ID Identifikasi Dan Analisis Akrilamida Dal PDF
ID Identifikasi Dan Analisis Akrilamida Dal PDF
Hatta Prabowo
1 2 3
M. Hatta Prabowo *, Ari Wibowo , Fitri Yuliani
1,2,3
Program Studi Farmasi Universitas Islam Indonesia
*e-mail: htprabowo@gmail.com
Gambar 1. Hipotesis mekanisme pembentukan akrilamida dari asam amino dan lipid
Identifikasi dan Analisis
World Health Organization (WHO) kopi terhadap kadar akrilamida dalam produk
menyatakan bahwa pada populasi umum, kopi dengan menggunakan metode
rata-rata asupan akrilamida melalui makanan kromatografi cair dengan detektor uv yang
berada pada rentang 0,3–0,8 μg/kg BB/hari. memiliki validitas dan sensitivitas yang baik.
Environmental Protection Agency (EPA)
pada tahun 1992 dan WHO pada tahun 1985
METODE PENELITIAN
telah membatasi kadar akrilamida dalam air
minum sebesar 0,5 μg/L (ppb) (Anonim, Bahan yang digunakan pada
1985). Office of Environmental Health penelitian ini adalah serbuk kopi (tubruk) dan
Hazard Assesment (OEAHHA), salah satu serbuk kopi instan tanpa tambahan gula
divisi EPA yang berlokasi di California, yang beredar di pasar di daerah Ngaglik
Amerika Serikat telah menetapkan bahwa sleman Yogyakarta; akrilamida; aseton (p.a,
asupan 0,2 μg/hari akrilamida tidak bersifat E Merck, Germany); n-heksana (p.a., E
sebagai agen pencetus kanker (Anonim, Merck, Germany); asam Fosfat (p.a.,E
a
2005 ). Merck, Germany); asetronitril (HPLC grade,
Pengembangan metode analisis E Merck, Germany); akuabides (PT.
akrilamida dalam produk pangan telah Ikapharmindo Putramas, Indonesia), kertas
banyak dilakukan dengan menggunakan saring.
metode high performance of liquid Alat yang di gunakan adalah
chromatography (HPLC) (Liu et al., 2008) seperangkat alat gelas (Pyrex); ultrasonik
dan kromatografi gas (Yasuhara et al., (Branson );
®
timbangan analitik
2003). Analisis dengan menggunakan macrobalance (Metler Toledo ); timbangan
®
lama.
Penelitian yang dilakukan adalah Sampling
menggunakan kromatografi cair yang tidak Sampel diambil secara acak atau
memerlukan tahap derivatisasi akrilamida digunakan metode convenience sampling.
terlebih dahulu, serta tidak membutuhkan Sampel yang dipilih adalah produk kopi
pelarut yang bebas air dan bersifat volatil robusta dengan bentuk sediaan yang
seperti yang dibutuhkan pada analisis berbeda yaitu kopi serbuk (tubruk) dan kopi
dengan kromatografi gas. dan tidak instan. Kedua sampel dibeli dari supermarket
memerlukan waktu yang lama serta yang ada di wilayah Jalan Kaliurang
merupakan teknik yang baik untuk analisis Yogyakarta dengan batas kadaluarsa yang
kuantitatif akrilamida (Liu et al., 2008). Oleh sama.
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh proses pengolahan biji
M. Hatta Prabowo
0,1° C. Lapisan aseton disaring dengan Batas deteksi dan batas kuantitasi
menggunakan kertas saring dan kemudian ditentukan dari regersi kurva baku yang
diuapkan dengan waterbath. Kemudian diperoleh. Nilai LOD = 3,3 × (SD/S) dan
gerak dan dikocok untuk melarutkan dan respon ditentukan berdasarkan standar
mengukur zat tertentu saja secara seksama serbuk (tubruk) dan kopi instan, pada
dengan adanya komponen lain yang analisis ini sedikit berbeda. Pada kopi serbuk
terdapat dalam sampel. Penentuan (tubruk), resolusi rata-rata puncak akrilamida
selektivitas harus dilakukan selama validasi terhadap puncak yang muncul pada menit
uji identifikasi, penentuan cemaran dan ke-13,4 adalah 1,9, sedangkan resolusi rata-
pengujian. rata puncak akrilamida pada kopi instan
Prosedur dengan kromatografi terhadap puncak yang muncul pada menit
digunakan kromatogram standar sebagai ke-13,4 adalah 2,04. Berdasarkan nilai
pembanding. Kemudian ditentukan resolusi resolusi tersebut, maka spesifisitas metode
dua puncak yang terelusi berdekatan. yang digunakan sudah baik walaupun
Resolusi masing-masing pada sampel kopi baseline kurang baik.
Tabel 1. Hasil uji kesesuaian sistem metode analisa akrilamid dengan KCKT dalam kopi
Hasil
No. Variabel
Kopi Serbuk Kopi Instant
Asam fosfat : asetonitril : Asam fosfat : asetonitril :
1 Fase gerak
akubides (1:5:94) akubides (1:5:94)
Sunfire C18 (150 mm x 4,6 mm) Sunfire C18 (150 mm x 4,6 mm)
2 Fase diam
5 µm 5 µm
3 Kecepatan alir 1,0 mL/menit 1,0 mL/menit
4 Panjang gelombang 202 nm 202 nm
5 Faktor kapasitas 0,65 0,96
6 Resolusi 1,90 2,04
7 Faktor tailing 0,140 0,09
8 Efisiensi kolom 4503 7741
Identifikasi dan Analisis
(a)
Akrilamid
(b)
Akrilamid
(c)
Gambar 2. (a) Kromatogram standar akrilamida, (b) Kromatogram sampel kopi instan, (c)
Kromatogram akrilamida sampel serbuk kopi tubruk. Kondisi KCKT : Kolom Sunfire C18 (150
mm x 4,6 mm) 5 µm, fase gerak asam fosfat : asetonitril : aqubides (1:5:94), laju alir 1,0
mL/menit dan deteksi dengan UV 202 nm.
M. Hatta Prabowo
analisis, nilai RSD presisi keterulangan yang nilai standar deviasi relatif (RSD) dari kadar
diterima untuk senyawa dengan kadar 10 6 replikasi adalah 0,47%. Ini menunjukkan
sampai 100 ppm adalah tidak lebih dari 7% %RSD analit telah memenuhi kriteria yang
(Anonim, 2002). Data hasil perhitungan ditetapkan untuk pengukuran presisi.
presisi pada Tabel 2 menunjukkan bahwa
Merujuk persyaratan nilai akurasi yang Penentuan kadar akrilamida pada kopi
tertera dalam AOAC, nilai akurasi yang instan dan kopi tubruk
diterima untuk konsentrasi 1-10 ppm adalah
85-110 %. Pada uji recovery yang dilakukan Penetapan kadar sampel
terhadap sampel, uji recovery akrilamida merupakan tahap akhir yang dilakukan
dalam kopi serbuk berkisar antara 91-94 % dalam penelitian setelah metode baru yang
recoveynya sedangkan untuk kopi instan dikembangkan memiliki validitas yang baik
berkisar 99-102%. Berdasarkan hasil sehingga hasil pengukurannya dapat
tersebut, maka % recovery yang diperoleh dipertanggungjawabkan kebenarannya.
pada kopi instan dengan menggunakan
metode ini dapat diterima.
Tabel 6. Hasil analisis akrilamida dalam sampel kopi instan dan kopi serbuk
Kadar Kandungan
Replikasi RSD
Sampel Area akrilamid SD / sachet (g)
ke- (%)
(ppm)
1 9793960 7,02
Kopi
2 9827634 7,04 0,01 0,14 7,03 µg
Serbuk
3 9803182 7,03
1 7852027 5,69
Kopi
2 7924334 5,74 0,02 0,44 5,71 µg
Instan
3 7887213 5,72
Produk kopi serbuk (tubruk) dan kopi penyimpanan makanan atau minuman yang
○
instan mengalami langkah pengolahan biji mengandung akrilamida pada suhu >4 C
kopi yang berbeda untuk pembuatannya. akan menyebabkan penurunan konsentrasi
Kopi tubruk pada umumnya dibuat dari biji akrilamida. Peningkatan kelembaban dengan
kopi yang dipanggang dan kemudian adanya air menyebabkan penekanan
dihaluskan, sedangkan kopi instan dibuat pembentukan akrilamida dan menurunkan
dari biji kopi yang juga mengalami kadar senyawa prekursor akrilamida tersebut
pemanggangan dan dihaluskan dan setelah (Friedman, 2003).
itu dilakukan perkolasi pada suhu tinggi FDA memperkirakan jumlah asupan
dengan menggunakan air. Hal ini yang akrilamida yang masih memberikan tingkat
menyebabkan kandungan akrilamid pada risiko yang rendah adalah 1 µg/hari. Kadar
kedua jenis kopi tersebut berbeda. Hasil tersebut diperkirakan memberikan efek
yang diperoleh dari uji tersebut yaitu kopi karsinogenik 100.000 kali lebih rendah
serbuk (tubruk) memiliki konsentrasi dibandingkan rata-rata asupan per hari.
akrilamida yang lebih tinggi. Ada beberapa Asupan akrilamida yang dapat di toleransi
faktor yang memungkinkan terjadinya adalah 2,6 µg/kg BB/hari untuk menghindari
penurunan akrilamida dalam proses efek karsinogeniknya. Jika diasumsikan
pembuatan bubuk kopi ini antara lain adalah berat rata-rata laki-laki dan perempuan
penyimpanan dan penambahan air pada dewasa sekitar 40-80 kg, maka asupan
tahap perkolasi. Diketahui bahwa akrilamida yang diperbolehkan adalah 80 -
Identifikasi dan Analisis
a
160 µg tiap harinya. Pada penelitian ini, Anonim, 2005 . Intake of Acrylamide in Food.
Office of Environmental Health
diperoleh hasil yaitu kopi instan mengandung
Hazard Assesment (OEAHHA).
akrilamida 7±0,01 µg/g dan kopi tubruk http://oehha.ca.gov/prop65/law/pdf
_zip /acrylamideintakeReport.pdf,
mengandung akrilamida 5±0,03 µg/g.
22 Juni 2010 21.00 WIB.
Berdasarkan data tersebut, maka asupan
b
Anonim, 2005 , Validation of Analytical
akrilamida yang diperoleh dari masing-
Procedures: Methodology,
masing kopi dapat dikatakan aman untuk adopted in 1996, International
Conference of Harmonization
dikonsumsi hingga 16 g dalam sehari (88-
Q2(R1), Geneva.
112 µg) pada orang dewasa (Anonim, 2010).
Anonim, 2010. Toxicology of Acrylamide
(CAS No. 79-06-1) In Support of
KESIMPULAN Summary Information on the
Integrated Risk Information
System (IRIS). U.S. Environmental
Metode analisa yang digunakan
Protection Agency Washington,
memiliki validitas yang baik berdasarkan DC
parameter ICH dan AOAC. Kopi serbuk
Friedman, M., 2003. Chemistry,
memiliki kandungan akrilamida 7,03 ± 0,009 Biochemistry, and Safety of
Acrylamide. A Review. J. Agric.
µg/g dan kopi instan memilki kandungan
Food Chem., Vol 51: (16). 4504-
akrilamid sebesar 5,71 ± 0,025 µg/g. Kopi 4526.
serbuk (tubruk) dan instant yang diuji masih
Harahap, Y., Harmita, Simajuntak, B., 2005,
relatif aman untuk di konsumsi oleh Optimasi Penetapan Kadar
Akrilamida yang Ditambahkan ke
masyarakat dibawah 16 g/hari.
dalam Keripik Kentang Simulasi
Secara Kromatografi Cair Kinerja
tinggi, Indonesian J. Pharm., Vol. II
DAFTAR PUSTAKA No. 3: 154-163.
Anonim, 1985. Environmental Health Criteria Lingnert, H., Grivas, S., Jagerstad, M., Skog,
49 Acrylamide. International K., Tornqvist, M., Aman, P., 2002,
Programme on Chemical safety: Acrylamide in Food : Mechanisms
the joint sponsorship of the United of Formation and Influencing
Nations Environment Programme, Factor during heating of foods,
the International Labour Scand. J. Nutr., Vol. 46: (4), 159–
Organisation, and the World 172.
Health Organization.
http://www.inchem.org/documents/ Liu, J., Zhao, G., Yuan, Y., Chen, F., Hu, X.,
ehc/ehc/ehc49.htm 2008, Quantitative Analysis of
#SubSectionNumber:1.1.5, 13 Juni Acrylamide in Tea by Liquid
2010 22.00 WIB. Chromatography Coupled with
Electrospray Ionization Tandem
Anonim, 1994, Reviewer Guidance : Mass Spectrometry, Food Chem.,
Validation of Chromatographic Vol. 108. 760-767.
Metods, Center for Drug
Evaluation and Research (CDER), Nursten, H., 2005. The Maillard Reaction
22. Chemistry, Biochemistry and
Implications. The Royal Society of
Anonim, 2002, AOAC Guidelines for Single Chemistry. Cambridge.
Laboratory Validation of Chemical
Methods for Dietary Supplements Seal, C. J., de Mul, A., Haverkort, A.J.,
and Botanicals, available at Franke, K., Lalljie, S.P.D.,
http://www. AOAC.org (diakses 12 Mykkanen, H., Reimerdes, E.,
Desember 2009). Scholz, G., Somoza, V.,
Tuijtelaars, S., van Boekel, M., van
Klaveren, J., Wilcockson, S.J.,
M. Hatta Prabowo