Anda di halaman 1dari 27

FAKTOR PENYEBAB BED OCCUPANCY RATE

(BOR) RENDAH TAHUN 2017-2019 DI RUMAH

SAKIT PERMATA MEDIKA SEMARANG

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar

Diploma (A.Md RMIK) dari Program Studi DIII RMIK

Oleh :

IKHWAN MAULANA

D22.2017.02094

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat yang

berperan penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. salah

satu upaya kuratif dan rehabilitatif yang dilakukan oleh rumah sakit yaitu

dengan menyediakan unit rawat inap. Unit rawat inap memiliki peran penting

dalam pengelolaan rumah sakit, dikarenakan sebagian besar pendapatan

yang dihasilkan oleh rumah sakit berasal dari pelayanan yang diberikan oleh

unit rawat inap.

Rekam Medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen

tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan

lain kepada pasien di fasilitas pelayanan kesehatan. Tujuan utama dari rekam

medis adalah untuk kepentingan pasien, pelayanan pasien, manajemen

pelayanan, menunjang pelayanan, dan pembiayaan. Sedangkan untuk tujuan

sekunder dari rekam medis adalah untuk kepentingan edukasi, riset,

peraturan dan pembuatan kebijakan.

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan

memimpin berbagai kegiatan suatu organisasi formal. Manajer disetiap

tingkatan organisasi bertanggung jawab langsung untuk memanfaatkan

berbagai sumber yang ada secara efektif dan efisien yang disesuaikan

dengan besar kecilnya organisasi yang ada. Organisasi merupakan suatu


sistem yang mengatur kerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai

tujuan tertentu dan dalam pencapaiannya dibutuhkan manajemen yang sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan. Unit rekam medis sebagai salah satu

organisasi pendukung kegiatan di fasilitas pelayanan kesehatan, salah satu

bagian yang berperan penting pada rekam medis adalah statistik bagian

pelaporan.

Statistik rumah sakit yaitu suatu kegiatan yang menggunakan dan

mengolah sumber data dari pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk

menghasilkan data, informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan

pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dalam pelayanan pasien di rumah sakit,

data dikumpulkan setiap hari dari pasien rawat inap, rawat jalan, dan rawat

darurat. Data tersebut berguna untuk memantau keperawatan pasien setiap

hari, minggu, bulan, dan lain-lain. Beberapa kegunaan statistik rumah sakit

antara lain untuk pemantauan kinerja medis dan non medis, serta

perencanaan, pemantauan pendapatan dan pengeluaran data pasien oleh

pihak manajemen rumah sakit.

Berdasarkan survei awal di Rumah Sakit Permata Medika Semarang

nilai BOR dalam 3 tahun terakhir selalu rendah dan belum ideal, yaitu tahun

2017 55,10%, tahun 2018 54,75%,tahun 2019 56,46%, karena parameter

nilai BOR yang ideal menurut Depkes RI adalah antara 60% – 85%,

sedangkan menurut Barber Johnson adalah antara 75% - 85%.

Nilai BOR yang rendah menandakan tingkat kepuasan pasien

terhadap pelayanan Rumah Sakit tersebut rendah, hal ini akan berdampak

pada pendapatan jasa pelayanan. Rendahnya jasa pelayanan akan

mempengaruhi secara keseluruhan pendapatan Rumah Sakit.


Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Faktor penyebab Bed Occupancy Rate ( BOR ) rendah tahun 2017 –

2019 di Rumah Sakit Permata Medika Semarang”. Dengan adanya penelitian

ini diharapkan dapat menjadi evaluasi untuk meningkatkan nilai BOR di tahun

berikutnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apa faktor penyebab rendahnya Bed Occupancy

Rate (BOR) tahun 2017-2019 di Rumah Sakit Permata Medika Semarang ? ”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor penyebab rendahnya Bed Occupancy Rate (BOR)

tahun 2017 – 2019 di Rumah Sakit Permata Medika Semarang.

2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui jumlah tempat tidur di Rumah Sakit Permata Medika

Semarang tahun 2017 – 2019.

b) Mengetahui jumlah hari perawatan di Rumah Sakit Permata Medika

Semarang tahun 2017 – 2019.

c) Mengetahui jumlah hari efektif di Rumah Sakit Permata Medika

Semarang tahun 2017 – 2019.

d) Mengetahui jumlah pasien keluar hidup dan mati di Rumah Sakit

Permata Medika Semarang tahun 2017 – 2019.


e) Mengidentifikasi faktor penyebab BOR di Rumah Sakit Permata

Medika Semarang belum ideal.

D. Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Metode Variabel Hasil


Nofitasari Faktor Deskriptif Nilai Bed
Faktor penyebab nilai
penyebab Occupancy BOR belum sesuai
bor (bed Rate (BOR) dengan standar dapat
occupancy dan faktor 5M
dilihat menggunakan
rate) faktor 5M yaitu (man,,
rendah di matherial, methode,
rumah sakit machine, money) man
mitra yaitu kurangnya
paramedik sumber daya
a tahun manusia, matherial
2016 yaitu sarana dan
prasarana yang
kurang memadai,
methode yaitu
prosedur
pengobatannya yang
belum memenuhi
standar, machine yaitu
belum menggunakan
billing system, money
yaitu terdapat banyak
pilihan RS di sekitar
RS Mitra Paramedika.
Tri Hastuti Analisis Desain Nilai Bed Berdasarkan
hubungan yang Occupancy kapasitas tempat tidur
pelayanan digunaka Rate (BOR) per bangsal pada
kesehatan n dan Mutu tahun 2009-2013 yang
dengan deskriptif paling banyak
Bed korasion terdapat pada bangsal
Occupancy aldengan Arimbi, Brotojoyo,
Rate (BOR) pendekat Citroanggodo,
di Rumah an Cross Endrotenoyo,
Sakit Sectional Gatotkaca yaitu
Umum sebanyak 26 buah dan
Daerah bangsal Srikandi yaitu
Sukamara sebanyak 56 buah.
Kalimantan Sedangkan yang
Tengah paling sedikit adalah
bangsal Nakula yaitu
sebanyak 9 buah dan
bangsal
Pandudewanada yaitu
sebanyak 8 buah.
Berdasarkan hari
perawatan per
bangsal tahun 2009-
2013, hari perawatan
paling banyak
terdapat pada bangsal
Srikandi. Pada tahun
2009 sebanyak 12463
hari, tahun 2010
sebanyak 12494 hari,
tahun 2011 sebanyak
14586 hari, tahun
2012 sebanyak 12678
hari, tahun 2013
sebanyak 14299 hari.
Periode waktu rata-
rata yang digunakan
adalah 365 hari
namun pada tahun
2012 periode waktu
366 hari karena
merupakan tahun
kabisat. 4.
Berdasarkan
perhitungan BOR per
bangsal tahun 2009-
2013 ada beberapa
bangsal yang nilai
BORnya tinggi, yaitu
bangsal Dewaruci
dengan rata-rata BOR
dari tahun 2009-2013
sebesar 101,15 %,
Kresna sebesar
115,52 %, Larasati
sebesar 107,73%,
Madrim sebesar
110,56% dan UPIP
sebesar.99,19%.
Berdasarkan prediksi
hari perawatan per
bangsal pada tahun
2014-2018, paling
banyak terdapat pada
bangsal Srikandi, yaitu
pada tahun 2014
berjumlah 14961,
tahun 2015 berjumlah
15446, tahun 2016
berjumlah 15932,
tahun 2017 berjumlah
16418, tahun 2018
berjumlah 16903.
Sedangkan prediksi
hari perawatan yang
paling sedikit terdapat
pada bangsal
Pandudewanata,
yaitu, pada tahun
2014 berjumlah 1994,
tahun 2015 berjumlah
2035, tahun 2016
berjumlah 2076, tahun
2017 berjumlah 2117,
tahun 2018 berjumlah
2158. Berdasarkan
prediksi kebutuhan
tempat tidur per
bangsal pada tahun
2014-2018, paling
banyak terdapat pada
bangsal Srikandi, yaitu
pada tahun 2014
sebanyak 51 buah,
tahun 2015 sebanyak
53 buah, tahun 2016
sebanyak 55 buah,
tahun 2017 sebanyak
56 buah, tahun 2018
sebanyak 58 buah.
Sedangkan prediksi
kebutuhan tempat
tidur yang paling
sedikit terdapat pada
bangsal
Pandudewanata,
yaitu, pada tahun
2014-2015 sebanyak
7 buah, tahun 2016-
2018 sebanyak 8
buah.
Rahmania Faktor- Kuntitatif BOR, BTO, Berdasarkan
Fauzia faktor yang LOS, TOI, penelitian yang telah
berhubung NDR, GDR dilakukan pada 106
an dengan pasien poliklinik
keputusan kandungan dan
pemilihan kebidanan RSIA
tempat Kemang Medical Care
persalinan 2014 pada waktu juli-
pasien oktober2014 maka
poliklinik simpulan yang
kandungan didapatkan adalah :
dan 11,3% pasien memiliki
kebidanan usia resiko (<20 tahun
di Rumah dan <35 tahun).
Sakit Ibu Pasien dengan
dan Anak domisili atau tempat
Kemang tinggal terjauh
Medical Tangerang (0,9%) dan
Care tahun Banten (0,9%).
2014 Kebanyakan pasien
adalah wanita yang
bekerja sebagai
karyawan yaitu 64,1%.
Mayoritas pasien
sebanyak 92,5%
berpenidikan setara
akademi atau
perguruan tinggi
15,1% pasien memiliki
penghasilan kurang
dari tiga juta rupiah.
Paling banyak jumlah
kehmilan ibu yakni
hamil anak pertama
sebesar 50,9%
pasien.
Variable peran
keluarga,
penghasilan, harga,
tempat dan promosi
diketahui adanya
hubungan dengan
keputusan memilih
tempat persalinan di
RSIA Kemang Medical
Care untuk tempat
bersalin 16 dari 31
orang (15%) yang
menyatakan bahwa
promosi kurang baik
dan tidak memilih
RSIA Kemang Medical
Care untuk tempat
bersalin.
Nanang Analisis Deskriptif BOR, BTO, Analisis tingkat
Sukma efisiensi LOS, TOI, efisiensi pelayanan
penggunaa NDR, GDR rawat inap melalui
n grafik barber johnson
tempat tidur di Rumah Sakit Umum
di unit Daerah Sukoharjo
pelayanan pada bangsal
penyakit cempaka 1
dalam triwulan i dan triwulan
di bangsal iv berada di dalam
cempaka 1 daerah 12 johnson di
dan Rsud Kabupaten
cempaka 2 Sukoharjo Tahun
berdasarka 2012 efisiensi dan
n triwulan ii, iii di bangsal
grafik cempaka 1 berada
barber luar daerah efisiensi
sebab bor terlalu
rendah, dan untuk
bangsal cempaka 1 ini
merupakan bangsal
penyakit dalam kelas
1, 2, 3 dengan
kapasitas 22 tempat
tidur, bangsal ini untuk
pasien penyakit dalam
dengan jenis
pelayanan pasien
askes, umum,
jamkesmas, jamkesda
dan untuk bangsal
cempaka 2 triwulan i -
iv berada di luar
daerah efisiensi
disebabkan nilai bor
yang terlalu rendah
yaitu berkisar antara
45,90%-62,44%,
dikarenakan pada
bangsal cempaka 2 ini
merupakan bangsal
penyakit dalam kelas
3 dengan kapasitas
40 tempat tidur.

Hendra Analisis Deskriptif BOR, BTO, Hasil perhitungan


Rohman efisiensi LOS, TOI, keempat parameter
bor, los, toi, NDR, GDR tidak menunjukkan
dan bto perbedaan yang
Berdasarka signifikan, namun
n grafik gambar Grafik
barber Barber Johnson di
johnson rumah sakit
tidak sesuai dengan
gambar hasil
perhitungan ulang
yang dilakukan
peneliti. Hasil
perhitungan
keempaat parameter
BOR, LOS, TOI dan
BTO sudah sesuai
dengan rumus akan
tetapi
penggambaran garis
keempat parameter
BOR, LOS, TOI, dan
BTO di rumah sakit
tidak sesuai
dengan skala.Titik
pertemuan keempat
parameter Grafik
Barber Johnson di
rumah sakit
tahun 2016 lebih
mendekat pada
daerah efisien
daripada tahun 2017
menjauhi dari daerah
efisien. Hasil
perhitungan yang
dilakukan peneliti titik
koordinat BTO (Bed
Turn Over Interval)
pada tahun 2016
yaitu (5,3;5,3)
sedangkan tahun
2017 yaitu (5,1;5,1).
Pada gambar Grafik
Barber Johnson
rumah sakit terlihat
jelas bahwa titik
koordinat BTO (Bed
Turn Over Interval)
melebihi dari hasil
perhitungan yang
dilakukan oleh peneliti
sehingga gambar
Grafik Barber
Johnson tidak
bertemu dalam satu
titik.Faktor yang
menyebabkan tidak
efisiensinya
penggunaan tempat
tidur di rumah sakit
dikarenakan adanya
pasien dirujuk, pasien
pulang atas
permintaan
sendiri (APS),
pasien meninggal
kurang atau lebih
dari 48 jam, letak
atau lokasi
keberadaan rumah
sakit, promosi, ku
rangnya sarana
dan fasilitas, serta
kurangnya
pemerataan tempat
tidur.Peninjauan ulang
terkait dengan
aplikasi yang
digunakan untuk
menggambar Grafik
Barber Johnson di
rumah sakit dan
meningkatkan
pelatihan tentang
sistem informasi
manajemen rumah
sakit serta
peningkatan
pendidikan
bagi petugas
tenaga kesehatan
terutama rekam medis
agar mempunyai
kompetensi yang
sesuai
dengan bidangnya.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada lokasi

dan waktu penelitian. Penelitian sekarang bertempat di Rumah Sakit

Permata Medika Semarang dan obyek penelitian ini adalah rekapitulasi

laporan rawat inap tahun 2017 – 2019.


E. Manfaat

1. Bagi Rumah Sakit

Bahan pertimbangan evaluasi dan masukan bagi Rumah Sakit serta bagi

pihak manajemen untuk melakukan perbaikan dalam pelayanan kepada

pasien rawat inap.

2. Bagi Institusi

Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan pembaca

dan menambah referensi untuk pengembangan ilmu rekam medis

khususnya ilmu statistik.

3. Bagi Peneliti

Menambah ilmu pengetahuan di bidang rekam medis khususnya ilmu

statistik rumah sakit.

F. Ruang Lingkup

1. Lingkup Keilmuan

Lingkup keilmuan ini adalah ilmu rekam medis dan infomasi kesehatan.

2. Lingkup Materi

Lingkup materi ini adalah statistik rumah sakit.

3. Lingkup Lokasi

Lingkup lokasi penelitian ini adalah Instalasi Rekam Medis di Rumah

Sakit Permata Medika Semarang.


4. Lingkup Metode

Metode yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara.

5. Lingkup Obyek

Obyek penelitian ini adalah rekapitulasi laporan data rawat inap tahun

2017 – 2019.

6. Lingkup Waktu

Dilakukan pada bulan April 2020


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat yang

berperan penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

B. Rekam Medis

1. Pengertian Rekam Medis

Rekam Medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan

dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan

dan pelayanan lain kepada pasien di fasilitas pelayanan kesehatan.

2. Tujuan Rekam Medis

Tujuan Rekam Medis terdiri dari beberapa aspek diantaranya

sebagai berikut:

a. Aspek administrasi. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

administrasi karena isinya meyangkut tindakan berdasarkan

wewenang dan tanggung jawab sebagai tenag medis dan paramedis

dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.


b. Aspek Medis. Suatu berkas rekam Medis mempunyai nilai Medis,

karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk

merencanakan pengobatan /perawatan yang harus diberikan seorang

pasien.

c. Aspek Hukum. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum

karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum

atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta

penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan.

d. Aspek keuangan. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang

karena isinya menyangkut data dan informasi yang dapat digunakan

dalam menghitung biaya pengobatan/tindakan dan perawatan.

e. Aspek penelitian. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat

dipergunakan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan

di bidang kesehatan.

f. Aspek pendidikan. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai

pendidikan, karena isinya menyangkut data/informasi tentang

perkembangan/ kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang

diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan

sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi kesehatan.

g. Aspek dokumentasi. Suatu berkas reka medis mempunyai nilai

dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus

didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggung jawaban

dan laporan sarana pelayanan kesehatan.


3. Kegunaan Rekam Medis
Adapun kegunaan rekam medis, diantaranya yaitu:

a. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga kesehatan lainnya

yang ikut ambil bagian dalam memberikan pelayanan, pengobatan,

perawatan kepada pasien.

b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang

diberikan kepada pasien.

c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan,

perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien

berkunjung/dirawat.

d. Sebagai bahan untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap

kualitas pelayanan yang diberikan pada pasien.

e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit dan juga

dokter serta tenaga kesehatan lainnya.

f. Menyediakan data khusus yang sangat berguna untuk keperluan

penelitian dan pendidikan.

g. Sebagai dasar dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan

medis pasien.

h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta

sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan.

C. Analisis / Reporting

1. Tugas Pokok Kegiatan Aanalisis / Reporting Dalam Pelayanan Rekam

Medis yaitu :

a. Menyusun RL 1 tentang Data Kegiata Rumah Sakit berdasarkan

Rekapitulasi dan data tambahn lain


b. Menyusun RL 2a tentang Data Morbilitas Pasien Rawat Inap dan

RL 2b tentang Data Keadaan Morbiditas pasien Rawat Jalan

berdsarkan Indeks penyakit Rawat Inapdan Rawat Jalan

c. Menyusun RL3 berdasarkan data dari bagian tata usaha atau

Pelayanan Medis setiap tahun

d. Menyusun RL 4 berdasarkan data dari kepegawaian setiap

semester.

e. Menyusun RL5 berdasarkan data dari IPSRSsetiap tahun

f. Mengirimkan laporan RS berdasarkan peraturan Depkes

2. Deskripsi kegiatan pokok Analising dan Reporting Rekam Medis :

a. Menerima sensus harian dari berbagai unit pelayanan.

b. Merekapitulasi sensus harian ke formulir rekapitulasi harian,

bulanan, dan triwulan.

c. Membuat laporan RL1 tentang kegiatan RS setiap tiga

bulanMembuat laporan morbiditas rawat jalan RS berdasarkan

indeks penyakit rawat jalan setiap tiga bulan (RL2b)

d. Membuat laporan morbiditas rawat inap RS berdasarkan indeks

penyakit rawat inap setiap tiga bulan (RL2b)

e. Membuat laporan mortalitas RS berdasarkan indeks kematian.

f. Membuat laporan jenis operasi RS berdasarkan indeks operasi.

g. Membuat laporan kegiatan setiap dokter berdasarkan indeks

dokter.

h. Membuat laporan BOR, LOS, TOI, BTO, NDR, GDR rumah sakit

berdasarkan rekapitulasi bulanan (RP1)


i. Membuat cakupan pelayanan RJ, GD, RI.

j. Membuat laporan RL3 tentang data Inventarisasi RS setiap tahun.

k. Membuat laporan RL4 tentang data ketenagakerjaan RS setiap

semester.

l. Membuat laporan RL5 tentang data peralatan medis RS setiap

tahun.

m. Membuat laporan RL6 tentang infeksi nosokomial.

n. Menyajikan grafik Barber Johnson RS dan setiap bangsal rawat

inap.

o. Menyajikan laporan lain dalam bentuk grafik.

D. Faktor Penyebab Rendahnya Bed Occupancy Rate (BOR)

Faktor yang mempengaruhi pencapaian BOR rumah sakit antara lain :

1. Faktor konsumen

Faktor konsumen terdiri dari :

a. Demografi-Sosial

Demografi-Sosial konsumen akan mempengaruhi pemanfaatan rumah

sakit sebagai tempat rawat inap, yaitu meliputi :

1) Umur

Pola usia mempengaruhi permintaan pelayanan kesehatan.

Seiring bertambahnya umur seseorang maka semakin besar

kebutuhan akan pelayanan kesehatan. Pada umumnya

penggunaan pelayanan kesehatan adalah tinggi pada anak-anak

dan orang tua.


2) Jenis kelamin

Jenis kelamin dapat mempengaruhi penggunaan pelayanan

kesehatan, karena menurut studi perempuan lebih rentan

terhadap penyakit dan pengguna jasa layanan kesehatan yang

terbesar adalah perumpuan.

3) Pekerjaan

Pekerjaan akan mempengaruhi pendapatan seseorang yang akan

digunakan untuk memilih pelayanan kesehatan.

4) Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi pemanfaatan

sarana kesehatan.

5) Tingkat ekonomi

Pendapatan merupakan sumber dari masukan keuangan

seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Jika kebutuhan

sehari–hari non kesehatan sulit untuk terpenuhi maka kebutuhan

pelayanan kesehatan juga akan sulit untuk terpenuhi.

b. Perilaku

1) Kebiasaan pola pencarian pelayanan kesehatan

Pola pencarian pelayanan kesehatan masyarakat dapat

mempengaruhi pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Hal ini

sangat dipengaruhi tingkat pendidikan dan budaya yang ada pada

suatu masyarakat tertentu.


2) Pengalaman berobat

Faktor pengalaman dapat dilihat dari konsumen yang pernah

berobat di suatu rumah sakit tentunya akan mempunyai sikap dan

penilaian tentang pelayanan di rumah sakit tersebut. Pengalaman

yang buruk pada suatu rumah sakit akan membuat pasien untuk

pindah ke rumah sakit yang lain.

3) Referensi

Pada faktor referensi, umumnya konsumen akan mencari

informasi yang dapat dijadikan referensi dari media atau orang lain

dalam pemilihan rumah sakit sebagai tempat rawat inap.

4) Loyalitas konsumen

Kepuasan konsumen terhadap pelayanan kesehatan yang

diberikan suatu rumah sakit dapat menciptakan loyalitas

konsumen. Pasien yang loyal bukan saja ia akan kembali lagi

untuk berobat ke rumah sakit tersebut tetapi juga akan

mempromosikannya ke orang lain sehingga dapat meningkatkan

daya jual dan laba rumah sakit tersebut.

c. Budaya masyarakat

Faktor budaya masyarakat akan mempengaruhi prilaku dan pola pikir

masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan.


2. Faktor Rumah Sakit

Faktor Rumah Sakit terdiri dari :

a. Tarif pelayanan

BOR rumah sakit yang rendah dapat disebabkan oleh mahalnya tariff

rumah sakit sehingga tidak semua konsumen dapat menjangkaunya.

b. Promosi rumah sakit

Promosi yang kurang dapat menyebabkan informasi yang diterima

oleh masyarakat kurang sehingga masyarakat tidak banyak

mengetahui tentang kondisi dan keadaan serta pelayanan yang

ditawarkan rumah sakit tersebut.

c. Jumlah tenaga kesehatan

Jumlah tenaga kesehatan yang kurang memadai dapat menyebabkan

kerja dari tenaga kesehatan jadi kurang optimal dan hal ini dapat

berdampak pada tingkat kepuasan pasien terhadap rumah sakit.

3. Faktor Lingkungan

a. Jarak rumah sakit

Jarak rumah sakit dengan lokasi pemukiman masyarakat akan

menentukan kunjungan dan BOR rumah sakit. Hal ini karena semakin

mudah masyarakat menjangkau rumah sakit tersebut, maka akan

semakin memungkinkan masyarakat untuk berkunjung serta

menggunakan pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit.


b. Alat transportasi

Kemudahan transportasi menuju rumah sakit akan mempermudah

masyarakat untuk mengakses pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Hal ini dapat mempengaruhi jumlah kunjungan dan BOR rumah sakit.

c. Rumah sakit pesaing

Adanya rumah sakit pesaing merupakan hal yang perlu diperhatikan

oleh pihak rumah sakit. Adanya perbedaan fasilitas, kualitas pelayanan

serta faktor lain yang ada pada masing-masing rumah sakit akan

mempengaruhi tingkat kunjungan dan tingkat pemanfaatan tempat

tidur rumah sakit oleh masyarakat.

E. Kerangka Teori

SHRI

Analisis / Reporting Faktor Penyebab

Rekapitulasi Laporan
Rawat Inap :
1. Jumlah tempat tidur
2. Jumlah hari efektif Hasil Ned Occupancy

3. Jumlah hari Rate (BOR)

perwatan
4. Jumlah pasien
hidup dan mati
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Faktor Penyebab
Rekapitulasi Laporan
Rawat Inap :
1. Jumlah tempat tidur
2. Jumlah hari efektif
3. Jumlah hari perwatan
4. Jumlah pasien hidup Hasil Bed Occupancy
dan mati Rate (BOR)

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif dengan

pendekatan Cross Sectional, yaitu bertujuan untuk menggambakan beberapa

faktor yang mempengaruhi nilai Bed Occupancy Rate (BOR) menjadi rendah

melalui pengamatan terhadap objek yang diteliti dengan cara mengambil dan

melihat data rekapitulasi BOR pada tahun 2017 – 2019.


C. Variable Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel, yaitu :

1. Rekapitulasi Laporan Rawat Inap

a. Jumlah tempat tidur

b. Jumlah hari efektif

c. Jumlah hari perwatan

d. Jumlah pasien hidup

e. Jumlah pasien mati

2. Faktor penyebab

3. Bed Occupancy Rate (BOR)

D. Definisi Operasional

Variable Definisi Operasional Skala

Rekapitulasi Formulir perantar untuk Nominal


Laporan Rawat Inap menghitung dan merekap jumlah
pasien rawat inap yang di terima
dari masing-masing ruang
Jumlah tempat tidur Jumlah tempat tidur yang tersedia Nominal

dan siap digunakan disetiap

bangsal perawatan.

Jumlah hari efektif Jumlah hari pada suatu periode Nominal

tertentu

Jumlah hari Jumlah pasien yang Nominal


perawatan
menggunakan tempat tidur dalam
waktu 24 jam yang menunjukan

beban kerja bangsal

Perawatan

Jumlah pasien Jumlah pasien yang keluar dari Nominal


keluar hidup dan
rumh sakit yang telah mendapat
mati
perawatan. baik pasien pulang,

dirujuk maupun mati

Faktor penyebab sesuatu yang membuat itu terjadi, Ordinal

baik keuntungan maupun

kerugian

Bed Occupancy Angka yang menunjukkan Nominal


Rate (BOR) persentase penggunaan tempat
tidur (TT) di unit rawat inap dalam
satuan waktu tertentu dengan
rumus :
Σ Hari Perawatan RS
X100%
Σ TT X Σ Hari Dalam Satu Periode

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah dengan menggunakan data

sekunder yang sudah ada di Rumah Sakit Permata Medika Semarang

yaitu Rekapitulasi Laporan Rawat Inap tahun 2017 – 2019.

2. Sampel

Sampel penelitiannya adalah petugas rekam medis di bagian Analisis /

Reporting
F. Pengumpulan Data

Pengumpulan Data Ini Adalah Menggunakan Metode Observasi Dan

Wawancara Kepada Petugas Analising Reporting.

1. Data Primer

Menanyakan langsung kepada petugas Analising / Reporting, Kepala

Rekam Medis. beberapa faktor yang menyebabkan nilai Bed Occupancy

Rate (BOR) rendah pada tahun2017 – 2019.

2. Data Sekunder

Sumber data dari penelitian ini adalah data rekm medis tahun 2017 – 2018

di Rumah Sakit Permata Medika Semarang

G. Pengolahan Data

1. Collecting, yaitu mengumpulkan data

2. Editing, yaitu mengoreksi data yang telah diperoleh dan dikumpulkan

3. Klasifikasi,yaitu mengelompokan data dari wawancara dengan subjek

penelitian

4. Naratif, yaitu menyajikan data yang sudah terkumpul untuk dijadikan

sebuah informasi.

H. Analisa Data

Data yang sudah terkumpul dari hasil observasi diolah secara

deskriptif untuk mengetahui faktor yang menyebabkan Bed Occupancy Rate

(BOR) rendah pada tahun 2017 – 2019 di Rumah Sakit Permata Medika

Semarang.

Anda mungkin juga menyukai