Anda di halaman 1dari 7

Seorang pasien berkulit hitam (55 tahun) datang ke klinik untuk melakukan pemeriksaan fisik.

Sudah 10 tahun
pasien tersebut tidak pernah berkonsultasi dengan dokter. Pada saaat kedatangan, diketahui tekanan darahnya
160/90 mmHg.

1. Apakah tekanan darah pasien di atas sudah termasuk hipertensi?


Jawaban:
Ya. Pasien sudah tergolong memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi dikarenakan tekanan darah
pasien telah mencapai angka 160/90 mmHg. Sedangkan untuk tekanan darah normal adalah 120/80
mmHg.

2. Jika iya, termasuk ke dalam stage berapa berdasarkan klasifikasi WHO?


Jawaban:
Berdasarkan tabel WHO, pasien tersebut termasuk dalam hipertensi stage 2 dikarenakan tekanan darah
sistolik sudah mencapai angka 160 mmHg, mengalami peningkatan sebanyak 40 mmHg dari tekanan
sistolik normal

3. Jelaskan penyebab munculnya patofisiologi hipertensi!


Jawaban:
Hipertensi dapat disebabkan karena malfungsi mekanisme vasodepressor atau humoral (sistem renin-
angiotensin-aldosteron/RAAS), mekanisme saraf yang abnormal, kerusakan di bagian regulasi perifer,
dan gangguan pada sodium, natrium, dan hormone natriuretik. Beberapa faktor tersebut dipengaruhi
oleh keberagaman RAAS yang mengatur tekanan darah arteri.
Hipertensi dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Hipertensi primer (Essential Hypertension)
Merupakan hipertensi yang penyebab spesifik hipertensinya tidak ditemukan. Pada kasus ini
hipertensi tidak dapat diobati namun bisa dikontrol. Salah satu faktor yang meningkatkan resiko
hipertensi primer adalah faktor genetik. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi.
b. Hipertensi sekunder (Secondary Hypertension)
Merupakan hipertensi yang memiliki penyebab yang spesifik. Pada kasus ini hipertensi
memiliki kemungkinan dapat disembuhkan. Penyebab hipertensi sekunder adalah kondisi
medis tertentu, contohnya penyakit bawaan atau obat yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Terjadi pada sekitar 5-10% penderita hipertensi.

4. Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi dari hipertensi?


a. Ginjal
 Gagal ginjal, akibat dari tekanan darah tinggi akan menimbulkan kerusakan dinding
pembuluh ginjal dan glomerulus dan akan mengurangi jumlah nefron aktif sehingga
akan dialihkan ke nefron lain. Nefron yang bekerja lebih keras lama-lama akan
mengalami sklerotik.
b. Otak
 Stroke, akibat dari penyumbatan atau terputusnya pembuluh darah otak
 Iskhemik otak, terjadi ketika pasokan darah pada arteri otak terhambat sehingga sel
otak kekurangan oksigen yang akan mengakibatkan kerusakan hingga kematian sel
otak.
 Ensefalopati hipertensi, akibat dari peningkatan tekanan arteri yang mendadak
ditandai dengan sakit kepala, mual, muntah, dan penurunan kesadaran.
c. Jantung
 Hipertrofi ventrikel kiri, yaitu pembesaran bilik kiri jantung yang menyebabkan
jaringan otot jantung menjadi tidak elastis yang akan berakibat pada penurunan fungsi
jantung dalam memompa darah.
 Penyakit jantung coroner, merupakan penyumbatan pembuluh darah arteri jantung
oleh timbunan lemak.
d. Mata
 Retinopati hipertensif, merupakan kerusakan retina yang ditandai dengan
pendarahan di sekitar retina.

5. Golongan obat apa saja yang dapat digunakan untuk terapi hipertensi?
a. Diuretik  menurunkan tekanan darah dengan menguras simpanan natrium tubuh dan
mengurangi volume darah.
Contoh: Chlortalidone, Furosemide, Hydrochlorthiazide
b. Agen simpatoplegik/simpatolitik  menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi
resistensi vaskular perifer, menghambat fungsi jantung, dan meningkatkan darah vena di
pembuluh-pembuluh kapasitansi
c. Direct-vasodilator (termasuk CCB)  mengurangi tekanan darah dengan melemaskan otot
polos pembuluh darah sehingga pembuluh resistensi melebar dan meningkatkan kapasitansi
d. Angiotensin-blocker (ACE inhibitor)  menghambat pembentukan dan kerja angiotensin
serta menurunkan resistensi vaskular perifer dan volume darah
e. Angiotensin Receptors Blocker (ARBs)  menghambat kerja angiotensin dengan cara
mencegah angiotensin II berikatan dengan reseptor

6. Jelaskan mekanisme kerja dari diuretik sehingga dapat digunakan untuk terapi hipertensi dan sebutkan
contoh obat-obatnya!
Jawaban:
Diuretik menurunkan tekanan darah dengan cara menguras simpanan natrium tubuh. Mengurangi
absorpsi Cl dan Na. Diawali dengan mengurangi volume darah dan curah jantung (resistensi vaskular
kemungkinan meningkat). Setelah 6-8 minggu, curah jantung kembali normal sementara resistensi
vaskular perifer menurun. Natrium berperan dalam resistensi vaskular dengan meningkatkan kekakuan
pembuluh dan reaktivitas saraf.
Contoh obat: Chlortalidone, Hydrochlortiazide, Indapamid, Furosemid

7. Sebutkan contoh obat-obat yang termasuk ke dalam golongan simpatolitik beserta mekanisme kerjanya!
Jawaban:
Obat golongan simpatolitik/simpatoplegik bekerja dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
mengurangi resistensi vaskular perifer, menghambat fungsi jantung, dan meningkatkan darah vena di
pembuluh-pembuluh kapasitansi.
a. Central-acting
 Metildopa, bekerja dengan mengurangi resistensi vaskular perifer disertai dengan
penurunan kecepatan jantung dan curah jantung.

 Klonidin, bekerja dengan menurunkan kecepatan jantung dan relaksasi pembuluh


kapasistansi serta menurunkan resistensi vaskular perifer.

b. Neuron Blocker
 Guanetidin, digunakan untuk terapi utama hipertensi berat. Bekerja dengan cara
menghambat pelepasan norepinefrin dari ujung saraf simpatis yang akan meregangkan
pembuluh darah sehingga darah lebih mudah melewatinya.
 Reserpin
c. Beta Blocker
 Propanolol menurunkan curah jantung atau mengurangi resistensi vaskular perifer
dengan cara menghambat stimulasi produksi renin oleh katekolamin
 Metoprolol & Atenolol bekerja dengan cara menghambat pelepasan epinefrin pada
jantung dan pembuluh darah sehingga sirkulasi darah berjalan lebih lancar dan tekanan
darah menurun
 Nadolol, Betaksolol, Biroprolol
 Pindolol, Asebutolol, Penbutolol menurunkan tekanan darah dengan mengurangi
resistensi vaskular namun kurang menekan curah jantung dibandingkan pengambat β
lainnya
 Labetalol, Karvediol, Nebivolol bekerja dengan cara mengurangi resistensi vaskular
sistemik tanpa mengubah curah jantung
d. Alpha-Blocker
 Prazosin menurunkan tekanan arteri dengan memperlebar pembuluh resistensi dan
kapasitansi
8. Sebutkan 5 (lima) jalur yang dapat dihambat dalam sistem renin angiotensin aldosteron yang dapat
diterapkan secara klinik untuk terapi hipertensi beserta contoh obatnya!

a. Inhibitor Angiotensin-Converting Enzyme (ACE), bekerja menghambat enzim peptidil


dipeptidase yang berperan dalam hidrolisis angiotensin I menjadi angiotensin II dengan cara
hidrolisis angiotensin I. Inhibitor angiotensin II menurunkan tekanan darah melalui penurunan
resistensi vaskular perifer.
Contoh obat: Kaptopril, Enalapril.
b. Inhibitor Renin, bekerja menghambat aktivitas enzimatik renin dalam melepaskan angiotensin.
Contoh obat: Aliskiren.
c. Inhibitor Angiotensin Receptor Blockers (ARBs), yang bekerja menghambat vasokonstriksi
pada arteriol (dan vena) sehingga menurunkan resistensi vaskular perifer dan tekanan darah.
Memblokir reseptor AT1 (Angiotensin II versi 1)
Contoh obat: Losartan.
d. Inhibitor Angiotensin Receptor Blockers (ARBs), yang bekerja menghambat sekresi hormon
kelenjar adrenal (hormone aldosteron).
Contoh: Valsartan (aldosterone antagonist)
e. Beta blocker, tidak teratogenik. Bekerja menghambat aktivitas renin dalam melepaskan
angiotensin.
Contoh obat: Spironolakton, Eplerenon.

9. Apa yang dimaksud dengan “direct vasodilator”?


Jawaban:
Direct-vasodilator adalah obat yang menurunkan tekanan darah dengan cara melemaskan otot polos
arteriolar sehingga menurunkan resistensi vaskular sistemik dan melancarkan aliran darah. Obat
golongan ini biasanya digunakan untuk pasien dengan hipertensi yang sulit dikontrol.

10. Golongan obat apa saja yang termasuk ke dalam “direct vasodilator” yang dapat digunakan untuk terapi
hipertensi? Sebutkan contoh obat-obatnya!
a. Vasodilator oral, digunakan untuk terapi jangka panjang hipertensi
 Hydralazine: melebarkan arteriol bukan vena. Terapi kombinasi berfungsi efektif
terutama pada hipertensi berat. Kombinasi dengan nitrat efektif pada pasien gagal
jantung.
 Minoxidil: membuka saluran kalium di membran otot polos sehingga mengurango
kemungkinan kontraksi, melebarkan arteriol bukan vena. Digunakan untuk
menggantikan hidralazin jika dosis hidralazin tidak menimbulkan efek
b. Vasodilator parenteral, digunakan untuk mengobati emergency hipertensi (darurat)
 Nitoprusside: melebarkan arteri dan vena. Efek terjadi kaena pengaktifan guanilil
siklase yang akan meningkatkan cGMP dan melemaskan otot vaskular.
 Diazoxide: melebarkan arteriol dan mencegah kontraksi otot polos vaskular dengan
membuka saluran kalium dan menstabilkan potensial membrane istirahat
 Fenoldopam: merupakan agonis reseptor D1 yang bekerja dalam melebarkan arteriol
perifer
c. Calcium Channel Blocker, digunakan pada kedua keadaan (terapi jangka panjang dan
hipertensi darurat). Mekanisme kerja dengan cara inhibisi terhadap influks kalsium ke sel otot
polos arteri.
 Verapamil: efek depresan paling kuat untuk jantung. Digunakan parenteral
 Diltiazem: efek menengah. Digunakan parenteral
 Golongan Dihidropiridin (Amlopidin, Felopidin, Clevidipin hanya untuk
penggunaan intravena)
d. Golongan Nitrat, terutama digunakan untuk angina, melemaskan vena

Referensi:

1. Katzung BG, et all. 2014. Basic & Clinical Pharmacology 12th ed. Boston: McGraw-Hill.
2. Dipiro JT, et al. 2008. Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach 7th ed. Boston: McGraw-Hill.
3. Hernawati. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron: Perannya dalam Pengaturan Tekanan Darah dan
Hipertensi. Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses pada
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197003311997022-
HERNAWATI/FILE_6.pdf
4. Putra IBK. Hypertensive Encephalopathy in Diagnosis and Treatment. Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana. Diakses pada
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/25dc80a629c8580d9a356b1ca7dcf34a.pdf

Anda mungkin juga menyukai