BAB 1
1
PAKTA INTEGRITAS
“ Tulisan ini merupakan karya asli saya, dan bukan salinan sebagian atau seluruhnya dari
karya orang lain. Jika di dalamnya terdapat pendapat orang lain maka pendapat tersebut kami
kutip menurut norma, etika dan kaidah penulisan ilmiah serta sumbernya dicantumkan dalam
daftar pustaka. Jika terbukti melanggar pernyataan ini maka saya bersedia memasukkan
makalah pengganti dalam waktu 3 (Tiga) hari sejak mendapatkan penyampaian atas
pelanggaran tersebut.”
Nisrinah Naopal
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai negara yang secara geografis sangat luas dan banyak jumlah
penduduknya, Indonesia memiliki sistem kesehatan yang mapan, terdesentralisasi
dengan jejaring komunitas bidan, puskesmas dan rumah sakit yang luas. Pada tahun
1990-an, Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan masyarakat untuk mengatasi
keterlambatan dalam mengenali kegawatdaruratan obstetri dan mengupayakan
perawatan. Namun, rujukan antara klinik kebidanan, puskesmas dan rumah sakit
seringkali dikoordinasikan dan dikomunikasikan dengan buruk. Akibatnya,
keterlambatan yang kritis terjadi selama rujukan kegawatdaruratan dan dalam
penerimaan serta tindakan pasien rujukan.
Program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) adalah sebuah
program kerjasama Kementrian Kesehatan RI dan USAID dalam rangka menurunkan
AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi). Program EMAS
memediasi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan puskesmas, dalam membangun
jejaring dengan organisasi masyarakat sipil, fasilitas kesehatan publik dan swasta,
asosiasi rumah sakit, organisasi profesi, sektor swasta, dan lain-lain.
SijariEMAS adalah teknologi informasi dan komunikasi yang dikembangkan
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem rujukan baik rujukan gawat
darurat maupun rujukan dini berencana/rujukan terencana dengan meningkatkan
komunikasi dan kolaborasi dua arah antara perujuk dan tujuan rujukan melalui
teknologi informasi berbasis web, aplikasi mobile seperti android, blackberry, iPhone
dan lainnya, SMS dan telepon (suara).
Rumah Sakit H.A. Sulthan Daeng Radja adalah salah satu rumah sakit rujukan
selatan-selatan di kabupaten Bulukumba. Pada tahun 2014 Rumah Sakit H.A. Sulthan
Daeng Radja telah bekerja sama dengan program EMAS dalam rangka menekan
jumlah kematian dan kesakitan AKA dan AKB. Salah satu cara menekan jumlah
kematian AKA dan AKB adalah dengan memperkuat system rujukan dalam
pelayanan kesehatan. SijariEMAS merupakan aplikasi untuk mempermudah sebuah
rujukan antara perujuk dengan penyedia layanan ryjukan (Rumah Sakit) guna
terlaksananya komunikasi dalam meningkatkan akurasi informasi, kelengkapan data
dan mempercepat penyampaian informasi rujukan pasien gawat darurat meternal
neonatal ke rumah sakit rujukan ibu hamil dan bayi baru lahir. SijariEMAS juga
dapat digunakan untuk komunikasi dua arah antara dinas kesehatan atau fasilitas
kesehatan baik itu di puskesmas maupun di rumah sakit dengan masyarakat umum.
Informasi rujukan kegawatdaruratan dikirim oleh petugas pelayanan kesehatan di
puskesmas yang sudah terdaftar pada database aplikasi sijari emas melalui web,
aplikasi mobile seperti android, blackberry, iPhone dan lainnya, sms dan telepon
(suara). Berikut ini adalah format sms rujukan si jari emas :
r#kodeRS#namaibu#umur#suami#asuransi#golongan
darah#transportsi#diagnosa#tindakanprarujukan
3
1. Data kasus rujukan, termasuk ciri-ciri penting pasien, diagnosis, dan skema
asuransi
2. Ringkasan tindakan yang diberikan kepada pasien pra dan pasca rujukan
3. Komunikasi di antara berbagai fasilitas kesehatan mengenai kasus rujukan,
termasuk advis tindakan dari rumah sakit pada puskesmas
4. Waktu respon (tanggapan) terhadap permintaan rujukan.
1. Pihak rumah sakit rujukan lebih siap dalam menerima dan melakukan pelayanan
pasien rujukan. Membuat rumah sakit dan puskesmas mampu dan bertanggung
jawab dalam menyediakan pelayanan berkualitas pada keadaan gawat darurat dan
bayi baru lahir.
2. Membantu untuk memastikan bahwa dalam keadaan gawat darurat, ibu hamil dan
bayi dirujuk ke fasilitas kesehatan yang tepat pada waktu yang cepat serta diberi
pelayanan yang tepat, yang dapat menyelamatkan jiwa pada saat dan dalam
perjalanan kerumah sakit
3. Mencegah multiple referral dalam pelayanan rujukan, dan keterlambatan
penanganan pasien dapat diminimalisir.
4
4. Terbangun komunikasi, kolaborasi, dan rujukan ilmu antara bidan di desa, tenaga
kesehatan di Puskesmas, dan tenaga kesehatan di rumah sakit.
5. Tersedia basis data informasi rujukan yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan evaluasi, perencanaan, dan pengambilan keputusan untuk perbaikan
kinerja jejaring rujukan.
Kesalahan yang sering terjadi dalam proses rujukan sijari emas adalah
kesalahan dalam format sms dan kode Rumah sakit sehingga data yang ditampikan di
sijari emas tidak sesuai dengan perujuk. Penggunaan format dan kode RS yang benar
sangat penting untuk proses rujukan sijari emas untuk mempercepat proses,
meminimalisir kesalahan data dan tujuan rujukan sijari emas. Berikut adalah dampak
negative SijariEMAS antara lain :
D. Rekomendasi
Rekomendasi di bawah ini diberikan kepada pihak rumah sakit beserta tim sijariEmas
agar dalam pengaplikasian system rujukan kedepan bisa lebih baik tanpa hambatan
dalam pengoperasiannya di rumah sakit. Diantaranya adalah :
1. Mendorong lebih banyak rumah sakit swasta menggunakan SijariEMAS, lebih
banyak fitur mungkin perlu dibuat untuk menjawab kebutuhan spesifik mereka.
2. Sistem Pemantauan dan Pengendalian SijariEMAS akan dibangun di tingkat
nasional, menggunakan sistem berbasis cloud. Sistem ini dapat memantau
jejaring SijariEMAS secara terus menerus pada waktu yang sebenarnya (real
time), dan dapat mendeteksi berbagai masalah teknis pada tahap awal sehingga
5
bantuan teknis dapat diberikan, hal ini diharapkan dapat dengan cepat
direalisasikan agar sistemnya bisa segera berjalan.
3. Di RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Kab. Bulukumba seharusnya jaringan
internya menjadi hal yang utama yang harus diperhatikan agas system sijari Emas
dapat berjalan dengan maksimal.
4. Diharapkan adanya pelatihan-pelatihan tentang pengaplikasian sijari Emas agar
jika ada masalah kedepannya dengan sistemnya bisa segera diperbaiki oleh
petugas yang telah melakukan pelatihan sijari Emas.
5. Berbagai peran dan tanggung jawab dapat diperjelas agar penggunaan semua fitur
SijariEMAS lebih baik dan memastikan sistem dikelola sebagaimana mestinya.
Staf di Dinkes dan rumah sakit juga sering dirotasi; untuk memastikan bahwa
sistem dikelola sebagaimana mestinya, pelimpahan wewenang yang lebih jelas
untuk tim SijariEMAS mungkin diperlukan.
E. Penutup
Dengan adanya system Sijari Emas di RSUD H. Andi Sulthan Daeng Radja Kab.
Bulukumba, angka kematian ibu dan anak bisa di minimalisir karena kesigapan
petugas melakukan rujukan dan pelayanan kegawatdaruratan pada pasien sehingga
mereka bisa diberikan pelayanan sesuai dengan penyakit yang dideritanya.
SijariEMAS juga sangat penting dan bermanfaat untuk diterapkan di seluruh daerah,
tidak hanya untuk membantu kasus kegawatdaruratan ibu dan bayi tetapi juga menilai
dan meningkatkan kesiapan rumah sakit di dalam kegawatdaruratan. Dengan adanya
SijariEMAS, bidan, puskesmas dan rumah sakit menjalin koordinasi dan komunikasi
yang lebih baik selama rujukan kegawatdaruratan ibu dan bayi. Sekarang Dinkes
memiliki data dan informasi akurat untuk setiap rujukan gawat darurat sehingga bisa
lebih mudah mendapatkan informasi kesehatan pasien.
6
DAFTAR PUSTAKA
http://www.sistem-pertukaran-rujukan-sijariemas/2015/USAID
7
Lampiran