Anda di halaman 1dari 3

1.

KACA BURAM

Oleh: Abdullah Zaen, Lc., MA

Alhamdulillâh, wash shalâtu was salâmu ‘alâ rasûlillah…

Jalan Yang Tak Terlihat

Si A mengeluh urusannya ruwet. Sering menghadapi masalah yang tidak


kunjung ketemu jalan keluarnya. Bagaikan benang kusut yang seakan
tidak mungkin diuraikan. Masalah ekonomi, sosial, rumah tangga, anak,
dan lain sebagainya. Problem datang silih berganti, seolah tidak ada
habisnya.

Di tempat lain, si B juga mengalami masalah yang tidak kalah


banyaknya. Namun ternyata dia bisa menghadapinya dengan baik.
Selalu saja menemukan solusi dan jalan keluar.

Mengapa kedua orang tersebut mengalami nasib yang berbeda?


Apakah jalan hanya tersedia untuk si B, sedangkan si A tidak diberi
jalan?

Jawabannya: kedua orang itu sebenarnya sama-sama telah diberi jalan.


Namun si A tidak melihat jalan tersebut. Sedang si B bisa melihatnya
dengan jelas.

Kenapa bisa demikian?

Kaca Yang Tertutup Debu Tebal

Jalan terpampang lebar di depan mobil. Namun belum tentu


pengemudinya dapat melihat jalan tersebut. Sebab bisa jadi kaca
mobilnya buram. Dia tidak mampu melihat jalan itu, bukan karena
jalannya tidak ada. Namun karena terhalang debu tebal.

Begitulah ilustrasi problem yang dihadapi si A. Dia kebingungan untuk


menemukan jalan keluar dari segunung permasalahan yang
dihadapinya. Sebab pandangannya terhalangi debu tebal dosa dan
maksiat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan efek buruk dosa


dalam sabdanya,

"‫ب‬ َ ‫ َ ﮴ﺎ‬8‫ﺮ َ َو‬Qَ > ‫َ >ْﻌ‬P‫ﺳ‬ ْ ‫ع َوا‬ ُ ‫ﺎ "َذا‬Aَ > ،‫ﺳْﻮَداُء‬


َ َ ‫﮲ َﺰ‬8 ‫ﻫَﻮ‬ َ ‫﮲ ُﻜ ْﺘ ٌَﺔ‬8 ‫ْ( ﮳ِِﻪ‬CBAَ ?
@ ِ> = ‫ﺖ‬ ْ َ ‫﮲ ُِﻜﺘ‬8 ‫ﻄ( ﮵ﺌ ًَﺔ‬ َ ‫ ﮲‬. 2‫ﺣَﻄ‬
ِ ‫ﺣ‬ ْ‫ ﮲‬. - ‫ن اﻟَﻌ(ْ﮳َﺪ ا "َذا‬$" ‫ا‬
‫ﻞ ر َاَن َﻋَﲆ‬ ْ ‫ َ﮳‬8 $‫ُﻪ }ﻛ َﻼ‬$C‫ِﺬي َذﻛ َﺮ َ اﻟ‬$\‫ن ا‬ ُ ‫ا‬$ ‫ﻫَﻮ اﻟﺮ‬ُ ‫ َو‬،‫ْ( ﮳َُﻪ‬CBAَ ‫ َُﻮ‬C‫ َ ﮴ْﻌ‬8 ‫ﱴ‬$‫ﺣ‬ َ ‫ ﮵َﻬﺎ‬YِA> ‫ ﮵َﺪ‬8X W ‫ َوا "ْن َﻋﺎَد‬،‫ْ( ﮳ُُﻪ‬CBAَ ‫ﻞ‬َ QBِ‫ﺳ‬
ُ
{‫ َن‬cُ‫ﺴ( ﮳‬ ِ ْ ‫ َ ﮵ﻜ‬8 ‫﮲ ُﻮا‬8‫ﰷ‬ َ ‫ ﮳ِِﻬْﻢ َﻣﺎ‬dcُ CBُA."

“Sungguh seorang hamba bila melakukan satu perbuatan dosa, maka


akan ditorehkan satu bintik hitam di hatinya. Jika dia meninggalkan dosa
tersebut, beristighfar dan bertaubat, maka hatinya akan dibersihkan
lagi.

Jika dia kembali melakukan dosa, maka bintik hitam itu akan terus
ditambah. Hingga bisa mendominasi hatinya.

Itulah penutup (hati) yang diingatkan Allah dalam firman-Nya, “Sekali-


kali tidak! Apa mereka kerjakan itulah yang telah menutupi hati mereka”.
(QS. Al-Muthaffifin/83: 14)”. HR. Tirmidziy dan beliau menyatakan
bahwa hadits ini hasan sahih.

Bersihkan Dahulu!
Bila solusi dari permasalahan tak kunjung ditemukan, maka langkah
pertamanya adalah membersihkan debu dosa. Yakni dengan cara
bertaubat kepada Allah ta’ala. Entah itu dosa yang terkait dengan Allah.
Maupun dosa yang berhubungan dengan sesama makhluk.

Dalam sebuah hadits diterangkan,

"‫ُﻪ‬BAَ َ ‫ َور َز‬،‫ﺣﺎ‬ ً‫ﺤﺮ َ ﮳‬ْ‫ﻖ َﻣ ﮲‬ٍ ‫ﺿ( ﮵‬ ِ ‫ﻞ‬o ُ‫ﻦ ﻛ‬ ً‫ﺮ َ ﮳‬Aَ > ‫ﻫﱟﻢ‬
ْ ‫ َوِﻣ‬،‫ﺣﺎ‬ ْ ‫ُﻪ ﻟَُﻪ ِﻣ‬$C‫ﻞ اﻟ‬
o ُ‫ﻦ ﻛ‬
َ ‫ﻞ‬ َ‫؛ ﮳‬X m‫ﺎ‬Qَ > ‫ِ >ْﻌ‬P‫ﺳ‬
َ ‫ﺣَﻌ‬ َ ‫َﻣﻦ أﻛ ْﺜ َﺮ َ ِﻣ‬
ْ ‫ﻦ اﻻ‬
‫ﺐ‬ُ ‫ﺴ‬ ِ َ ‫ﺤﺘ‬ ْ ‫َ ﮵‬8 َ‫ﺚ ﻻ‬ ُ ‫ﺣ(ْ ﮵‬َ ‫ﻦ‬ ْ ‫"ِﻣ‬.

“Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah akan memberikan


jalan keluar bagi setiap kesedihannya. Kelapangan untuk setiap
kesempitannya. Serta akan dikaruniai rizki dari arah yang tidak
disangka-sangka”. HR. Ahmad dari Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Al-
Hakim dan Ahmad Syakir menilai sanad hadits ini sahih. Sedangkan al-
Albaniy menyatakan hadits ini dha’if.

Pesantren ”Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 7 Jumadal Ula


1441 / 3 Januari 2020

Sumber: t.me/ustadzabdullahzaen

Anda mungkin juga menyukai