Anda di halaman 1dari 4

Sempadan Bangunan

Dalam mempertimbangkan Garis Sempadan Bangunan (GSB) dan Jarak Bebas


Bangunan GSB minimum ditetapkan dengan mempertimbangkan keselamatan, risiko
kebakaran, kesehatan, kenyamanan dan estetika. Berikut ini adalah macam-macam garis
sempadan bangunan berdasarkan daerahnya.

daerah Jalan
Garis Sempadan Bangunan

daerah Sungai

daerah Pantai

daerah Rel Kereta Api

daerah Jaringan
Tegangan Tinggi

Dalam menentukan garis sempadan bangunan terdapat perbedaan pada kelima daerah
tersebut.

A. Garis Sempadan Bangunan daerah sepanjang Jalan

Secara sederhana, GSB depan minimum dapat ditetapkan berdasarkan pertimbangan


sebagai berikut:
1) GSB depan untuk ruang milik jalan (rumija) < 8m, GSB minimum = ½ rumija
2) GSB depan untuk ruang milik jalan >= 8m, GSB minimum = ½ rumija + 1 m
Contoh :
Gambar 1 Penampang Jalan Tanjung Anom

Jalan Tanjunganom Kota Kutoarjo memiliki lebar rumija 8m, itu berarti garis
sempadan bangunan di sepanjang jalan tersebut seharusnya = ½ rumija + 1 m = 5m.
Sedangkan pada kenyataanya GSB depan bangunan tidak ada yang mencapai 5m,
sehingga seharusnya bangunan-bangunan di sepanjang Jalan Tanjunganom dimundurkan
5m kebelakang agar di depan bangunan masih terdapat ruang terbuka hijau.
Adapun tujuan dari GSB yaitu:
 Supaya hunian/rumah tinggal memiliki pekarangan di depan rumah yang cukup
untuk penghijauan, pengudaraan alami dan menambah daerah resapan air hujan
serta mempercantik rumah.
 Untuk keamanan rumah agar tidak dapat secara langsung dimasuki tamu tak
diundang/maling, dan sebagai tempat bermain anak-anak supaya terhindar dari
resiko kecelakaan selain itu juga memperlancar lalu lintas.
 Mengurangi pengaruh suara bising dari kendaraa bermotor yang lalu lalang di depan
rumah, dan memungkinkan dibuat teritis atap yang cukup lebar sebagai pelindung
bangunan dari panas matahari dan tempias air hujan.

3) Jarak antara bangunan gedung atau GSB samping minimal secara sederhana bisa
ditentukan dengan setengah tinggi bangunan gedung.
Atau dengan perhitungan seperti berikut.
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐵𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛 =
𝑇𝑎𝑛𝑔𝑒𝑛𝑠 𝐴𝐿𝑂
ALO (Angle of Light) merupakan sudut pencahayaan yang terkena bayangan
matahari. Kriteria ini dapat digunakan untuk menentukan tinggi dan jarak bangunan atau
blok bangunan maksimum berdasarkan pertimbangan pencahayaan alami dengan tujuan
penghematan energi, kesehatan dan berhubungan dengan iklim mikro setempat.
Maka dengan adanya jarak bebas samping memungkinkan:
 Sirkulasi udara yang baik ke dalam ruangan untuk mengurangi panas dan lembab.
 Sinar matahari langsung ke dalam rumah (pada pagi hari) untuk kesehatan.
 Lebar teritis atap yang cukup untuk melindungi bangunan dari panas matahari dan
tempias air hujan.
Pada bangunan rumah tinggal rapat tidak terdapat jarak bebas samping, sedangkan
jarak bebas belakang ditentukan minimal setengah dari besarnya garis sempadan muka
bangunan.

B. Garis Sempadan Bangunan Daerah Sungai

Letak garis sempadan bangunan untuk daerah tepi sungai, bilamana tidak ditentukan
lain adalah:
1) 100 m dari tepi sungai sungai besar, dan 50 m dari tepi anak sungai yang berada di
luar permukiman.
2) 10 m dari tepi sungai yang berada di kawasan permukiman.

C. Garis Sempadan Bangunan daerah Pantai

Letak garis sempadan bangunan untuk daerah pantai, bilamana tidak ditentukan lain
adalah 100 meter dari garis pasang tertinggi pada pantai yang bersangkutan.

D. Garis Sempadan Bangunan daerah Rel Kereta Api dan Jringan Tegangan Tinggi

Letak garis sempadan bangunan untuk daerah di tepi jalan kereta api dan jaringan
tegangan tinggi mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang.

Rancangan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2003


Tentang Persyaratan Administratif Dan Teknis Bangunan Gedung

Pedoman Rencana Detail Tata Ruang Kota

Lampiran Permen 20 PRT M 2011

Anda mungkin juga menyukai