Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Rusydi Aziz

NIM : 166020310111022

Normative Theories of Accounting 1: The Case of Accounting for Changing Prices

Dari waktu ke waktu, muncullah berbagai kritik atas biaya historis pada akuntansi

yang dilakukan oleh banyak akademisi dikarenakan hubungannya dengan kemampuan

akuntansi sendiri unuk menyediakanm informasi yang berguna pada kenaikan harga.

Akuntansi biaya historis mengasumsikan bahwa uang memiliki kekuatan beli yang konstan,

namun yang terjadi adalah uang tidak selalu memiliki kekuatan beli yang konstan khususnya

pada waktu periode inflasi yang tinggi pada tahun 1970 hingga 1980 yang mana nilai uang

sangatlah rendah dikarenakan terlalu banyak uang yang beredar dari pada barang yang

beredar. Hal itu membuat harga suatu barang menjadi melonjak tinggi dan daripada

menukarkan barang dengan uang, lebih baik melakukan sistem barter dimana terjadi

pertukaran barang dengan barang. Dalam sisi akuntansi yang awalnya menggunakan biaya

historis tentu akan terjadi ketidakcocokan yang sangat besar karena suatu barang terjadi

kenaikan harga yang sangat signifikan. Jika biaya historis masih dipertahankan, maka

informasi akuntansi akan menyebabkan asimetri informasi yang alih-alih memberikan

informasi secara tepat, malah sebaliknya akan memberikan informasi yang menyesatkan.

Oleh karena itu, dibutuhkanlah akuntansi untuk pengubahan harga.

Akuntansi daya beli didukung oleh badan akuntansi di seluruh dunia yang mana

akuntansi daya beli ini di bentuk atas basis pandangan bahwa pada saat kenaikan harga, jika

suatu entitas mendistribusikan keuntungan yang tidak disesuaikan berdasarkan biaya historis,

akan menyebabkan pengurangan dalan nilai sebenarnya atas sebuah entitas. Dalam mengatasi
hal ini, dilakukanlah penelitian oleh para akuntan. Penelitian tersebut bertujuan untuk

menciptakan akuntansi untuk perubahan harga. Pendekatan yang dipakai adalah akuntansi

berbasis biaya sekarang. Melalui akuntansi berbasis biaya sekarang ini, masalah asimetri

informasi diharapkan dapat diselesaikan.

Dalam akuntansi daya beli yang dihitung dengan akuntansi berbasis nilai sekarang,

diperlukalah sebuah indeks tertentu dasebagai level penentuan harga akuntansi. Indeks harga

sendiri adalah rata-rata tertimbang dari harga di periode sebelumnya, sering disebut sebagai

periode dasar. Indeks harga mungkin saja luas maupun sempit yang mana mereka

berhubungan untuk megubah harga dari suatu aset dalam industri yang serupa atau mereka

mungkin didasarkan pada luas penampang barang dan jasa yang dikonsumsi. Yang menjadi

pertanyaan disini adalah ideks harga mana yang seharusnya digunakan? Jika dilihat dari

indeks harga konsumen, tentu tidak ada jawaban yang pasti dikarenakan indeks harga

konsumen tiap entitas berbeda-beda.

Dalam mengaplikasikan akuntansi daya beli, seluruh penyesuaian perlu dilakukan

pada akhir periode dengan penyesuaian akuntansi atas

Anda mungkin juga menyukai