Anda di halaman 1dari 9

MABHA JURNAL ISSN 2776-5598 (Online)

Volume 2 Nomor 2 November 2021 ISSN 2746-8941 (Print)

PERBANDINGAN KERUPUK GENDAR BERAS PUTIH DAN


KERUPUK GENDAR BERAS JAGUNG DITINJAU DARI SELERA
WARGA BULUSTALAN SEMARANG
Sri Yulianto Fajar Pradapa 1, Anidya Kusumawati 2
1
Universitas Stikubank Semarang
2
Universitas Stikubank Semarang

fajarpradapa@edu.unisbank.ac.id

Abstrak

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya sehingga melahirkan


keberagaman budaya, salah satunya adalah makanan tradisional, seperti karak/
kerupuk gendar. Karak atau yang biasa disebut dengan kerupuk nasi, gendar
maupun puli merupakan kerupuk yang sangat populer dan digemari oleh
sebagian masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Kerupuk gendar yang banyak beredar di pasaran adalah kerupuk gendar
berbahan dasar beras putih. Namun, tidak menutup kemungkinan juga beredar
kerupuk gendar dengan bahan dasar utama beras jagung.
Penulisan artikel ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesukaan
kerupuk gendar yang berbahan dasar beras putih dan beras jagung melalui
aspek rasa, aroma, warna, dan tekstur pada masyarakat Bulustalan, Semarang.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan uji organoleptik. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dilihat dari aspek rasa, aroma, warna, dan tekstur, warga
masyarakat Bulustalan, Semarang lebih menyukai kerupuk gendar berbahan
dasar beras putih dibandingkan dengan kerupuk gendar berbahan dasar beras
jagung.

Kata Kunci : Kerupuk Gendar, Beras Jagung, Beras Putih, Uji


Organoleptik

1. PENDAHULUAN menawarkan pesona dari kelezatan kuliner


khas nusantara.
Wisata kuliner saat ini menjadi
Indonesia merupakan negara yang
sebuah jenis wisata yang sangat banyak
kaya akan budaya sehingga melahirkan
dampaknya bagi perkembangan sebuah
keberagaman budaya, salah satunya adalah
daerah (Stowe & Johnston, 2010). Wisata
makanan tradisional, seperti karak/ kerupuk
kuliner diharapkan mampu menumbuh
gendar. Karak atau yang biasa disebut
kembangkan potensi makanan asli daerah
dengan kerupuk nasi, gendar maupun puli
yang mulai tergeser oleh makanan yang
merupakan kerupuk yang sangat populer dan
berorientasi pada makanan asing. Indonesia
digemari oleh sebagian masyarakat
tidak hanya mempesona dengan wisata alam
Indonesia, khususnya masyarakat Jawa
dan baharinya saja, melainkan juga
117
MABHA JURNAL ISSN 2776-5598 (Online)
Volume 2 Nomor 2 November 2021 ISSN 2746-8941 (Print)

Tengah dan Jawa Timur. Kerupuk yang perabaan, dan menginterpretasikan reaksi
mempunyai tekstur renyah dan gurih ini dari akibat proses penginderaan yang
biasanya dikonsumsi sebagai tambahan lauk- dilakukan oleh manusia yang juga bisa
pauk atau sebagai camilan. Pembuatan disebut panelis sebagai alat ukur melalui
kerupuk ini relatif mudah dan murah serta kuesioner. Hal ini bertujuan menganalisis
bahan untuk pembuatan mudah didapatkan. tingkat kesukaan kerupuk gendar yang
Bahan pokok yang digunakan adalah nasi, berbahan dasar beras jagung dan beras putih
bleng (boraks), garam, dan bumbu lain melalui aspek warna, rasa, aroma, dan tekstur
(Lathifah,2015). pada masyarakat Bulustalan, Semarang.
Penggunaan bleng dalam makanan
2. METODE PENELITIAN
bertujuan untuk memberikan aroma dan rasa
Metode penelitian yang digunakan
khas disamping mengenyalkan dan membuat
dalam penelitian ini adalah penelitian
adonan mengembang. Penambahan bleng
eksperimen, yaitu metode penelitian yang
bertujuan agar kerupuk menjadi renyah dan
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
mekar saat digoreng.
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi
Kerupuk gendar yang banyak beredar
yang terkendalikan (Sugiyono, 2010). Dalam
dipasaran adalah kerupuk gendar berbahan
hal ini, peneliti melakukan eksperimen
dasar beras putih. Namun, tidak menutup
terhadap kerupuk gendar beras putih dan
kemungkinan juga beredar kerupuk gendar
beras jagung dan selanjutnya dilakukan uji
dengan bahan dasar utama beras jagung.
inderawi / uji organoleptik untuk mengetahui
Keduanya mempunyai rasa yang berbeda.
perbandingan kerupuk gendar berbahan dasar
Berdasarkan urutan bahan makanan pokok di
beras putih dan beras jagung. Uji
dunia, jagung menduduki urutan ke-3 setelah
organoleptik dilakukan dengan menerapkan
gandum dan padi. Di Indonesia, jagung
karakteristik bahan pangan yang terdiri
merupakan komoditi tanaman pangan kedua
dari rasa, aroma, warna, dan tekstur.
terpenting setelah padi. Bahkan di beberapa
daerah seperti Madura dan Gorontalo, jagung Teknik pengumpulan data yang
merupakan makanan pokok. digunakan dalam penelitian ini menggunakan
Dalam penelitian ini peneliti kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang
melakukan eksperimen dengan menggunakan disiapkan oleh peneliti dimana tiap
uji organopeltik dengan mengukur dan pertanyaannya berkaitan dengan masalah
menganalisa karakteristik suatu bahan penelitian. Angket tersebut pada akhirnya
pangan yang diterima oleh indera diberikan kepada responden untuk
penglihatan, pencicipan, penciuman, mengetahui jawaban responden. Kuesioner

118
MABHA JURNAL ISSN 2776-5598 (Online)
Volume 2 Nomor 2 November 2021 ISSN 2746-8941 (Print)

ini merupakan jenis kuesioner tertutup, beraneka ragam, hal itu didukung oleh
langsung dan check list. Kuesioner akan kondisi geografis yang terdiri dari
disebar kepada 50 responden dan ditujukan beribu - ribu pulau. Masing - masing
untuk ibu-ibu PKK Bulustalan IIIB RT 06/ daerah atau letak geografis tersebut
RW 01. memiliki hasil kuliner yang
memperkaya variasi kuliner tradisional
Penyajian data yang digunakan
Indonesia. Keanekaragaman pangan
dalam penelitian ini adalah deskriptif.
merupakan kekayaan budaya Indonesia
Menurut Nazir (2013), penyajian data
untuk menjadi sarana penunjang
deskriptif lebih berdasarkan pada gambaran
ketahanan pangan. Keragaman sumber
atau lukisan secara sistematis, faktual dan
pangan di Indonesia, menyebabkan
akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat, serta
makanan tradisional Indonesia juga
hubungan antar fenomena yang diselidiki.
bervariasi rasa.
Penyajian data deskriptif yang dimaksud
Dari konsep dapat ditarik
yaitu menyajikan beberapa tabel tentang
kesimpulan bahwa makanan tradisional
tanggapan dan penilaian respondan mengenai
adalah sebuah makanan yang tercipta
rasa, aroma, warna, tekstur dari kerupuk
dari suatu ciri khas lingkungan, adat-
gendar dengan menggunakan bahan dasar
istiadat, dan cita-rasa daerah tersebut
beras putih dan beras jagung.
yang diperoleh secara turun-temurun.
3. LANDASAN TEORI
3.2. Kerupuk Gendar
3.1. Makanan Tradisional
Karak atau yang biasa disebut
Menurut Fardiaz (1998),
dengan kerupuk nasi, gendar maupun
makanan tradisional adalah makanan
puli merupakan kerupuk yang sangat
dan minuman, termasuk jajanan serta
populer dan digemari oleh sebagian
bahan campuran atau bahan yang
masyarakat Indonesia khususnya
digunakan secara tradisional, dan telah
masyarakat Jawa Tengah dan Jawa
lama berkembang secara spesifik di
Timur. Kerupuk yang mempunyai
daerah dan diolah dari resep-resep yang
tekstur renyah dan gurih ini biasanya
telah lama dikenal oleh masyarakat
dikonsumsi sebagai tambahan lauk-pauk
setempat dengan sumber bahan lokal
atau sebagai camilan. Pembuatan
serta memiliki cita-rasa yang relative
kerupuk ini relatif mudah dan murah
sesuai dengan selera masyarakat
bahan yang digunakan juga mudah
setempat. Bagi bangsa Indonesia
didapat. Bahan pokok yang digunakan
kekayaan kuliner tradisional cukup
adalah nasi, bleng (boraks), garam, dan
119
MABHA JURNAL ISSN 2776-5598 (Online)
Volume 2 Nomor 2 November 2021 ISSN 2746-8941 (Print)

bumbu lain (Lathifah, 2015). Untuk rasa yang unik dan menarik untuk
menambah kekenyalan kadang kala dinikmati.
ditambahkan bleng, tetapi jika tidak b. Aroma adalah reaksi dari makanan
menggunakan bleng bisa yang akan mempengaruhi
ditambahkan tepung tapioka agar konsumen sebelum menikmati
adonan mentahnya menjadi kenyal dan makanan, konsumen dapat mencium
padat. Setelah adonan ditumbuk halus makanan tersebut.
dan merata kemudian diiris tipis dan c. Warna dari bahan-bahan harus
dijemur sampai kering. Kurang lebih dikombinasikan sedemikian rupa
2-3 hari penjemuran kerupuk mentah ini supaya tidak terlihat pucat/
bisa digoreng dan siap dihidangkan warnanya tidak serasi. Kombinasi
sebagai kerupuk gendar. warna sangat membantu dalam
Ada dua cara dalam pembuatan selera makan konsumen.
kerupuk gendar, ada yang memakai d. Tekstur makanan adalah halus atau
bleng (boraks) dan ada juga yang hanya tidak, cair atau padat, keras atau
memakai tepung tapioka sebagai bahan lembut, kering atau lembab. Tingkat
yang diperlukan agar kerupuk gendar tipis dan halus serta bentuk
kenyal dan bisa mengembang saat makanan dapat dirasakan lewat
digoreng. tekanan dan gerakan dari reseptor
3.3. Produk Makanan dimulut.
3.4. Uji Organoleptik
Produk makanan atau pangan
adalah segala sesuatu yang berasal dari Menurut Waysima, et.al
sumber hayati atau air, baik yang diolah (2010), uji organoleptik atau evaluasi
maupun tidak diolah yang sensoris merupakan suatu pengukuran
diperuntukkan untuk makanan atau ilmiah dalam mengukur dan
minuman bagi konsumsi manusia menganalisa karakteristik suatu bahan
(Saparinto & Hidayati, 2010). Menurut pangan yang diterima oleh indera
Margaretha dan Edwin (2012), indikator penglihatan, pencicipan, penciuman,
produk makanan terdiri dari: perabaan, dan menginterpretasikan
a. Rasa, titik perasa dari lidah adalah reaksi dari akibat proses penginderaan
kemampuan mendeteksi dasar, yaitu yang dilakukan oleh manusia yang juga
manis, asam, asin, pahit. Dalam bisa disebut panelis sebagai alat ukur.
makanan tertentu, empat rasa ini
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
digabungkan sehingga menjadi satu

120
MABHA JURNAL ISSN 2776-5598 (Online)
Volume 2 Nomor 2 November 2021 ISSN 2746-8941 (Print)

4.1. Uji Organoleptik Kerupuk Gendar Tabel 2 menunjukkan bahwa 26


Beras Putih responden menyatakan bahwa kerupuk
gendar beras putih beraroma, 23
4.1.1. Rasa
responden menyatakan kerupuk
Hasil olah data kuesioner dari
gendar beras putih cukup beraroma,
segi rasa kerupuk gendar dengan bahan
dan 1 responden menyatakan kerupuk
dasar beras putih terlihat pada Tabel 1
gendar beras putih tidak beraroma.
berikut:
4.1.3. Warna
Tabel 1. Rasa Kerupuk Gendar Beras
Hasil olah data kuesioner
Putih
dari segi warna kerupuk gendar

No Indikator Jumlah Persentase berbahan dasar beras putih terlihat pada


Tabel 3 berikut:
1 Manis 0 0%
2 Gurih 50 100% Tabel 3. Warna Kerupuk Gendar

3 Hambar 0 0% Beras Putih

Total 50 100% No Indikator Jumlah Persentase

1 Putih Tulang 27 54%


Tabel 1 menunjukkan bahwa 50
2 Kuning 23 46%
responden menyatakan kerupuk gendar
3 Cokelat 0 0%
beras putih terasa gurih.
Total 50 100%
4.1.2. Aroma
Tabel 3 menunjukkan bahwa 27
Hasil olah data kuesioner
responden menyatakan kerupuk gendar
dari segi aroma kerupuk gendar
beras putih berwarna putih tulang, dan
berbahan dasar beras putih terlihat pada
23 responden menyatakan kerupuk
Tabel 2 berikut:
gendar beras putih berwarna kuning.
Tabel 2. Aroma Kerupuk Gendar
4.1.4. Tekstur
Beras Putih
Hasil olah data kuesioner dari
No Indikator Jumlah Persentase
segi tekstur kerupuk gendar berbahan
1 Beraroma 26 52%
dasar beras putih terlihat pada Tabel 4
2 Cukup 23 46% berikut:
3 Tidak Beraroma 1 2%
Total 50 100%

121
MABHA JURNAL ISSN 2776-5598 (Online)
Volume 2 Nomor 2 November 2021 ISSN 2746-8941 (Print)

Tabel 4. Tekstur Kerupuk Gendar menyatakan kerupuk gendar beras


Beras Putih jagung terasa gurih, dan 6 responden
menyatakan kerupuk gendar beras
No Indikator Jumlah Persentase
jagung terasa hambar.
1 Renyah 50 100%
4.2.2. Aroma
2 Agak 0 0%
Keras Hasil olah data kuesioner
3 Keras 0 0% dari segi aroma kerupuk gendar
Total 50 100% berbahan dasar beras jagung terlihat
pada Tabel 6 berikut :
Tabel 4 menunjukkan bahwa 50
Tabel 6. Aroma Kerupuk Gendar
responden menyatakan kerupuk gendar
Beras Jagung
beras putih memiliki tekstur yang
renyah. No Indikator Jumlah Presentase
1 Beraroma 27 54%
4.2. Uji Organoleptik Kerupuk Gendar
Beras Jagung 2 Cukup 15 30%
Beraroma
4.2.1. Rasa 3 Tidak 8 16%
Beraroma
Hasil olah data kuesioner dari
Total 50 100%
segi rasa kerupuk gendar berbahan dasar
beras jagug terlihat pada Tabel 5
Tabel 6 menunjukkan bahwa 27
berikut:
responden menyatakan kerupuk gendar
Tabel 5. Rasa Kerupuk Gendar Beras beras jagung beraroma, 15 responden
Jagung menyatakan kerupuk gendar beras
jagung cukup beraroma, dan 8
No Indikator Jumlah Persentase
responden menyatakan kerupuk gendar
1 Manis 2 4%
beras jagung tidak beraroma.
2 Gurih 42 84%
4.2.3. Warna
3 Hambar 6 12%
Total 50 100% Hasil olah data kuesioner
dari segi warna kerupuk berbahan
dasar beras jagung terlihat pada Tabel 7
Tabel 5 menunjukkan bahwa 2
berikut:
responden menyatakan kerupuk gendar
beras jagug terasa manis, 42 responden

122
MABHA JURNAL ISSN 2776-5598 (Online)
Volume 2 Nomor 2 November 2021 ISSN 2746-8941 (Print)

Tabel 7. Warna Kerupuk Gendar gendar beras jagung memiliki tekstur


Beras Jagung agak keras, dan 1 responden menyatakan
kerupuk gendar beras jagung memiliki
No Indikator Jumlah Persentase
tekstur yang keras.
1 Putih 0 0%
4.3. Perbandingan Uji Organoleptik
Tulang
Kerupuk Gendar Beras Putih dan
2 Kuning 15 30%
Beras Jagung
3 Cokelat 35 70%
4.3.1. Kerupuk Gendar Beras Putih
Total 50 100%
Hasil olah data kuesioner yang
Tabel 7 menunjukkan bahwa 15 telah dibagikan kepada 50 responden,

responden menyatakan kerupuk gendar dapat diambil kesimpulan melalui

beras jagung berwarna kuning, dan 35 diagram batang sebagai berikut:

responden menyatakan kerupuk gendar


beras jagung berwarna cokelat.

4.2.4. Tekstur

Hasil olah data kuesioner dari


segi tekstur kerupuk gendar berbahan
dasar beras jagung terlihat pada Tabel 8
Gambar 1. Uji Organoleptik Kerupuk
berikut:
Gendar Beras Putih
Tabel 8. Tekstur Kerupuk Gendar
Gambar 1 menunjukkan bahwa rata-rata
Beras Jagung
90% responden menyukai rasa, aroma,
No Indikator Jumlah Persentase warna, dan tekstur dari kerupuk gendar yang

1 Renyah 45 90% berbahan dasar beras putih.

2 Agak 4 8% 4.3.2. Kerupuk Gendar Beras Jagung


Keras
3 Keras 1 2% Hasil olah data kuesioner yang

Total 50 100% telah dibagikan kepada 50 responden, dapat


diambil kesimpulan melalui diagram batang
sebagai berikut:
Tabel 8 menunjukkan babhwa 45
responden menyatakan kerupuk gendar
beras jagung memiliki tekstur yang
renyah, 4 responden menyatakan kerupuk
123
MABHA JURNAL ISSN 2776-5598 (Online)
Volume 2 Nomor 2 November 2021 ISSN 2746-8941 (Print)

dominan berwarna cokelat, dan memiliki


tekstur yang renyah.

c. Rata-rata warga Bulustalan, Semarang


lebih menyukai rasa, aroma, warna, dan
tekstur dari kerupuk gendar beras putih
dibandingkan kerupuk gendar beras
jagung.

Gambar 2. Uji Organoleptik Kerupuk 6. REFERENSI


Gendar Beras Jagung
Fardiaz, D. 1998. Peluang, Kendala, dan
Strategi Pengembangan Makanan
Gambar 2 menunjukkan bahwa rata-rata 70% Tradisional, dalam Kumpulan
responden menyukai rasa, aroma, warna, dan Ringkasan Makalah Seminar
tekstur dari kerupuk gendar yang berbahan Nasional Makanan Tradisional:
Meningkatkan Citra dan
dasar beras jagung. Mengembangkan Industri Makanan
Tradisional Indonesia, Pusat Kajian
5. KESIMPULAN Makanan Tradisional (PKMT).
Bogor: Lembaga Penelitian Institusi
Berdasarkan hasil penelitian, maka Pertanian Bogor-Pusat Antar
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Universitas dan Gizi, IPB.
Lathifah, N.U. 2015. Identifikasi
a. Penggunaan bahan dasar beras putih Golongan Senyawa Flavonoid dan
dalam pembuatan kerupuk gendar Uji Aktivitas Antioksidan pada
memiliki kualitas yang bagus, memiliki Ekstrak Rimpang Kencur
Kaempferia Galanga L dengan
rasa yang gurih, tidak memiliki aroma Metode DPPH (1,1-Difenil-2-
yang khas, memiliki warna yang bagus Pikrilhidrazil). Skripsi UIN Malang.
yaitu putih tulang atau biasanya berwarna Margaretha, S & Edwin, J. 2012. Analisa
Pengaruh Food Quality & Brand
kuning, dan memiliki tekstur yang
Image terhadap Keputusan Pembeli
renyah. Roti Kecik Toko Roti Ganep’s di
Kota Solo. Jurnal Manajemen
b. Penggunaan bahan dasar beras jagung Pemasaran.
dalam pembuatan kerupuk gendar
Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian.
memiliki kualitas yang bagus dan bisa Bogor: Ghalia Indonesia.
menjadi pengganti beras putih dalam Saparinto, C & Hidayati. 2010. Bahan
pembuatan kerupuk gendar, memiliki Tambahan Pangan. Yogyakarta:
Kanisius.
rasa yang gurih, memiliki aroma yang
khas seperti aroma jagung yang kuat,
memiliki warna yang menarik yaitu
124
MABHA JURNAL ISSN 2776-5598 (Online)
Volume 2 Nomor 2 November 2021 ISSN 2746-8941 (Print)

Stowe, L & Johnston, D. 2010. Throw Waysima, Adawiyah, Dede, R. 2010.


your napkin on the floor: Evaluasi Sensori (Cetakan ke-5).
Authenticity, culinary tourism, and a Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian
pedagogy of the sense. Australian Institut Pertanian Bogor.
Journal of Adult Learning, Vol. 52,
No. 3.
Sugiyono. 2010. Metode penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Penerbit Alfabeta.

125

Anda mungkin juga menyukai