5. Membuat laporan
PENGUNAAN TES
Beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan awal tes binet
adalah:
KLASIFIKASI IQ:
140 Keatas Very Superior
120-139 Suerior
110-119 Rata-rata Atas (High average)
90-109 Normal atau Rata-rata
80-89 Rata-rata Bawah (Low average)
70-79 Boderline Deffective
69-Kebawah Cacat Mental ( mentally devective)
MENCARI IQ :
Rumus : IQ = MA / CA X 100
Ket :
MA : umur mental didapatkan dengan cara umur basal ditambah dengan kridit tambahan yang
diperoleh subjek diatas umur basalnya.
CA : Kronologi umur diperoleh dari menghitung umur berdasarkan tanggal kelahiran atau umur
kalender.
TUGAS TESTER :
1. Mengevaluasi yang dilakukan subjek tertentu pada kondisi yang telah ditentukan.
2. Penyekoran tes binet harus diskror selama penyajian, sedangkan konsultasi dengan kunci
penyekoran setelah skor penyekoran.
3. Mempertahankan validitas dalam penyajian tes, dimana ada 3 hal penting yaitu :
a. Prosedur baku harus diikuti
b. Tercipta dan terpeliharanya hubungan baik agar testee mendapatkan rasa nyaman dan tenang
dalam tes.
c. Pebyekoran dengan respon yang tepat,
PRINSIP UMUM DALAM PELAKSANAAN TES :
1. Seorang tester boleh mengulangi pertanyaan lebih dari satu kali, tapi sedapat mungkin
pertanyaan tersebut jangan diulang.
2. Apabila testee tidak mengerti pertanyaan yang diajukan , maka tester bias menjelaskan bagian
terpenting dari pertanyaan tersebut.
3. Untuk tes ingatan tidak dapat diulang, kecuali ada yang membuat testee tidak mengerti seperti
suara tester yang tidak jelas atau pendengaran testee yang kurang baik.
4. Apabila jawaban yang diberikan meragukan dalam penyajian tes, maka perlu dilakukan
penjelasan lebih lanjut dari jawaban yang diberikan oleh testee.
5. Skor positif hanya apabila subjek tahu arti standar atau baku walaupun jawaban lain betul.
Sumber Referensi
Anne Anastasi, Susana Urbina. 2007. Tes Psikologi edisi ketujuh. Jakarta : PT Indeks
http://adhyatmanprabowo.files.wordpress.com/2010/10/sejarah-dan-administrasi-tes-inteleg
Pada tahun 1916 tes Binet-Simon ini dimodifikasi dan dibakukan untuk
masyarakat Amerika Serikat yang lebih luas oleh Lewis Terman dari Universitas
Standford. Dengan modifikasi ini maka tes Binet-Simon ini kemudian dikenal dengan
nama Standford-Binet Scale, dan tes ini diberi bukan hanya kepada anak-anak, tapi juga
kepada orang dewasa. Tes ini direvisi lagi pada tahun 1937 berdasarkan penetapan
norma-norma baru, dan pada tahun 1960 mengkombinasikan formulir L dan M atas
dasar suatu revisi statistik. Binet juga telah memperkenalkan konsep tentang “usia
mental” (mental age), kemampuan rata-rata yang diharapkan dari individu, khususnya
seorang anak pada usia kronologis tertentu, yang akhirnya menghasilkan konsep
tentang IQ (Inteligence Quotient). Bersama Theodore Simon, mereka mendefinisikan
inteligensi dalam tiga komponen, yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran,
kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan,
kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan autocriticism. Binet
mengatakan bahwa inteligensi bersifat monogenetik, yaitu berkembang dari satu faktor
satuan atau faktor umum. Selanjutnya ia mengatakan bahwa inteligensi merupakan sisi
tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan
seseorang. Ia menggambarkan inteligensi sebagai sesuatu yang fungsional sehingga
memungkinkan orang lain untuk mengamati dan menilai tingkat perkembangan
individu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Jadi untuk melihat inteligen seseorang,
dapat diamati dari cara dan kemampuannya untuk melakukan suatu tindakan dan
kemampuannya untuk mengubah arah tindakannya tersebut.
Alferd binet lahir di Nice, Prancis pada 8 Juli 1857. Alfred Binet dikenal sebagai seorang
psikolog dan juga pengacara (ahli hukum) dan dianggap telah mengembangkan pengukuran
intelegensi yang pertama kali. Hasil karya terbesar dari Alfred Binet di bidang psikologi adalah
apa yang sekarang ini dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Intelegensi menurut Alfred
Binet merupakan lebih dari sekedar jumlah fungsi yang mandiri, oleh karena itu tingkah laku
yang dianggap intelegen hendaknya dimiliki berdasarkan pada aktivitas-aktivitas yang
menggabungkan berbagai macam ite. Binet berpendapat bahwa tingkat intelegensi dapat
dibuktikan dari tanggapan orang-orang pada semua umur terhadap situasi yang ada dilingkungan
sekitarnya. Dalam perkembangannya, Binet dengan rekan sejabatnya Theophile Simon
mengembangkan suatu metode yang membedakan intelegensi anak normal dengan anak lemah
pikir yang dikenal dengan tes Binet-Simon. Kemudian Tes Binet direvisi pada tahun 1916 di
standford university menjadi tes Stanford Binet, ini bertujuan untuk dapat digunakan di Amerika
Serikat.
Alfred Binet bersama dengan Theophile Simon mendefinisikan inteligensi sebagai terdiri atas 3
komponen, yaitu :
a. kemampuan untuk mengarahkan fikiran atau mengarahkan tindakan,
b. kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah dilaksanakan, dan
c. kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau melakukan autocriticism
Alfred Binet (1857-1911) termasuk salah satu ahli psikologi yang mengatakan bahwa inteligensi
bersifat monogenetik, yaitu berkembang dari satu faktor satuan atau faktor umum(g). Menurut
Binet, inteligensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan
dengan proses kematangan seseorang, Binet menggambarkan inteligensi sebagai sesuatu yang
fungsional sehingga memungkinkan orang lain untuk mengamati dan menilai tingkat
perkembangan individu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Apa sich inteligensi itu??? inteligensi itu adalah keahlian memecahkan masalah dan kemampuan
untuk beradaptasi pada, dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. Banyak para ahli yang
mengemukakan tentang inteligensi terutama Alfred Binet.
Alferd binet lahir di Nice, Prancis pada 8 Juli 1857. Alfred Binet dikenal sebagai seorang
psikolog dan juga pengacara (ahli hukum). Hasil karya terbesar dari Alfred Binet di bidang
psikologi adalah apa yang sekarang ini dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ.
Menurut Alfred Binet, definisi inteligensi terbagi dalam 3 bagian yaitu :
1. Direction , kemampuan untuk memusatkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan.
2. Adaptation, kemampuan untuk mengadakan adapatasi terhadap masalah yang dihadapinya
atau fleksibel dalam menghadapi masalah
3. Critism, kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang dihadapi atau
terhadap dirinya sendiri.
Ia bersama mahasiswanya yaitu Theophile Simon menyusun tes inteligensi. Tes itu disebut Skala
1950. Tes ini terdiri dari 30 pertanyaan, mulai dari kemampuan untuk menyentuh telinga hingga
kemampuan untuk menggambarkan desain berdasarkan ingatan dan mendefinisikan konsep
abstrak. Sebagai anggota komisi investigasi masalah-masalah pendidikan di Perancis, Alfred
Binet mengembangkan sebuah test untuk mengukur usia mental (the mental age atau MA) anak-
anak yang akan masuk sekolah. Usia mental tersebut merujuk pada kemampuan mental anak
pada saat ditest dibandingkan pada anak-anak lain di usia yang berbeda. Dengan kata lain, jika
seorang anak dapat menyelesaikan suatu test atau memberikan respons secara tepat terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diperuntukan bagi anak berusia 8 (delapan) maka ia dikatakan telah
memiliki usia mental 8 (delapan) tahun. Tak lama kemudian pada tahun 1912 Wiliam Stern
menciptakan konsep inteligensi quotient ( IQ ) yaitu usia mental seseorang dibagi dengan usia
kronologis ( chronological age - CA), dikalikan 100. Jadi, rumusnya IQ = MA/CA x 100. Jika
usia mental sama dengan usia kronologis, maka IQ nya adalah 100. Jika usia mental di atas usia
kronologis, maka IQ nya lebih dari 100, misalnya anak enam tahun dengan usia mental 8 tahun
akan punya IQ 133. Jika usia mentalnya di bawah usia kronologis, maka IQ nya di bawah 100.
Misalnya anak usia 6 tahun dengan usia mental 5 tahun akan punya IQ 83.
Tes Binet direvisi berkali-kali untuk di sesuaikan dengan kemajuan dalam pemahaman
inteligensi dan tes inteligensi. Revisi-revisi ini disebut tes stanford binet karena di revisi di
stanford university. Tes stanford binet ini dilakukan secara individual untuk orang dari usia 2
tahun hingga dewasa. Tes ini memuat banyak item, beberapa diantaranya membutuhkan jawaban
verbal, yang lainnya respon non verbal. Misalnya, item yang mencerminkan level kinerja usia 6
tahun pada tes tersebut adalah tes kemampuan verbal untuk mendefinisikan setidaknya enam
kata, seperti jeruk dan amplop dan kemampuan nonverbal untuk menelusuri suatu jalur yang
ruwet. Item yang merefleksikan level kinerja dewasa antara lain tes pendefinisian kata seperti
disproporsial dan hormat, tes menjelaskan pepatah, dan membandingkan anatara pengangguran
dan kemalasan. Edisi keempat tes stanford binet dipublikasikan pada 1985. salah satu
penambahan pentinng pada versi ini adalah analisis respons individual dari segi empat fungsi :
penalaran verbal, penalaran kuantitatif, penalaran visual abstrak, dan memori jangka pendek.
Skor komposit umum masih dipakai untuk mengetahui keseluruhan inteligensi. Tes stanford
binet masih menjadi salah satu tes yang paling banyak di gunakan untuk menilai inteligensi
murid.
IQ seseorang berdasarkan usia mental dan usia kronologis nya. Sehingga tes ini
sering dilakukan untuk mengetahui tingkat intelejensi secara keseluruhan. Tapi
kekurangan dari tes ini, seringkali orang menjudge anak dengan IQ yang rendah.
Padahal hasil tes IQ bukan satu-satunya ukuran untuk menilai kompetensi anak.