Disusun Oleh :
KURNAESIH 205401446184
MARTHA HARI SWASTIKA 205401446186
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
SIJARIEMAS merupakan sebuat alat /tool untuk meningkatkan komunikasi dan
koordinasi rujukan dalam sebuah jejaring rujukan. Agar SIJARIEMAS dapat
berfungsi dengan optimal maka diperlukan beberapa hal yang perlu untuk
diidentifikasi dan dirumuskan bersama sebagai berikut:
Dalam mekasisme ini, alur informasi rujukan dikelola berdasarkan atas fungsi
dari fasilitas, seperti PONED, PONEK. Sebagai contoh: Informasi rujukan hanya
akan terdistribusi pada fasilitas yang sudah ditentukan baik PONED dan PONEK.
Pada umumnya mekanisme ini disesuaikan dengan regionaliasi.
Alur informasi rujukan tersebut harus disepakati diawal oleh semua pemangku
kepentingan yang terdiri dari :
a. Dinas Kesehatan
SPO proses rujukan SIJARIEMAS berisi beberapa poin kunci antara lain:
1. Menjelaskan Pengertian Umum
2. Menjelaskan Tujuan
3. Alur Rujukan yang disepakati termasuk:
a. Tata cara rujukan
b. Format rujukan
c. Nomor akses
d. Standar waktu tanggap (Response time)
e. Pengorganisasian tanggung Jawab
f. Alternatif alur
g. Kuota jaminan pembiayaan oleh pemerintah
h. Prioritas rujukan
i. Rujukan dari fasilitas sekunder ke tersier.
j. Dan lain-lain
4. Unit terkait
5. Dokument terkait
Selain SPO yang berbentuk narasi, juga harus ada SPO yang berbentuk
alur atau diagram. SPO berbentuk alur ini harus dicetak dan didistribusikan dan di
tempelkan keseluruh unit yang memanfaatkan SIJARIEMAS baik di tingkat
perujuk maupun di tingkat penerima rujukan. Diagram tersebut wajib untuk
dicetak dan ditempelkan ditempat dimana SIJARIEMAS terpasang (Polindes,
Puskesmas, Klinis, tempat praktek, ruang IGD, ruang Maternal dan ruang
Perinatal, ruang Poli, ruang Administrasi) dan juga di lokasi perujuk bersama
dengan poster rujukan SIJARIEMAS. Hal ini dimaksudkan agar seluruh rujukan
dapat sesuai dengan SPO karena diingat dan dilaksanakan oleh seluruh pemangku
kepentingan terkait.
*) Contoh dari SPO dapat dilihat pada annex 1. SPO harus disesuaikan dengan
kondisi dan situasi sesuai kesepakatan lokal
SPO yang disepakati perlu untuk disetujui oleh Kepala Dinas Kesehatan
maupun pimpinan masing-masing RS, Puskesmas dan Klinik baik milik
pemerintah maupun swasta.
Selain itu dibutuhkan juga hal-hal berikut di RS agar SIJARIEMAS dapat berjalan
dengan optimal:
Sistem Rujukan.
Tingkat Perujuk
1. Puskesmas
a. Bidan Desa
b. Bidan Puskesmas
c.Dokter Puskesmas
d. Kepala Puskesmas
2. Klinik Swasta
3. Bidan Praktik Swasta
4. Dokter praktik swasta
Tingkat Penerima Rujukan Rumah Sakit
Tingkat Pengawas
Agar tiap-tiap individu yang terlibat paham dengan tugas dan tanggung
jawabnya maka pengorganisasi sumber data manusia tersebut harus dikuatkan
oleh sebuah surat keputusan (SK) dari Kepala Dinas, Direktur RS serta pimpinan
fasilitas terkait. Sebagai contoh Direktur Rumah Sakit menerbitkan surat
keputusan penunjukan staff penanggung jawab rujukan SIJARIEMAS untuk
ruang IGD, Ruang Kebidanan, dll. Hal ini penting untuk menghindari rujukan
tidak direspon secara cepat karena saling melemparkan tanggung jawab. Idealnya
adalah seluruh Bidan, perawat harus mampu mengoperasikan dan paham terhadap
SOP Kegawatdaruratan SIJARIEMAS.
1. Skema Optimal
Call Center Terintegrasi, SIJARIEMAS 5 Titik di RS, SIJARIEMAS di Dinkes,
SIJARIEMAS di Poned
2. Skema Standar (Opsi host di kabupaten/prov, host di nasional dan host di RS)
Call Center Manual RS, SIJARIEMAS 4 Titik di RS, SIJARIEMAS di Dinkes
3. Skema Minimum
Call Center Manual RS, SIJARIEMAS 1 Titik di RS
BAB III
BENTUK APLIKASI
Format SMS :
Atau
Atau
*) Format SMS kosong dapat disimpan dalam template untuk kemudian diisi.
Setelah itu bidan akan mendapakan konfirmasi rujukan dari rumah sakit
Balasan otomatis konfirmasi rujukan sudah diterima di sisi Rumah Sakit. Waktu
ambang batas response time ditentukan oleh masing-masing Dinas Kesehatan
berserta seluruh stakeholder-nya serta disepakati dalam SOP Komunikasi
Rujukan.
Selain menggunakan media SMS, Bidan perujuk dapat juga melakukan panggilan
telepon ke Nomor Gawat Darurat Rumah Sakit Jejaring Rujukan atau Call Center
Gawat Darurat SIJARIEMAS. Terdapat 2 model call center SIJAREMAS:
Nomor akses call center gawat darurat tiap-tiap kabupaten ataupun RS Jejaring
dapat dilihat di website jejaring rujukan SIJARIEMAS kabupaten yang
bersangkutan.
1.Management Rujukan
2.Management Klinik
3.Pusat Pembelajaran
4.Audit Maternal Perinatal
5.Direktori
6.Peta Jejaring
7.Komunikasi
Target pengguna aplikasi mobile ini adalah:
1.Bidan/Dokter/Perawat Perujuk
2.Manajemen Puskesmas (Bidkor, Kapus)
3.Penerima Rujukan Unit IGD, Maternal, Perinatology, Poly RS
4.Manajemen RS (Bidkor, Karu, Direksi)
5.Dokter Spesialis
6.Dinas Kesehatan
7.Ibu
8.Mahasiswa Kebidanan, Perawat, Kedokteran
9.Stakeholder terkait lainnya
Monitoring dan evaluasi yang bersifat teknis sistem dilakukan secara rutin
dan terus menerus mengikuti siklus pengembangan software dan implementasi
SIJARIEMAS oleh tim Teknis Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Tim
Teknis. Hasil dari proses monitoring ini akan digunakan untuk perbaikan teknis
software, hardware dan jaringan SIJARIEMAS. Proses monitoring dilakukan
dengan membandingkan kinerja sistem dengan gambaran ideal arsitektur sistem.
Hal ini dapat dilakukan dengan observasi pemanfaatan SIJARIEMAS berikut log
teknis sistem, buku catatan teknis di RS dan wawancara dengan pengguna kunci
seperti bidan perujuk dan bidan RS. Secara rutin tiap bulan atau 3 bulanan hasil
dan tantangan teknis tersebut dibahas dalam pertemuan rutin yang melibatkan
tidak hanya sisi teknis namun juga sisi kebijakan. Keterlibatan sisi kebijakan perlu
untuk mengatasi masalah diluar teknis namun terkait erat seperti penempatan unit
komputer, pemasangan jaringan baru, dan lain-lain.
Selain dengan monitoring dan evaluasi yang bersifat teknis sistem, juga
sangat diperlukan monitoring dan evaluasi implementasi program. Monitoring dan
evaluasi akan mengumpulkan data SIJARIEMAS seperti: 1) Jumlah Rujukan
Gawat Darurat, 2) Waktu Tanggap (Response time), 3) kasus rujukan , 4)
diagnosis rujukan versus tindakan pra rujuk versus advis, dan lain-lain. Selain dari
data SIJARIEMAS juga diperlukan masukan dari bidan, dokter, Dinas Kesehatan
serta mitra lainnya melalui observasi, kuisioner, dan wawancara. Hasil monitoring
dan evaluasi selanjutnya akan dibahas dalam rapat rutin yang terdiri dari Dinas
Kesehatan, Manajemen Rumah Sakit Jejaring, Kepala Puskesmas serta mitra
swasta dan organisasi profesional. Hasil RTL tersebut digunakan sebagai masukan
(feed-back) untuk implementasi program/aktivitas berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA