Anda di halaman 1dari 3

Nazila Nazwa

1701103010006
Teori Akuntansi

AKUNTANSI INTERNASIONAL

Perbedaan Akuntansi di Ranah Internasional : Bukti dan dampak


Suatu transaksi atau peristiwa menghasilkan angka akuntansi berbeda di negara
berbeda karena adanya perbedaan aturan akuntansi. Hal ini pun mengakibatkan suatu laporan
tidak dapat diperbandingkan. Sehingga perusahaan harus selalu membuat banyak laporan
keuangan yang mengikuti aturan di negara tersebut.

Penjelasan atas Perbedaan


Perera (1989) menjelaskan bahwa praktik akuntansi di negara tertentu berusaha
untuk cocok dengan keadaan masyarakat tertentu di waktu tertentu. Mueller (1968)
berpendapat bahwa perbedaan yang ada terjadi karena adanya perbedaan hukum, sistem
politik dan perkembangan ekonomi antar negara. Doupnik dan Salter (1985) menambahkan
bahwa sistem perpajakan dan pendidikan juga mempengaruhi perbedan yang ada.
Kebudayaan merupakan hal yang tidak terlepas dari alasan adanya perbedaan akuntansi
di dunia. Hal ini disebabkan karena budaya merupakan ‘aktivitas sosio-teknikal’ yang berarti
interaksi antara manusia dan sumber daya non manusia (Violet, 1983). Selain itu, setiap
akuntan juga memiliki kebudayaan yang menimbulkan perbedaan tersebut (Gray, 1985).
Mengacu pada dimensi budaya Hofstede (1984) maka perbedaan itu dapat dijelaskan sebagai
berikut :
- Individualistik VS Collectivism dan Small VS Strong Power Distance: individualistik
terlihat dari adanya professional judgement yang yang sejalan dengan lemahnya power
distance dan keseragaman menunjukkan adanya kolektivisme yang sejalan dengan
menguatnya power distance.
- Strong VS Weak Uncertainty Avoidance dan Masculinity VS Feminity : menguatnya
uncertainty avoidance ditunjukkan dengan adanya sikap konservatisme dalam akuntansi
yang sekaligus berbanding terbalik dengan maskulinitas. Semakin maskulin suatu
masyakarat maka metode yang digunakan akan semakin menunjukkan kinerjanya
- Collectivism, Feminity and Uncertainty Avoidance : semakin tinggi tingkat uncertainty
avoidance masyarakat maka pengungkapan akan semakin sedikit sehingga konflik pun
muncul. Hal ini juga sekaligus melindungi kepentingan bersama. Hal itu juga merupakan ciri
dari masyarakat feminim.
Hubungan dimensi budaya Hofstede dan nilai akuntansi yang diajukan gray adalah
dirangkum sebagai berikut :
P profesionalism uniformity
Co conservatism
Se secrecy
Pp power Distance -- - + + ? ? + +
U uuncertainty Avoidance
- - + + + + + +
In individualism + + - - - - - -
M masculinity ? ? ? ? - - - -
Selain budaya, terdapat pula aspek agama yang mempengaruhi perbedaan akuntansi
yang ada. Aspek agama tersebut terutama terlihat dari tradisi agama Islam. Agam ini
mempunyai pengaruh besar bagaimana seseorang menjalankan bisnisnya dan membuat
keputusan.
Aspek selanjutnya yang mempengaruhi adalah sistem hukum. Di dunia ini dikenal dua
sistem hukum yaitu common law dan Roman law. Pada common law, aspek hukum tidak
secara detail mengatur kehidupan masyarakat, sedangkan Roman law sebaliknya. Hal ini
memberikan dampak pada kurang detailnya akuntansi pada negara-negara penganut common
law.
Namun, pada dasarnya sistem akuntansi hanya terdapat dua model di dunia, yaitu :
Anglo American dalam segi budaya, feminim,kolektivisme, danuncertaince avoidance
rendah. Dari system hukum, common law, dan LK untuk investor dan laporan pajak terpisah.
Dipengaruhi dari pasar modal.
European dari segi budaya Maskulinitas, tingginya uncertainty avoidance dan individualistic.
Dari system hukumnya,Roman Law dan LK untuk kreditor dan laporan pajak jadi satu.
Dipengaruhi pemerintah.

Harmonisasi dan Standardisasi


Harmonisasi menurut Parker dan Nobes (2004, 77) adalah proses meningkatkan
kompatibilitas praktek akuntansi dengan menetapkan batas-batas untuk variasi. Sedangkan
standardisasi mengimplikasikan penerapan suatu set aturan yang lebih sempit dan kaku.
Alasan-alasan diperlukannya harmonisasi dan standardisasi adalah :

- investor akan lebih efisien dan efektif dalam membuat keputusan investasi
- prosedur akuntansi akan lebih simple.
- Lebih fleksibel menggunakan akuntan atau auditor pada MNC. sedangkan
tantangan untuk melakukan harmonisasi dan standardisasi adalah :
- Perbedaan budaya dan institusi (Perera, 1989)
- Kurangnya profesi akuntansi di beberapa negara (Nobes and Parker, 2004)
- Regulasi akuntansi memiliki konsekuensi ekonomi (Nobes and Parker, 2004)
Proses institusi standar akuntansi internasional
Pada awalnya di Eropa terdapat suatu organisasi bernama IASC. IASC mengeluarkan
standar bernama IAS. Namun, IAS ini dikritik karena tetap menimbulkan banyak kebijakan
akuntansi di perusahaan. sehingga IAS ini kemudian diperbaiki dan pada akhir tahun 1980
diajukan ke IOSCO yang menghadapi isu pwngumpulan dana dari banyak negara. Sehingga
proyek IASC ini kemudian disetujui oelh IOSCO. Setelah menyelesaikan dan
mengembangkan proyek tersebut IASC pun berganti nama menjadi IASB. IASB
beranggotakan akuntan yang memiliki tipe akuntansi Anglo-American, sehingga standar
yang mereka bentuk pun cenderung terkait dengan regulasi Anglo American.
Pada tahun 2005 EU menyatakan selUruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya
harus mengikuti standar IASB dimulai selambat-lambatnya tahun 2005 dalam laporan
keuangan. Pandangan yang dianut dalam mengadopsi IFRS adalah :
- Bermacam-macam informasi yang dibutuhkan untuk membuat beragam keputusan
- Kepercayaan tentang individual dan pasar modal bereaksi kepada info akuntansi
- Adopsi ini akan mengedepankan kepentingan publik
- Metode baru ini akan dianut dengan cara yang sama di berbagai negara
Secara terpisah, EU pada tahun 1992 merilis suatu dokumen berjudul ‘Towards
Sustainability’ yang berisi saran adanya perubahan radikal praktek akuntansi di seluruh
dunia. Dokumen ini diharapkan memberikan definisi baru pada konsep akuntansi, peraturan,
konvensi dan metodologi.

Anda mungkin juga menyukai