INTENSITAS BANGUNAN
Persyaratan
DAMPAK PENTING
- Dampak penting Harus dilengkapi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) sesuai
ketentuan berlaku. Perkiraan dampak penting sebagai betikut:
Perubahan sifat fisik hayati lingkungan yang melampaui baku mutu lingkunagn
Perubahan mendasar pada komponen yang melampaui kriteria yang diakui
Sepies langka atau endemic yg dilindungi erancam punah atau habitat alamninya mengalami
kerusakan
Kerusakan pada kawasan lindung
Kerusakan benda benda dan bangunan peninggalan sejarah bernilai tinggi
Menimbulkan kntoversi dan konflik dengan masyarakat dan pemerintah
- Dampak tidak penting diharuskan melaulakn Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL) sesuai ketentuan yang berlaku
d. RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)
Bertujuan: Menjamin bangunan didirikan bersadarkan ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang
ditetapkan di daerah yang bersangkutan
- RTBL adalah istrumrn guna meningkatkan perwujudan kesatuan karakter, kualitas bangunan
gedung, dan lingkungna yang berkelanjutan; digunakan sebagai panduan dalam mengendalikan
pemanfaatan ruangan suatu lingkungan/kawasan.
e. PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG DIATAS ATAU DIBAWAH TANAH, AIR DAN SARANA
PRASARANA UMUM
Bertujuan:
- Sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan rencana teknik ruang kab/kota atau RTBL
- Tidak mengganggu fungsi sarana dan prasarana yang berada disekitarnya
- Mempertimbangkan faktor keselamatan, kenyamanan dan kesehatan dan kemudahan bangi
penguna bangunan
Ketentuan :
- Permbangunan gedung diatas prasarana dan sarana umum harus: sesuai dgn RTBL, tidak
mengganggu fungsi sarana dan prasara yang berada dibawahnya atau disekitarnya,
memeprthatikan keserasian bangunandgn lingkungan
- Pembangunan gedung dibawah tanah yg melintasi prasarana dan sarana umu harus: sesuai
RTBL, tidak difungsikan sebagai hunian, tidak menggagu funsi sapras yg berada di abwah tanah,
memiliki sarana khusus kesehatan, keamanan dan keselamatan bagi pengguna bangunan
- Pembangunan gedung dibawah atau diatas air arus : sesuai RTBL, tidak mengganggu
keseimbangan lingkungan dan funsi lindung kawasan, tidak menimbulkan perubahan arus yg
dapat merusak lingkungan, tidk menimbulkan pencemaran, memeperhatikan keselamatan,
kenyamanan, kesehatan dan kemudahan bagi pengguna bangunan
- Pembagunan gedung pada daerah tantaran udara (transmisi) tegangan tinggi atau menara
teleomunikasi atau menara air harus : sesuai RTBL; mempertimbangkan faktor keselamatan,
kenyamanan, kesehatan dan kemudahan bagi pengguna; mengikuti pedoman dan standar teknis
yang berlaku
2. PERSYARATAN KEANDALAN BANGUNAN GEDUNG TERDIRI DARI:
a. PERSYARATAN KESELAMATAAN BANGUNAN GEDUNG
Bertujuan:
- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul akibat
perilaku manusia
- Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakan atau luka yang disebabkan oleh
kegagalan struktur bangunan
- Menjamin kepentingn manusia dan kehilangan atau kerusakan benda yang disebabka oleh
perilaku struktur
- Menjamin perlindungan property laninya dari kerusakan fisik yang dsiebabkan oleh kegagalan
stuktur
- Menjamin terpasangnya instalasi gas secara aman da;am menunjang terselenggaranya kegiatan
di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsi
- Menjamin terpenuhinya pemakaian gas yang ama dan cukup
- menjamin upaya beroperasinnya peralatan dan kelengkapan gas sevcara baik
- menjamin terwujudnya bangunan edung yang dpata mendukung beban yang timbul akibat
perilaku alam dan manusia pada saat kebakaran terjadi
- mnjadim terwujidnya bangunan gedung yang mapu secara structural stabil selama kebakaran
sehingga:
cukup waktu bagi penghuni melaukan evakuasi seacara aman
cukup waktu bagi pemadam kebakaran ntuk memasuki lokais untuk memadamkan api
dapat meghindari kerusakan pada property lainnya
- menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang aktifitas di
dalam bangunan
- menjami terwujidnya keamana bangunan dan penguhuninya dari bahaya akibat petir
- menjamin tersediannya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang aktifitas di dalam
bangunan gedung
- Pesyaratan Ventilasi: setiap bangunan harus memiliki ventlasi alami atau ventilasi buatan;
bangunan gedung tempat tinggal, bangunan gedung pelayanan kesehatan, bangunan pelayanan
umum harus mempunyasi bukaan permanen
- Persyaratan Sistem Pencahayaan : memiliki pencahayaan alami mauoun buatan; geudng
hunian, pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan umum harus mempunyaai bukaan
untuk pencahayaan alami; pencahayaan alami disesuaikan dengan fungsi ruangan dalam,
efisiensi, penghematan energy dan penempatan agar tidak silau; pencahayaan buatan yg
difungsikanuntuk pencahayaan darurat harus dapat bekerja otomatis dan pencahayaan yg cukup
untuk evakuasi aman; pencahayaan buatan yg digunakan bukan untuk pencahayaan darurat
harus dilengkapi pengendali manual atau otomatis serta ditempatkan di tempat yg mudah
dijangkau.
- Persyaratan Sanitasi :
Persyaratan Plambing dalam Gedung: system air minum direncanakan dan dipasang dengan
memeprtimbangkan sumber air minum, kualitas air bersih, system dstribusi dan
penampungnya; system pengelolaan dan pembunagan air limbah ahrus direncanakan dan
dipasang dengan memeprtimbangkan jenis dan tingkat bahayanya.
Persyaratan Instalasi Gas medic; wajib untuk fasilitas pelayanan kesehatan
Persyaratan penyaluran air hujan; memprtimbangkan ketinggian permukaan air tanah,
permeabilitas tanah dan ketersediaan jaringan drainase lingkungan/kota;
Persyaratan fasilitas sanitasi dalam bangunan gedung (Saluran pembuangan air kotor,
tempat sampa, penampungan sampah dan pengolahan sampah): system pembuangan
sampah padat dipasang dan direncanakan sesuai fasilitaspenampung dan jenis; pertimbangan
penampungan diperhitungkan berdasarkan fungsi bangunan, julah penghuni dan volume
sampah; bagi pengembang perumahan wajib menyediakan wadah sampah, alat pengumpul
dan tempat pembuangan sampah sementara
- PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN GEDUNG:
Aman bagi kesehatan pengguna bangunan dan tidak menimbulkan dampak negative erhadap
lingkungan
Tidak mengandung bahan berbahaya, beracun bagi kesehatan, aman bagi pengguna
bangunan gedung
Menggunakan bahan bangunan yang tidak berdampak negative terhadap lingkungan seperti
tidak menimbulkan efek silau dan pantulan bagu pengguna gedung lain, masyaratak dan
lingkungan sekitarnya; meninghindari efek peningkatan temperature lingkungan sekitar;
memeprtimbangan prinsip-prinsip konservasi; menggunakan bahan bahan yg ramah
kingkungan
Menggunakan bahan bangunan yan menunjang pelestarian lingkungan
c. PERSYARATAN KENYAMANAN BANGUNAN GEDUNG
Bertujuan:
- Menjamin terwujudnya kehiduapan yang nyaman dari gangguan suara dan getaran ayng tidak
diinginkan
- Menjamin adanya kepastan bahwa setia[ usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak
negative suara atau getaran perlu melaukan upaya pengendalian pencemaran dan mencegak
perusakan lignkungan.
PERSYARATAN KENYAMANA BANGUNAN GEDUNG meliputi kenyamanan ruang gerak dan
hunungan antar ruang, kenyamanan termal dalam ruang, kenyamanan pandangan (visual), serta
kenyamanan terhadap tingkat getaran dan kebisingan
- Persyaratan ruang gerak dalam bangnan gedung: memeprtimbangkan fungsi ruang, aksesbilitas
ruang, jumlah pengguna, perabot di dalam ruangan; sirkulasi antar ruang horizontal dan vertical.
Persyaratan keselamatan dan kesehatan
- Persyaratan kenyamanan kondisi udara dalam ruang; kenyamaman termal didalam ruang ahrus
memeprtimbangkan temperature dan kelembaban udara; mempertimbangkan fungsi
bangunan/ruang, jumlah pengguna, letak geografis, orientasi bangunan, volume ruang, jenis
peraalatan dan penggunaan bahan bangunan, kemudahan ppemeliharaan dan perawatan dan
prinsip-prinsip penghematan energy dam ramah lingkungan
- Persyaratan kenyamanan pandangan; memeprtimbangkan kenyamanan pandangan di dari
dalam dan keluat dan dai luar ke ruang-ruang dalam bangunan; gubahan massa bangunan,
rancangan bukaan, tata ruang dalam dan ruang luar, rancanhan bentuk luar bangunan;
pemanfaatan pontensi ruang luar; rancangan bukaan, tata ruang dalam dan luar bangunan, fan
rancangan bentu luar bangunan gedung; keberadaan bangunan gedung ug ada disekitarn;
pencegarahan terhadap gangguan silau dan pantulan sinar
- Perysratan kenyamana terhadap tingkat geratan dan kebisingan; memperhatikan bahan
bangunan, komponen bangunan yang data menahan kebisingan eksternal ke dalam bangunan,
komponen bangunan yg dapat mencegah kebisingan,
d. PERSYARATAN KEMUDAHAN BANGUNAN GEDUNG
Bertujuan:
- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak, aman dan nyaman
kedalam banguna gedung dan fasilitas serta layanan di dalamnya
- Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari cedera atau luka saat evakuasi keadaan
darurat
- Menjamin tersedianya aksesbilitas bagi penyandang cacar, khusunya untuk banguna fasilitas
umum dan social
- Menjamin tersedianya alat transportasi layak, aman dan nyaman di dalam banguna gedung
- Menjamin tersedianya pertandaan dini yang inofatif di dalam bangunan gedung apabila terjadi
keadaan darurat
- Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudan dan aman apabila terjaid keadaan
darurat
PERSYARATAN
5. RTRW adalah rencana pemanfaatan ruang wilayah yang disusun untuk menjaga keserasian dan
keseimbangan pembanguanan antar sector jangka panjang
6. KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG
1. TABG (tim ahli nagunan gedung) adalah tm yg terdiri dari para ahli yg terkait drngan penyelenggaraan bangunan
gedung untuk memberikan pertimbangan teknis dalam proses penelitian dikumen rencana teknis dan juga untuk
memberikan masukan dalam penyelesaian maslah penyelenggaraan bangunan gedung
2. TABG TERDIRI DARI UNSUR:
- Perguruan Tinggi,
- Asosiasi Profesi Khusus,
- Masyarakat Ahli
- Instansi Pemerintah: meliputi,
Pejabat structural bidang tata bangunan/bangunan gedung pada dinas yg membidangi sub urusang bangunan
gedung
Pejabat fungsional teknik tata bangunan dan perumahan
Pejabat structural dari instansi teknis terkait di daerah; berasalh dari jalan, perhubungan/transportasi,
telekomunikasi, K3, pertahanan, keamanan, penataan ruang, lingkungan hidup, perhubungan, kebakaran,
ketenagakerjaan, energy dan sumber daya mineral, komunikasi dan informatika, kesehatan, ketentraman dan
ketertiban umum serta perlindingan masyarakat
Pejabat fungsional dari instasi terkait di daerah
3. TABG memiliki keahlian di bidang Bangunan Gedung yang meliputi: arsitektur bangunan gedung dan perkotaan,
struktur dan konstruksi, mekanikal dan elektrikal, pertanaman/lanskap, tata ruang dalam/interior, keselamatan
dan kesehatan kerja, keahlian lainnya yang dibutuhkan sesuai dengan fungsi bangunan
4. TABG mempunyai tugas:
- Memberikan pertimbangan teknis kepada dinas yang menangani sub-urusan BAngunan Gedung dalam proses
penelitian dokumen rencana teknis untu banguna gedung kepentingan umum dan menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan untuk penertiban IMB
- Memberikan masukan dalam penyelesaian masalah penyelenggaraan bangunan gedung kepentingan umum
- Memberikan pertimbangan teknis terkait penyelenggaraan bangunan gedung cagar budaya dan bangunan
gedung hijau
- Memebrikan masukan dalam penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan terkait
bangunan gedung
5. TABG meliputi kegiatan; perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran
6. TABG mneyelenggarakan fungssi:
- Pengkajian dokumen rencana teknis untu bangunan gedung kepentingan umum dan menimbulkan dampak
penting terhadap lingkungan untuk penerbitan IMB
- Pengkajian dan analisis dalam penyelesaian maslaah penyelenggaraan bangunan gedung untuk kepentingan
umum berdasarkan bidang keahlian tiap anggota
- Pengkajian dan analisis dalam penyelenggaraan bangunan gedung cagar budaya dan gedung hijau
- Pengkajian dan analisi dalam penyepurnaan peraturan perundangan terkait banguna gedung di daerah
7. PENGKAJIAN TEKNIS :
- Melakukan pemeriksaan kelaikan banguan gedung
- Melakukan pemeriksaan berkala Bangunan Gedung: memastikan keandalan seluruh atau sebagian Bangunan
Gedung, komponen, bahan bangun dan sarana prasarana; memverifikasi catatan riwayat kegiatan operasi,
pemeliharaan, dan perawatan Bangunan Gedung.
- Pemeriksaan pemenuhan persyaratan teknis meliputi;
Pemeriksaan fisik bangunan Gedung Terhadap kesesuaiannya dengan persyaratan teknis meliput: pemeriksan
visual; pengujian nondestruktif dan pengujian destruktif digunakan menggunakan alat bantu dokumen gambar
terbangun, peralatan uji nondestruktif, dan peralatan uji dektruktif
Pelaksanaan verifikasi dokumen riwayat operasional, pemeliharaan dan perawatan BAngunan Gedung
8. PENGKAJI TEKNIS HARUS MEMENUHI
- Persyaratan administrative meliputi :
Memiliki oendidikan paling rendah S1 dalam budang teknik arsitektru atau teknik sipil
Memiliki oengalaman kerja paling sedikit 3 tahun dalam melakukan pengkajia teknis, pemeliharaan,
pengoperasian dan pengawasan konstruksi bangunan gedung
- Persyaratan teknis ; memiliki keahlian teknis dalam bidanh arsitektur, struktur dan utiltas yang dibuktikan
dengan sertifikat kompetensi kerja kualifikasi ahli
9. Pengkaji teknis berbentuk penyedia jasa badan usaha harus memiliki: pengalaman paling sedikit 2 tahun dalam
melakukan pengkajian teknis dan pengawasan konstruksi bangunan gedung, memiliki tenaga ahli dibidang
arsitektur, mekanikal, elektrikal dan tata ruang luas yang masing maisng palingseidkit 1 org
10. Pengkaji teknis perorangan harus memiliki kemampuan:
- melaukan pengecekan kesesuaian gambar terbangun terhadap dokumen IMB;
- melakkan pengecekan kesesuaian fisik bangunan gedung terhadap gambar terbangun;
- melakukan pemeriksaan komponen terbangun arsitektural bangunan gedung (dinding dalam, langit-langit,
lantai, oenutup atap, dinding luas, pintu dan jendela, lisplank, talang)
- melalukan pemeriksaan structural (pondasi, dinding geser, kolom dan balok, plat lantai dan atap)
- pemeriksaan komponen terpasang utulitas(system mekanikal, system atau jaringan elektrikal, perpipaan)
- pemeriksaan komponen terbangun tata ruang luar bangunan gedung (jalan setapak, jalan lingkungan, tanga
luar, dili dili, parkir, dinding penahan tanah, pagar, penerangan luar, pertamanan, saluran)
11. kesesuaian intensitas banguna gedung dilakukan untuk mengetahui kondisi nyata tentang:
- luas lantai dasar bangunan gedung
- luas dasar basemen
- luas total lantai bangunan gedung
- jumlah lantai bangunan gedung
- jumlah lantai basemen banguna gedung
- ketinggian bangunan gedung
- luas daerah hijau dalam persil
- jarak sempadan bangunan gedung terhadap jalan, sungai, pantai danau, rel kereta api dan jalur teganggan
tinggi
- jarak bangunan gedung dengan batas persil
- jarak antar bangungan gedung
12. kesesuaian intensitas bangunan gedung dilakukan menggunakan metode:
- pengukuran menggunakan peralatan
- peemriksaan kesesuaian kondisi nyata dengan rencana teknis dan gambar sesuai dengan terbangun
- pendokumentasian
13. pemenuhan persyaratan arsitektur bangunan gedung untuk mengetahui kondisi nyata tentang: penampilan
bangunan gedung; tata ruang dalam bangunan gedung; keseimbangan, keserasian dan keselarasan dengan
lingkungan bangunan gedung
14. pemeriksaan penampilan bangunan gedung meliputi: bentuk bangunan; bentuk denah; tampak bangunan; bentuk
dan penutup atap; profil, detail, material dan warna; batas disik atau pagar pekarangan; kulit atau selubung
bangunan
15. pemeriksaan tata rang dalam bangunan meliputi: kebutuhan ruang utama; bidang-bidang dinding; bidang-bidang
penyekat; pintu/jedela; tinggi ruangan; tinggi lantai dasar; ruang rongga atap; penutup lantai; penutup langit-langit
16. pemeriksaan keseimbangan, keserasian dan keselarasan dalam lingkungan bangunan meliputi: tinggi pekarangan;
ruang terbuka hijau pekarangan; pemanfaatan ruang sempadan bangunan; daerah hijau bangunan; tata tanaman;
tata perkerasan pekarangan; sirkulasi manusa dan kendaraan; jalur utama pedestrian; perabot lanskep;
pertandaan; pencahayaan ruang luar bangunan gedung
17. pemeriksaan pemenuhan persyaratan keselamatan bangnan gedung dilakukan untuk mengetahui:
- Sistem Struktur Bangunan Gedung, meliputi: fondasi, kolom, balok, pelat lantai, rangka atap, dinding inti,
basemen, dinding pemikul dan penahan geser, pengaku, dan peredam.
- Sistem Proteksi Kebakaran meliputi: akses dan pasokan air untuk pemadam kebakaran yaitu akses pada
lingkungan bangunan, akses petugas pemadam kebakaran ke lingkungan, akses petugas pemadan kebakarn ke
bangunan gedung dan pasokan air untuk pemadam kebakaran; sarana penyelamatan yaitu akses eksit, jalan
keluar, pintu ruang terlindung dan proteksi tangga, jalur terusan eksit, kapasitas sarana jalan keluar, jarak
tempuh, jumlh sarana jalan keluar, pencahayaan darurat, penandaan sarana jalan keluar, sarana penyelamatan
sekunder, evakuasi, system peringatan bahaya dagi penggua, area perlindungan, titik berkumul, dan lift
kebakaran; system proteksi pasif yaitu pnt dan jendela tahan api, partisi penghalang asap dan atrium; system
proteksi aktif yaitu pipa tegas, system pemercik putar (sprinkler) otomatis, pompa pemadam kebakaran,
penyediaan air, system deketisi kebakaran, system alarm kebakaran, system komunikasi darurat, ventilasi
mekanis dan system pengendali asap;
- Sistem Penangkal Petir meliputi; system kepala penagkal petir atau terminasi udara; system hantaran penangkal
petir atau konduktor penyalur, system pembumian aatu terminasi bumi
- Sistem instalasi listirk meliputi; sumber listrik; panel listrik; instalasi listrik; system pembumian
18. Pemeriksaan pemenuhan kesehatan bangunan gedung untuk mengetahuo kondisi nyata tentang:
- Sistem penghawaan, meliputi; ventilasi alami; system pengkondisian udara; kadar karbonmonoksida dan
karbondioksida
- System pencahayaan, meliputi: pencahayaan alami; pencahayaan buatal/artifisial; tingkat luminasi
- System utilitas meliputi: air bersih; pembungan air kotor/limba; pembunagan kotoran dan sampah; penyaluran
air hujan
MATERI BERSADARKAN PENGALAMAN TES
Momen merupakan gaya dikali jarak. Momen terjadi akibat bekerjanya gaya-gaya pada suatu balok
yang mengakibatkan balok tersebut akan melentur dengan demikian serat bagian terluar akan
mengalami tarikan dan serat bagian dalam akan mengalami perpendekan ( tekanan ). Gejala yang
terlihat pada serat terluar akan mengalami retak-retak bila kemampuan balok melebihi dari tahanan
balok tersebut, bahkan yang lebih fatal balok bisa patah.
Pada beton bertulang dimana bahan yang dipakai adalah beton dan besi tulangan, beton hanya kuat
menahan desakan atau gaya tekan sedangkan untuk tarikan ini adalah merupakan tugas dari besi
tulangan. Dengan demikian pada serat terluar ( daerah tarikan ) perlu diberikan tulangan pokok untuk
menjaga agar balok tersebut dapat menahan kombinasi pembebanan yang bekerja padanya. Momen
(M) merupakan Gaya (P) dengan satuan ton (t) dan jarak (l) dengan satuan meter (m), dari perkalian
ini akan didapatkan satuan momen yaitu ton meter (t.m). Pelaksanaan perhitungan momen ini juga
memakai prinsip-prinsip kesetimbangan. Langkah untuk menentukan momen ini adalah : penentuan
reaksi, selanjutnya menentukan momen-momen pada setiap titik dimana gaya-gayabekerja. Melalui
momen-momen setiap titik yang didapatkantersebut selanjutnya dapat digambarkan bidang
momennya. Khusus dalam mekanika statis tertentu ini menggunakan kesetimbangan, baik momen,
gaya vertikal maupun gaya horizontal.
Gaya Normal
Gaya Normal adalah merupakan gaya-gaya yang bekerja searah sumbu balok atau sejajar sumbu
balok. Untuk menentukan apakah suatu gaya normal positif atau negatif dapat diambil patokan : bila
gaya normal meninggalkan titik yang ditinjau maka gaya normal adalah positif dan sebaliknya bila
menuju titik yang ditinjau maka akan bernilai negatif. Gaya normal ini banyak digunakan pada
konstruksi rangka batang. Melalui gaya normal ini kita dapat mengetahui lebih jauh apakah terjadi
Tekukan dan apakah terjadi Zetting ( besarnya penurunan ).
Dari berbagai unsur-unsur penyusunnya, baja dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu baja karbon
(carbon steel) dan baja paduan (alloy steel). Dari dua jenis baja ini, ternyata masing-masing memiliki
banyak macam dan jenis lainnya yang sangat beragam. Untuk mengetahui lebih jelasnya, mari simak
terlebih dahulu penjelasan di bawah ini tentang berbagai macam serta jenis baja yang ada. Berikut ini
di antaranya.
Baja karbon ini memiliki tiga tipe berbeda, yaitu baja karbon rendah, baja karbon menengah, dan
baja karbon tinggi. Dari masing-masing ini tentu memiliki kadar serta kemampuan yang berbeda.
Dari namanya, tentu baja karbon ini memiliki dan mengandung unsur kadar yang rendah yaitu
sekitar 0,05-0,3 persen. Karakteristik dari baja karbon rendah ini adalah mudah ditempa serta sangat
mudah jika diolah menggunakan mesin. Baja karbon rendah yang memiliki kadar sekitar 0,05-0,2
persen, biasanya digunakan untuk membuat bodi mobil, struktur bangunan, rantai, sekrup, pipa,
paku, dan sebagainya. Sedangkan pada kadar baja karbon rendah sekitar 0,2-0,3 persen, biasanya
digunakan untuk membuat baut, gigi kendaraan, maupun jembatan.
Baja karbon menengah tentu mengandung unsur kadar yang lebih tinggi dari baja karbon rendah,
yaitu sekitar 0,3-0,4 persen. Biasanya baja karbon menengah ini lebih sulit untuk dibengkokkan,
dipotong, atau pun dilas. Karbon ini biasa dibuat sebagai batang penghubung, pin engkol, dan as
roda.
Untuk baja karbon menengah dengan kadar 0,4-0,5 persen, biasanya digunakan sebagai bahan
pembuat as roda mobil, rel, poros engkol, obeng, dan boiler. Sedangkan pada baja karbon menengah
dengan kadar 0,5-0,6 persen, biasanya digunakan untuk membuat bahan baku palu dan kereta luncur.
Baja karbon tinggi merupakan baja karbon dengan kandungan kadar yang paling tinggi, yaitu
berkisar antara 0,6-1,5 persen. Baja karbon tinggi ini sangat sulit dipotong, dibengkokkan, maupun
dilas. Maka dari itu, kualitas dari bahan pembuat baja karbon tinggi ini sangat bagus dan kuat. Baja
karbon tinggi ini memiliki kegunaan sebagai bahan baku pembuat sekrup, pisau, palu, kawat, gergaji,
serta sebagai bahan pembuat alat-alat pertukangan lainnya.
Baja paduan ini tidak hanya terbuat dari bahan dasar besi dan karbon, melainkan juga terdapat
campuran dan tambahan unsur-unsur lainnya. Tujuan penambahan unsur-unsur pada baja paduan ini
sebenarnya untuk meningkatkan sifat mekanik baja, meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia,
menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah, dan juga untuk menciptakan baja dengan sifat-
sifat khusus.
Jika dilihat dari kandungan kadarnya, baja karbon paduan pun juga terbagi dalam tiga jenis. Yaitu
baja paduan rendah dengan kadar kurang dari atau sama dengan 2,5 persen, baja paduan menengah
memiliki kadar sekitar 2,5-10 persen, dan sedangkan baja paduan tinggi memiliki kandungan kadar
lebih dari atau sama dengan 10 persen.
Baja paduan khusus ini dibuat dengan unsur-unsur tertentu yang digunakan untuk keperluan khusus.
Pembuatannya pun dilakukan dengan menambahkan satu atau lebih unsur-unsur yang berjenis
logam, sehingga nantinya akan menghasilkan baja yang memiliki sifat dan karakteristik sesuai
dengan keinginan. Di antaranya baja menjadi lebih kuat, lebih ulet, lebih kerat dibandingkan dengan
baja karbon.
Baja high speed biasa digunakan sebagai bahan utama dalam membuat alat-alat potong, di antaranya
adalah seperti reamer, drill, milling cutter, lathe tool bit, dan countersink. Baja high speed ini
memiliki kandungan kadar berkisar antara 0,7-1,5 persen. Jika Anda menggunakan serta
memanfaatkan baja high speed ini, segala peralatan mampu dioperasikan dengan lebih cepat.
Selain itu, baja paduan juga memiliki beberapa sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh baja pada
umumnya. Baja-baja tersebut antara lain :
Kombinasi Baja
Jika baja dikombinasikan dengan dua klasifikasi baja menurut kegunaannya dan komposisi kimia,
maka akan diperoleh lima kelompok jenis baja.