Anda di halaman 1dari 9

BAB V

Pembahasan
A. Pendahuluan
Dalam era yang serba maju ini, seberapa jauh produsen dapat
memenuhi tuntutan dari konsumen adalah salah satu aspek yang paling
menentukan kesuksesan suatu perusahaan. Di dalam proses produksi
tuntutan dari konsumen dapat diartikan sebagai spesifikasi produk atau
standar minimal yang harus dicapai. Produsen akan terus berupaya untuk
meningkatkan kualitas dari produknya agar sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan oleh pasar, tak terkecuali PT Triteguh Manunggal Sejati, Pati,
yang memproduksi produk minuman berbasis jelly, yaitu Okky Jelly Drink.
Produk yang tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan dapat
disebut sebagai produk cacat. Pengaruh produk cacat yang dihasilkan pada
perusahaan berdampak pada biaya kualitas, image perusahaan, dan kepuasan
konsumen. Semakin banyak produk cacat yang dihasilkan maka semakin
besar pula biaya kualitas yang dikeluarkan, karena diperlukan pelaksanaan
tindakan inspeksi dan rework untuk memperbaiki kualitas produk cacat.
Oleh karenanya tim quality assurance dan quality control tak henti-hentinya
memonitor setiap tahapan proses dan terus berupaya untuk berinovasi guna
meningkatkan kualitas dan menurunkan produk cacat yang tidak memenuhi
kriteria standar pemasaran.
Salah satu tahapan proses yang dikontrol dalam pembuatan produk
Okky Jelly Drink adalah pada proses cooling atau pendinginan. Proses
pendinginan adalah proses yang berperan dalam menurunkan suhu jelly
drink setelah melalui proses hot filling, sehingga ketika mencapai tahap
pengemasan, produk sudah mengalami penurunan suhu. Pendinginan ini
juga berpengaruh pada gel strength jelly drink dan kecepatan sineresis jelly
di kemudian hari. Permasalahan yang seringkali dihadapi oleh perusahaan
adalah munculnya produk yang mengalami overcooling atau suhu jelly drink
setelah proses cooling berada dibawah suhu standar yang telah ditetapkan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, terdapat beberapa metode
pengendalian kualitas yang dapat digunakan. Tujuan dari pengendalian
kualitas adalah untuk mengurangi tingkat kegagalan produk dan
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu metode
pengendalian kualitas yang dapat digunakan adalah Fault Tree Analysis
(FTA). FTA merupakan metode untuk mengidentifikasi serta
menggambarkan penyebab-penyebab kegagalan dari suatu sistem sampai ke
penyebab paling dasar.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Analisis Kecacatan Produk Overcooling pada Proses
Pendinginan pada Produk Okky Jelly Drink”.

B. Landasan Teori
Jelly drink merupakan produk minuman yang berbentuk gel dan
memiliki karakteristik berupa cairan kental yang konsisten dengan kadar air
yang cukup tinggi. Jelly drink memiliki komponen berupa serat yang berasal
dari gelling agent (karagenan) yang digunakan.
Salah satu tahapan proses yang dapat memberikan pengaruh terhadap
karakteristik jelly drink adalah ketika tahap pendinginan. Tahap pendinginan
berperan dalam menurunkan suhu jelly setelah dilakukan proses pemasakan.
Ketika mengalami proses pendinginan, ……
Di PT Triteguh Manunggal Sejati dilakukan pendinginan dengan
metode perendaman dan penyemprotan dengan air. Produk yang berasal dari
proses hot filling dan sealing akan ditransfer menggunakan conveyor menuju
bak pendingin. Proses pendinginan sendiri dilakukan dengan dua tahapan,
yaitu tahap pre-cooling dan tahap cooling. Tahap precooling dilakukan
dengan merendam cup dengan level air yang rendah yaitu sekitar 3/5 bagian
dari cup dengan disertai penyemprotan air dari atas. Untuk tahap cooling
dilakukan dengan merendam cup dengan ketinggian air yang lebih tinggi
yaitu sekitar 4/5 bagian namun dengan penyemprotan air yang lebih kecil.
Tahap precooling berlangsung sekitar 2-3 menit sementara proses cooling
berlangsung sekitar 5-6 menit. Lamanya produk berada di dalam bak cooling
bergantung pada kecepatan conveyor yang dapat disesuaikan dengan kondisi
suhu media dan suhu ruangan.
Dengan adanya proses cooling diharapkan produk Okky Jelly Drink
dapat diturunkan suhunya hingga 34-37 Celcius. Apabila suhu produk yang
keluar dari media cooling lebih terlalu dingin, maka dikhawatirkan akan
terjadi sineresis di kemudian hari. Sineresis adalah proses ketika … Hal ini
disebabkan karena … .
C. Metode Penelitian
Materi
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah produk Okky Jelly Drink
yang diproduksi di PT. Triteguh Manunggal Sejati.
Metode
Studi kasus ini dilakukan pada salah satu perusahaan produsen minuman
jelly komersial. Data didapatkan dari proses pengamatan pada proses
pendinginan jelly drink. Pengambilan data dilakukan secara bertahap dengan
interval 5 menit di salah satu shift start-up selama 3 jam pertama.
Pengambilan data dilakukan dua kali di tiap awal produksi sehingga
didapatkan total data sebanyak 35 data.
Analisis Statistik
Dilakukan analisis statistik menggunakan aplikasi Minitab untuk
menghitung kapabilitas proses. Hasil perhitungannya berupa nilai Cp dan
Cpk. Hasil yang didapatkan akan disajikan dalam bentuk histogram dan run-
chart.

Analisis Penyebab Permasalahan


Analisis permasalahan didasarkan pada informasi yang diperoleh
secara langsung dari hasil pengamatan lapangan dan dengan metode
wawancara bersama pimpinan dan beberapa karyawan perusahaan yang
bersangkutan untuk kemudian diolah kembali agar menjadi data yang dapat
dipergunakan dan dapat dimengerti.

Pembuatan Diagram Fault Tree Analysis


Menurut Thomas Pyzdex (2002), tahap-tahap yang dilakukan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Tentukan kejadian paling atas, kadang–kadang disebut kejadian utama.
Ini adalah kondisi kegagalan yang akan ditinjau.
2. Tetapkan batasan Fault Tree Analysis.
3. Periksa sistem untuk mengerti bagaimana berbagai elemen berhubung
pada satu dengan lainnya dan untuk kejadian paling atas.
4. Buat pohon kesalahan, mulai pada kejadian paling atas dan bekerja ke
arah bawah.
5. Analisis pohon kesalahan untuk mengidentifikasi cara dalam
menghilangkan kejadian yang mengarah kepada kegagalan.
6. Persiapkan rencana tindakan perbaikan untuk mencegah kegagalan dan
rencana kemungkinan berkenaan dengan kegagalan saat mereka terjadi.

D. Hasil Penelitian
1. Pengambilan Data dan Analisis Kapabilitas Proses Cooling
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini merupakan data primer yang
diperoleh melalui observasi langsung pada area proses cooling. Dari
pengamatan langsung yang dilakukan di 180 menit pertama saat start-up
dengan interval waktu 5 menit, maka didapatkan data suhu produk
setelah proses pendinginan adalah sebagai berikut:
Hasil analisis kapabilitas proses pendinginan pada varian produk Okky
Jelly Drink dapat dilihat pada Figur 1 yang menyajikan detail dari
analisis. Nilai rata-rata (mean) yang didapatkan adalah … dan nilai ini
sudah memenuhi nilai yang ditetapkan sebagai target standar internal
yakni ….
Kapabilitas proses ditunjukkan oleh nilai Cp dan Cpk. Nilai indeks Cp pada proses
pendinginan dengan acuan standar internal adalah …. Hal ini menunjukkan pada
saat 180 menit setelah start-up proses pendinginan dianggap belum mampu
(incapable) berdasarkan standar internal karena memiliki nilai Cp<1, sebuah proses
dianggap capable apabila memiliki nilai Cp minimal 1 (Siregar & Syahputri, 2017)
dan dianggap ideal (direkomendasikan) apabila memiliki nilai Cp lebih dari 1,33
(Kiran, 2017). Proses yang incapable memiliki peluang terjadinya penyimpangan
terhadap spesifikasi yang sudah ditetapkan. Penyimpangan berupa suhu akhir
produk yang lebih rendah dari batas akan menyebabkan terjadinya sineresis pada
produk yang lebih cepat di kemudian hari. Selain indeks Cp yang menunjukkan
kemampuan proses dalam memenuhi batas spesifikasi yang telah ditentukan,
terdapat indeks Cpk yang berfungsi untuk memberi indikasi apakah proses sudah
berada di tengah (mendekati target) atau tidak (Ramakrishnan et al., 2001; Wu et
al., 2009). Nilai Cpk tidak mungkin melebihi nilai Cp dan secara khusus menjadi
penting ketika nilai Cp nya sudah memenuhi syarat. Sebagaimana dapat dilihat
pada Tabel 2, nilai Cpk proses pendinginan jelly adalah … . Nilai Cpk yang lebih
kecil dari Cp mengartikan bahwa proses yang terjadi tidak berada dekat dengan
target nilainya dan nilai Cpk<1 menunjukkan kemungkinan terjadinya
penyimpangan berat dari standar. Figur 1(B) menunjukkan bahwa histogram lebih
condong ke sisi kiri dari range target, sehingga nilai Cpk<1 menyiratkan bahwa
proses masih memiliki peluang untuk menghasilkan produk menyimpang dengan
suhu berada di bawah batas yang ditentukan.

2. Fault Tree Analysis


Hasil dari analisis kapabilitas proses yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa tindakan perbaikan perlu dilakukan agar proses pendinginan pada
awal mesin berjalan mencapai taraf capable dalam memenuhi spesifikasi
yang ada. Analisis penyebab masalah ketidaktercapaian suhu produk
dilakukan berdasarkan pengamatan langsung serta brainstorming dengan
pihak-pihak yang berkaitan dengan proses produksi Setelah informasi
didapatkan maka dapat dilakukan penuangan gagasan ke dalam diagram
Fault Tree Analysis. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh, maka
dapat dibentuk diagram Fault Tree Analysis sebagai berikut.

Kegagalan proses cooling disebabkan oleh faktor tools dengan rincian


sebagai berikut:
Media Air yang Terlalu Dingin
 Pada Saat Start Up
Media pendingin pada produk Okky Jelly Drink adalah air dari
water reservoir dengan suhu berkisar antara 26-28o Celcius. Ketika
mencapai mesin cooling di dalam pabrik media pendingin air akan
mencapai suhu sekitar 29-30 o Celcius. Media tersebut akan bersirkulasi
dari water reservoir ke mesin, kemudian kembali ke water reservoir lagi
untuk menurunkan suhunya, hal ini dimaksudkan agar suhu media pada
mesin stabil dan tidak meningkat secara terus-menerus. Dengan sistem ini
diharapkan suhu air maksimal hanya mencapai suhu 30 o Celcius.
Ketika awal produksi atau start-up berlangsung, media air yang
digunakan memiliki suhu yang lebih dingin dari proses standar karena
media belum terpapar produk panas sama sekali. Maka dari itu cacat
produk overcooling pasti terjadi, Berdasar pengamatan secara langsung,
cacat proses overcooling terjadi hingga mencapai menit ke 60 setelah
proses produksi dimulai.
 Cuaca Dingin
Cuaca adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi suhu di
water reservoir, baik media menjadi terlalu dingin maupun terlalu hangat.
Namun yang lebih sering mempengaruhi proses cooling di dalam pabrik
adalah ketika suhu water reservoir naik sehingga suhu media pada mesin
cooling melebihi standar hingga mencapai 32 o Celcius.
a. Durasi Pendinginan yang Terlalu Lama
 Error Pada Alat
Error pada alat secara tiba-tiba menyebabkan pendinginan pada
produk berlangsung lebih lama dari standar. Karena produk
terendam ketika proses cooling maka produk akan turun hingga
mencapai suhu di bawah spesifikasi. Berdasarkan wawancara
dengan pekerja, kejadian error pada mesin cooling ini terjadi
Error pada mesin cooling ini biasanya terjadi disebabkan oleh:

 Tidak Ada Sumber Daya


Adanya pemadaman mendadak yang dilakukan oleh pihak
PLN seringkali menjadi penyebab berhentinya conveyor di mesin
cooling sehingga produk terendam dan suhu akan turun hingga
mencapai suhu di bawah spesifikasi. Berdasarkan wawancara
dengan pekerja, kejadian error pada mesin cooling ini terjadi … kali
dalam satu bulan. Adanya pemadaman ini dapat segera diatasi
dengan mengaktifkan generator sehingga proses produksi dapat
berjalan normal kembali. Proses dari pemadaman berlangsung
hingga generator berhasil diaktifkan biasanya memakan waktu
hingga 10-20 menit.

3. Tindakan Pengendalian Kualitas


Berdasarkan informasi yang diperolehdari hasil pengamatan, yang paling
sering menjadi penyebab adanya produk dengan suhu dibawah standar
adalah kondisi media yang terlalu dingin pada saat start-up. Tindakan
koreksi yang saat ini dilakukan oleh perusahaan adalah memulai mesin
pendingin berjalan dengan waktu yang berdekatan dengan shift
selanjutnya. Hal ini dapat membantu mengurangi produk dengan suhu di
bawah standar karena dapat mengurangi potensi produk terendam karena
pemberhentian alat ketika dilakukan briefing para pekerja pabrik.
Namun ketika dilakukan pengamatan masih terdapat produk dengan suhu
di bawah standar pada awal proses selama kurang lebih 50 menit setelah
produk pertama masuk ke dalam bak pendingin. Mengetahui hal ini,
penulis melakukan simulasi pengendalian proses cooling dalam skala
laboratorium. Simulasi yang dilakukan sebisa mungkin harus memiliki
kondisi proses yang sama dengan proses sebenarnya. Untuk itu penulis
melakukan pengamatan lebih lanjut terhadap kondisi proses yang ada di
lapangan, sehingga didapatkan data sebagai berikut:

Suhu awal media


Suhu produk di awal
proses cooling
Metode pendinginan
Waktu pendinginan

Setelah dilakukan simulasi sebanyak dua kali dengan tiga kali ulangan
maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Berdasarkan hasil yang didapatkan, maka penulis dapat menyimpulkan


bahwa kondisi yang mungkin dapat diterapkan di lapangan untuk
mengurangi produk dengan suhu di bawah standar adalah dengan
menurunkan level air setinggi 50%

Belum dapat dilakukan trial pada lapangan karena belum diberikan izin
oleh kepala shift karena diperlukan persiapan yang lebih matang
mengenai durasi penurunan level air. Tidak adanya persiapan yang
matang dapat beresiko terhadap suhu produk yang berada di atas standar.

Anda mungkin juga menyukai

  • Sadfer
    Sadfer
    Dokumen9 halaman
    Sadfer
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • Inter
    Inter
    Dokumen19 halaman
    Inter
    Puru
    Belum ada peringkat
  • DDDDDD
    DDDDDD
    Dokumen6 halaman
    DDDDDD
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • RASIO
    RASIO
    Dokumen3 halaman
    RASIO
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • Suratdm
    Suratdm
    Dokumen2 halaman
    Suratdm
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • Inter
    Inter
    Dokumen19 halaman
    Inter
    Puru
    Belum ada peringkat
  • PRINT
    PRINT
    Dokumen3 halaman
    PRINT
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • Puding Lapis Susu Rasa Jeruk
    Puding Lapis Susu Rasa Jeruk
    Dokumen4 halaman
    Puding Lapis Susu Rasa Jeruk
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • Cheklist
    Cheklist
    Dokumen1 halaman
    Cheklist
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • Rencana-Program
    Rencana-Program
    Dokumen14 halaman
    Rencana-Program
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • PanduanPKL PDF
    PanduanPKL PDF
    Dokumen22 halaman
    PanduanPKL PDF
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • Referensi Tempat PKL
    Referensi Tempat PKL
    Dokumen25 halaman
    Referensi Tempat PKL
    Bayu Rezky Anugrah
    Belum ada peringkat
  • Choco Cookies
    Choco Cookies
    Dokumen4 halaman
    Choco Cookies
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • Dokumen Tanpa Judul
    Dokumen Tanpa Judul
    Dokumen2 halaman
    Dokumen Tanpa Judul
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • Dokumen Tanpa Judul
    Dokumen Tanpa Judul
    Dokumen2 halaman
    Dokumen Tanpa Judul
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • Maja Lamhbjhbh
    Maja Lamhbjhbh
    Dokumen3 halaman
    Maja Lamhbjhbh
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • Alsin Pak Tardi
    Alsin Pak Tardi
    Dokumen7 halaman
    Alsin Pak Tardi
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • KKKK
    KKKK
    Dokumen3 halaman
    KKKK
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • Rs Dan Prebiotk 19
    Rs Dan Prebiotk 19
    Dokumen33 halaman
    Rs Dan Prebiotk 19
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • Dzikir
    Dzikir
    Dokumen1 halaman
    Dzikir
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • Doa Sehari Hari
    Doa Sehari Hari
    Dokumen4 halaman
    Doa Sehari Hari
    Izhar Ma'sum Rosadi
    Belum ada peringkat
  • Tabel AKG 2013 PDF
    Tabel AKG 2013 PDF
    Dokumen6 halaman
    Tabel AKG 2013 PDF
    Dian
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen19 halaman
    Bab 2
    devi
    Belum ada peringkat
  • XNSX
    XNSX
    Dokumen3 halaman
    XNSX
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • UG Jurnal Budi Santoso ST - Mmsi
    UG Jurnal Budi Santoso ST - Mmsi
    Dokumen10 halaman
    UG Jurnal Budi Santoso ST - Mmsi
    AsrofulUmam
    Belum ada peringkat
  • Salmonella
    Salmonella
    Dokumen2 halaman
    Salmonella
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • Terse Rah
    Terse Rah
    Dokumen4 halaman
    Terse Rah
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • N X X
    N X X
    Dokumen7 halaman
    N X X
    Puru Rue
    Belum ada peringkat
  • Bab I PDF
    Bab I PDF
    Dokumen8 halaman
    Bab I PDF
    Puru Rue
    Belum ada peringkat