STRATEGI PEMBALIKAN
1. Pendahuluan
Strategi pembalikan (refutation strategy) digunakan untuk membuktikan validitas suatu
ekspresi logika untuk argumen; dan untuk memastikan nilai-nilai premis benar yang harus
diikuti oleh kesimpulan yang benar. Teknik ini mirip penyederhaan, perbedaan terletak
pada kesimpulan argument yang harus disalahkan dengan cara dinegasikan atau diberi
nilai F.
2. Konsistensi
Table kebenaran sangat bermanfaat untuk membuktikan validitas ekspresi logika, tapi
masalahnya adalah jika ekspresi logika memiliki banyak variable proposisional maka
diperlukan table yang sangat besar, yaitu 2n(n = jumlah variable).
Kelemahan lainnya terletak pada logika proposisional, yang tidak bias menangani
kerumitan bahasa yang dipergunakan sehari-hari, walaupun untuk yang sederhana sudah
cukup. Bahasa yang cukup rumit akan diangani oleh logika predikat.
Konsisten adalah koleksi dari pernyataan-pernyataanyang secara simultan semuanya
bernilai benar.
Contoh:
Harga gula turun jika impor gula naik. Pabrik gula tidak senang jika harga gula
turun. Impor gula naik. Pabrik gula senang.
Pernyataan di atas disebut konsisten satu dengan lainnya jika semuanya bernilai benar.
Pernyataan di atas bukan argumen karena tidak ada kesimpulan yang ditandai dengan kata
“Dengan demikian”.
Konsistensi dapat dibuktikan dengan membuat pernyataan menjadi ekspresi logika dan
dibuktikan melalui table kebenaran.
Langkah 1:
Langkah 3:
(A→B)˄(A → ¬C)˄B˄C
Langkah 4:
Latihan soal:
Buktikan konsistensi berikut dengan membuat pernyataan menjadi ekspresi logika dan
dibuktikan melalui table kebenaran:
Jika Noah mengadakan konser, maka penonton akan hadir jika harga tiket tidak
terlalu tinggi. Jika Noah mengadakan konser, maka harga tiket tidak terlalu tinggi.
Dengan demikian, jika Noah mengadakan konser, maka penonton akan hadir.
Contoh:
Argumen tentang masalah konser Noah di atas kesimpulannya akan dinegasikan dan akan
ditulis seperti berikut: (A→(¬C→B))˄(A→¬C)˄¬(A→B)
Tabel kebenarannya dapat disusun sebabai berikut:
A B C ¬C ¬C→B A→(¬C→B) A→¬C A→B ¬(A→B) (A→(¬C→B))˄(A→¬C)˄¬(A→B)
T T T F T T F T F F
T T F T T T T T F F
T F T F T T F F T F
T F F T F F T F T F
F T T F T T T T F F
F T F T T T T T F F
F F T F T T T T F F
F F F T F T T T F F
Ternyata hasil negasi dari kesimpulan dengan premis-premis tidak konsisten, atau
hasilnya F. Jadi disini terjadi kemungkinan bahwa negasi dari kesimpulan bernilai T
sama-sama dengan premis-premis. Karena strategi pembalikan, hasil yang semua bernilai
F justru menjadi bernilai T sehingga argumen di atas bernilai valid.
Contoh:
{A→(¬C→B), A→¬C} = A→B
Dapat ditulis seperti berikut:
(A→(¬C→B))˄(A→¬C)˄¬(A→B)
1) (A→(¬C→B)) ≡ T (premis 1)
2) (A→¬C) ≡ T (premis 2)
3) (A→B) ≡ F (kesimpulan)
Setiap premis dan kesimpulan serta variabel proposisional pasti mempunyai nilai, dan
ditulis seperti berikut: v(A→¬C) ≡ T, v(B) ≡ T dan seterusnya. v berarti “value of” atau
“nilai dari”.
Teknik model akan dilakukan sesuai langkah-langkah berikut ini:
Langkah 1: (Cek dengan kesimpulan)
1) Jika v(A→B) ≡ F, maka hanya ada satu kemungkinan yakni: v(A) ≡ T dan v(B) ≡ F
2) Jadi v(A) ≡ T
3) Jadi v(B) ≡ F
Langkah 2: (Cek dengan premis 1)
1) Jika v(A→(¬C→B)) ≡ T, sedangkan sudah diketahui v(A) ≡ T, maka v(¬C→B) ≡ T
2) Jika v(¬C→B) ≡T, sedangkan v(B) ≡ F, maka disini hanya ada pilihan yakni v(¬C)
≡F
3) Jadi v(¬C) ≡ F, maka v(C) ≡ T
Langkah 3: (Cek dengan premis 2)
1) Jika v(A→¬C) ≡ T, sedangkan v(A) ≡ T, dan v(¬C) ≡ F
2) Ini tidak mungkin terjadi. Jika v(A) ≡T, dan v(¬C) ≡ F, maka seharusnya
v(A→¬C)≡T
Langkah 4: Kesimpulan
1) Jadi tidak mungkin pada saat yang sama v(A→(¬C→B)) ≡ T, v(A→¬C)≡T, dan
v(A→B) ≡ F
2) Jika tidak mungkin, maka ada strategi pembalikan, argumen di atas valid
T F T F T T F F F F
Kesimpulan (A→B) dalah konsekuensi yang logis dari premis-premis (A→(¬C→B)) dan
(A→¬C), atau (A→B) adalah model dari (A→(¬C→B))˄(A→¬C)
Perhatikan sekali lagi pada tabel kebenarannya, jika tidak dilakukan strategi pembalikan.
Perhatikan penulisan ekspresi logika dari argumen tersebut adalah:
(((A→(¬C→B))˄(A→¬C))→(A→B)
T T T F T T F F T T
1 T T F T T T T T T T
T F T F T T F F F T
T F F T F F T F F T
2 F T T F T T T T T T
3 F T F T T T T T T T
4 F F T F T T T T T T
5 F F F T F T T T T T
Ternyata hasilnya adalah tautologi, dan membuktikan bahwa argumen tersebut valid.
Premis-premis yang bernilai T dan kesimpulan ada pada baris yang bernomor di
depannya.
1 T T T F F T T T T T
2 T T F F T T T T T T
T F T T F F T F T T
T F F T T F F T T T
3 F T T F F T T T T T
F T F F T T T T F F
4 F F T T F T T T T T
F F F T T T F F F T
Tabel kebenaran di atas hanya menemukan satu nilai F diantara nilai T sebagai hasil nilai
kebenaran dari argumen, atau pada klasifikasi contingent. Oleh karena itu, argumen
dikatakan tidak valid walaupun dapat menemukan nilai-nilai premis Tdan kesimpulan T.
Lihat baris yang diberi nomor urut.
Latihan soal:
Buktikan validitas argumen berikut dengan memberi nilai F pada kesimpulan.
1) Jika Dewi menikah, maka Bowo sedih dan Bowo tidak gembira
2) Dewi menikah dan jika Bowo sedih, maka Bowo gembira
3) Dengan demikian, Dewi menikah
Latihan soal:
Buktikan validitas argumen berikut ini dengan:
(a) Strategi pembalikan dengan menegasi kesimpulan
(b) Model dengan memberi nilai F pada kesimpulan
1. Jika m negatif, maka q negatif. Jika p positif maka q negatif. Dengan demikian, jika m
negatif atau p positif maka q negatif.
2. Jika Badu mencontek saat ujian maka pengawasnya lalai atau dosennya telah
memperingatkan. Jika dosennya tidak memperingatkan, maka pengawasnya tidak lalai.
Dosennya memperingatkan. Dengan demikian, Badu mencontek saat ujian.