Anda di halaman 1dari 6

ETIKOLEGAL DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

RINGKASAN PERBANDINGAN KEPMENKES NOMOR 900 TAHUN 2002 DAN


PERMENKES NOMOR 1464 TAHUN 2010

DOSEN : SANDRA.G.J.TOMBOKAN,SPd, SSiT,M.Kes

DISUSUN OLEH

Ira.Mayasari.Mandjurugi
NIM : 711530119034

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

JURUSAN DIV ALIH JENJANG KEBIDANAN

TAHUN 2019

1
PASAL KEMENKES
PERMENKES NO.1464/MENKES/PER/X/2010
NO.900/MENKES/SK/VII/2002
Pasal  1 Dijelaskan definisi Registrasi  - Tidak dijelaskan definisi registrasi dan kata
Surat izin bidan disebut SIB registrasi sudah dimasukkan kedalam definisi
bidan, juga dijelaskan tentang definisi fasilitas
Tidak dijelaskan tentang Surat Ijin pelayanan. 
Kerja Bidan (SIKB) - Surat ijin bidan (SIB) berganti dengan nama Surat
Tanda Registrasi (STR)
- Dijelaskan tentang SIKB, dimana bidan dapat
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.
Pasal 2 Pimpinan pendidikan wajib Terjadi Perubahan total dari kemenkes no.900 ke
menyampaikan laporan. Permenkes no 1464.  Dijelaskan bidan dapat
menjalankan praktik mendiri atau bekerja di
fasilitas pelayanan kesehatan dan berpendidikan
minimal Diploma III Kebidanan
Pasal 3 Dijelaskan tentang Surat Ijin Bidan Bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan
(SIB), kelengkapan registrasi dan harus mempunyai SIKB, sedangkan bidan yang
bentuk permohonan SIB menjalankan praktik mandiri wajib memiliki SIPB.
Pasal 4 Dijelaskan Kepala Dinas Kesehatan Dijelaskan tentang persyaratan pememperolehan
Propinsi tempat untuk registrasi dan SIKB/SIPB. Apabila belum terbentuk Majelis
mengeluarkan SIB. Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI)/ Provinsi
(MTKP), maka SIB ditetapkan berlaku sebagai
STR.
Pasal 5 Dijelaskan Kepala Dinas Kesehatan Dijelaskan SIKB/SIPB dikeluarkan oleh Dinas
Provinsi membuat pembukuan Kesehatan Kabupaten /Kota.
registrasi SIB menyampaikan laporan
berkala kepada Menteri Kesehatan
melalui Sekretaris Jenderal.
Pasal 6 Dijelaskan tentang proses adapatasi Dijelaskan Bidan hanya menjalankan praktik/kerja
pada bidan lulusan luar negeri. paling banyak 1 tempat kerja dan 1 tempat praktik.

2
Pasal 7 Dijelaskan tentang masa berlaku dan Menjelaskan masa berlaku dan pembaharuan
pembaharuan SIB yang diajukan SIKB/SIPB dan persyaratan mengajukan
kepada kepala dinas kesehatan pembaharuan SIKB/SIPB
propinsi.
Pasal 8 Menjelaskan masa bakti bidan. Menjelaskan 3 alasan untuk tidak berlakunya
SIKB/SIPB.
Pasal 9 Menjelaskan bidan harus memiliki Menjelaskan wewenang bidan dalam memberikan
SIPB bila menjalankan praktik. pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu,
kesehatan anak dan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana.
Pasal 10 Menjelaskan tentang persyaratan Menjelaskan tentang pelayanan kesehatan ibu yang
registrasi SIPB. diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa
persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa
antara dua kehamilan.
Pasal 11 Menjelaskan tentang masa berlaku dan Menjelaskan tentang pelayanan kesehatan anak
pembaharuan SIPB. yang diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak
balita dan anak pra sekolah.
Pasal 12 Menjelaskan bidan tidak tetap tidak Menjelaskan tentang memberikan pelayanan
memerlukan SIPB kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana.
Pasal 13 Menjelaskan bidan harus Menjelaskan wewenang pelayanan kesehatan
meningkatkan keterampilan dan program pemerintah, bidan harus terlatih dalam
keilmuannya. bidang pelayanan tersebut.
Pasal 14 Menjelaskan wewenang bidan Menjelaskan kewenangan bidan bila menjalankan
memberikan pelayanan kesehatan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter
meliputi pelayanan kebidanan, maupun yang mempunyai dokter.
pelayanan keluarga berencana dan
pelayanan kesehatan masyarakat.
Pasal 15 Menjelaskan pelayanan kesehatan Menjelaskan Pemerintah daerah Provinsi/kota
pada ibu diberikan pada masa mempunyai peran dalam praktik bidan.

3
pranikah, masa kehamilan, masa
persalinan, masa nifas, menyusui dan
masa antara. Pelayanan pada anak
diberikan pada masa bayi baru lahir,
masa bayi, masa anak balita dan masa
pra sekolah.
Pasal 16 Menjelaskan perincian tentang Menjelaskan persyaratan penempatan bidan
pelayanan kebidanan kepada ibu dan didaerah yang belum memiliki dokter, dimana
pelayanan kebidanan pada anak. pemerintah daerah provinsi/kota mempunyai
tanggung jawab dalam hal ini.
Pasal 17 Menjelaskan wewenang bidan bila Menjelaskan persyaratan bidan dalam menjalankan
praktik pada daerah yang tidak praktik mandiri.
mempunyai dokter.
Pasal 18 Menjelaskan perincian tindakan Menjelaskan kewajiban bidan bila melaksanakan
pelayanan kebidanan sesuai pasal 16. praktik/kerja, meningkatkan mutu pelayanan
profesinya dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Pasal 19 Menjelaskan wewenang bidan dalam Menjelaskan tentang hak dalam melaksanakan
memberikan pelayanan keluarga praktik/kerja.
berencana.
Pasal 20 Menjelaskan wewenang bidan dalam Menjelaskan bidan wajib melakukan pencatatan
memberikan pelayanan kesehatan dan pelaporan yang ditujukan ke Puskesmas
masyarakat. kecuali bidan yang praktik di fasilitas kesehatan.
Pasal 21 Menjelaskan bidan dapat Menjelaskan tentang pembinaan dan pengawasan
melaksanakan kegawat daruratan oleh Menteri, Pemerintah daerah provinsi,
untuk menyelamatkan jiwa. Pemerintah daerah kabupaten/kota, dan Kepala
Dinas kesehatan Kabupaten/kota melakukan
pemetaan tenaga bidan.
Pasal 22 Menjelaskan persyaratan untuk bidan Menjelaskan tentang pimpinan fasilitas kesehatan
melaksanakan praktik perorangan. wajib melaporkan bidan yang bekerja dan berhenti

4
di tempatnya.
Pasal 23 Menjelaskan tentang peralatan dan Menjelaskan tindakan administratif kepada bidan
obat-obatan yang harus dimiliki bidan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
dalam melaksanakan praktik penyelanggaraan praktik.
perorangan.
Pasal 24 Menjelaskan bidan membatu program Menjelaskan pemberian sanksi bila bidan yang
pemerintah. berpraktik tidak memiliki SIKB/SIPB
Pasal 25 Menjelaskan wewenang bidan yang Menjelaskan bidan yang telah mempunyai SIPB
diberikan harus berdasarkan standart berdasarkan Kemenkes no 900 dan Permenkes no
profesi. HK.02.02 dinyatakan telah memiliki SIPB sampai
masa berlakunya berakhir.
Pasal 26 Menjelaskan tentang petunjuk Menjelaskan bila MTKI/MTKP belum terbentuk
pelaksanaan praktik. maka registrasi bidan dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan Kemenkes no 900.
Pasal 27 Menjelaskan tentang pencatatan dan Menjelaskan bidan yang praktik di fasilitas
pelaporan bidan  yang dilaporkan ke kesehatan sebelum ditetapkan peraturan ini harus
Puskesmas. mempunyai SIPB.
Pasal 28 Menjelaskan pejabat yang berwenang Menjelaskan tentang penyesuaian bidan yang
mengeluarkan dan mencabut SIPB. berpendidikan di bawah diploma III.
Pasal 29 Menjelaskan tentang permohonan dan Menjelaskan peraturan yang berlaku.
penolakan SIPB dikeluarkan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pasal Menjelaskan: Pasal 30 menjelaskan mulai berlakunya peraturan ini. 
30-47 1. Kepala dinas kabupaten/kota
Dalam  tidak terdapat pasal 31-47.
melaporkan ke Kepala dinas
provinsi.
2. Bidan harus mengumpulkan
angkakredit.
3. Bidan yang melakukan
pelanggaran dapat dikenakan

5
tindakan disiplin berupa
teguran lisan, teguran tertulis
sampai dengan pencabutan
ijin.
4. Permenkes no
572/Menkes/Per/VI/1996
tidak berlaku lagi.

Anda mungkin juga menyukai