Anda di halaman 1dari 6

OBSERVASI WAKAF DESA SAMBIKARTO

Hasil observasi ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

PERWAKAFAN DI INDONESIA

Dosen Pengampu : SITI ZULAIKHA,Sag,MH

Disusun oleh ;

1. MUHAMAD RIDWAN NAWAWI : 1702040057

Jurusan Ekonomi Syari’ah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) METRO
TAHUN 1441/ H/2019 M
A. PENDAHULUAN

1. Gambaran umum
Kecamatan sekampung merupakan salah satu kecamatan yang terletak di kabupaten
lampung timur provinsi lampung. Di kecamatan ini terdapat 17 desa/kelurahan dengan
luas keseluruhan 17.732,34 km2.
seperti mayoritas penduduk di indonesia lainya, penduduk di kecamatan sekampung
mayoritas beragama islam. meskipun bertempat di provinsi lampung masyarakat di
kecamatan sekampung rata rata orang suku jawa dengan menggunakan bahasa jawa .
ada juga sekelompok orang cina dan suku lampung yang bertempat tinggal di kecamatan
sekampung , namun hanya beberapa saja.
Akan tetapi, hal ini tidak menjadi penghambat penduduk di kecamatan sekampung
untuk hidup rukun, saling tolong menolong, bersosialisasi, maupun saling toleransi antar
agama. Mereka tidak pernah membeda bedakan suku , agama maupun kebudayaan,
yang penting adalah hidup saling membangun dan bergotong royong antar sesama.

Salah satu desa yang terletak di sebelah utara kecamatan sekampung adalah desa
sambikarto. Desa ini merupakan desa terluas yang ada di kecamatan sekampung ,
mayoritas masyarakat desa sambikarto bermata pencaharian sebagai petani dan
pedagang, desa sambikarto bisa di golongkan sebagai salah satu desa paling maju di
kecamatan sekampung.

2. Pengetahuan agama
Masyarakat di kecamatan sekampung memiliki 11 pondok pesantren, di desa sambikarto
sendiri terdapat 2 pondok pesantren yang berdiri dan masih aktif menjalankan kegiatan
belajar mengajar mengenai ilmu agama . mulai dari belajar al-quran, pendidikan di TPQ,
belajar kitab-kitab fikih tahfidzul quran dan sebagainya. Selain itu, semua pondok
pesaantren di desa sambikarto berpahamkan Ahlus sunnah waal jamaah. Sehingga dari
segi keagamaan sudah terbilang cukup mumpuni.
dari segi keagamaan , masyarakat desa sambikarto cukup mengerti mengenai masalah
agama, karena masyarakatnya sendiri masih aktif dlm melakukan berbagai macam
ibadah, baik ibadah mahdloh maupun ghairu mahdlah
namun bagaimana dengan pengetahuan masyarakat mengenai wakaf?bagaimana tata
kelola wakafnya? Bagaimana sistem pengangkatan nadir wakafnya?. Dalam masalah
wakaf, sistem pengelolaanya masih terbilang tradisional, namun tetp terjag dan dikelola
dengn baik. yakni masih menggunakan sistem pengangkatan nadzir wakaf yang dianggap
mampu untuk menjaga amanat wakaf, seperti para tokoh agama, tokoh masyarakat
maupun sesepuh desa Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai wakaf di desa
sambikarto mari kita simak pembahasan berikut.
B. LAPORAN HASIL OBSERVASI

Dalam hasil wawancara yang telah dilakukan di kantor urusan aagama(KUA) kecamatan
sekampung, cukup banyak harta wakaf yang telah terdaftar,harta wakaf yang ada rata-rata
berupa tanah dan mushola.

ada sekitar 13 harta wakaf berikut diantaranya:

1. Harta wakaf :mushola al-amin


Nadzir :ust.kuswanto.

Mushola yang didirikan sekitar tahun 2014 lalu , kini masih digunakan sebagai tempat
ibadah oleh masyarakat sekitar , namun keaktifan masyarakat dalam menjalankan sholat
berjamaah di mushola ini bisa dinilai kurang, karena sholat berjaamaah yang di lakukan
hanya pada waktu-waktu tertentu, yakni ramai pada waktu maghrib dan isa saja,
sedangkan pada waktu solat shubuh, dzuhur, dan ashar hanya segelintir orang saja.
Peristiwa tersebut mungkin juga banyak kita jumpai di daerah-daerah lainya , mungkin
hal tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor , mulai dari kesibukan masyarakat
dengan pekerjaannya pada siang hari dan sebagainya, jadi tidak bisa menganggap
mushola yang sepi merupakan kesalahan dalam pengelolaannya melainkan kurangnya
kesadaran masyarakat dalam menjalankan ibadah di mushola.

2. Harta wakaf :tanah


Luas :200m2
Nadzir :kh. abdul ghofar.spdi

Tanah seluas 200m2 ini merupakan wasiat dari alm. Mbah misdi yang berwasiat agar
tanah yang dimilikinya di wakafkan untuk pondok pesantren, kebetulan kh.abdul ghofar
yang merupakan anak kandung dari mbah misdi sekaligus nadzir dari tanah tersebut
adalah seorang ulama dan kiai yang mengelola pondok pesantren darun najah . sehingga
menjelang wafaat mbah misdi berwasiat tidak memberikan tanahnya untuk anaknya
melainkan agar tanah yang dimilikinya itu di wakafkan untuk pondok pesantren dan
sekaligus meminta kh.abdul ghofar untuk mengelolaanya. Dan sampai saat ini pondok
pesantren darun najah masih aktif menjalankan kegiatan mengaji mempelajari ilmu
agama, bahkan pada saat ini ponpes darun najah mendirikan sekolah formal berupa
madrasah tsanawiyah dan madrasah aliyah, dan insyaallah sebentar lagi kan berdiri
koperasi di pondok pesantren tersebut.
3. Harta wakaf :tanah
Luas :150m2
Nadzir :kh. imam samhudi

Tanah seluas 150m2 merupakan tanah yang dimiliki oleh bapak sugianto.spdi, beliau
mewaakafkan tanah tersebut untuk di bangun pondok pesantren miftaahul huda
sambikarto.
Beliau bekerjsama dengan kh.imam samhudi yang pada saat itu ingin mendirikan sebuah
madrasah diniyah namun kekurangan lahan untuk mendirikanya . akhirnya bapak
sugianto yang bisa dikatakan memiliki perekonomian menengah ke atas bersedia
mewakafkan tanah miliknya untuk membangun pondok pesantren. Sama seperti ponpes
darun najah , ponpes miftahul huda juga masih aktif dalam mengembangkan ilmu-ilmu
keagamaan.

C. ANALISIS

Masyarakat desa sambikarto memiliki persepsi bahwa tanah wakaf itu harus dijaga dengan
baik sesuai dengan amanat si wakif.
Sebagaimana laporan yang di peroleh peran nadzir memng menjadi sangat penting dimana
harta benda wakaf akan bemanfaat bagi kemsalahatan umat apabila nadzir wakaf
mengelolanya dengan baik dan profesional.
mushola al-amin mungkin perlu mengadakan suatu kegiatan rutinitas seperti acara yasinan,
khususiah, manaqib, kegiatan belajar al-quran untuk anak-anak agar mushola tersebut bisa
terlihat hidup dan lebih produktif secara agama , waalaupun belum bisa produktif secara
duniawi.

Tanah wakaf seluas 200m2 yang di kelola oleh kh. abdul ghofar cukup terbilang berjalan
dengan baik, selain menjalankan amanat dari orang tua beliau , kh . abdul ghofar juga
menjalankan amanat agama yakni ikut mensyiarkan agama allah SWT. Selain itu juga kh.
abdul ghofar juga berhasil membuat variasi pendidikan pondok pesantren salafiyah, dengan
mendirikan sekolah formal, pesantren tidak tergerus oleh zaman, mengingat dewasa ini
minim sekali anak-anak maupun dari pihak orang tua yang berniat fokus untuk mengaji saja
tanpa bersekolah formal. Bahkan saat ini akan berdiri kopersi pesantren , yang artinya tanah
wakaf ini akan menjadi benar-benar produktif baik dari segi agama, pendidikan, maaupun
financial.

Selanjutnya tanah wakaf yang dikelola oleh kh. imam samhudi juga bisa dibilang berhasil.
Meskipun tidak seperti ponpes darun najah. Ponpes miftahul huda yang dikelola oleh beliau
juga memiliki keunggulan dari segi pendidikan diniyah, yang mana ponpes miftahul huda
berfokus pada kegiatan belajar agama.
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan wakaf di desa sambikarto
terbilang cukup produktif, namun disini peneliti menemukan kekurangan yakni dari segi
pencatatan dan pengangkatan nadzir wakaf.

Dari segi pencatatan nadzir wakaf di sambikarto belum tercatat resmi di BWI karena belum
ada sertifikat resmi yang diterima melainkan hanya pengikraran wakaf kepada nadzir yang
bersangkutan.
Kemudian dari segi pengangkatan nadzir wakaf hanya diambil dari para tokoh agama saja
yang dianggap mampu menjalankan amanat wakaf .sehingga sebagian tugas nadzir belum
bisa terpenuhi.
Berikut adalah tugas-tugas nadzir menurut pasal 11 :
1. Melkukan administrasi harta benda wakaf
2. Mengelola dan mengembangkan harta wakaf sesuai dengan tujuan dan fungsi.
3. Mengawsi dan melindungi harta benda wakf.
4. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada BWI

Pada poin terakhir ini kebanyakan para nadzir di desa sambikarto belum melporkan
pelaksanaan tugas nya sebagai nadir wkaf kepada BWI.

Jadi kasus yang terjadi di masyarakat sambikarto ini belum sepenuhnya berjalan sesuai
dengan teori yang ada. Namun sebagian besar dalam praktek kelolanya sudah dikelola
dengan cukup baik.
PENUTUP

Pengelolaan wakaf merupakan hal terpenting dalam maslah perwakafan , tidak peduli
sekecil apapun harta yang diwakafkan jika dalam pengelolaaan nya baik, kondusif dan produktif
maka akan besar nilai nya .

Jadi nadzir pengelola harta wakaf merupakan subjek penting dalam wakaf, nadzir wakaf haruslah
profesional dalam bidangnya . sehingga harta benda wakaf dapat di fungsikan sebagaimana yang
diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai