BANDUNG
Agustus 2019
A. Deskripsi Hasil Observasi
1. Data Umum
Utara : Tanah
Selatan: Tanah
Timur : Tanah
Barat : Tanah
1
Geografi:
Berada di area Gedebage, Bandung Timur, yang sering disebut bandung bawah
karena daerah ini memiliki suhu yang lebih panas dibanding daerah bandung lainnya,
juga menurut berita daerah ini sangatlah rawan banjir dan rawan kekeringan.
Secara sosial dan ekonomi, daerah Gedebage cenderung berada di tingkat menengah
kebawah. Hal ini di dukung dengan keputusan summarecon bandung, dimana memilih
kawasan ini diantara kawasan lainnya di bandung (yang dahulunya harga tanah masih
rendah, kemudian menjadi sangat tinggi dan menyebabkan perdebatan pro kontra
antara masyarakat dan pemerintahan).
Topografi tapak:
Topografi merupakan bentuk permukaan bumi, yang bila dilihat pada tapak
permukaannya cenderung datar.
Tingkat Kebisingan:
Tingkat kebisingan cenderung berada di tingkat tinggi karena masih banyak bangunan
yang terjadi. Sedangkan apabila seluruh pembangunan telah terlaksanakan maka
tingkat kebisingan kemungkinan tetap tinggi dikarenakan bangunan berada di sebelah
jalan raya utama juga berada di dekat jalan tol (seberang waterfront).
View:
Untuk view yang ada di sekitar tapak belum dapat terlihat dengan baik karena
masterplan belum terbangun, namun bila dilihat dari masterplan, akan ada bangunan
tinggi di arah utara, timur, dan selatan bangunan, sedangkan bagian barat terdapat
waterfront dan jalan tol.
2
3. Peraturan Bangunan Kawasan
3
b. Peraturan Walikota Bandung Nomor 1023 Tahun 2016 tentang Bangunan
Gedung Hijau
● Perumahan kepadatan tinggi (R1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
seluas kurang lebih 207,59 hektar dengan sebaran yaitu : a. Blok Cipamokolan
Kecamatan Rancasari b. Blok Cisaranten Kidul Kecamatan Gedebage c. Blok
Derwati Kecamatan Rancasari d. Blok Rancabolang Kecamatan Gedebage e.
Blok Rancanumpang Kecamatan Gedebage f. Blok Mekarjaya Kecamatan
Rancasari g. Blok Cimencrang Kecamatan Gedebage
f. Perda Kota Bandung nomor 18 tahun 2011 (Bab I Pasal I poin 24)
4
● Kawasan Summarecon Bandung masuk dalam wilayah Bandung Timur yang
terdiri dari Satuan Wilayah Kerja (SWK) Arcamanik, SWK Ujung Berung,
SWK Kordon, dan SWK Gedebage.
g. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung 2011-2031 (Lampiran III)
4. Aksesibilitas
Akses kawasan melalui Jl. Soekarno Hatta, yang merupakan jalan utama di Bandung.
Juga dari Jalan tol Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi), melalui gerbang tol KM 149
yang berada tepat di kawasan Summarecon Bandung.
Pada kawasan ini juga terdapat rencana jalur dan stasiun Kereta Api Gedebage,
rencana jalur monorel di stasiun Gedebage kota bandung dan bandung raya, rencana
jalur high speed train jakarta-bandung di stasiun gedebage, dan rencana stasiun
terpadu.
5
Untuk mengkases tapak, dapat melalui
Jalan Sentra Raya Barat (dari utara
maupun selatan tapak). Dari arah selatan
tapak merupakan arah masuk dari jalan
tol, gedebage selatan, dan dari Bandung
Intra Urban Toll Road (BIUTR).
6
5. Fasilitas
Menurut hasil rencana yang digambarkan pada master plan kawasan Summarecon
Bandung, akan dibangun beberapa fasilitas sebagai berikut:
Fasilitas Umum:
● Jalan Raya
Pada kawasan ini disediakan jalan raya-jalan raya yang mengitari kawasan dan
menghubungkan jalan-jalan kecil lainnya. Di dekat tapak sendiri terdapat jalan
raya yaitu Jalan Sentra Raya Barat.
Fasilitas Sosial:
● Apartemen dan Cluster perumahan
● Balai Besar Konservasi Sumber Daya
● Stadion Bandung Lautan Api
● Masjid Al Jabbar MAN
7
● SMA Negeri 27 Bandung
● Summarecon Mal Bandung (rencana)
● Bandung Creative Centre (rencana)
● Plaza Summarecon Bandung (rencana)
6. Utilitas
Sistem distribusi listrik
Kawasan ini memakai sistem untuk mengolah ulang air limbah rumah tangga dan air
hujan untuk dijadikan air bersih yang layak digunakan lagi. Berikut diagram sistem
pengolahannya:
8
Sistem pengelolaan sampah
Sistem yang digunakan masih seperti sistem pengelolaan sampah pada umumnya,
namun akan dikembangkan dengan menggunakan mesin pembakar sampah yang tidak
menghasilkan asap berbahaya. Berikut diagram pengelolaannya:
Titik-titik penangkal petir yang disediakan berada di setiap cluster (penangkal petir
elektrostatis, radius 100-150 m), sehingga di tiap bangunan tidak ada penangkal petir
lagi.
Ada jalur-jalur evakuasi yang masih berubah-ubah dari plan awal, juga ada hydrant di
ruas-ruas jalan dan di bangunan-bangunan. Dari pihak Summarecon Bandung sendiri
mengadakan pelatihan penangulangan bencana dengan bekerja sama dengan BMP,
berupa undangan bagi warga yang mau ikut dan bersifat wajib bagi staff summarecon
bandung.
9
B. Deskripsi Hasil Analisa
1. Akses
Melihat hasil observasi diatas, akses menuju tapak berasal dari utara maupun selatan
bangunan. Namun arus terbesar akan datang dari arah selatan karena sejalur dengan
arah masuk dari tol, gedebage selatan, dan dari Bandung Intra Urban Toll Road
(BIUTR).
Maka dari itu akses yang memungkinkan berada di timur bangunan, untuk
mempermudah pengunjung saat mencari akses masuk dan dapat digunakan sebagai
muka pertama dari bangunan.
Untuk sirkulasi kendaraan servis seperti loading dock, dan lain-lain diarahkan melalui
akses masuk lainnya menuju langsung ke area servis.
10
Sirkulasi pejalan kaki:
Dimulai dari bagian timur bangunan menuju lobby dan diteruskan untuk masuk ke
convention hall maupun exhibition hall. Nantinya sirkulasi ini akan didukung dengan
penataan dan naungan yang nyaman bagi pejalan kaki.
3. Zoning tapak
Zoning tapak dibagi menjadi zona publik, semi privat dan privat, berikut
pembagiannya:
11
4. Blocking ruang dan Massa
Dari hasil pertimbangan zoning, penenpatan fungsi eksibisi, konvensi, dan servis
mengikuti zoning dan melalui pertimbangan arah view dari luar, yaitu dari arah
tenggara-timur-timur laut.
5. Utilitas tapak
Sistem pengelolaan air bersih, air kotor, dan air hujan pada tapak
Mengikuti sistem yang diterapkan oleh pihak Summarecon Bandung, maka perkiraan
sistem yang diterapkan sebagai berikut:
12
Sistem distribusi listrik
Disribusi listrik yang disediakan dari kawasan yaitu dari gardu distribusi, yang
kemudian membutuhkan MDP (Main Distribution Panel) dan SDP (Sub Distribution
Panel). MDP akan diletakkan di basement dengan ruangan tersendiri, sedangkan SDP
akan diletakkan di ruang servis exhibition hall juga convention hall.
Dibutuhkan pula untuk adanya genset yang memenuhi kebutuhan listrik satu
bangunan, sehingga akan berpengaruh pada luas ruang servis.
13
Sistem penangkal petir
Penangkal petir yang digunakan adalah sistem sangkar faraday, yang membutuhkan
penangkal petir pada tiap jarak 20 meter.
14
C. Daftar Pustaka
https://weather.com/weather/tenday/l/62d3cacff8365df73ed26ca0cad9d7818ddb7c2aa
9d1a9b009b8e67445614522
http://digilib.uinsgd.ac.id/14886/4/4_BAB1.pdf
http://www.jdih.setjen.kemendagri.go.id/files/Kota_Bandung_5_2010.pdf
http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/127002-[_Konten_]-Konten
%20C8751a.pdf
15