0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan9 halaman
Formulir ini berisi permintaan pengajuan judul skripsi oleh mahasiswa Ekonomi Syariah bernama Maulana Husen. Judul yang diajukan adalah "Rasio Standar Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) / Baitul Maal wa Tamwil (BMT) X sebagai Acuan dalam Menetapkan Tingkat Efektifitas dan Efisiensi Kinerja Baitul Maal wa Tamwil di Kota Metro". Tujuannya adalah menentukan BMT role
Formulir ini berisi permintaan pengajuan judul skripsi oleh mahasiswa Ekonomi Syariah bernama Maulana Husen. Judul yang diajukan adalah "Rasio Standar Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) / Baitul Maal wa Tamwil (BMT) X sebagai Acuan dalam Menetapkan Tingkat Efektifitas dan Efisiensi Kinerja Baitul Maal wa Tamwil di Kota Metro". Tujuannya adalah menentukan BMT role
Formulir ini berisi permintaan pengajuan judul skripsi oleh mahasiswa Ekonomi Syariah bernama Maulana Husen. Judul yang diajukan adalah "Rasio Standar Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) / Baitul Maal wa Tamwil (BMT) X sebagai Acuan dalam Menetapkan Tingkat Efektifitas dan Efisiensi Kinerja Baitul Maal wa Tamwil di Kota Metro". Tujuannya adalah menentukan BMT role
(IAIN) METRO Jl. Ki Hajar Dewantara Kampus 15 A Iringmulyo Kota Metro Lampung 34111 Telp. (0725) 41507, Fax. (0725) 47296 Email:iainjusi@iainmetro.ac.id Website:www.iainmetro.ac.id
FORMULIR PENGAJUAN JUDUL
Kepada Yth, Bapak/Ibu Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Assalamu’alaikum Wr.Wb Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : MAULANA HUSEN S. NPM : 1704040137 Program Studi : Ekonomi Syariah
Mengajukan Judul Skripsi/TA dalam bidang :
Judul I RASIO STANDAR KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN
PEMBIAYAAN SYARIAH (KSPPS) / BAITUL MAAL WA TAMWIL (BMT) X SEBAGAI ACUAN DALAM MENETAPKAN TINGKAT EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI KINERJA BAITUL MAAL WA TAMWIL DI KOTA METRO (METODE CROSS SECTIONAL APPROACH DAN METODE TIME SERIES) Latar Belakang Masalah Tahun 2019 merupakan tahun yang sulit bagi pertumbuhan lembaga keuangan syariah KSPPS / BMT di Kota Metro. Bagaimana tidak, goyangnya dua BMT besar di wilayah Lampung Timur (yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Kota Metro.pen) secara tidak langsung telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan BMT di Kota Metro. Kesalahan dalam manajemen permodalan dan juga ketakutan masyarakat akan kemampuan likuiditas BMT kian meningkat, terbukti dari penarikan besar-besaran atas simpanan anggota yang menyeluruh serta tingkat kolektabilitas pembiayaan yang tidak mencukupi seakan turut serta memperparah keadaan ini. Namun demikian, tidak semua lembaga keuangan terkena imbas atas goyangnya dua BMT besar ini. Kedepannya, Peneliti akan mencari tahu lebih jauh mengenai BMT yang masih bertahan dari fenomena ini melalui otoritas yang berwenang terhadap BMT yaitu Dinas Perindustrian, Dagang dan Koperasi (PERINDAGKOP) Kota Metro dan/atau Pusat Koperasi Syari’ah (PUSKOPSYAH) Kota Metro. Peneliti selanjutnya melakukan wawancara dengan tujuan untuk mencari data berupa : 1. BMT dengan aset terbesar di Kota Metro; 2. BMT dengan track record Rapat Anggota Tahunan (RAT) tertepat waktu; 3. BMT dengan tingkat kesehatan terbaik yang dibuktikan dengan eksistensinya hingga saat ini. Tujuan dari wawancara terhadap Dinas PERINDAGKOP dan/atau PUSKOPSYAH ini yaitu untuk menentukan BMT yang dapat dijadikan role model bagi BMT-BMT lain yang ada di Kota Metro (hal ini merujuk pada metode cross sectional approach atau metode membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan melalui rasio keuangan perusahaan lain yang sejenis dan lebih maju). Selanjutnya, dari ketiga kriteria data diatas, Peneliti akan me-ranking seluruh KSPPS / BMT yang ada di Kota Metro sehingga KSPPS /BMT yang menempati rank tertinggi dapat dikatakan bahwa KSPPS/BMT X tersebut bisa dijadikan role model bagi BMT lain di Kota Metro. Setelah penentuan role model inilah, Peneliti beranggapan perlu untuk mengetahui Rasio Standar atas kinerja yang dilakukan KSPPS / BMT X. Yaitu Rasio atas Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Capital Adequency Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan rasio Aktivitas. Adapun Rasio Keuangan Standar ini merupakan rata-rata dari rasio keuangan selama 5 tahun berturut-turut. Hal ini merujuk pada metode time series yang tujuannya yaitu untuk mencegah kesalahan data output yang akan dihasilkan nantinya. Peneliti berharap, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi BMT lain dalam melakukan kegiatan manajemen dan operasionalnya, sehingga efisiensi dan efektifitas kinerja terwujud dan dapat bertahan dari badai-badai yang menerjang BMT, serupa yang terjadi pada tahun 2019 ini. Permasalahan Banyaknya BMT yang tumbang di tahun 2019 ini seharusnya menjadi catatan tersendiri bagi kita sebagai Ekonom Syariah. Dan merupakan tugas kita bersama, untuk sinergi dalam memberikan solusi dan jalan keluar. Pun demikian, dari masing-masing BMT di Kota Metro, barangkali telah mengetahui bagaimana cara menghitung rasio keuangan melalui laporan keuangan yang ada, namun demikian, pembanding dalam rasio keuangan merupakan hal yang krusial dan mutlak harus ada. Hal ini bertujuan agar rasio keuangan yang telah disusun oleh masing-masing BMT memiliki arti dan gambaran yang jelas mengenai keadaan sebenarnya atas kesehatan KSPPS/BMT tersebut. Berangkat dari masalah tidak adanya pembanding inilah maka peneliti berusaha meneliti rasio standar dari KSPPS / BMT X (sebagai BMT role model dengan rank tertinggi sesuai rekomendasi Dinas PERINDAGKOP dan/atau PUSKOPSYAH.pen) yang nantinya akan digunakan sebagai rasio keuangan pembanding bagi rasio keuangan yang telah disusun oleh BMT-BMT yang ada di Kota Metro. Identifikasi Masalah 1. BMT manakah yang memiliki poin tertinggi dan terbaik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan diatas melalui rekomendasi Dinas PERINDAGKOP dan PUSKOPSYAH Kota Metro? 2. Berapakah hasil rata-rata rasio keuangan milik KSPPS / BMT X serta bagaimanakah arti dari rata-rata rasio keuangan tersebut? Rencana Bahasan 1. Pengertian BMT 2. Profil KSPPS / BMT X 3. Budaya Kerja KSPPS / BMT X 4. Pengertian Rasio Keuangan 5. Rasio Keuangan Pembanding 6. Capital Adequency Ratio (CAR) 7. Return on Assets (ROA) 8. Return on Equity (ROE) 9. Non Performing Financing (NPF) 10. Rasio Likuiditas 11. Rasio Solvabilitas 12. Rasio Aktivitas Metode Pengumpulan 1. Wawancara Semi Terstruktur Data 2. Dokumentasi Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik kombinasi atau Mix Methods. Yang mana penelitian mengenai Rasio Keuangan Standar milik KSPPS / BMT X diteliti menggunakan teknik Kuantitatif dan diakhir dijelaskan menggunakan metode Analisis Deskriptif. Referensi 1. Hery. Analisis Laporan Keuangan Integrated and Comprehensive Edition. Jakarta: PT Grasindo. 2018 2. Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Depok: PT Rajagrafindo Persada. 2018. 3. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : CV Alfabeta. 2016. 4. Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Penerbit Erlangga. 2003. 5. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mix Methods). Bandung : CV Alfabeta. 2017. 6. Yusuf, Burhanuddin. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Syariah. Jurnal Bisnis Dan Manajemen. Vol. 6 No 1. 2016. DOI:10.15408/ess.v6i1.3124. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/esensi 7. Zubair, Muhammad Kamal. Analisis Faktor-Faktor Sustainabilitas Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Iqtishadia. Vol. 9 No. 2. 2016. DOI: http://dx.doi.org/10.21043/iqtishadia.v9i2 8. Sukmana, Adi Angga. Penilaian Kesehatan KJKS BMT Binamas. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam. Vol. 2 No. 2. 2015. 9. Aljufri dan Fahmi Oemar dan Dini Onasis. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan BMT Marwah di Desa Tambang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis. Vol. 12 No. 1. Maret 2015. 10. Puspitasari, Maya. Analisis Rasio Likuiditas, Permodalan dan Manajemen di KSPS BMT Logam Mulia. Iqtishadia. Vol. 7 No. 1. Maret 2014. 11. Orniati, Yuli. Laporan Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan. Jurnal Ekonomi Bisnis. Vol. 14 No. 3. November 2009. Judul II PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF BERBASIS KOMUNITAS DI KOMUNITAS BAUR CREATIVE SPACE KOTA METRO Latar Belakang Masalah Dewasa ini, industri ekonomi kreatif tengah naik daun tak terkecuali di Kota Metro. Dapat kita lihat pada event-event yang baru-baru ini diselenggarakan di Kota Metro seperti Metro CollabXhibition, Metro Jong Festival dan beberapa kegiatan lain, yang mana ini merupakan gerak sinergi antara pemerintah yang diwakili oleh Dewan Kesenian Metro, komunitas- komunitas, penggerak dan pemuda warga kota Metro itu sendiri. Tentunya, hal ini merupakan sambutan yang positif terhadap angin segar yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Presiden No 6 tahun 2015 mengenai Badan Ekonomi Kreatif dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional. Selain itu pula, dapat kita lihat bersama bahwa seniman-seniman Kota Metro kini mulai ‘berani’ menunjukkan eksistensinya. Melalui kegiatan rutinan yang mereka adakan seperti Mural Musiman; pameran seni, baik seni rupa, musik, maupun teater; talkshow ekonomi kreatif dan lain sebagainya yang notabene, 5 tahun yang lalu keberadaan para seniman dan pelaku ekonomi kreatif di Kota Metro cenderung diabaikan dan tidak mendapat kesempatan untuk masuk ke ‘pasar’. Beranjak dari fenomena inilah, maka peneliti mencoba mencari tahu proses pengembangan ekonomi kreatif berbasis komunitas dengan titik fokus pada Baur Creative Space Yosorejo Metro Timur. Permasalahan Baur Creative Space (tempat membaur orang- orang kreatif.pen) yang terletak di Kafe Bejo’s Milk Yosorejo Metro Timur, merupakan sebuah wadah bagi komunitas seniman dan pelaku Industri Kreatif yang secara kolektif mendayagunakan pemuda sebagai sumber daya kreatif Kota Metro. Sebut saja Asimetree (brand yang memproduksi aksesoris berbahan dasar resin), Lowpop (seniman lukis 2 dimensi) , Phyla Project (band indie / lokal), Crossbones (band indie / lokal), Davit Yunidar (penyanyi), Ridho Maza (stand up comedian), Chicko (sulap illusionis), dan banyak lagi seniman yang tergabung dalam keanggotaannya. Dari sekian banyak pelaku industri kreatif yang tergabung dalam keanggotaan Baur Creative Space, timbul pertanyaan pada diri peneliti mengenai strategi yang diterapkan Baur Creative Space dalam menggaet pelaku Industri Kreatif di Kota Metro dan mengenai pengembangan ekonomi kreatif berbasis komunitas yang telah dilakukan Baur Creative Space terhadap brand indie / lokal yang tergabung dalam keangotaan Baur Creative Space. Identifikasi Masalah 1. Bagaimanakah strategi Baur Creative Space dalam menggaet talent-talent pelaku Industri Kreatif di Kota Metro? 2. Apa sajakah peran Baur Creative Space dalam proses pengembangan Ekonomi Kreatif di Kota Metro? 3. Bagaimanakah pengaruh Baur Creative Space terhadap pelaku Industri Kreatif terutama yang bergabung dalam keanggotaannya? Rencana Bahasan 1. Ekonomi Kreatif. 2. Profil Baur Creative Space. 3. Strategi Baur Creative Space dalam menggaet talent- talent pelaku Industri Kreatif di Kota Metro. 4. Peran Baur Creative Space dalam pengembangan Ekonomi Kreatif di Kota Metro. 5. Dampak positif adanya Baur Creative Space bagi para pelaku Industri Kreatif yang tergabung dalam keanggotaannya. Metode Pengumpulan 1. Wawancara Mendalam. Data 2. Kuesioner. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode campuran atau Mix Methods. Dimana Wawancara Mendalam (sebagai metode penelitian kualitatif) berperan sangat penting terhadap inti penelitian ini dan kemudian Kuesioner (sebagai metode penelitian kuantitatif) menjelaskan dampak yang dirasakan oleh anggota Baur Creative Space terhadap pengembangan ekonomi kreatif yang telah dilakukan oleh Baur Creative Space itu sendiri. Referensi 1. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mix Methods). Bandung : CV Alfabeta. 2017. 2. Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Penerbit Erlangga. 2003 3. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : CV Alfabeta. 2016. 4. Purnomo, Rochmat Aldy. Ekonomi Kreatif – Pilar Pembangunan Indonesia. Surakarta : Ziyad Visi Media. 2016. 5. Nurjanah, Siti. Analisis Pengembangan Program Bisnis Industri Kreatif Penerapannya Melalui Pendidikan Tinggi. JMA. Vol. 18 No. 2. Oktober 2013. 6. Pahlevi, Andreas Syah. Gagasan Tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional (Studi Pada Potensi, Peluang dan Tantangan Ekonomi Kreatif di Kota Malang). Seminar Nasional Seni dan Desain : “Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan Desain.” FBS Unesa. Oktober 2017. 7. Wiwik Sudarwati dan Meri Prasetyawati. Model Pengembangan Industri Kreatif Pemula Untuk Meningkatkan Daya Saing Melalui Analisis SWOT dan KANVAS Strategy. Seminar Nasional Sains dan Tekhnologi. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah. Jakarta. November 2015. 8. Utama, Dani Danuar Tri. Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berbasis Ekonomi Kreatif di Kota Semarang. Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro. Semarang. 2013. 9. Hidayat, Agi Syarif. Strategi Pengembangan SDM Industri Kreatif Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada Tahun 2016. Prosiding Seminar Nasional INDOCOMPAC. Universitas Bakrie. Jakarta. Mei 2016.
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro