Anda di halaman 1dari 6

Nama : Dyah Aji Sofyaningtyas

NIM : 175010145

Kelas : B

RANGKUMAN PERTEMUAN 4

TENAGA KESEHATAN DAN TENAGA KEFARMASIAN

 Pasal 28 H ayat (1) UUD RI 1945

Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat serta memperoleh

pelayanan kesehatan.

 Pasal 34 ayat (3) UUD RI 1945

Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas

pelayanan kesehatan umum yang layak.

 Pasal 1 butir 2 UU Kesehatan

Segala bentuk dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan

serta fasilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah

daerah dan/atau masyarakat.

 Tujuan pembangunan kesehatan => untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

semaksimal mungkin dapat terpenuhi.

 Tenaga kesehatan berdasarkan Undang-Undang dibagi 2, yaitu :

1. Tenaga Kesehatan : Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan

serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan

upaya kesehatan.
2. Asisten Tenaga Kesehatan : Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan bidang

kesehatan di bawah D3.

 Kewenangan tenaga kesehatan

Kewenangan harus berdasarkan:

1. Dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki

2. Dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki

izin dari pemerintah

3. Selama memberikan pelayanan kesehatan, dilarang mengutamakan kepentingan

yang bernilai materi.

 Kelompok tenaga kesehatan yang diakui oleh Undang-Undang 36 tahun 2014:

1. Tenaga medis : Profesi kedokteran 7. Tenaga kesehatan lingkungan

2. Tenaga psikolog klinis 8. Tenaga gizi

3. Tenaga keperawatan 9. Tenaga keterapian fisik

4. Tenaga kebidanan 10. Tenaga keteknisian medis

5. Tenaga kefarmasian 11. Tenaga teknik biomedika

6. Tenaga kesehatan masyarakat 12. Tenaga kesehatan tradisional

 Tenaga kefarmasian (pasal 11 ayat 6) dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Apoteker : Sarjana farmasi yang telah melaksanakan atau melanjutkan profesi

apoteker dan telah disumpah apoteker.

2. Tenaga Teknis Kefarmasian: Tenaga yang menjadi asisten apoteker.

Pendidikannya S1 farmasi, D3 farmasi.

 Surat Tanda Registrasi diurus di PAFI atau IAI, dengan syarat:

1. Memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan

2. Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi

3. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental


4. Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah atau janji profesi

5. Membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.

 STR hanya berlaku selama 5 tahun dan dapat diregistrasi ulang. Persyaratan untuk

registrasi ulang, yaitu:

1. Memiliki STR lama

2. Memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi

3. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental

4. Membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.

5. Telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidangnya

6. Memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan, dan/atau

kegiatan ilmiah lainnya.

 Perizinan praktek tenaga kesehatan :

1. Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan

kesehatan wajib memiliki izin (SIP).

2. SIP diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten kota atas rekomendasi pejabat

kesehatan yang berwenang di kabupaten kota tempat Tenaga Kesehatan

menjalankan praktiknya.

3. Syarat SIP : STR berlaku, Rekom organisasi profesi, Tempat praktik

4. SIP berlaku untuk satu tempat

5. SIP masih berlaku sepanjang: STR masih berlaku, Tempat praktik masih sesuai

dengan yang tercantum dalam SIP.

 Hak Nakes:

1. Memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan

Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur Operasional


2. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari Penerima Pelayanan

Kesehatan atau keluarganya

3. Menerima imbalan jasa

4. Memperoleh pelindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlakuan yang

sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral,kesusilaan, serta nilai nilai

agama

5. Mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesinya

6. Menolak keinginan Penerima Pelayanan Kesehatan atau pihak lain yang

bertentangan dengan Standar Profesi, kode etik, standar pelayanan, Standar

Prosedur Operasional, atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan

7. Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

 Kewajiban Nakes, poin 2 dan 4 hanya berlaku bagi Nakes yang melakukan pelayanan

kesehatan perseorangan.

1. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Profesi, Standar

Pelayanan Profesi, Standar Prosedur Operasional, dan etika profesi serta

kebutuhan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan

2. Memperoleh persetujuan dari Penerima Pelayanan Kesehatan atau keluarganya

atas tindakan yang akan diberikan

3. Menjaga kerahasiaan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan

4. Membuat dan menyimpan catatan dan atau dokumen tentang pemeriksaan,

asuhan, dan tindakan yang dilakukan

5. Merujuk Penerima Pelayanan Kesehatan ke Tenaga Kesehatan lain yang

mempunyai Kompetensi dan kewenangan yang sesuai.


 Hubungan Tenaga Kefarmasian dan Pasien

1. Activity Passivity

Tenaga kefarmasian seolah2 dapat melakukan sepenuhya ilmu kefarmasian tanpa

campur tangan pasien dengan motivasi menolong orang lain.

Berlaku untuk pasien :

a. Keselamatan jiwa terancam

b. Tidak sadar

c. Menderita ganguan mental

2. Guidance-cooperation

Bimbingan kerjasama antara pasien- tenaga kefarmasian. Pasien memiliki kemauan

dan berusaha mencari pertolongan pengobatan dan bersedia kerjasama (Konseling,

Homecare).

3. Mutual Participation

Pasien aktif berperan dalam pengobatanya. Berlaku pada pasien yang ingin

memelihara kesehatanya

 Hubungan hukum dengan pasien

Hubungan antara subjek hukum yang diatur oleh hukum. Isinya adalah hak dan

kewajiban masing-masing pihak. Dalam hubungan ini ada transaksi teraupetik (Sesuatu

hubungan yang mengandung unsur atau nilai pengobatan).

 Hubungan teraupetik

Hubungan hukum antara tenaga kesehatan dan pasien dalam pelayanan kesehatan

secara profesional didasarkan keahlian dan ketrampilan dibidang kesehatan. Dasar

hukum dengan perikatan atau perjanjian bisa diselesakan dengan sistem hukum.

 Syarat perjanjian :

1. Kesepakatan 2 pihak yang bersangkutan


2. Kecakapan : < dari 21 tahun yang datang sendiri

3. Suatu hal tertentu = benda atau jasa

4. Suatu sebab yang halal = sebab yang diijinkan tdk melanggar UU, Kesusilaan dll.

 Jenis Perjanjian

1. Resultaat verbintenis (Berdasarkan hasil kerja)

2. Inspanning verbitanis (Usaha maksimal)

 Pertahanan hokum tenaga kesehatan

1. Punya indikasi medis untuk mencapai tujuan

2. Dilakukan sesuai dengan keilmuan dan kewenangan

3. Harus dengan persetujuan pasien

Anda mungkin juga menyukai