Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dyah Aji Sofyaningtyas

NIM : 175010145
Kelas : B
RANGKUMAN PERTEMUAN V

 Pelayanan Kefarmasian PP 51 tentang Pekerjaan Kefarmasian Pasal 1


“Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengelolaan mutu sediaan
farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran
obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional”
 Tenaga Kefarmasian

UU NO. 36 2014 ( Tenaga


Tenaga Teknis Kefarmasian
Kesehatan), Pasal II

Tenaga kefarmasian masuk


Sarjana farmasi
sebagai tenaga kesehatan

Tenaga kefarmasian terdiri


dari apoteker dan tenaga Ahli madya farmasi
teknis kefarmasian

analisis farmasi

 Syarat Tenaga Kefarmasian

Lulus dari institusi


Sudah mengucapkan
pendidikan
lafal sumpah profesi
kefarmasian

Syarat Tenaga
Kefarmasian

Memiliki STR Memiliki SIP


Pekerjaan Kefarmasian dalam pengadaan sediaan
farmasi (menjamin keamanan mutu, manfaat, dan
khasiat sediaan obat

Pekerjaan kefarmasian dalam produksi sediaan


farmasi harus memiliki apoteker sebagai
PASAL 5

penanggung jawab

Pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau


penyaluran sediaan farmasi harus memiliki
apoteker sebagai penanggung jawab

Pekerjaan kefarmasian dalam rahasia kedokteran


dan rahasia kefarmasian

 Standar Pelayanan Kefarmasian


a. PMK No. 72 tahun 2016 (Standar Pelayanan Kefarmasian di RS)
b. Pasal 3 (Standar Pelayanan Kefarmasian di RS)
1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan BMHP
2. Pelayanan Farmasi Klinik
 Aktivitas Pengelolaan Sediaan Farmasi di RS

Perencanaa
Pemilihan Pengadaan Penerimaan Penyimpanan
n

Distribusi Penarikan Pengendalian Dokumentasi

 Aktifitas Farmasi Klinik


Pengkajian dan Pelayanan Resep Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat
Rekonstitusi Obat Konseling Pelayanan Informasi Obat
Pemantauan ESO Pemantauan Terapi Obat Visite Evaluasi
Penggunaan Obat Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (TDM)
Dispensing Produk Obat Steril
 Kewenangan Apoteker Mulai dari Pengkajian dan Pelayanan Resep sampai
Dispensing Produk Steril
 Kewenangan T T K Pengkajian dan Pelayanan Resep, PIO (harus dalam
pemantauan Apoteker)
 Semua aktivitas adalah kewenangan Apoteker
 Aktivitas Pelayanan Farmasi Klinik di Apotek
Pengkajian Resep Dispensing PIO Konseling Home
Pharmacy Care Pemantauan Terapi Obat MESO
 Semua aktivitas merupakan kewenangan dan kompetensi Apoteker
 Kewenangan T T K meliputi pengelolaan resep, dispensing dan PIO (harus
berkomunikasi dengan Apoteker)
 Pelayanan Farmasi di Puskesmas
PMK No. 74 tahun 2016 (Pasal 3) Standar Pelayanan Farmasi di Puskesmas
 Pengelolaan sediaan farmasi dsn BMHP
 Pelayanan Farmasi Klinik
 Aktivitas Pengelolaan Sediaan Farmasi di Puskesmas
1. Perencanaan Kebutuhan 5. Pendistribusian
2. Permintaan 6. Pengendalian
3. Penerimaan 7. Pencatatan dan Pelaporan
4. Penyimpanan 8. Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan
 Wewenang Apoteker : mulai dari perencanaan sampai pemantauan dan evaluasi
 Wewenang TTK : Penerimaan, penyimpanan, pengendalian, pencatatan dan
pelaporan. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan, perencaaan kebutuhan harus
dalam pengawasan Apoteker
 Aktivitas Pelayanan Farmasi Klinik di Puskesmas
1. Pengkajian Resep 2. Penyerahan Obat
3. PIO 4. Konseling
5. Visite 6. MESO
7. PIO 8. Evaluasi Penggunaan Obat
 Wewenang T T K : Pengkajian resep, Penyerahan obat, PIO (komunikasikan
dengan Apteker)
 Peran Apoteker di Bidang Industri Farmasi
a. Bidang Teknik : Apoteker bekerja di laboratorium QC, Pengembangan obat baru
dan bentuk sediaannya, dan di bidang pembuatan obat (manufacturing)
b. Bidang Administrasi : Pembelian bahan (inventory control), pemasaran,
dokumentasi, registrasi, urusan paten dan perundang-undangan
c. Bidang Medical Representative : Salah satu bagian yang sangat penting sebagai
badan kontak antara industri farmasi dalam dunia pengobatan
 Peran dalam PBF
Dalam bidang PBF, Apoteker hendaknya menduduki Kepala Departemen Pelyanan
Profesional (Profesional Service Departement), karena kegiatan perdagangan obat
dapat dilakukan secara efektif dan sekaligus membantu mendorong industri farmasi,
memproduksi obat-obatan bermutu tinggi dan dalam melakukan tugas promosi obat
atau lebih dihargai oleh para dokter praktek, apotek dan rumah sakit.
 Kolaborasi Apoteker dan T T K
Pembagian tugas dan tanggung jawab harus jelas dan tertulis da nada di dalam
Standar Prosedur Operasional (SOP)

Anda mungkin juga menyukai