Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG PERMENKES RI NO 1464

TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PRAKTIK


BIDAN

KELOMPOK 3
1. NUR EVADILA
2. SRI RAHMAWATI
3. RABIATUL ADAWYAH
4. RISNA AYU WINDARI
5. SYFA AGUSTINA SALSABILLAH
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
 Bidan adalah seorang perempuan yg lulus dari pendidkan bidan yang
telah teregistrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
 Fasilitas pelayanan kesehatan adalah tempat yg digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif, yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
 Surat Tanda Registrasi, selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh pemerintah kepada tenaga kesehatan yang
diregistrasi setelah memiliki sertifikat kompetensi
PERIZINAN
Pasal 2
Bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Bidan yg menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan minimal Diploma
III (D III) Kebidanan.

Pasal 3
Setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib memiliki
SIKB.
Setiap bidan yg menjalankan praktik mandiri wajib memiliki SIPB.
SIKB atau SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku
untuk 1 (satu) tempat.

Pasal 4
Untuk memperoleh SIKB dan SIPB sebagaimana dimaksud pada pasal 3, Bidan
harus mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota.
Pasal 5
 SIKB / SIPB dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten / kota
 Dalam hal SIKB/SIPB dikeluarkan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota maka persyaratan sebagaimana dimaksud pada pasal 4
ayat (1) huruf e tidak diperlukan.

Pasal 6
 Bidan hanya dapat menjalankan praktik dan/atau kerja paling banyak
di 1 (satu) tempat kerja dan 1 (satu) tempat praktik.

Pasal 7
 SIKB/SIPB berlaku selama STR masih berlaku dan dapat diperbaharui
kembali jika habis masa berlakunya.
 Pembaharuan SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota.
Pasal 8
 SIKB/SIPB dinyatakan tidak berlaku bila :
 Tempat kerja/praktik tidak sesuai lagi dengan SIKB/SIPB
 Masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang
 Dicabut oleh pejabat yang berwenang memberikan izin
PENYELENGGARAAN PRAKTIK
Pasal 9
 Bidan dalam mejalankan praktik berwenang untuk memberikan
Pelayanan yang meliputi :
 Pelayanan kesehatan ibu
 Pelayanan kesehatan anak
 Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

Pasal 10
 Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a
diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa
nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.
Pasal 11
 Pelayanan kesehatan anak sebagaimana dimaksd dalam pasal 9 huruf
b diberikan pada bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra
sekolah.

Pasal 12
 Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c
berwenang untuk.

Pasal 13
 Selain kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, 11, dan 12,
bidan yang menjalankan program pemerintah berwenang melakukan
pelayanan kesehatan meliputi.
Pasal 14
 Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki
dokter, dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9.

Pasal 15
 Pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota menugaskan bidan
praktek mandiri tertentu untuk melaksanakan program pemerintah.

Pasal 16
 Pada daerah yang belum memiliki dokter, pemerintah dan pemerintah
daerah harus menempatkan bidan dengan pendidikan minimal
Diploma III Kebidanan.
Pasal 17
Bidan dalam menjalankan praktik mandiri harus memenuhi
persyaratan meliputi :
 Memiliki tempat praktek, ruangan praktik dan peralatan untuk
tindakan asuhan kebidanan, serta peralatan untuk menunjang
pelayanan kesehatan bayi, anak balita dan pra sekolah yang memenuhi
persyaratan lingkungan sehat
 menyediakan maksimal 2 ( dua ) tempat tidur untuk persalinan
 memiliki sarana, peralatan dan obat sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
 Ketentuan persyaratan tempat praktik dan peralatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) satu tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
Pasal 18
Dalam melaksanakan praktek/kerja, bidan berkewajiban untuk :
 menghormati hak pasien
 memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang
dibutuhkan
 merujuk kasus yang bukan kewenangannya atau tidak dapat ditangani dengan
tepat waktu
 meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
 menyimpan rahasia pasien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
 melakukan pencatatan asuhan kebidanan dan pelyanan lainnya secara
sistematis
 membantu program pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
Pasal 19
Dalam melaksanakan praktek bidan mempunyai hak :
 perlindungan hukum dalam pelaksanaan praktik/kerja sepanjang
sesuai dengan standar
 memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/atau
keluarganya
 melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan dan standar
 menerima imbalan jasa profesi. 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai