Anda di halaman 1dari 9

SISTEM PEMANCAR

SPEKTRUM SINYAL

Dosen : Citra Devi M, S.T,MT.

Nama : Tasya Fatwa Audina

NRP : (4103181012)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI MULTIMEDIA BROADCASTING

DEPARTEMEN TEKNOLOGI MULTIMEDIA KREATIF

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

2018-2019
SPEKTRUM SINYAL

I. TUJUAN
Mahasiswa dapat menampilkan spektrum sinyal dan mengetahui cara kerja spectrum
analyzer sebagai dasar untuk memahami prinsip kerja modulasi AM dan FM pada praktikum
selanjutnya.

II. DASAR TEORI


2.1 Pendahuluan
Secara umum, sinyal dapat didefinisikan sebagai variasi amplitudo terhadap waktu.
Pada modul 2 telah dilakukan percobaan tentang sinyal suara (variasi amplitude terhadap
waktu), sinyal gambar (variasi intensitas cahaya pada domain spasial-ruang 2D) dan sinyal
video (variasi intensitas cahaya pada domain spasial dan temporal). Spektrum dapat
direpresentasikan dalam domain frekuensi. Dari domain frekuensi, dapat diketahui
seberapa sering komponen sinyal muncul pada domain yang sedang diamati, baik domain
waktu maupun domain spasial.
Spektrum siyal dapat dihitung menggunakan persamaan deret Fourier maupun
Transformasi Fourier, lalu hasilnya dapat ditampilkan pada alat spectrum analyzer. Deret
Fourier digunakan untuk menghitung spektrum sinyal periodik, sedangkan transformasi
Fourier dapat digunakan untuk menghitung spektrum sinyal periodik dan sinyal non-
periodik. Sinyal dapat dikatakan periodik bila sinyal tersebut berulang pada periodenya
yang dinyatakan secara matematik dengan: x(t) = x(t+T), dimana T adalah periode sinyal.

2.2 Deret Fourier

Sinyal periode x(t) dengan periode T0 dan memenuhi persyaratan teorema dere Fourier
berikut:
1. x(t) dapat diintegralkan pada periodenya, misal:
(3.1)

2. Jumlah maksimum dan minimum x(t) pada satu periode adalah terbatas,
3. Jumlah diskontinyu x(t) pada setiap periode adalah terbatas,

maka x(t) dapat diekspansikan dalam bentuk sinyal eksponensial kompleks berikut:
(3.2)
dimana
(3.3)

dengan nilai α:
(3.4)

Beberapa observasi yang berhubungan dengan hal di atas:


 Koefisien-koefisien xn disebut sebagai koefisien deret Fourier dari sinyal x(t).
 Nilai parameter α umunya bernilai α = 0 atau T0/2.
 Frekuensi fundamental dari sinyal x(t) adalah f0 = 1/T0, sedangkan kelipatan ke-n dari
f0 disebut dengan harmonisa ke-n.

Sebagai contoh, sinyal kotak periodik pada Gambar 3.1 dapat dinyatakan dengan
persamaan matematis:
(3.5)

dimana
(3.6)
Gambar 3.1. Sinyal periodik x(t).

Deret Fourier dari sinyal kotak tersebut dapat dihitung sebagai berikut:

Dari nilai xn dapat diperoleh bahwa x(t) adalah:


Deret Fourier
Apabila sinyal x(t) memenuhi persyaratan teorema deret Fourier, maka transformasi
Fourier dari sinya x(t) dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
(3.7)

Sinyal x(t) dapat direkonstruksi dari X(f) menggunakan persamaan berikut:


(3.8)

Transformasi Fourier dari sinyal kotak non-periodik pada Gambar 3.2 dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut:

Gambar 3.2. Sinyal kotak non-periodik.

Koefisien transformasi Fourier sinyal kotak ditampilkan pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Spektrum sinyal kotak non-periodik.


III. ALAT DAN BAHAN
1. Laptop
2. Aplikasi Matlab

IV. LANGKAH PERCOBAAN


1. Membuka software Matlab
2. Memasukkan kode sumber
sumber yang telah diberitahukan pada modul yang telah
diberikan
3. Tekan play/run untuk membangkitkan sinyal

V. HASIL/DATA PERCOBAAN

TUGAS 1

1) Gambarlah grafik yang dihasilkan bila penjumlahan sinyal diatas sampai x7 (satu
gambar saja)
 Analisa : Banyaknya
knya addition atau penjumlahan variable mempengaruhi bentuk
sinyal, grafik menunjuikkan semakin tidak rata bentuk sinyal namun semakin
mendekati bentuk sinyal kotak

TUGAS 2

2) Ubahlah nilai n menjadi n = -50:50,


50:50, lalu gambarlah sinyal rekonstruksi yang
diperoleh.

 Analisa : Pada percobaan ini didapat bahwa semakin kecil perbandingan nt, maka
sinyal yang didapat semakin renggang dan tidak membentuk signal kotak. Jika nilai
perbandingan nt semakin besar, didapatkan bahwa signal tidak beraturan, namun
semakin rapat.
TUGAS 3

a) Ubahlah nilai A menjadi 3 dan f menjadi 4, lalu perhatikan hasil spektrum teoritis dan
praktis yang diperoleh dan berikan analisis anda tentang perbedaan dari hasil
tampilan spektrum teoritis dan praktis.
b) Tampilkan spektrum dari: x = 2 cos(2π2t) + 3 sin(2π3t) + 4 cos(2π2t). Berikan hasil
analisis anda dari hasil yang diperoleh.
Tugas 3a

 Analisa : Pada percobaan ini membuktikan semakin besar amplitude maka


semakin rapat sinyal yang terbentuk.Pada spectrum praktis
ktis menggunak
menggunakan bilangan
cacah yang dimulai dari 0 dan seterusnya, titik puncaknya sendiri yakni pada titik
(1,9). Sedangkan pada spectrum teoritis menggunakan bilangan bulat (+,0,
(+,0,-), titik
puncak sinyal terdapat pada titik yang sama pada dua sisi yang berbeda.

Tugas 3b

 Analisa : Pada percobaan ini didapatkan bahwa semakin komple


kompleks formula
yang ada, maka semakin renggang sinyal dan angka pada spectrum teoritis serta
praktis akan semakin rapat. Pada spectrum teoritis, titik puncan terdapat pada titik
(-3
3 dan +3). Pada spectrum praktis titik puncak terdapat pada angka (3,7). Analisa
yang didapat ada juga pada contoh formula pada soal sebelumnya, jika formula
yang ada semakin sederhana, maka sinyal yang didapat berbanding terbalik dengan
spectrum yang ada pada soal 3b.

Anda mungkin juga menyukai