FARMAKOTERAPI
Disusun oleh :
Kelas :A
Kelompok :2
Suswanto (175010058)
FAKULTAS FARMASI
SEMARANG
2019
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
(POR)
Mengidentifikasi Masalah:
Kasus 3
Seorang pasien wanita berumur 35 tahun datang dengan keluhan siku kanan terasa
linu. Sebelumnya pasien mencuci baju karena pembantu pulang kampung. Setelah
diperiksa pasien diberi obat-obatan berikut:
1. Injeksi Oksitetrasiklin
2. Tablet Ibuprofen 3 x 1 selama 5 hari
3. Tablet Ranitidin 3 x 1 selama 5 hari
4. Tablet Prednison 3 x 1 selama 5 hari
5. Vitamin B1 50 mg 3 x 1 selama 5 hari
Jawab:
1. Komentar:
Dalam resep tersebut terdapat penggunaan obat yang tidak rasional
yaitu terjadinya Peresepan berlebih (overprescribing). Peresepan berlebih
(overprescribing) yaitu memberikan obat yang sebenarnya tidak diperlukan
untuk penyakit yang bersangkutan. Pada kasus yang dikeluhkan oleh pasien
ini adalah berupa keluhan rasa linu pada siku kanan setelah usai mencuci baju
dan tidak ada keluhan lainnya yang menyertai. Serta dalam kasus ini juga rasa
linu yang dikeluhkan pasien tidak terlalu begitu sakit sekali. Kemungkinan
rasa linu yang dirasakan oleh pasien diakibatkan karena tidak terbiasanya
pasien dalam melakukan aktifitas mencuci baju, yang dalam hal ini kegiatan
mencuci baju ini biasanya dilakukkan oleh pembantunya.
Adapun obat dalam peresepkan oleh dokter kepada pasien yang
mengindikasikan peresepan berlebih (overprescribing) yaitu obat-obat berikut
ini:
injeksi oksitetrasiklin
tablet ranitidin 3 x 1 selama 5 hari
tablet prednison 3 x 1 selama 5 hari
a. Injeksi Oksitetrasiklin:
Merupakan obat antibiotik golongan tetrasiklin yang digunakan
untuk mengobati infeksi bakteri. (Drugs.com)
Penggunaan obat antibiotik dalam kasus ini tidak perlu
diberikan karena dalam kasus pasien hanya mengeluhkan rasa linu saja
tanpa ada kemungkinan infeksi bakteri yang dialaminya. Sehingga
dalam peresepan yang diberikan oleh dokter ini sebenarnya tidak
diperlukan untuk kondisi pasien saat ini. Apalagi harus sampai
diberikan injeksi. Yang mana kita tahu bahwa sediaan injeksi ini
adalah sediaan yang diberikan untuk mencapai kerja obat yang cepat.
Sementara dalam kasus ini pasien tidak memerlukan obat dengan kerja
cepat tersebut. Apalagi obat yang diberikan adalah obat antibiotik
yang mana dalam penanganan kasus ini tidak perlu diberikan.
Sebenarnya dapat saja dokter meresepkan obat dengan kerja cepat.
Seperti contohnya untuk obat-obat pereda rasa sakit ketika dalam
kasusnya adalah pasien yang mengalami rasa nyeri yang terangat
sangat, misalnya rasa nyeri pasca operasi. Atau pasien dengan kasus
infeksi yang serius yang memang membutuhkan injeksi antibiotik
kerja cepat.
Selain itu pasien juga dapat diberikan tambahan vitamin, dalam hal ini
dokter meresepkan vitamin: