Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi komunikasi adalah cara melakukan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga
seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh
anggota tubuh, panca indra, dan otak manusia. Teknologi telah dikenal
manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang
lebih nyaman, lebih makmur dan sejahtera. Jadi sejak awal peradaban
sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah teknologi belum
digunakan.
Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik
yang cukup besar, kini relatif sudah bisa diganti oleh perangkat-perangkat
mesin seperti komputer, handphone, dll. Perkembangan IPTEK yang
demikian telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan
peradaban umat manusia.  Jika kita melihat sejarah perkembangan
teknologi komunikasi dari mulai masa prasejarah, masa sejarah hingga
masa modern sekarang ini, perkembangannya begitu pesat, hingga
menghasilkan beragam alat-alat atau media komunikasi dan manfaatnya
bagi kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan teknologi komunikasi?
2. Jelaskan pendidikan sebagai proses komunikasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perkembangan teknologi komunikasi.
2. Mampu mengelaborasi pendidikan dan proses komunikasi.
2

BAB II
PENDAHULUAN

A. Pengertian Teknologi Komunikasi


Menurut BNET Business Distionary (2008) Teknologi Komunikasi
adalah sistem elektronik yang digunakan untuk berkomunikasi antar
individu atau kelompok orang. Teknologi komunikasi memfasilitasi
komunikasi antarindividu atau kelompok orang yang tidak bertemu secara
fisik di lokasi yang sama. Teknologi komunikasi dapat berupa telepon,
radio, television, audio video, electronic data interchange, email, face
book, dan twitter.
Teknologi komunikasi adalah: “Rogers (1986) menjelaskan bahwa
teknologi komunikasi adalah “Peralatan perangkat keras dalam sebuah
struktur organsasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang
memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses, dan saling
tukar informasi dengan individu-individu lain.”
Teknologi komunikasi tidak hanya dapat digunakan dalam dunia
sosial dan masyarakat saja tetapi juga dapat digunakan dalam dunia
pendidikan. Teknologi komunikasi yang dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan
pendidikan atau yang sengaja dirancang itu disebut teknologi komunikasi
pendidikan. Yusufhadi Miarso (1980) mengemukakan sebagai berikut:
“Teknologi komunikasi pendidikan adalah suatu spesifikasi dalam
bidang teknologi pendidikan, yaitu yang lebih banyak merupakan
prinsip dan konsep ilmu komunikasi, serta lebih memperhatikan
penggunaan sumber belajar berupa media komunikasi massa dan
elektronik”.

Teknologi komunikasi pendidikan adalah penerapan praktis dari


ilmu pengetahuan tentang tingkah laku (behavioral science), ilmu
komunikasi dan ilmu manajemen. Hal ini perlu dikemukakan agar kita
memusatkan perhatian pada sistem dan proses pendidikan itu sendiri.
Kedua sistem dan proses ini akan mengalami perubahan sebagai akibat
3

dari adanya dimensi baru yang berupa media sebagai salah satu produk
dari teknologi.

B. Perkembangan Teknologi Komunikasi


Menurut Rogers (1986) terdapat empat era (zaman) perkembangan
teknologi komunikasi manusia yaitu:
a. Era komunikasi tulisan tangan (4000 SM s.d. sekarang)
Era ini dimulai tahun 4000 SM pada saat bangsa Sumeria
menggunakan tablet dari tanah liat, bangsa Cina menemukan
tulisan untuk percetakan buku dan bangsa Korea menemukan alat
dari logam yang menggantikan huruf-huruf dari tanah. Penemuan
mesin cetak merupakan awal dimulainya riwayat komunikasi
massa. Dengan adanya mesin cetak ini rnaka pesan yang panjang
dan kompleks dapat disampaikan secara simultan ke satu atau lebih
kelompok khalayak yang besar.
b. Era Komunikasi cetak (1456 M s.d. sekarang)
Era ini dimulai dengan ditemukannya alat percetakan oleh
Gutenberg pada tahun 1456. Surat kabar pertama yang berhasil di
cetak di Eropa adalah Aviso di Wolfenbuttel di Strahbourg, Jerman
pada tahun 1609. Kemudian menyusul Oxford Gazette di Inggris
tahun 1620. Surat kabar lain yang terbit di Eropa adalah surat kabar
Oprechte Haarlemsche Courant di Belanda pada tahun 1656,
Einkommende Zaitung (1650) dan Frankfurtes Journal (1680) di
Jerman.
Sekitar tahun 1833 munculnya media masa cetak, yaitu the
New York Sun dan metode fotografi praktis yang dikembangkan
oleh Daguerre yang kemudian digunakan dalam surat-surat kabar.
c. Era Telekomunikasi (1844 M s.d. sekarang)
Era Telekomunikasi dimulai pada 1844 dengan berhasilnya
Samuel Morse menyampaikan pesan telegraf pertama. Penemuan
telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1876, Salah satu
4

teknologi yang berkembang pada masa ini adalah film. Sejarah


penemuan film berlangsung cukup panjang. Perkembangan sejarah
penemuan film ini baru kelihatan setelah abad ke-18. Teknologi
lainnya adalah radio. Usaha penemuan radio sudah dimulai sejak
abad ke-17 oleh Volta, Ampere, Huygens, Maxwell. Sejak
penemuan ini Telegram Radio mengalami perkembangan yang
sangat pesat, dan tiga tahun kemudian Marconi berhasil
mengirimkan berita Radio dari Inggris ke Australia disusul
berdirinya radio BBC (1923), NBC (1926) dan CBS (1927).
Kehadiran pesawat radio membawa manfaat untuk kepentingan
dagang, pelayaran, dan untuk menyampaikan informasi yang lebih
cepat dalam urusan. Penemuan Televisi diawali dengan beberapa
penemuan di antaranya oleh seorang kebangsaan Jerman yang
bernama Paul Nipkow pada tahun 1884, kemudian oleh Charles
F.Jenskins di Amerika pada tahun 1890.
d. Era Komunikasi interaktif (1946 M s.d. sekarang)
Era komunikasi interaktif ditandai dengan dengan
ditemukannya berbagai kemajuan teknologi seperti Komputer,
Satelit, Internet dan Iain-lain.
Penemuan komputer ini telah dirintis oleh ahli matematika
seperti Blaise Pascal yang berhasil menemukan mesin hitung pada
tahun 1642 dan Gottfied Withelm dengan mesin hitungnya yang
dapat melipatgandakan angka-angka dalam bentuk (square root)
pada tahun 1694. Pada abad ke-17 berhasil ditemukan cara kerja
seperti komputer yang dikembangkan di Swiss, Perancis dan Italia.
Dan pada tahun 1835 Charless Babbagae berhasil menemukan
mesin analisis data. Dua dekade berikutnya Herman Hollerith
seorang insinyur yang mengajar di MIT (Massachusetts Institute of
Technology) menemukan mesin tabulasi yang bisa membaca data
secara elektronik. Penemuan di dunia komputer ini terus
mengalami perkembangan dengan penelitian yang dilakukan antara
5

tahun 1911-1946 hingga berhasil ditemukan Electronic Numerial


Integrator and Computer (ENIAC) sebagai komputer elektronik
pertama yang disempurnakan oleh J. Prespen Eckert Jr., John W.
Manchly dan Brainerd di University of Pennsylvanis pada tahun
1946. Penemuan jaringan internet yang dimulai antara 1980-1990
serta penggunaannya hingga sekarang.
Kemunculan teknologi Internet yang mula meningkat pesat
setelah tahun 1990-an ditandai dengan peralihan zaman dari era
industry ke era informasi. Dengan teknologi ini, manusia dapat
langsung berinteraksi dengan manusia lainnya ditempat yang
sangat jauh dalam waktu yang bersamaan.

Komunikasi dalam pendidikan prosesnya berlangsung secara


primer dan sekunder. Komunikasi dalam pendidikan prosesnya
berlangsung secara primer yaitu proses penyampaian pikiran
dan/atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang seperti bahasa, kiasan, isyarat dan lain
sebagainya. Komunikasi sekunder yang berlangsung di sekolah
adalah pengumuman tertulis, pembuatan surat-surat, melaksanakan
tugas membaca buku teks/artikel.

C. Pendidikan sebagai Proses Komunikasi


Kegiatan pembelajaran merupakan proses transformasi pesan
edukatif berupa materi belajar dari sumber belajar kepada pembelajar.
Dalam pembelajaran terjadi proses komunikasi untuk menyampaikan
pesan dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan agar pesan dapat
diterima dengan baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta
perubahan tingkah laku. Hal ini diwujudkan sebagai upaya meningkatkan
sumber daya manusia yang tidak dapat terlepas dari peningkatan kualitas
pendidikan. Kualitas pendidikan yang dipengaruhi proses belajar dimana
sangat bergantung pada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam
pembelajaran tersebut.
6

Ase Suherlan (2000: 48) mengemukakan bahwa pembelajaran


teknologi pada hakikatnya merupakan komunikasi transaksional yang
bersifat timbal balik. Baik timbal balik di antara guru dengan siswa
maupun siswa dengan siswa dan lingkungan belajar dalam upaya
pencapaian tujuan pembelajaran. Dari makna pembelajaran di atas terdapat
makna inti bahwa pembelajaran mengandung unsur komunikasi.
Secara mendasar implikasi komunikasi dalam pendidikan dan
pembelajaran pada dasarnya sudah sejak lama terjadi. Bidang kajian
pendidikan meliputi perubahan perilaku sebagai hasil proses komunikasi
antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan guru melalui media dan
siswa. Bisa dilihat dalam praktik pembelajaran, dimana seorang guru ataua
pendidik menyampaikan pengalaman belajar kepada peserta didiknya pasti
akan memperhatikan aspek psikologis, sosial, dan teknologi.
Dalam pembelajaran, pesan atau informasi yang disampaikan dapat
berupa pengetahuan, keahlian, ide, pengalaman, dan sebagainya
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi. Melalui proses
komunikasi, pesan dapat diterima, diserap, dan dihayati penerima pesan,
maka agar tidak terjadi kesalahan dalam proses komunikasi, perlu
digunakan sarana yang dapat membantu proses komunikasi. Dalam
pembelajaran dikelas, sarana/fasilitas alat yang digunakan untuk
memperlancar komunikasi disebut dengan media pembelajaran.
Komponen yang terdapat dalam proses komunikasi adalah pesan, sumber
pesan, saluran atau media, dan penerima pesan. Dalam proses
pembelajaran, jika dikaitkan dengan komponen komunikasi diatas, maka
komponen yang terdapat pada aktivitas atau proses pembelajaran pada
prinsipnya sama dengan komponen komunikasi. Artinya pada proses
pembelajaran telah menjalankan proses komunikasi tersebut.
Secara umum terdapat tiga unsur pendidikan formal, yaitu
manajemen pendidikan, kurikulum, dan bimbingan. Ketiga unsur tersebut
harus berjalan secara selaras agar proses pendidikan dapat berlangsung
secara maksimal dan mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan-
7

tujuan pendidikan tersebut, maka perlu adanya koordinasi antar orang


yang menangani berbagai bagian dari organisasi pendidikan (kepala
sekolah, wakil kepala, guru, wali kelas, konselor, dan yang lainnya)
melalui komunikasi agar terjalin dengan rapi. Komunikasi memegang
peranan penting dalam implementasi ketiga unsur tersebut dalam proses
pendidikan di sekolah maupun di perguruan tinggi.
Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi,
penyampaian pesan dari pengantar kepenerima. Pesan yang disampaikan
berupa isi atau ajaran yang ditujukan kedalam symbol-simbol komunikasi,
baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun non verbal. Proses ini
dinamakan encoding. Penafsiran symbol-simbol komunikasi tersebut oleh
siswa dinamakan decoding.
8

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknologi komunikasi merupakan suatu perangkat dalam sebuah
struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial yang
memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses, dan saling
tukar menukar informasi dengan individu lainnya.
Perkembangan teknologi komunikasi dibagi menjadi 4 era yakni,
era komunikasi tulisan tangan (4000 SM s.d. sekarang),era komunikasi
cetak (1456 M s.d. sekarang),era telekomunikasi (1844 M s.d. sekarang),
era komunikasi interaktif (1946 M s.d. sekarang).
Pada hakikatnya pendidikan dapat dikatakan sebagai proses
komunikasi. Dimana pada proses pendidikan terjadinya interaksi antar
individu dengan individu lainnya. Seperti interaksi antara seorang guru
dengan siswa, kepala sekolah dengan guru.

B. Saran
Dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi yang
sangat banyak manfaatnya. Sebaiknya kita menggunakannya dengan bijak,
salah satunya kita bisa menggunakan teknologi komunikasi dalam dunia
pendidikan.
9

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Deni. 2013. Teknologi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Abdulhak, Ishak, and Deni Darmawan. Teknologi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013.
Zamroni, Muhammad. “Perkembangan Teknologi Komunikasi Dan Dampaknya
Terhadap Kehidupan.” Jurnal Dakwah X, no. 2 (2009): 195–211.

Anda mungkin juga menyukai