Grafik kedua menampilkan magnitudo dari hasil transformasi Fourier pada sumbu-y
dengan frekuensi pada sumbu-x. Terlihat bahwa terdapat dua puncak magnitudo pada
frekuensi 10 Hz dan 40 Hz, yang sesuai dengan frekuensi yang dihasilkan pada sinyal
sinusoidal.
Grafik ketiga menampilkan fase pada sumbu-y dengan frekuensi pada sumbu-x.
Terlihat bahwa fase pada frekuensi 10 Hz dan 40 Hz adalah sekitar 0 derajat, yang
menunjukkan bahwa sinyal tersebut tidak mengalami pergeseran fasa pada kedua frekuensi
tersebut.
Analisis:
Program tersebut mirip dengan Program 3.2 serial 1, namun urutan frekuensi pada
sinyal sinusoidal dibalik yaitu f2 kemudian f1, berbeda dengan urutan pada Program 3.2
serial 1 yaitu f1 kemudian f2.
Grafik kedua menampilkan magnitudo dari hasil transformasi Fourier pada sumbu-y
dengan frekuensi pada sumbu-x. Terlihat bahwa terdapat dua puncak magnitudo pada
frekuensi 10 Hz dan 40 Hz, yang sesuai dengan frekuensi yang dihasilkan pada sinyal
sinusoidal. Urutan frekuensi pada grafik ini juga berbeda dengan Program 3.2 serial 1.
Grafik ketiga menampilkan fase pada sumbu-y dengan frekuensi pada sumbu-x.
Terlihat bahwa fase pada frekuensi 10 Hz dan 40 Hz adalah sekitar 0 derajat, yang
menunjukkan bahwa sinyal tersebut tidak mengalami pergeseran fasa pada kedua frekuensi
tersebut.
Analisis:
Program tersebut menggunakan paket signal pada octave untuk menghasilkan sinyal
"chirp" dengan frekuensi yang meningkat dari 0 Hz hingga 500 Hz dalam 2 detik. Kemudian,
program melakukan analisis spektrogram pada sinyal tersebut dengan menggunakan fungsi
specgram.
Fungsi specgram memerlukan tiga parameter masukan yaitu sinyal yang akan
dianalisis, panjang jendela, dan jumlah overlap antara jendela. Pada program tersebut,
panjang jendela dihitung dengan menggunakan 2^nextpow2(window), di mana window
adalah panjang jendela yang diinginkan dalam jumlah sampel. Kemudian, jumlah overlap
antara jendela dihitung dengan menggunakan window-step, di mana step adalah jumlah
sampel antara jendela yang diinginkan dalam jumlah sampel.
Setelah melakukan analisis spektrogram, program akan memainkan sinyal "chirp"
dengan frekuensi yang meningkat dari 0 Hz hingga 500 Hz dalam 2 detik menggunakan
fungsi sound.
Dalam aplikasi octave, analisis spektrogram seperti pada program tersebut dapat
digunakan untuk menganalisis sinyal audio, seperti pada pengenalan suara atau analisis sinyal
musik. Jika kita run menggunakan coding tersebut pada aplikasi Octave, maka outputnya
akan mengeluarkan suara bersamaan dengan gambar/grafiknya muncul. Suara yang
dikeluarkan adalah seperti sinyal dari nada rendah ke tinggi pada sinyal digital.
Specgram 1
Analisis:
Parameter pertama x adalah sinyal input yang terdiri dari gabungan dua sinyal
sinusoidal dengan frekuensi 200 Hz dan 400 Hz, yang ditentukan oleh variabel y1 dan y2.
Parameter kedua window menentukan ukuran jendela (window) dalam sampel yang
digunakan untuk menghitung spektrum frekuensi pada setiap waktu. Di sini, ukuran jendela
adalah 100 ms (1000 sampel pada 1000 Hz), yang ditentukan oleh variabel window.
Parameter ketiga Fs adalah frekuensi sampling dari sinyal input. Parameter keempat
window menentukan ukuran overlap antara jendela. Di sini, ukuran langkahnya adalah 20 ms
(20 sampel pada 1000 Hz), yang ditentukan oleh variabel step.
Fungsi specgram mengembalikan tiga nilai: S adalah matriks spektrogram yang berisi
magnitudo spektrum frekuensi pada setiap waktu, f adalah array frekuensi yang
berkorespondensi dengan baris spektrogram, dan t adalah array waktu yang berkorespondensi
dengan kolom spektrogram.
Hasil dari program tersebut akan menampilkan plot spektrogram dari sinyal sinusoidal
gabungan, dengan sumbu x menunjukkan waktu, sumbu y menunjukkan frekuensi, dan
warna/kegelapan menunjukkan magnitudo spektrum frekuensi pada setiap waktu.
Specgram 2
Analisis:
Program tersebut melakukan generate sinyal sinusoidal dengan frekuensi 200 Hz dan
400 Hz, lalu sinyal-sinyal tersebut digabungkan dan dicetak menggunakan specgram.
Specgram pada program tersebut menggunakan x sebagai input sinyal. step dan window
digunakan untuk menentukan ukuran jendela (window) dan overlap antarjendela (step) pada
analisis spektrogram.
Hasil dari specgram kemudian dipetakan pada bidang frekuensi dan waktu. Pada
sumbu frekuensi, dapat dilihat bahwa terdapat dua puncak pada 200 Hz dan 400 Hz yang
merepresentasikan frekuensi komponen sinyal. Pada sumbu waktu, waktu ditampilkan pada
sumbu y dan semakin ke bawah berarti semakin lama waktu.
Dengan memperhatikan plot spektrogram, dapat dilihat bahwa sinyal frekuensi 200
Hz dan 400 Hz muncul di awal dan berlangsung hingga waktu sekitar 0.01 detik. Selanjutnya,
hanya terlihat frekuensi 400 Hz hingga sekitar 0.015 detik, lalu frekuensi 200 Hz muncul
kembali dan berlangsung hingga waktu sekitar 0.02 detik. Hal ini konsisten dengan sinyal
yang terdiri dari dua komponen frekuensi dan durasi yang relatif sama.