Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN KEJADIAN KEKERASAN FISIK

TERHADAP PASIEN

No. Dokumen
RSUD No. Revisi Halaman
RSUD.W/32/SPO/
WAIBAKUL 00 1/3
PRW/53.17/VIII/2019
Ditetapkan
DIREKTUR RSUD WAIBAKUL,
STANDAR
Tanggal Terbit
PELAYANAN
09 Agustus 2019
OPERASIONAL
dr. BOBY TANSRIJATA
NIP. 19811028 201001 1 032
Pengertian Bentuk penanganan perlindungan pasien dari kekerasan fisik
yang tiba-tiba oleh pengunjung, pasien lain dan staf Rumah
Sakit.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap
perlindungan pasien dari kekerasan fisik .
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Waibakul Nomor : RSUD.W/9/SK/MDS/53.17/VIII/2019
tentang Panduan Pelayanan dan Asuhan Pasien Rumah
Sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Waibakul
Prosedur Daftar kelompok pasien yang beresiko adalah:
1. Pasien dengan cacat fisik dan cacat mental
2. Pasien usia lanjut
3. Pasien bayi dan anak-anak
4. Korban kekerasan dalan rumah tangga (KDRT)
5. Pasien Napi, korban dan tersangka pidana
6. Pasien dengan gangguan jiwa/mental atau emosional
7. Pasien koma
Prosedur Perlindungan Pasien Secara Umum
1. Petugas rumah sakit melakukan proses
mengidentifikasi pasien beresiko melalui pengkajian
secara terperinci
2. Bila tindak kekerasan fisik dilakukan oleh pasien:
petugas medis yang sedang bertugas bertanggung
jawab untuk mengamankan kondisi dan memanggil
dokter untuk menilai kebutuhan fisik dan psikologis
dan mengecualikan masalah medis pasien tersebut
3. Jika tindak kekerasan dilakukan oleh anggota staf
rumah sakit : perawat / bidan ruangan bertanggung
jawab menegur staf tersebut dan melaporkan insiden
ke kepala ruangan untuk diproses lebih lanjut
4. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh pengunjung :
staf bertanggung jawab dan memiliki wewenang untuk
memutuskan diperbolehkan atau tidak pengunjung
tersebut memasuki area rumah sakit
PENANGANAN KEJADIAN KEKERASAN FISIK

TERHADAP PASIEN

No. Dokumen
RSUD No. Revisi 2/3
Halaman
RSUD.W/32/SPO/
WAIBAKUL 00 1/3
PRW/53.17/VIII/2019
5. Petugas keamanan memonitoring disetiap lobi, koridor
rumah sakit,unit rawat inap, rawat jalan maupun di
lokasi terpencil atau terisolasi dengan pemasangan
kamera CCTV selama 24 jam terus menerus
6. Setiap pengunjung rumah sakit selain keluarga pasien
meliputi tamu rumah sakit, pengantar obat atau
barang wajib lapor ke petugas keamanan dan wajib
membawa kartu tanda pengenal
7. Pemberlakuan jam berkunjung pasien : pagi jam 10.00
– 12.00 WITA, sore 17.00 – 19.00 WITA
8. Petugas keamanan berwenang menanyai pengunjung
yang mencurigakan dan mendampingi pengunjung
tersebut sampai ke pasien yang dimaksud
9. Staf perawat / bidan ruangan wajib melapor kepada
petugas keamanan apabila menjumpai pengunjung
yang mencurigakan atau pasien yang dirawat
membuat keonaran atau kekerasan
10. Pengunjung diatas jam 22.00 WIB wajib lapor pada
petugas keamanan, menulis identitas pengunjung
pada buku kunjungan serta menggunakan kartu
pangunjung.
Prosedur Perlindungan Terhadap Pasien Usia Lanjut dan
Gangguan Kesadaran
1. Pasien Rawat Jalan
a) Pendampingan oleh petugas kesehatan dengan
memakai alat bantu bila diperlukan.
b) Perawat, bidan, spesialis dan dokter gigi yang
terdapat di unit rawat jalan wajib mendampingi
pasien saat dilakukan pemeriksaan sampai selesai
2. Pasien Rawat Inap
a) Perawat/bidan menempatkan pasien dirawat inap
sedekat mungkin dengan ruang kerja perawat
b) Perawat/bidan meminta keluarga untuk menjaga
pasien baik oleh keluarga atau pihak yang ditunjuk
dan dipercaya
Prosedur Perlindungan Terhadap Penderita Cacat
1. Petugas penerima pasien melakukan proses
penerimaan pasien penderita cacat baik rawat jalan
maupun rawat inap dan wajib membantu 3 / 3serta
menolong sesuai dengan kecacatan yang disandang
sampai proses selesai dilakukan
2. Perawat/bidan meminta pihak keluarga untuk
PENANGANAN KEJADIAN KEKERASAN FISIK

TERHADAP PASIEN

No. Dokumen
RSUD No. Revisi Halaman
RSUD.W/32/SPO/
WAIBAKUL 00 1/3
PRW/53.17/VIII/2019
menjaga pasien atau pihak lain yang ditunjuk sesuai
bila diperlukan
3. Perawat/bidan memasang dan memastikan pengaman
tempat tidur pasien
Prosedur Perlindungan Terhadap Bayi dan Anak Anak
1. Ruang bayi dan anak-anak harus diijaga minimal 1
orang perawat atau bidan, ruangan tidak boleh
ditinggalkan tanpa ada perawat atau bidan yang
menjaga
2. Perawat/ bidan memasang pengaman tempat tidur
pasien
3. Pihak Rs melakukan pemasangan CCTV di ruang bayi
dan anak-anak untuk memantau orang yang keluar
masuk dari ruang tersebut
Prosedur Perlindungan Terhadap Pasien yang Beresiko
Disakiti (Resiko Penyiksaan, Napi, Korban dan Tersangka
Tindak Pidana, Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga )
1. Pasien ditempatkan dikamar perawatan sedekat
mungkin dengan ruang perawat / bidan.
2. Pengunjung maupun penjaga pasien wajib lapor dan
mencatat identitas diruang perawat/ bidan berikut
dengan penjaga pasien lain yang satu kamar
perawatan dengan pasien beresiko
3. Perawat / bidan berkoordinasi dengan petugas
keamanan untuk memantau lokasi perawatan pasien,
penjaga maupun pengunjung pasien. Pihak Rs
melakukan koordinasi dengan pihak berwajib bila
diperlukan
Unit Terkait 1. Unit Gawat Darurat
2. Unit Rawat Inap
3. Unit Rawat Jalan
4. Unit Keamanan/Secutity

Anda mungkin juga menyukai