Anda di halaman 1dari 8

AR-4129 ASPEK LEGAL DAN DOKUMEN

KONTRAK

KERANGKA ACUAN
KERJA (KAK)
Pembangunan Gedung Perkantoran dengan
pendekatan Urban Farming di Kota Bandung untuk
memberikan aspek keberlanjutan lingkungan di area
perkotaan dan pendekatan alam pada setiap
aktivitas kerja.

OLEH
ABDUL HALIM MAULANA
133.16.006

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG


KERANGKA ACUAN KERJA

Pembangunan Gedung Perkantoran dengan Pendekatan Urban


Judul penugasan
Farming di Kota Bandung

Peningkatan konsep Urban farming di area perkotaan untuk


memberikan aspek keberlanjutan lingkungan dan kebutuhan
Proyek
pangan yang diterapkan pada gedung komersil maupun
perumahan
Luas Lahan dan Jumlah Luas lahan ±5000 m2 dan memiliki jumlah lantai sebanyak 7
Lantai (Tujuh) lantai
Koefisien Dasar Banguanan KDB 60 %
Garis Sepadan Bangunan
GSB 12 meter
Kota Bandung
Koefisien Lantai Bangunan KLB 2,4
Ruang Terbuka Hijau RTH 40 %
TOR Reference No. 001
Diterbitkan pada 8 Oktober 2019
Disahkan pada 8 Oktober 2019

Tanda Tangan -

Oleh -
1. Latar Belakang

Pertumbuhan jumlah penduduk di area perkotaan menjadi salah satu faktor


berkurangnya lahan pertanian dan perkebunan yang mendukung sector
pangan di kehidupan masyarakat umumnya. Untuk mengatasi hal tersebut,
dibutuhkan konsep urban farming sebagai media cocok tanam yang tepat
diarea perkotaan. Urban farming merupakan konsep memindahkan pertanian
konvensional ke pertanian di perkotaan. Tujuan urban farming yaitu untuk
menopang kebutuhan pangan di perkotaan. Dari perancangan gedung
perkantoran ini, di harapkan konsep urban farming bisa dijadikan tempat kerja
yang nyaman dilingkungan perkantoran dan menjadi prototipe yang terpadu
di Kota Bandung.

Pemahaman mengenai pengembangan konsep urban farming pada masyarakat


luas, akan memberikan ide usaha baru yang bisa dilakukan secara personal
dan tahu bagaimana cara membranding maupun memasarkan produk mereka.
Melatih personal untuk belajar mandiri mengenai urban farming dan mampu
mengembangkan skill person agriculture untuk meningkatkan perekonomian
mereka sendiri. Permasalahan yang dirumuskan dari perancangan ini yaitu,
bagaimana cara pola tanam tumbuhan yang digunakan bisa lebih
dikembangkan menjadi tempat yang nyaman bagi area perkantoran dan ruang
dalam kantor. Mampu mengintegrasikan pola ruang dengan kebutuhan pola
tanam tumbuhan, serta memberikan rasa nyaman terhadap manusia
didalamnya tanpa mengganggu proses pengembangan tumbuhan tersebut.

2. Maksud, Tujuan dan Sasaran


2.1 Maksud
Dirumuskan dari perancangan ini yaitu, bagaimana cara pola tanam
hidroponik dan sejenisnya bisa lebih dikembangkan menjadi media
pendukung dari konsep pembangunan gedung perkantoran di Kota
Bandung. Mampu mengintegrasikan pola ruang dengan kebutuhan pola
tanam hidroponik, serta memberikan rasa nyaman terhadap manusia
didalamnya tanpa mengganggu proses pengembangan teknik hidroponik
tersebut.
2.2 Tujuan
Tujuan dari perancangan ini adalah :
Tercapainya perancangan ini yaitu untuk membuat programming gedung
perkantoran yang berupa pergerakan aktivitas manusia dengan kebutuhan
ruang yang diperlukan untuk mendapatkan organisasi ruang yang sesuai
dengan fungsi urban farming pada gedung perkantoran.

2.3 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dari perancangan gedung perkantoran ini
Adalah :
Tersedianya sebuah gedung perkantoran yang menerapkan konsep green
building dengan pendekatan urban farming, dimana manfaat dari konsep
ini bisa dijadikan rujukan sebagai inovasi baru untuk sebuah gedung
perkantoran yang ada di kehidupan urban.

3. Dasar Hukum
Berdasarkan ketentuan Peraturan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2011 Tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.

4. Lokasi Pembangunan
Kegiatan pembangunan fisik kantor dengan konsep Urban Farming berlokasi
di Panjunan, Astanaanyar, Kota bandung, Jawa Barat 40242.

5. Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang Lingkup proses pembangunan gedung perkantoran dengan pendekatan
Urban Farming, meliputi :
1. Pekerjaan pembangunan bangunan utama yang dilengkapi dengan ruang
pengelola dan fasilitas pendukung gedung kantor.
2. Pekerjaan pembangunan Gedung perkantoran terdiri dari bangunan
fasilitas pendukung untuk mendukung proses Urban Farming pada gedung
perkantoran berjalan dengan baik.
6. Hasil yang diharapkan/keluaran
Hasil dari pembangunan ini, yakni :
a. Terwujudnya penyediaan bangunan fisik gedung perkantoran
berkonsep Urban Farming yang dilengkapi dengan system penyediaan
dan pengolahan air limbah.
b. Dokumen laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan gedung
perkantoran berkonsep Urban Farming.
Kontraktor pelaksana yang terpilih harus mendokumentasikan dan
melaporkan setiap kemajuan pembangunan gedung kantor yang
mencakup :
1. Laporan-laporan perkembangan pekerjaan yang terdiri dari laporan
awal, antara dan laporan final.
2. Foto-foto pekerjaan dari 0% sampai dengan 100%, bewarna
minimal ukuran kartu pos, foto-foto tersebut mencakup minimal
lima peristiwa yaitu :
- Sebelum pekerjaan dimulai
- Pelaksanaan pekerjaan pondasi dasar
- Pelaksanaan pekerjaan beton
- Pelaksanaan pekerjaan pasangan
- Pekerjaan pengecatan

7. Sumber Dana
Kegiatan ini memperoleh pendanaan dari Pemerintah Kota Bandung yang
bekerjasama dengan Pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan
Hidup Republik Indonesia.

8. Jangka Waktu Pelaksanaan


Masa penugasan atau periode untuk membangun gedung perkantoran yaitu
selama 365 hari kalender.

9. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Kontraktor pelaksana terpilih wajib membuat pelaksanaan kegiatan pekerjaan
dan personil yang terlibat serta mendokumentasikan timesheet pekerjaan.
Pelaksanaan kegiatan selama periode tersebut harus memenuhi hal-hal
dibawah ini :
a. Sebelum pekerjaan ini dimulai, maka pelaksana/penyedia jasa wajib
membuat jadwal pelaksanaan (time schedule) yang memuat uraian
pekerjaan, bobot pekerjaan, dan grafik hasil pekerjaan, jadwal pengadaan
dan penggunaan bahan serta tenaga kerja secara terperinci.
b. Dalam pelaksanaan pekerjaan, pelaksana/penyedia jasa harus membuat
rencana kerja harian, mingguan, dan bulanan yang diketahui oleh
koordinator proyek/pengawas lapangan dan daftar yang memuat
pemasukan bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
c. Rencana kerja (time schedule) diatas harus mendapat persetujuan dari
pembuat komitmen dan pelaksana teknis kegiatan serta koordinator proyek
/ pengawas lapangan.
d. Rencana kerja (time schedule) harus sudah selesai dibuat oleh pelaksana/
penyedia jasa paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah surat perintah
penunjukan penyedia jasa (SPPJ) diterima.
e. Pelaksana/Penyedia jasa harus memberikan Rencana Kerja (time
schedule) sebanyak 4 (empat) lembar kepada koordinator proyek /
pengawas dan 1 (satu) lembar harus dipasang pada dinding bangsal kerja.
f. Koordinator proyek/pengawas lapangan akan menilai prestasi pekerjaan
pelaksana/penyedia jasa berdasarkan Rencana Kerja (time schedule) yang
ada.

10.Spesifikasi Teknis (terlampir)


Secara umum, kontraktor pelaksana terpilih dalam melakukan pembangunan
gedung perkantoran perlu mengikuti tahap-tahapan pekerjaan sebagai berikut
:
a. Pekerjaan persiapan, terdiri dari :
 Pembersihan lahan
 Pengukuran awal
 Mobilisasi dan demobilisasi
 Konstruksi papan duga/bouwplank
 Penentuan Peil ± 0,00 lantai
b. Pekerjaan galian, terdiri dari :
 Galian tanah pondasi
 Urugan kembali tanah pondasi
c. Pekerjaan Pondasi
d. Pekerjaan beton bertulang
e. Pekerjaan dinding
f. Pekerjaan kusen pintu/jendela
g. Pekerjaan atap
h. Pekerjaan plesteran
i. Pekerjaan lantai
j. Pekerjaan pengecatan
k. Pekerjaan perlengkapan dalam
Informasi detail mengenai pekerjaan spesifikasi teknis tersebut diatas dan
lainnnya yang perlu dilaksanakan oleh kontraktor dapat dilihat pada
Lampiran 1. Spesifikasi teknis. Selain itu, desain teknis pembangunan
gedung kantor mengikuti denah gedung perkantoran sebagaimana tergambar
pada Lampiran 2. Gambar Gedung Perkantoran dengan pendekatan
Urban Farming di Kota Bandung. Quantity pekerjaan sebagaimana
tercantum pada Lampiran 3. Bill of Quantity, dan Lampiran 4. Timeline
Pekerjaan.
11.Metode Pengadaan
Metode Pengadaan pembangunan Gedung Perkantoran dengan pendekatan
Urban Farming di Kota Bandung ini adalah lelang/seleksi terbuka.

12.Pagu anggaran
Adapun pagu anggaran untuk pembangunan fisik Gedung Perkantoran dengan
pendekatan Urban Farming di Kota Bandung yaitu sebesar Rp. 777,553,000.
Pagu anggaran sudah termasuk penyediaan papan nama proyek, tempat
penyimpanan material proyek, tempat pekerja proyek, dan perlengkapan
keselamatan dan kesehatan kerja (k3) serta pengamanan lingkungan.

13.Pelaporan
Kontraktor pelaksana terpilih wajib memberikan dokumen laporan tertulis
kepada pengawas lapangan (ahli sipil konsorsium) dan koordinator proyek
dalam beberapa periode laporan yaitu :
a. Laporan mingguan dan bulanan mengenai kemajuan pekerjaan
b. Laporan awal kemajuan pembangunan gedung perkantoran
c. Laporan antara pembangunan gedung perkantoran
d. Laporan final pembangunan gedung perkantoran
Format dan sistematika laporan penulisan wajib mendapat persetujuan
pengawas lapangan (ahli sipil konsorsium) dan Kontraktor pelaksana bersedia
melakukan revisi penulisan sesuai kebutuhan yang diminta.

Anda mungkin juga menyukai