Anda di halaman 1dari 13

“Dasar-Dasar Menggambar Teknik”

Dosen Pengampu : Anwar Efendy, ST.,MT

KELOMPOK 5
 Rahmawati (2022D1B136)
 Ramadzan Muliadi Khobir (2022D1B083)
 Sudhan Aroby (2022D1B097)
“Mengenal KDB, KLB, GSJ, dan GSB

Wilayah Kabupaten Sumbawa Barat
Landasan hukum :
PERDA KSB NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG RTRW KAB SUMBAWA BARAT 2020-2040.pdf
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWABARAT
NOMOR 11 TAHUN 2020
TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT
TAHUN 2020 - 2040

Pasal 37

(1) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar sistem jaringan transportasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat
(1) huruf a, terdiriatas:
a. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitarsistem jaringan transportasidarat;
b. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitarsistem jaringan transportasi laut;dan
c. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar sistem jaringan transportasiudara.

(2) jaringantransportasidaratsebagaimanadimaksudpadaayat(1)huruf a terdiriatas:


a. Ketentuanumumperaturanzonasiuntukkawasansekitarjaringan jalan Nasional;
b. Ketentuanumumperaturanzonasiuntukkawasansekitarjaringan jalanProvinsi;
c. Ketentuanumumperaturanzonasiuntukkawasansekitarjaringan jalanKabupaten;
d. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar lintas penyeberangan;dan
e. Ketentuanumumperaturanzonasiuntukkawasansekitar pelabuhanpenyeberangan.
(3) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar jaringan jalan Nasional sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 pada
ayat (2) huruf a terdiri atas:
a. Pemanfaatan ruang yang diperbolehkan adalah untuk pemanfaatan lahan di sepanjang koridor jalan arteri dan kolektor untuk
kegiatan skala nasional, provinsi, kabupaten untuk prasarana pergerakan yang menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan
serta kegiatan pemasangan infrastruktur jaringan listrik dan komunikasi dengan memperhatikan ketentuan sempadanjalan.
b. Pemanfaatan ruang secara bersyarat terbatas dan tertentumeliputi:
1. Pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jalan nasional dengan tingkat intensitas menengah hingga tinggi yang
kecenderungan pengembangan ruangnyadibatasi;
2. GSB pada jalan arteri primer diatur dengan ketentuan paling rendah berjarak 21,50 (dua puluh satu koma lima
puluh)meter;
3. GSB pada jalan kolektor primer satu (JKP-1), diatur dengan ketentuan paling rendah berjarak 19,50 (sembilan belas
koma lima puluh)meter;
4. Penetapan koefisien dasar bangunan di sisi jalan sebesar 80% (delapan puluh persen);dan
5. Penetapan koefisien lantai bangunan di sisi jalan sebesar 160% (seratus enam puluhpersen).
c. Pemanfaatanruangyangtidakdiperbolehkanyaitualihfungsilahan yang berfungsi lindung di sepanjang sisi jalannasional.
(4) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar jaringan jalan Provinsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 ayat
(2) huruf b terdiriatas:
a. Pemanfaatanyangdiperbolehkanadalahuntukpemanfaatanlahan disepanjangkoridorjalanarteridankolektoruntukkegiatanskala
nasional, provinsi, kabupaten untuk prasarana pergerakan yang menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan serta kegiatan
pemasangan infrastruktur jaringan listrik dan komunikasi dengan memperhatikan ketentuan sempadanjalan.
b. Pemanfaatan ruang secara bersyarat terbatas dan tertentu adalah meliputi:
1. GSB pada kolektor primer dua (JKP-2), dan jalan strategis provinsidiaturdenganketentuanpalingrendahberjarak19,50
(sembilan belas koma lima puluh)meter;
2. Penetapan koofisien dasar bangunan disisi jalan provinsi sebesar 80% (delapan puluh persen);dan
3. Penetapan koofisien lantai bangunan disisi jalan provinsi sebesar 160% (seratus enam puluhpersen).

(5) Pemanfatan ruang yang tidak diperbolehkan adalah alih fungsi lahan yang berfungsi lindung di sepanjang sisi jalanprovinsi.
(6) Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar jaringan
jalanKabupatensebagaimanadimaksuddalampasal37ayat(2)huruf c terdiri atas:
a. Pemanfaatanruangyangdiperbolehkanyaituuntukpemanfaatan lahan di sepanjang koridor jalan arteri dan kolektor untuk
kegiatan skala nasional, provinsi, kabupaten untuk prasarana pergerakan yang menghubungkan antar pusat-pusat kegiatan
serta kegiatan pemasangan infrastruktur jaringan listrik dan komunikasi dengan memperhatikan ketentuan sempadanjalan;
b. Pemanfaatan ruang secara bersyarat terbatas dan tertentu terdiri atas:
1. Penetapan koofisien dasar bangunan disisi jalan kabupaten sebesar 60% (enam puluh persen);dan
2. Penetapan koofisien lantai bangunan disisi jalan kabupaten sebesar 120% (seratus dua puluhpersen).
c. Pemanfaatan ruang yang tidak diperbolehkan yaitu alih fungsi lahan yang berfungsi lindung di sepanjang sisi
jalankabupaten.
1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
● PENGERTIAN

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan
luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan
lingkungan.Secara sederhana, KDB adalah batas maksimal yang diperbolehkan untuk dibangun di sebuah lahan.

● FUNGSI KDB

- Menyisihkan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH)


- Resapan Air
- Menjaga kerapian tata kota

● MENGHITUNG KDB (PERDA KSB NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG RTRW KAB SUMBAWA BARAT 2020-2040.pdf)

Misal, luas lahan yang dibangun adalah 200 m² dan berada pada lahan seluas 500 m², maka perhitungan KDBnya adalah: (200
m² : 500 m²) x 100% = 40% 

Jadi diketahui hasil KDB adalah 40%.


2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
● PENGERTIAN

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) merupakan angka persentase perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai bangunan yang
dapat dibangun dengan luas lahan yang tersedia. Bisa dikatakan bahwa KLB adalah batas aman maksimal jumlah lantai bangunan
yang diperbolehkan untuk dibangun.

● MENGHITUNG KLB (PERDA KSB NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG RTRW KAB SUMBAWA BARAT 2020-2040.pdf)

Misalnya, jika Anda memiliki lahan dengan luas 1000 m 2 dengan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 60% dan Koefisien Lantai
Bangunan (KLB) 1.2, maka luas lahan yang dapat dibangun adalah 1000 m2 x 60% = 600 m2 .Sedangkan, total luas lantai yang
boleh didirikan adalah 1.2 x 1000 m2 = 1200 m2.

Dengan mengetahui luas lantai dan luas lahan yang dapat dibangun sesuai Koefisien Lantai Bangunan dan Koefisien Dasar
Bangunan di kawasan tersebut, maka jumlah lantai yang diperbolehkan untuk dibangun adalah  1200 m2   : 600 m2    = 2
LANTAI.
3. Garis Sempadan Jalan (GSJ)
● PENGERTIAN

Garis Sempadan Jalan (GSJ) adalah garis batas luar pagar pengaman untuk mendirikan bangunan di sepanjang sisi luar jalan. GSJ
adalah garis pada pagar luar rumah yang ditarik sejajar dengan garis as jalan dan merupakan batas bagian kavling/pekarangan yang
boleh dibangun dan yang tidak boleh didirikan bangunan.

● FUNGSI

1) Sebagai landasan perencanaan, pengendalian kepemilikan, dan penguasaan tanah


2) Membantu pelaksana pembangunan, kelestarian lingkungan, fisik jalan, juga fungsi jalan
3) Sebagai upaya menertibkan pemanfaatan lahan di atas penggiran jalan
4) Membuat tata kota dengan bangunan yang teratur dan konstruksi jalan yang lebih aman.
3. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
● PENGERTIAN

Secara umum GSB adalah garis imaginer yang menentukan jarak terluar bangunan terhadap pinggir ruas jalan. Dengan
kata lain, GSB adalah batas bangunan yang diperbolehkan untuk membangun rumah atau gedung. Kita dilarang keras membangun
melebihi batas GSB yang sudah ditentukan. Besarnya GSB ini tergantung dari besar jalan yang ada di depannya.

● FUNGSI

1) Menambah nilai estetika lingkungan


2) Sebagai jarak minimal yang merupakan batas aman dengan lingkungan sekitar
3) Mencegah penyebaran api lebih cepat saat terjadi korsleting listrik.

● MENGHITUNG GSB (PERDA KSB NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG RTRW KAB SUMBAWA BARAT 2020-2040.pdf)

Cara menghitung GSB ditentukan oleh ukuran jalan di depannya. Contoh : sebuah jalan memiliki luas 10 meter, maka GSB untuk
lahan di jalan tersebut adalah 5 meter. Dengan begitu, berarti jarak terluar yang diizinkan untuk membangun bangunan sepanjang
5 meter dari pinggir jalan.
TERIMAKASIH!!
!

Anda mungkin juga menyukai