Anda di halaman 1dari 2

AIR TERJUN COBAN RONDO

Pada tanggal 25 Januari 2020 mahasiswa IAIN METRO yang melakukan


kegiatan PKL mengunjungi salah satu wisata yang ada di Malang yaitu air terjun
coban rondo. Coban Rondo terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.
Coban Rondo terletak pada ketinggian 1135 M di atas permukaan laut. Air terjun
ini memiliki ketinggian 84 meter dengan debet air berkisar antara 90 liter per detik
pada musim kemarau sampai dengan 150 liter per detik pada musim penghujan.
Coban Rondo sebenarnya merupakan bagian kelompok dari air terjun bertingkat
(dimulai dengan air terjun kembar bernama Coban Manten yang bergabung
menjadi satu dinamakan Coban Dudo, dan kemudian mengalir kebawah dengan
nama Coban Rondo), air terjun ini mudah dijangkau dengan kendaraan umum.
Akses yang paling mudah adalah melalui jalan raya dari Malang ke Batu dari
sebelah timur atau dari Kediri ke Pare menuju Malang dari arah barat.

25/01/2020 sabtu, sejumlah wisatawan ramai berkunjung ke coban rondo


dan tampak asik menikmati pemandangan air terjun di lokasi tersebut. Selain
curahan air di pandang indah pemandangan air terjun tersebut juga memiliki mitos
yang terkenal, tak sedikit yang percaya kalau air terjun ini membawa kutukan bagi
pasangan. Konon katanya pasangan yang berpacaran di tempat ini (coban rondo)
bakal berakhir putus.

Legenda yang berujung tragis yang melatar belakangi penamaan air terjun.
Tersebutlah Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi dan Raden Baron Kusumo dari
Gunung Anjasmoro yang jatuh cinta. Keduanya memutuskan untuk mengikat
janji dalam pernikahan. Baru beberapa hari menjadi suami-istri, Dewi Anjarwati
mengajak suaminya untuk bertandang kerumah orang tua mereka yang ada di
Gunung Anjasmoro. Niat ini ditentang oleh orang tua Dewi Anjarwati menurut
tradisi jawa kuno, pasangan penganti baru dilarang bepergian sebelum usai
pernikahan mencapai selapan. Hal ini diyakini bisa mendatangkan kesialan bagi
pasangan tersebut. Tetapi keduamya tetap bersikeras pergi.
Di tengah perjalanan, Dewi Anjarwati dan Raden Baron Kusumo bertemu
dengan Joko Lelono. Rupanya orang asing itu terpikat dengan kecantikan Dewi
Anjarwati pada pandangan pertama. Joko Lelono pun menantang Raden Baron
Kusumo berduel untuk memperebutkan Dewi Anjarwati. Sang istri diminta untuk
menyembunyikan diri di balik air terjun sembari menunggu suaminya datang
menjemput. Tak disangka, Raden Baron Kusumo dan Joko Lelono sama-sama
tewas dalam pertarungan. Janji Raden Baron Kusumo untuk menjemput istrinya
tak bisa dipenuhi. Tingallah Dewi Anjarwati yang menjanda meratapi nasibnya
dibalik air terjun.

Sampai sekarang, banyak yang percaya kalau ratapan Dewi Anjarwati


mendatangkan kesialan bagi pasangan-pasangan yang datang kesana. Boleh
percaya, boleh tidak, dengan mitos tersebut. Pada akhirnya, legenda berikut
kutukan tersebut bukan sesuatu yang bisa dibuktikan dengan ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai