Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIK PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

Nama : Damianus Cahyo Widi Nugroho


Kelas : V3
NIM : 22507334065

Program 3.2 Serial 1


Analisis:
Program tersebut menampilkan sinyal sinusoidal gabungan dengan dua frekuensi
berbeda, yaitu 10 Hz dan 40 Hz. Sinyal tersebut dihasilkan dengan menggunakan fungsi sinus
(sin) pada Octave dengan parameter frekuensi dan waktu.

Selanjutnya, program melakukan transformasi Fourier pada sinyal tersebut dengan


menggunakan fungsi fft (Fast Fourier Transform). Hasil transformasi Fourier kemudian
digunakan untuk memperoleh magnitudo dan fase pada frekuensi yang sesuai.

Grafik pertama menampilkan sinyal sinusoidal gabungan dalam waktu yang


ditampilkan pada sumbu-x dan amplitudo pada sumbu-y. Terlihat bahwa sinyal tersebut
memiliki dua frekuensi yang berbeda dan bentuk yang periodik.

Grafik kedua menampilkan magnitudo dari hasil transformasi Fourier pada sumbu-y
dengan frekuensi pada sumbu-x. Terlihat bahwa terdapat dua puncak magnitudo pada
frekuensi 10 Hz dan 40 Hz, yang sesuai dengan frekuensi yang dihasilkan pada sinyal
sinusoidal.

Grafik ketiga menampilkan fase pada sumbu-y dengan frekuensi pada sumbu-x.
Terlihat bahwa fase pada frekuensi 10 Hz dan 40 Hz adalah sekitar 0 derajat, yang
menunjukkan bahwa sinyal tersebut tidak mengalami pergeseran fasa pada kedua frekuensi
tersebut.

Secara keseluruhan, program tersebut menunjukkan cara untuk menampilkan sinyal


sinusoidal gabungan dan melakukan transformasi Fourier untuk memperoleh informasi
tentang frekuensi, magnitudo, dan fase dari sinyal tersebut. Program tersebut juga dapat
digunakan untuk menganalisis sinyal lain yang memiliki sifat periodik dan dapat
direpresentasikan dalam bentuk sinusoidal.
Program 3.2 Serial 2

Analisis:

Program tersebut mirip dengan Program 3.2 serial 1, namun urutan frekuensi pada
sinyal sinusoidal dibalik yaitu f2 kemudian f1, berbeda dengan urutan pada Program 3.2
serial 1 yaitu f1 kemudian f2.

Selanjutnya, program melakukan transformasi Fourier pada sinyal tersebut dengan


menggunakan fungsi fft (Fast Fourier Transform). Hasil transformasi Fourier kemudian
digunakan untuk memperoleh magnitudo dan fase pada frekuensi yang sesuai.

Grafik pertama menampilkan sinyal sinusoidal gabungan dalam waktu yang


ditampilkan pada sumbu-x dan amplitudo pada sumbu-y. Terlihat bahwa sinyal tersebut
memiliki dua frekuensi yang berbeda dan bentuk yang periodik, namun urutan frekuensi
berbeda dengan Program 3.2 serial 1.

Grafik kedua menampilkan magnitudo dari hasil transformasi Fourier pada sumbu-y
dengan frekuensi pada sumbu-x. Terlihat bahwa terdapat dua puncak magnitudo pada
frekuensi 10 Hz dan 40 Hz, yang sesuai dengan frekuensi yang dihasilkan pada sinyal
sinusoidal. Urutan frekuensi pada grafik ini juga berbeda dengan Program 3.2 serial 1.

Grafik ketiga menampilkan fase pada sumbu-y dengan frekuensi pada sumbu-x.
Terlihat bahwa fase pada frekuensi 10 Hz dan 40 Hz adalah sekitar 0 derajat, yang
menunjukkan bahwa sinyal tersebut tidak mengalami pergeseran fasa pada kedua frekuensi
tersebut.

Secara keseluruhan, Program 3.2 serial 2 menunjukkan cara untuk menampilkan


sinyal sinusoidal gabungan dan melakukan transformasi Fourier untuk memperoleh informasi
tentang frekuensi, magnitudo, dan fase dari sinyal tersebut, meskipun urutan frekuensi pada
sinyal berbeda dengan Program 3.2 serial 1. Program tersebut juga dapat digunakan untuk
menganalisis sinyal lain yang memiliki sifat periodik dan dapat direpresentasikan dalam
bentuk sinusoidal.
Contoh Specgram

Analisis:

Program tersebut menggunakan paket signal pada octave untuk menghasilkan sinyal
"chirp" dengan frekuensi yang meningkat dari 0 Hz hingga 500 Hz dalam 2 detik. Kemudian,
program melakukan analisis spektrogram pada sinyal tersebut dengan menggunakan fungsi
specgram.

Fungsi specgram memerlukan tiga parameter masukan yaitu sinyal yang akan
dianalisis, panjang jendela, dan jumlah overlap antara jendela. Pada program tersebut,
panjang jendela dihitung dengan menggunakan 2^nextpow2(window), di mana window
adalah panjang jendela yang diinginkan dalam jumlah sampel. Kemudian, jumlah overlap
antara jendela dihitung dengan menggunakan window-step, di mana step adalah jumlah
sampel antara jendela yang diinginkan dalam jumlah sampel.
Setelah melakukan analisis spektrogram, program akan memainkan sinyal "chirp"
dengan frekuensi yang meningkat dari 0 Hz hingga 500 Hz dalam 2 detik menggunakan
fungsi sound.

Analisis spektrogram pada program tersebut dapat memberikan informasi tentang


perubahan frekuensi pada sinyal "chirp" seiring dengan waktu. Pada spektrogram, sumbu-x
menunjukkan waktu dan sumbu-y menunjukkan frekuensi. Intensitas warna pada
spektrogram menunjukkan amplitudo sinyal pada frekuensi tertentu dan waktu tertentu.

Dalam aplikasi octave, analisis spektrogram seperti pada program tersebut dapat
digunakan untuk menganalisis sinyal audio, seperti pada pengenalan suara atau analisis sinyal
musik. Jika kita run menggunakan coding tersebut pada aplikasi Octave, maka outputnya
akan mengeluarkan suara bersamaan dengan gambar/grafiknya muncul. Suara yang
dikeluarkan adalah seperti sinyal dari nada rendah ke tinggi pada sinyal digital.

Specgram 1
Analisis:

Program tersebut menggunakan fungsi specgram untuk menghasilkan plot


spektrogram dari sinyal sinusoidal gabungan yang dibuat.

Parameter pertama x adalah sinyal input yang terdiri dari gabungan dua sinyal
sinusoidal dengan frekuensi 200 Hz dan 400 Hz, yang ditentukan oleh variabel y1 dan y2.
Parameter kedua window menentukan ukuran jendela (window) dalam sampel yang
digunakan untuk menghitung spektrum frekuensi pada setiap waktu. Di sini, ukuran jendela
adalah 100 ms (1000 sampel pada 1000 Hz), yang ditentukan oleh variabel window.
Parameter ketiga Fs adalah frekuensi sampling dari sinyal input. Parameter keempat
window menentukan ukuran overlap antara jendela. Di sini, ukuran langkahnya adalah 20 ms
(20 sampel pada 1000 Hz), yang ditentukan oleh variabel step.

Fungsi specgram mengembalikan tiga nilai: S adalah matriks spektrogram yang berisi
magnitudo spektrum frekuensi pada setiap waktu, f adalah array frekuensi yang
berkorespondensi dengan baris spektrogram, dan t adalah array waktu yang berkorespondensi
dengan kolom spektrogram.

Program tersebut kemudian memanggil fungsi specgram untuk menghitung dan


menampilkan spektrogram dari sinyal x. Setelah itu, fungsi sound digunakan untuk
memainkan sinyal x.

Hasil dari program tersebut akan menampilkan plot spektrogram dari sinyal sinusoidal
gabungan, dengan sumbu x menunjukkan waktu, sumbu y menunjukkan frekuensi, dan
warna/kegelapan menunjukkan magnitudo spektrum frekuensi pada setiap waktu.
Specgram 2

Analisis:

Program tersebut melakukan generate sinyal sinusoidal dengan frekuensi 200 Hz dan
400 Hz, lalu sinyal-sinyal tersebut digabungkan dan dicetak menggunakan specgram.
Specgram pada program tersebut menggunakan x sebagai input sinyal. step dan window
digunakan untuk menentukan ukuran jendela (window) dan overlap antarjendela (step) pada
analisis spektrogram.

Hasil dari specgram kemudian dipetakan pada bidang frekuensi dan waktu. Pada
sumbu frekuensi, dapat dilihat bahwa terdapat dua puncak pada 200 Hz dan 400 Hz yang
merepresentasikan frekuensi komponen sinyal. Pada sumbu waktu, waktu ditampilkan pada
sumbu y dan semakin ke bawah berarti semakin lama waktu.
Dengan memperhatikan plot spektrogram, dapat dilihat bahwa sinyal frekuensi 200
Hz dan 400 Hz muncul di awal dan berlangsung hingga waktu sekitar 0.01 detik. Selanjutnya,
hanya terlihat frekuensi 400 Hz hingga sekitar 0.015 detik, lalu frekuensi 200 Hz muncul
kembali dan berlangsung hingga waktu sekitar 0.02 detik. Hal ini konsisten dengan sinyal
yang terdiri dari dua komponen frekuensi dan durasi yang relatif sama.

Anda mungkin juga menyukai