Pedoman Pelayanan Ppi Puskesmas Jenangan
Pedoman Pelayanan Ppi Puskesmas Jenangan
PPI
(PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga UPT Puskesmas Jenangan Kabupaten
Ponorogo pada Tahun 2019 ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan Reakreditasi.
Akreditasi bagi UPT Puskesmas Jenangan Kabupaten Ponorogo sangatlah penting
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk
menunjang pelaksanaan akreditasi di UPT Puskesmas Jenangan Kabupaten Ponorogo
maka diperlukan pedoman pelayanan PPI.
Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini dapat memberi manfaat
dan bagi Seluruh petugas UPT Puskesmas Jenangan, sehingga dalam melaksanakan
tugasnya di Puskesmas Jenangan Kabupaten Ponorogo berjalan lancar dan terhindar dari
infeksi saat melakukan tugas di Puskesmas yang lebih baik.
NIP.19710210200604 2 017
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia,
termasuk di Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatkannya infeksi dapat
berasal dari komunitas (Community acquired infection ) atau berasal dari
lingkungan Rumah Sakit (Hospital Aquired Infection) yang sebelumnya dikenal
dengan istilah infeksi nosokomial. Dengan berkembangnya system pelayanan
kesehatan khususnya bidang perawatan pasien, sekarang perawatan tidak
hanya di rumah sakit saja (home care). Tindakan medis yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang dimaksudkan untuk tujuan perawatan atau
penyembuhan pasien, bila dilakukan tidak sesuai dengan prosedur berpotensi
untuk menularkan penyakit infeksi, baik bagi pasien (yang lain) atau bahkan
kepada petugas kesehatan itu sendiri. Karena sering kali tidak bias secara pasti
ditentukan asal infeksi, maka sekarang istilah infeksi nosokomial (Hospital
Acquired infection) diganti dengan istilah baru yaitu “Healthcare Associated
Infections” HAIs dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di Rumah Sakit
tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Juga tidak terbatas infeksi
pada pasien saja, tetapi juga infeksi pada pada petugas kesehatan yang didapat
pada saat melakukan tindakan perawatan pasien.Untuk dapat melakukan
pencegahan dan pengendalian infeksi khususnya infeksi di Puskesmas, perlu
memiliki pengetahuan mengenai konsep dasar penyakit infeksi.
B. PENGERTIAN
Pelayanan PPI adalah mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yang di
dapat dan ditularkan diantara pasien, staff, tenaga professional kesehatan,
tenaga kontrak, tenaga sukarela, mahasiswa dan pengunjung.
C. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
E. FALSAFAH
Pencegahan dan pengendalian Infeksi UPT Puskesmas Jenangan adalah
kewajiban Puskesmas untuk melindungi pasien dari terjangkitnya infeksi dan
4
petugas serta pengunjung dari paparan infeksi dengan memperhatikan cost
effective.
F. TUJUAN
1. Meningkatkan mutu layanan UPT Puskesmas Jenangan melalui pencegahan
dan pengendalian infeksi yang dilaksanakan oleh semua unit di UPT
Puskesmas Jenangan yang meliputi Manajemen resiko, Clinical Governance
dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
2. Surveilance Infeksi
b) Pengadaan APD
c) Sosialisasi APD
4. Pengelolaan limbah
makanan : makanan siap saji untuk pasien dan susu, daging, ikan laut,
snack
alat makan
Evaluasi pemeriksaan mikrobiologi air minum, air bersih dan air cadangan
7.Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi pada saat pembangunan dan
renovasi
6
10.Pengurangan resiko infeksi terhadap petugas melalui pemeriksaan kesehatan
karyawan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus serta pemberian vaksinasi
pada petugas yang berisiko
H. BATASAN OPERASIONAL
1. Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial sekarang sudah tidak digunakan lagi karena seringkali
tidak bisa tidak bisa secara pasti ditentukan asal infeksi, maka sekarang istilah
infeksi nosokomial (Hospital Aquired infection) diganti dengan istilah baru yaitu "
Healthcare-associated infection" (HAIs) dengan pengertian yang lebih luas
tidak hanya dirumah sakit tetapi juga di fasilitas kesehatan lainnya. Juga tidak
terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi pada petugas kesehatan
yang didapat pada saat melakukan tindakan keperawatan.
Infeksi Rawat Inap Puskesmas adalah infeksi yang didapat pasien ketika
dirawat di Puskesmas dengan kriteria sebagai berikut :
a) Sewaktu pasien masuk Puskesmas
3. Sudah ada tanda-tanda klinis infeksi tersebut dan terbukti infeksi tersebut
didapat pasien ketika ia dirawat di rumah sakit yang sama pada waktu lalu
(sebelumnya), serta belum dilaporkan sebagai infeksi nosokomial
c) Tanda-tanda klinis infeksi tersebut baru timbul setelah pasien dirawat 2x24
jam
a) KLINIS :
Ditemukan salah satu diantara gejala berikut tanpa penyebab lain :
1) Adanya tanda-tanda radang pada daerah atau sekitar insersi
7
2) Panas atau keluar nanah dari tempat tusukan
3) Suhu > 37.50 C bertahan minimal 24 jam dengan atau tanpa pemberian
antibiotik
b) LABORATORIS :
Ditemukan satu diantara kriteria dibawah ini :
1) Kuman patogen dari biakan darah
3) Terdapat kontaminan kulit dari biakan darah pasien yang menggunakan alat
intra vaskuler
3) Ujung kanul yang terduga terinfeksi digunting dan dikirin untuk biakan
5) Jika ada kecurigaan pada kontaminasi cairan, maka cairan harus dibiakkan
dan sisa cairan dalam botol diamankan.
6) Jika terbukti bahwa cairan terkontaminasi, maka sisa isi botol dengan
nomer lot yang sama dengan yang terkontaminasi harus diamankan dan
nomer lot dicatat.
8
1). Demam > 380 C
2). Disuria
3). Urgensi (nikuri)
4). Polakisuri
5). Nyeri supra pubik
Ditambah : biakan urine > 105 organisme / ml urine dengan jenis kuman
tidak lebih dari 2 spesies (urine porsi tengah).
Dua dari tanda dan gejala berikut ini :
1) Demam > 38 C
2) Disuria
3) Urgensi (nikuri)
4) Polakisuri
5) Nyeri supra pubik
Ditambah :
Biakan urine dengan pertumbuhan organisme satu jenis uropatogen / ml
pada pasien yang telah mendapat pengobatan anti mikroba.
Batasan laboratorik :
1). Piuria / lekosituria : lekosit > 10 per lapang pandang
2). Bakteriuria :
Bila urine diambil setelah pemasangan kateter pada biakan tumbuh
koloni kuman sebanyak 10.000 atau lebih
Bila yang diambil urine porsi tengah pada biakan tumbuh koloni kuman
sebanyak 100.000 atau lebih.
Bila urine diambil dengan cara punctie supra publik, pada biakan
ditemukan kuman (tanpa syarat jumlah koloni kuman).
2) Ditemukan biakan urine > 105 kuman / ml urine dengan jenis kuman
maksimal 2 species
9
H. Alur Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Gambar 1.1
Alur Upaya PPI
Mulai
Unit Pelayanan
Penilaian Resiko Infeksi
Panitia PPI
Merekap Penilaian
Resiko Infeksi
Panitia PPI
Melakukan Surveilan
Infeksi
Panitia PPIRS
Panitia PPIRS
Selesai
10
BAB II
STANDART KETENAGAAN
11) Memimpin pertemuan rutin setiap bulan dengan anggota PPI untuk
membahas dan menginformasikan hal – hal penting yang berkaitan
dengan PPI
11
12) Meningkatkan pengetahuan anggota, membuat dan memperbaiki cara
kerja dan pedoman kerja yang aman dan efektif
2. SEKRETARIS
Kriteria : Mempunyai pengetahuan, ketrampilan khusus dan epidemiologi
penyakit infeksi, bakteriologi dan sanitasi
a. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada ketua PPI
b. Tugas Pokok :
Ikut berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan Program PPI
c.Uraian Tugas :
1) Mengatur rapat dan jadwal rapat PPI
13
Perawat dengan pendidikan minimal D3 dan memiliki sertifikat PPI
5. ANGGOTA TIM
a. Tanggung Jawab :
Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab kepada Ketua dan
Wakil PPI dalam pelaksanaan program kerja PPI di setiap unitnya masing-
masing
b. TugasPokok :
Membantu pelaksanaan semua kegiatan di Program PPI di Unit masing-
masing
c. Uraian Tugas :
1) Melaksanakan semua kegiatan di program PPI di Unit masing-masing
14
4) Membuat laporan evaluasi kegiatan program PPI di Unitnya
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Ketenagaan didalam PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) mencakup
ketenagaan disetiap unit yang terdiri dari :
1) Dokter umum
2) Petugas laboratorium
3) Petugas Farmasi
5) Petugas sanitasi
15
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
Ruang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi sementara menempati Ruang
Akreditasi bersama dengan Komite Mutu yang dilengkapi dengan komputer,
printer, meja kerja dan kursi.
B. STANDAR FASILITAS
1. Kebersihan
a. Pengelolaan kebersihan lingkungan Puskesmas dan sarana pendukungnya
di atur di dalam buku pedoman
e. Pengangkut sampah terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibersihkan
serta tertutup
2. Linen
a. Kereta untuk linen kotor dan linen bersih berbeda
b. Kereta linen kotor terbuat dari bahan yang kuat dan tertutup
3. Sterilisasi
a. Pengelolaan barang dan bahan untuk dilakukan sterilisasi,
4. Sanitasi
a. APD disediakan sesuai kebutuhan
16
5. Dietar
a. Tempat sampah dan APD disediakan sesuai kebutuhan
6. Peralatan
Peralatan penunjang pengendalian dan pencegahan infeksi di UPT
Puskesmas Jenangan tersedia sebagai berikut :
a. Peralatan pembersihan dan alat pelindung diri seperti masker, sarung
tangan, topi, kaca mata gogle, safety shoes, schort.
c. Gudang penyimpanan
d. Kereta pengangkut sa
i. Mesin pendingin / AC
j. Sterilisator
17
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
b. Menjamin pemenuhan kebutuhan air minum dan air bersih yang memadai
c. Menjamin kualitas air minum dan air bersih yang sesuai persyaratan
kesehatan yang berlaku dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan.
d. Melakukan kegiatan pengawasan kualitas air minum dan air bersih yang
meliputi : inspeksi sanitasi terhadap sarana, pengambilan-pengiriman-
pemeriksaan sampel air minum dan air bersih, melakukan analisis hasil
inspeksi sanitasi dan hasil pemeriksaan laboratorium, melakukan tindak lanjut
berdasarkan analisis.
e. Melakukan inspeksi sanitasi sarana air minum dan air bersih minimal 1 (satu)
tahun sekali.
g. Melakukan monitoring dan pengambilan sampel air minum dan air bersih
untuk pemeriksaan parameter kimia dilakukan minimal 2 (dua) kali dalam
setahun dan titik pengambilan sampel minimal pada tempat penampungan
18
(reservoir air bersih dan penampung produk air minum) dan kran air bersih /
distribusi air minum terjauh dari penampung.
19
i. Pada hari pelaksanaannya petugas edukasi yang bertugas kampanye cuci
tangan mengajak semua karyawan untuk melakukan cuci tangan dengan 6
langkah benar, apabila belum benar sekaligus dilakukan edukasi dan
evaluasi.
20
BAB V
LOGISTIK
A. PENGERTIAN
Managemen pelayanan logistik merupakan penyelenggaraan pengurusan
bahan dan barang untuk memenuhi kebutuhan pelayanan PPI di Puskesmas
secara teratur dalam kurun waktu tertentu secara cermat dan tepat dengan biaya
seefisien mungkin.
B. TUJUAN
1. Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam jumlah yang
tepat dan kualitas yangbaik pada waktu yang dibutuhkan
3. Tujuan Keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan yang
menyebabkan hilang atau kurang, rusak, pemborosan, penggunaan tanpa hak
sehingga dapat mempengaruhi pembukuan atau sistem akutansi.
b. Vendor yang ada melakukan presentasi yang di ikuti oleh semua unit
pengguna.
22
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana puskesmas membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk pengkajian risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang
dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera,
cacat, kematian, dan lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
B. TUJUAN
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai
tujuan agar terciptan budaya keselamatan pasien di Puskesmas,
meningkatkannya akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien dan masyarakat,
menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya
program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
diharapkan.
C. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN
Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju
keselamatan pasien Puskesmas. Adapun tujuh langkah tersebut adalah:
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
24
8. Program khusus keselamatan pasien Puskesmas
25
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
26
Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dapat terjadi bila :
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus
b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu
panas atau terlalu dingin.
d. Tidak tersedia alat-alat pengaman
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan
lain-lain.
b. Menggunakan sandal / safety shoes yang tidak licin bila berada di lingkungan
kerja yang basah
c. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan
jumlah yang cukup, sabun, alat pengering dan sebagainya.
d. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang mudah
dijangkau.
28
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan,
maka saat ini masyarakat semakin memperhatikan mutu pelayanan kesehatan yang
diterimanya.
Pengendalian mutu di Pencegahan dan Pengendalian Infeksi harus dilakukan
demi kepentingan dan keselamatan pasien sehingga nantinya dapat menimbulkan
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan di UPT Puskesmas Jenangan
Indikator Mutu Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi mengacu pada
Pedoman Indikator Mutu unit pelayanan UPT Puskesmas Jenangan yaitu :
1. Surveilans Infeksi di unit Rawat Jalan yang meliputi :
a. Infeksi karena jarum suntik
29
BAB IX
PENUTUP
30
DAFTAR PUSTAKA
31