Anda di halaman 1dari 4

MODUL 6

SPR
Kelsi Sawitri, Alamsyah Rizki, Bayu Adi Nugraha, Livia Janice, Reza Alfath, Sani Ratna
10211100, 10211056, 10211002, 10211102, 10211074, 10211090
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
E-mail: kelsisawitri@students.itb.ac.id

Asisten: M. Arief. M. E. M. / 10210091


Tanggal Praktikum: 02-04-2014

Abstrak
Percobaan ini bertujuan untuk bertujuan untuk menentukan permitivitas emas sebagai fungsi frekuensi, juga
memahami pengaruh perubahan sudut datang terhadap panjang gelombang. Plasmon adalah osilasi yang
terkuantisasi dari elektron-elektron dalam suatu medium konduktif. Fenomena Surface Plasmon Resonance
(SPR) merupakan resonansi antara gelombang cahaya dan elektron-elektron pada permukaan logam.
Fenomena ini dapat terjadi jika ada pemantulan total, juga bilangan vektor gelombang cahaya pada ruang
bebas sama dengan bilangan vektor gelombang plasmon permukaan. Pada praktikum ini dilakukan
pembangkitan SPR pada konfigurasi Kretschmann. Pengaturan motor SPR element dilakukan untuk variasi
sudut datang mulai dari 45˚ sampai 55˚ dengan selang 0.5˚. Pada masing-masing variasi, dicari nilai
panjang gelombang yang menghasilkan reflektansi minimum. Panjang gelombang tersebut diginakan untuk
menghitung frekuensi dan permitivitas logam.Hasil dari praktikum ini antara lain, pada perbatasan antara
logam dan dielektrik terjadi fenomena SPR, karena cahaya mengalami pemantulan total. Variasi sudut, akan
mempengaruhi kurva resonansi, dan nilai permitivitas emas berkisar antara 19-20.
Kata Kunci: Kretschmann, Permitivitas, Plasmon, Resonansi, Sudut

I. Pendahuluan
Percobaan Surface Plasmon Resonance SPR juga dapat terjadi jika keadaan ini
ini bertujuan untuk menentukan permitivitas terpenuhi, yaitu ketika vektor gelombang
emas sebagai fungsi frekuensi, juga cahaya yang merambat sepanjang bidang batas
memahami peristiwa pergeseran panjang sama dengan vektor gelombang plasmon
gelombang terhadap perubahan sudut datang. permukaan (SP), seperti yang dinyatakan
Plasmon adalah osilasi yang dalam persamaan di bawah ini,
terkuantisasi dari elektron-elektron dalam (1)
suatu medium konduktif. Surface Plasmon dengan,
Resonance (SPR) merupakan fenomena
resonansi antara gelombang cahaya dan √ √ (2).
elektron-elektron pada permukaan logam yang Pemantulan internal total yang dialami
terkuantisasi[1]. SPR dapat terjadi jika ada gelombang cahaya datang, menyebabkan
pemantulan total, yaitu ketika sudut datang gelombang evanesen menjalar pada bidang
lebih besar daripada sudut kritis. Pada bidang batas prisma/lapisan dielektrik dengan vektor
batas antara logam dan dielektrik akan gelombang, seperti persamaan di bawah ini.
terbentuk gelombang evanesen yang
( ) (3)
menembus masuk ke dalam medium logam.
Jika kondisi resonansi terpenuhi, gelombang keterangan:
evanesen dan elektron-elektron bebas di : bilangan gelombang cahaya yang
permukaan logam ikut beresonansi. Resonansi merambat pada bidang batas
inilah yang menghasilkan medan listrik lokal, : bilangan gelombang cahaya yang
dan gelombang evanesen yang menembus merambat pada permukaan plasmon
medium logam akan jauh lebih besar. : Konstanta dielektrik bahan
: Konstanta dielektrik logam
: indeks bias prisma
: sudut datang gelombang cahaya
Pada kurva dispersi penjalaran
gelombang bebas, bilangan gelombang
Gambar 1. Ilustrasi gelombang SPR dan penguatan berbanding lurus terhadap frekuensi, sehingga
medan listrik dari gelombang evanesen[1] dihasilkan kurva linier. Sedangkan pada
penjalaran gelombang SPR kurva yang Pada praktikum Surface Plasmon
dihasilkan tidak linier, dan tidak didapatkan Resonance ini dilakukan pembangkitan SPR
titik potong diantara keduanya. Maka syarat pada konfigurasi Kretschmann, dengan lapisan
terjadinya SPR, yang ditunjukkan oleh emas di atas kaca dan mengukur spektrumnya.
persamaan (1) tidak terjadi, walaupun bidang Selain itu, juga menentukan permitivitas emas
batas antara metal dan dielektrik disinari. sebagai fungsi frekuensi, dan memahami
Untuk mendapatkan kurva yang berpotongan, peristiwa pergeseran panjang gelombang
kemiringan kurva dispersi gelombang cahaya terhadap perubahan sudut datang.
diubah dengan menggunakan prisma. Percobaan dilakukan dengan pembangkit
Pada pembangkitan SPR, prisma SPR yang telah terlebih dahulu disusun oleh
digunakan sebagai media pengkopel cahaya asisten, seperti pada Gambar 3. Seperti yang
datang ke permukaan logam. Dalam praktikum telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya,
ini, digunakan konfigurasi Kretschmann, logam yang digunakan pada praktikum ini
dimana lapisan logam mengalami kontak adalah emas murni, sedangkan lapisan
langsung dengan prisma, dan lapisan dielektriknya terbuat dari kaca. Selain itu
dielektriknya menutupi lapisan logam tersebut. percobaan ini menggunakan lampu
polikromatik (digunakan lampu Tungsten),
dan spektrofotometer CCD.
Pada spektrofotometer yang digunakan,
dilakukan inisialisasi dengan nilai awal 0˚.
Sumber cahaya (lampu tungsten) diarahkan ke
prisma, kemudian dikalibrasi dengan mengatur
motor 1 dan motor 2 sehingga cahaya
mengalami pemantulan internal total pada
Gambar 2. Skema konfigurasi Kretschmann[2] prisma dan pantulannya tepat jatuh di detektor.
Setelah itu cahaya dihalangi dengan kertas
Hubungan antara sudut datang dan sudut sehingga tidak terdeteksi oleh detektor,
pantul prisma ditentukan dari persamaan kondisi ini akan menjadi referensi kondisi
berkut ini: gelap. Kemudian penghalang ditarik sehingga
( )
( ) (4) cahaya terdeteksi kembali, kondisi ini menjadi
referensi cahaya yang ditransmisikan ke
Pada SPR yang akan digunakan pada detektor (transmission, dalam satuan %).
praktikum ini, berkas cahaya diarahkan ke Keadaan inilah yang akan menjadi standar
prisma melewati polarisator, slit, dan pinhole. dalam pengukuran spektrum transmisi, yang
Setelah melewati prisma, berkas cahaya disetai perubahan variasi sudut datang. Untuk
ditangkap oleh serat optic dan diukur dengan mengurangi noise, rentang panjang gelombang
spectrometer CCD dengan menggunakan diatur menjadi 500-900nm.
komputer. Di bawah ini merupakan susunan Dalam percobaan ini dilakukan pengaturan
lengkap dari pembangkit SPR. motor SPR element, agar sudut kritisnya 45˚,
kemudian sudut datangnya divariasikan mulai
dari 45˚ sampai 55˚ dengan selang 0.5˚. Pada
masing-masing variasi, data disimpan agar
dapat dilakukan pencarian nilai panjang
gelombang yang menghasilkan reflektansi
minimum. Dari panjang gelombang tersebut
dapat dihitung frekuensinya, lalu kemudian
permitivitas logamnya.
Hipotesis pada percobaan ini adalah pada
perbatasan antara logam dan dielektrik terjadi
fenomena SPR, karena keadaannya telah
diatur sedemikian rupa sehingga cahaya
mengalami pemantulan total. Variasi sudut,
Gambar 3. Susunan pembangkit SPR akan mempengaruhi kurva resonansi, dan nilai
permitivitas logam.
II. Metode Percobaan
III. Data dan Pengolahan ( )
( )
(7)
Berikut ini adalah data hasil perhitungan
berbagai parameter dalam percobaan SPR.
Dari percobaan variasi sudut, diambil lima
Tabel 1. Tabel sudut datang, sudut pantul, panjang data. Beriku ini grafik reflektansi terhadap
gelombang dan frekuensi panjang gelombang (tanpa menyertakan noise)
No θp θi λmin ω dari kelima sampel data tersebut. Data yang
1 45 45 6.1759E-07 3.0501E+15 diambil adalah yang sudut datangnya sebesar
2 45.5 45.03588111 6.0787E-07 3.0989E+15 45˚, 47.5˚, 50˚, 52.5˚, dan 55˚.
3 46 45.06781315 6.037E-07 3.1203E+15
4 46.5 45.09228094 6.0091E-07 3.1347E+15
5 47 45.10659003 5.9149E-07 3.1847E+15
6 47.5 45.10916419 5.8764E-07 3.2055E+15
7 48 45.09971981 5.7712E-07 3.2640E+15
8 48.5 45.07929735 5.7747E-07 3.2620E+15
9 49 45.05014609 5.736E-07 3.2840E+15
10 49.5 45.01547556 5.7008E-07 3.3043E+15
11 50 44.97910185 5.6973E-07 3.3063E+15
12 50.5 44.94502812 5.6126E-07 3.3562E+15
13 51 44.91700491 5.6197E-07 3.3520E+15
14 51.5 44.8981177 5.5667E-07 3.3839E+15
15 52 44.89044678 5.5313E-07 3.4055E+15
16 52.5 44.89483728 5.4994E-07 3.4253E+15
17 53 44.91080546 5.4923E-07 3.4297E+15
18 53.5 44.93659239 5.4959E-07 3.4275E+15
19 54 44.96935854 5.4462E-07 3.4587E+15
20 54.5 45.00549704 5.4355E-07 3.4655E+15
21 55 45.04103057 5.4462E-07 3.4587E+15
Tabel 2. Tabel sudut datang, sudut pantul, panjang Gambar 4. Kurva reflektansi terhadap panjang
gelombang dan frekuensi gelombang
No θp Ksp Ɛm (drude) Ɛm
1 45 1.0791E+07 -1.7148399E+01 -2.02500E+01 Berikut ini grafik kurva dispersi ( ) surface
2 45.5 1.0970E+07 -1.6581634E+01 -2.00494E+01
3 46 1.1052E+07 -1.6341241E+01 -1.98745E+01
plasmon dari data pada tabel, juga grafik
4 46.5 1.1108E+07 -1.6181326E+01 -1.97429E+01 permitivitas emas sebagai fungsi frekuensi
5
6
47
47.5
1.1288E+07
1.1362E+07
-1.5646871E+01
-1.5430868E+01
-1.96668E+01
-1.96532E+01 ( ) dari data percobaan juga model Drude.
7 48 1.1568E+07 -1.4847839E+01 -1.97032E+01
8 48.5 1.1557E+07 -1.4867067E+01 -1.98125E+01
9 49 1.1629E+07 -1.4655109E+01 -1.99708E+01
10 49.5 1.1693E+07 -1.4463558E+01 -2.01629E+01
11 50 1.1693E+07 -1.4444576E+01 -2.03690E+01
12 50.5 1.1862E+07 -1.3988770E+01 -2.05663E+01
13 51 1.1842E+07 -1.4026716E+01 -2.07319E+01
14 51.5 1.1950E+07 -1.3744615E+01 -2.08452E+01
15 52 1.2025E+07 -1.3557682E+01 -2.08916E+01
16 52.5 1.2096E+07 -1.3390253E+01 -2.08650E+01
17 53 1.2115E+07 -1.3353120E+01 -2.07689E+01
18 53.5 1.2113E+07 -1.3371942E+01 -2.06158E+01
19 54 1.2230E+07 -1.3113183E+01 -2.04250E+01 Gambar 5. Kurva dispersi SPR
20 54.5 1.2262E+07 -1.3057782E+01 -2.02190E+01
21 55 1.2245E+07 -1.3113183E+01 -2.00209E+01

Nilai θi pada tabel 1, didapat dari


persamaan (4), dengan nilai np sebesar 1.5.
Nilai λmin merupakan nilai panjang
gelombang yang menghasilkan reflektansi
minimum pada kurva spektrum transmisi.
Nilai ω dihitung dari persamaan berikut
ini,
(5), Gambar 6. Kurva Permisivitas Emas
dengan c merupakan kecapatan cahaya
(3.108 m/s). Nilai Ksp didapat dari IV. Pembahasan
persamaan (3). Nilai Ɛm (drude) dan Ɛm Dari gambar 4, yaitu kurva reflektansi
dihitung dengan menggunakan persamaan terhadap panjang gelombang terlihat
di bawah ini. bahwa semakin besar sudut datangnya,
semakin kecil persentasi reflektansinya.
( ) (6) Hal ini berarti semakin banyak cahaya
yang diteruskan ke detektor. Sedangkan (sifatnya acak). Polarisator hanya akan
jika ditinjau dari panjang gelombangnya, mentransmisikan gelombang yang arah
semakin besar sudut datangnya, nilai getar vektor listriknya sejajar dengan arah
panjang gelombang semakin kecil. Nilai polarisator[4]. Polarisasi yang terjadi
panjang gelombang yang berbeda merupakan polarisasi linear. Polarisasi
disebabkan karena sumber cahaya yang jenis ini digunakan gelombang merambat
digunakan polikromatis. Ketika cahaya dengan arah yang sama, sehingga
tersebut menembus prisma, akan diurai resonansi dapat terjadi.
berdasarkan cahaya penyusun yang
memiliki lintasan berbeda, yang V. Simpulan
dipengaruhi oleh sudut datangnya. a. Dari percobaan yang dilakukan, pada
Seperti yang telah dijelaskan pada perbatasan antara dielektrik dan logam
paragraf sebelumnya, dari gambar 4 terjadi fenomena SPR karena berkas
terlihat pergeseran resonansi ke arah cahaya mengalami pemantulan sempurna.
panjang gelombang yang semakin besar b. Kurva dispersi yang didapat dari percobaan
(pergeseran ke kanan) pada sudut datang bersifat linear.
yang semakin kecil. Pada sudut ketika c. Permitivitas emas sebagai fungsi frekuensi
reflektans gelombang minimum, foton- yang didapat dari praktikum ini hampir
foton cahaya dari gelombang evanesen seragam, yaitu sekitar 19-20.
terpakai untuk menggerakkan elektron
bebas di permukaan logam. Resonansi SP VI. Pustaka
terjadi ketika frekuensi foton sama dengan [1] Optoelektronika-Surface Plasmon
frekuensi eigen plasmon[3]. Pada setiap Resonance.
variasi sudut datang, reflektansi http://bagibagiilmufisika.url.ph/2013/12/surf
gelombang minimumnya berbeda, dan
aceplasmonresonance/ (diakses pada 5 April
menyebabkan panjang gelombang
mengalami pergeseran. Dari lebar kurva, 2014, pukul 15:27)
terlihat bahwa semakin kecil sudutnya, [2] Emerald Insight.
semakin lebar kurvanya, sedangkan ketika http://www.emeraldinsight.com/content_imag
sudutu diperbesar, lebar kurva akan es/fig/0180650108013.png (diakses pada 5
menjadi lebih kecil. April 2014, pukul 15:40)
Dari percobaan, didapatkan hasil
[3] Optik-Moderen (slide kuliah)
kurva dispersi surface plasmon (gambar 5)
mendekati linier. Padahal seharusnya [4] Resnick, Haliday. 1984. FISIKA. Jakarta:
kurva dispersi SP tidak linier. Hal ini Penerbit Erlangga.
berarti nilai Ksp berbanding lurus dengan
frekuensi, dikarenakan dalam menghitung
Ksp digunakan persamaan (3). Dalam
persamaan (3) memang nilai Ksp
sebandung dengan frekuensi.
Sedangkan dari gambar 6, yaitu kurva
permitivitas emas dari percobaan dan
model drude terlihat perbedaan. Kurva
permitivitas dari percobaan tidak
beraturan, sedangkan kurva permitivitas
drude hampir linier. Linearitas dari kurva
permitivitas emas secara drude, karena
permitivitas tersebut hanya dipengaruhi
oleh frekuensi angular emas (konstanta)
dan frekuensi angular. Frekuensi
Sedangkan permitivitas dari percobaan
dipengaruhi oleh sudut datangnya.
Polarisator digunakan untuk
mensejajarkan/menyearahkan berkas
cahaya yang datangnya tidak terpolarisasi

Anda mungkin juga menyukai