Sudah 10 tahun
pasien tersebut tidak pernah berkonsultasi dengan dokter. Pada saaat kedatangan, diketahui tekanan darahnya
160/90 mmHg.
5. Golongan obat apa saja yang dapat digunakan untuk terapi hipertensi?
a. Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menguras simpanan natrium tubuh dan
mengurangi volume darah.
Contoh: Chlortalidone, Furosemide, Hydrochlorthiazide
b. Agen simpatoplegik/simpatolitik menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi
resistensi vaskular perifer, menghambat fungsi jantung, dan meningkatkan darah vena di
pembuluh-pembuluh kapasitansi
c. Direct-vasodilator (termasuk CCB) mengurangi tekanan darah dengan melemaskan otot
polos pembuluh darah sehingga pembuluh resistensi melebar dan meningkatkan kapasitansi
d. Angiotensin-blocker (ACE inhibitor) menghambat pembentukan dan kerja angiotensin
serta menurunkan resistensi vaskular perifer dan volume darah
e. Angiotensin Receptors Blocker (ARBs) menghambat kerja angiotensin dengan cara
mencegah angiotensin II berikatan dengan reseptor
6. Jelaskan mekanisme kerja dari diuretik sehingga dapat digunakan untuk terapi hipertensi dan sebutkan
contoh obat-obatnya!
Jawaban:
Diuretik menurunkan tekanan darah dengan cara menguras simpanan natrium tubuh. Mengurangi
absorpsi Cl dan Na. Diawali dengan mengurangi volume darah dan curah jantung (resistensi vaskular
kemungkinan meningkat). Setelah 6-8 minggu, curah jantung kembali normal sementara resistensi
vaskular perifer menurun. Natrium berperan dalam resistensi vaskular dengan meningkatkan kekakuan
pembuluh dan reaktivitas saraf.
Contoh obat: Chlortalidone, Hydrochlortiazide, Indapamid, Furosemid
7. Sebutkan contoh obat-obat yang termasuk ke dalam golongan simpatolitik beserta mekanisme kerjanya!
Jawaban:
Obat golongan simpatolitik/simpatoplegik bekerja dengan menurunkan tekanan darah dengan cara
mengurangi resistensi vaskular perifer, menghambat fungsi jantung, dan meningkatkan darah vena di
pembuluh-pembuluh kapasitansi.
a. Central-acting
Metildopa, bekerja dengan mengurangi resistensi vaskular perifer disertai dengan
penurunan kecepatan jantung dan curah jantung.
b. Neuron Blocker
Guanetidin, digunakan untuk terapi utama hipertensi berat. Bekerja dengan cara
menghambat pelepasan norepinefrin dari ujung saraf simpatis yang akan meregangkan
pembuluh darah sehingga darah lebih mudah melewatinya.
Reserpin
c. Beta Blocker
Propanolol menurunkan curah jantung atau mengurangi resistensi vaskular perifer
dengan cara menghambat stimulasi produksi renin oleh katekolamin
Metoprolol & Atenolol bekerja dengan cara menghambat pelepasan epinefrin pada
jantung dan pembuluh darah sehingga sirkulasi darah berjalan lebih lancar dan tekanan
darah menurun
Nadolol, Betaksolol, Biroprolol
Pindolol, Asebutolol, Penbutolol menurunkan tekanan darah dengan mengurangi
resistensi vaskular namun kurang menekan curah jantung dibandingkan pengambat β
lainnya
Labetalol, Karvediol, Nebivolol bekerja dengan cara mengurangi resistensi vaskular
sistemik tanpa mengubah curah jantung
d. Alpha-Blocker
Prazosin menurunkan tekanan arteri dengan memperlebar pembuluh resistensi dan
kapasitansi
8. Sebutkan 5 (lima) jalur yang dapat dihambat dalam sistem renin angiotensin aldosteron yang dapat
diterapkan secara klinik untuk terapi hipertensi beserta contoh obatnya!
10. Golongan obat apa saja yang termasuk ke dalam “direct vasodilator” yang dapat digunakan untuk terapi
hipertensi? Sebutkan contoh obat-obatnya!
a. Vasodilator oral, digunakan untuk terapi jangka panjang hipertensi
Hydralazine: melebarkan arteriol bukan vena. Terapi kombinasi berfungsi efektif
terutama pada hipertensi berat. Kombinasi dengan nitrat efektif pada pasien gagal
jantung.
Minoxidil: membuka saluran kalium di membran otot polos sehingga mengurango
kemungkinan kontraksi, melebarkan arteriol bukan vena. Digunakan untuk
menggantikan hidralazin jika dosis hidralazin tidak menimbulkan efek
b. Vasodilator parenteral, digunakan untuk mengobati emergency hipertensi (darurat)
Nitoprusside: melebarkan arteri dan vena. Efek terjadi kaena pengaktifan guanilil
siklase yang akan meningkatkan cGMP dan melemaskan otot vaskular.
Diazoxide: melebarkan arteriol dan mencegah kontraksi otot polos vaskular dengan
membuka saluran kalium dan menstabilkan potensial membrane istirahat
Fenoldopam: merupakan agonis reseptor D1 yang bekerja dalam melebarkan arteriol
perifer
c. Calcium Channel Blocker, digunakan pada kedua keadaan (terapi jangka panjang dan
hipertensi darurat). Mekanisme kerja dengan cara inhibisi terhadap influks kalsium ke sel otot
polos arteri.
Verapamil: efek depresan paling kuat untuk jantung. Digunakan parenteral
Diltiazem: efek menengah. Digunakan parenteral
Golongan Dihidropiridin (Amlopidin, Felopidin, Clevidipin hanya untuk
penggunaan intravena)
d. Golongan Nitrat, terutama digunakan untuk angina, melemaskan vena
Referensi:
1. Katzung BG, et all. 2014. Basic & Clinical Pharmacology 12th ed. Boston: McGraw-Hill.
2. Dipiro JT, et al. 2008. Pharmacotherapy a Pathophysiologic Approach 7th ed. Boston: McGraw-Hill.
3. Hernawati. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron: Perannya dalam Pengaturan Tekanan Darah dan
Hipertensi. Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses pada
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/197003311997022-
HERNAWATI/FILE_6.pdf
4. Putra IBK. Hypertensive Encephalopathy in Diagnosis and Treatment. Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana. Diakses pada
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/25dc80a629c8580d9a356b1ca7dcf34a.pdf