. Direktur Rumah Sakit tetap bertanggung jawab untuk mengetahui
isu ini dan melaksanakan strategi melindungi rantai disribusinya.
3. Jika perbekalan rumah sakit dibeli, disimpan, dan didistribusi oleh
instansi pemerintah maka rumah sakit ikut melaksanakan program
untuk deteksi dan melaporkan perbekalan yang diduga tercemar
atau palsu, serta mengambil tindakan mencegah kerugian potensial
pada pasien.
Untuk mengawasi jalannya kerjasama agar sesuai dengan maksud dan tujuan
pembentukannya perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan. sehingga dapat
menilai akuntabilitas dan kinerja kerjasama, beberapa pihak yang melakukan
fungsi ini adalah :
1. Direktur RS
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kerjasama antara rumah sakit
dengan Pihak Ketiga sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan
melakukan pelaporan kepada pemilik
2. Wakil Direktur
Melakukan pembinaan dan memfasilitasi Direktur dan pemilik dalam rangka
mendukung akuntabilitas pelayanandan keberhasilan kerjasama antara rumah
sakitdengan Pihak Ketiga dalam dan luar negeri.
3. Komite PMKP
Melakukan monitoring sesuai tugas dan fungsinya terhadap mutu pelayanan yang
disediakan berdasarkan kontrak atau perjanjian lainnya, dimana setiap kontrak
mempunyai indicator mutu yang harus dilaporkan kepada RS (Komite PMKP)
sesuai mekanismen pelaporan mutu di RSI Siti Rahmah.
4. Ka Bag Humas & Hukum / Tim Kontrak Kerjasama
Selaku tim yang ditunjuk oleh Direkturmelakukan pembinaan dan pengawasan
serta memfasilitasi direktur dan wakil direkturdalam rangka mendukung
akuntabilitas pelayanandan keberhasilan kerjasama antar rumah sakitdengan Pihak
Ketiga dalam dan luar negeri.
5. Tim Penapisan Teknologi Kesehatan
Selaku tim yang ditujuk oleh Direktur RSI Siti Rahmahmelakukan penilaian
terhadap pelaksanaan kerjasama dan atau penawaran kerjasama yang terkait
teknologi kesehatan.
6. Kepala Bidang/ Ka Bagian/ Ka.Seksie/ Ka Instalasi/Ka Ruang/Unit
Sesuai dengan tugas dan fungsinya melakukan pengawasan kerjasama yang mana
memperhatikan dan melaporkan hasil pengawasan dan pengalaman terhadap
dengan Pihak Ketiga dan unsur sebagai wakil pasienuntuk menilai akuntabilitas
dan kinerja kerjasama.
VII.MUTU KERJASAMA
Rumah sakit sebagai pemberi layanan kepada pasien perlu melakukan evaluasi
mutu pelayanan dan keselamatan pasien pada semua pelayanan di rumah sakit, sehingga
menjamin bahwa pelayanan terhadap pasien yang dilakukan melalui kontrak kerjasama
mampu memenuhi indikator mutu dan keselamatan pasien. Terkait hal tersebut, maka
untuk mencapai pelayanan yang menjamin mutu dan keselamatan pasien perlu
dilakukan upaya kerjasama dengan Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
(PMKP) RSI Siti Rahmah, meliputi :
1. Analisis informasi mutu dari pelayanan yang disediakan berdasar atas kontrak
atau perjanjian lainnya,
2. Rencana tindak lanjut berdasar atas data dan informasi tersebut,
3. Seluruh pelayanan yang disediakan berdasar atas kontrak dan perjanjian
mencantumkan indikator mutu yang dapat dipergunakan untuk mengukur mutu
pelayanan yangdisediakan berdasar atas kontrak tersebut dan ditetapkan oleh
Komite PMKP,
4. Data indikator mutu dikumpulkan dan dilaporkan ke Komite PMKP dan
dianalisis, dilaporkan serta diteruskan dan ditindaklanjuti sesuai mekanisme
pelaporan PMKP,
5. Frekuensi pengumpulan data, dan format pengumpulan data dilakukan sesuai
regulasi Komite PMKP,
6. Dilakukan monitoring mutu pelayanan yang disediakan berdasar atas kontrak
atau perjanjian lainnya,
7. Kerjasama berbagai pihak dalam mutu kontrak kerjasaama, meliputi :
Kepala bidang/kepala bagian klinis dan manajemen ikut berpartisipasi
dalam program peningkatan mutu dengan menindaklanjuti hasil analisis
informasi mutu pelayanan yang yang dilaksanakan melalui kontrak/pihak
ketiga.
Rumah sakit perlu melakukan evaluasi mutu pelayanan dan keselamatan
pasien padasemua pelayanan di rumah sakit, baik yang secara langsung
11
disediakan sendiri oleh rumah sakit maupun yang disediakan berdasar atas
kontrak atau perjanjian lainnya.
Semua pihak ikut terlibat melakukan pelaporan mutu sesuai regulasi
terkait frekuensi pelaporan mutu tersebut di lingkungan rumah sakit
12
BAB IV
DOKUMENTASI
13
PANDUAN KONTRAK MANAJEMEN
DAN KONTRAK KLINIS
14
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala
berkat dan rahmatNya sehingga Panduan Kontrak Manajemen dan Kontrak Klinis di
Rumah Sakit Islam Siti Rahmah telah selesai disusun.
Kami menyadari bahwa Panduan Kontrak Manajemen dan Kontrak Klinis ini masih
terdapat banyak kekurangan dan kelemahannya, namun kami sudah berupaya dengan
segenap kemampuan yang ada dengan mengakomodinir semua masukan dari seluruh
satuan kerja di lingkungan Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang.
Panduan ini akan dievaluasi kembali dan dilakukan perbaikan bila ditemukan hal – hal
yang tidak sesuai lagi dengan ketentuan dan peraturan yang ada.
Untuk lebih sempurnanya Panduan Kontrak manajemen dan Kontrak Klinis ini, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna lebih baiknya Panduan Kontrak
manajemen dan Kontrak Klinis di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah pada masa yang
akan datang.
Direktur
15
iii
DAFTAR ISI
16
iv
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT ISLAM SITI RAHMAH PADANG
Nomor : 5C/PER-DIR/RSI-SR/I/2019
TENTANG
PANDUAN KONTRAK MANAJEMEN DAN KONTRAK KLINIS
Menimbang :
a Bahwa Direktur rumah sakit bertanggung jawab terhadap kontrak atau pengaturan lain untuk
memastikan bahwa pelayanan dapat memenuhi kebutuhan pasien dan merupakan bagian dari
aktivitas manajemen dan peningkatan mutu Rumah Sakit.
b Bahwa Rumah Sakit bisa mempunyai pilihan memberi pelayanan klinis dan manajemen ini secara
langsung atau bisa melalui kontrak atau perjanjian lainnya.
c Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud poin a dan b, perlu peraturan Direktur
tentang panduan kontrak manajemen dan kontrak klinis di RSI Siti Rahmah Padang.
Mengingat :
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3 Peraturan PresidenNomor 77 tahun 2015 tentang organisasi Rumah Sakit
4 Permenkes nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
5 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
6 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonsia Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah
Sakit
7 Surat Keputusan ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang No. :3A/YRSI-
SR/III/2017 tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Siti Rahmah tentang Panduan kontrak
manajemen dan kontrak klinis pada Rumah Sakit Islam Siti Rahmah
KEDUA : Kontrak pelayanan klinis disebut kontrak klinis (perjanjian kerja sama antara:
a. RS dengan individu dtaf klinis berupa pakta integritas staf klinis untuk
mematuhi peraturan perundang-undangan dan regulasi RS.
b. RS dengan badan hokum berupa kerjasama jenis pelayanan klinis yang
disediakan RS
KETIGA : Kontrak Manajemen adalah perjanjian kerjasama antara RS dengan badan hukum
dalam penyediaan alat kesehatan (KSO alat) dan pelayanan non klinis klinis.
KEEMPAT : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Padang
Pada tanggal : 5 Januari 2019
Rumah Sakit Islam Siti Rahmah
17