Anda di halaman 1dari 46

MA T E MA T I K A

3Matriks
GRACE PRIMAYANTI

Apakah Anda mengenal istilah kriptografi ? Ya, ini mungkin menjadi istilah yang
baru bagi kalian. Secara umum kriptografi dapat diartikan sebagai ilmu dan seni
penyandian yang bertujuan untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan suatu pesan.
William Stallings mendefinisikan kriptografi sebagai “the art and science of
keeping messages secure”. Dengan adanya tulisan yang tersembunyi ini, orang-
orang yang tidak mengetahui bagaimana tulisan tersebut disembunyikan tidak akan
mengetahui bagaimana cara membaca maupun menerjemahkan tulisan tersebut.
Kriptografi mau tidak mau harus diakui mempunyai peranan yang paling penting
dalam peperangan sehingga algoritma kriptografi berkembang cukup pesat pada saat
Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Menurut catatan sejarah, terdapat beberapa
algoritma kriptografi yang pernah digunakan dalam peperangan, diantaranya adalah
ADFVGX yang dipakai oleh Jerman pada Perang Dunia I, Sigaba/M-134 yang digunakan
oleh Amerika Serikat pada Perang Dunia II, Typex oleh

Inggris, dan Purple oleh Jepang. Selain itu Jerman juga mempunyai mesin
legendaris yang dipakai untuk memecahkan sandi yang dikirim oleh pihak musuh
dalam peperangan yaitu, Enigm a< /i>. 1
Di dalam dunia spionase dan militer pesan-pesan yang dikirim
seringkali ditulis dengan menggunakan kode-kode rahasia. Hanya
penerima yang sah yang memiliki kuncinya sehingga dapat membuka sandi
Dalam pembelajaran kali ini, kita akan fokus dalam memahami materi mengenai :
 Menggunakan sifat-sifat dan operasi matriks untuk menunjukkan bahwa suatu
matriks persegi merupakan invers dari matriks persegi lain.
 Menentukan determinan dan invers matriks 2 x 2.
 Menggunakan determinan dan invers dalam menyelesaikan sistem persamaan linear
dua variabel.

2
A. MENGENAL BENTUK DAN CIRI MATRIKS
1. Bentuk dan Ciri Matriks
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan persoalan yang
apabila kita telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Mengubah persoalan ke
dalam bahasa atau persamaan matematika maka persoalan tersebut lebih mudah
diselesaikan yaitu dengan menampilkan data atau keterangan-keterangan tersebut dalam
bentuk tabel atau daftar. Misalnya tabel hasil kuis matematika Adi, Ado, dan Ade.

Judul
Baris Kuis 1 Kuis 2 Kuis 3
Adi 70 60 85
Ado 65 75 80
Ade 70 75 85

Judul
Kolom
Jika data dari tabel di atas hanya dituliskan dalam bilangan saja, kemudian
susunan lambang bilangan itu diberi tanda kurung, maka akan diperoleh:
70 60 85 Susunan bilangan

[ 65 75 80
70 75 85 ] berbentuk persegi
panjang

Perhatikan contoh yang lain berikut ini,

Judul Persamaan Ko Koefi


Baris
efisien x sien y
3 x+ 5 y =8 3 5
x− y =−5 1 -1

Judul
Kolom
Bila dituliskan dalam bilangan saja kemudian disusun lambang bilangan itu
dengan tanda kurung, maka diperoleh :

[ 31 −15 ] Susunan bilangan


berbentuk persegi

Perhatikan susunan bilangan dari kedua data tersebut.


70 60 85

[ ]
65 75 80 dan
70 75 85
3 5
1 −1[ ]
3
Dari contoh sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kelompok bilangan yang
disusun dalam suatu jajaran berbentuk persegi dan persegi panjang yang terdiri atas
baris-baris dan kolom disebut matriks.
Agar berbatas, maka bagian pinggir-pinggir dari kelompok bilangan itu dibubuhi
dengan tanda kurung (kurung biasa atau kurung siku). Nama dari suatu matriks
biasanya dilambangkan dengan menggunkan huruf besar atau huruf kapital, seperti A,
B, C, . . ., dan seterusnya.

CONTOH
Perhatikan kelompok bilangan berikut dan identifikasi apakah merupakan matriks.
1
a. Kelompok bilangan
3 0 5 2
1 −3 4 1
merupakan matriks sebab susunannnya berbentuk persegi dan tersusun atas baris dan
kolom.
b. Kelompok bilangan
2 0
merupakan bukan matriks sebab susunannya berbentuk segitiga dan

3 tersusun atas baris dan kolom yang tidak jelas.

c. Kelompok bilangan
1 0 0
0 −1 1
0 1 0
1 −1 0
0 0 1
merupakan matriks sebab susunannnya berbentuk persegi dan persegi panjang dan
tersusun atas baris dan kolom. 2
. Baris, Kolom, Elemen, dan Ordo Matriks
Ada beberapa istilah dalam matriks diantaranya sebagai berikut :
a. Baris dari suatu matriks adalah bagian susunan bilangan yang dituiskan mendatar
atau horisontal dalam matriks. Perhatikan matriks berikut ini.
1 0 9

[
A= 2 −9 5
4 0 2 ] Baris 1
Baris 2
Baris 3
b. Kolom dari suatu matriks adalah bagian yang dituliskan tegak atau vertikal dalam
matriks. Perhatikan matriks berikut ini.
1 0 9

[
A= 2 −9 5
4 0 2 ] Kolom2
Kolom3
kolom 1 4
c. Elemen atau unsur suatu matriks adalah bilangan-bilangan (real atau kompleks)
yang menyusun matriks itu. Perhatikan matriks berikut ini.
1 0 9

[
A= 2 −9 5
4 0 2 ] Elemen pada baris kedua kolom kedua
Elemen pada baris ketiga kolom pertama

d. Ordo atau ukuran dari suatu matriks ditentukan oleh banyak baris dan banyak
kolom dari matriks itu. Banyak elemen atau banyak unsur dari suatu matriks
ditentukan leh hasil kali banyak baris dengan kolom dari matriks itu.
Misalkan matriks A terdiri dari m baris dan n kolom, maka matriks itu berordo m× n
dapat dituliskan sebagai Am × n. Banyak elemen matriks A itu sama dengan (m ×n)
buah. Oleh karena itu matriks A yang berordo m× n dapat disajikan sebagai berikut.

a 11 a 12 a 13 … … a 1n

[a 21 a 21 a 21 … … a 2n
Am × n= ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
am1 am 2 am 3 … … amn
] Banyak baris = m

Banyak kolom = n
dengan a mn adalah elemen matriks pada baris ke-m dan kolom ke-n .

3. Jenis Matriks
Matriks memiliki jenis-jenis berdasarkan bentuk maupun pola eleman di dalamnnya,
yaitu:
a. Matriks Baris
Misalkan suatu matriks berordo m× n dengan nilai m=1 ,sehingga diperolah
matriks yang berordo1 ×n. Matriks 1 ×n terdiri atas satu baris dan memuat n
elemen. Matriks yang berciri seperti ini disebut matriks baris.
Misalnya matriks Q1 ×7 =¿ 2] dan matriks P1 ×2=[8−4]

5
b. Matriks Kolom atau Matriks Lajur
Jika suatu matriks berordo m× n dengan nilai n=1, sehingga dierolah matriks
yang berordo m× 1. Matriks m× 1 terdiri ats satu kolom dan memuat m elemen.
Matriks yang berciri seperti ini disebut matriks kolom atau matrik lajur.
1

G
5

[] H
Misalnya matriks 5 ×1 −2 dan matriks 3 ×1 4

c. Matriks Persegi
=
0
6
=
2

1 []
Misalkan suatu matriks berordo m× n dengan nilai m=n, sehingga diperoleh matriks
berordo n × n dan untuk selanjutnya disingka dengan matriks berordo n saja. Pada
matriks berordo n, banyak baris = banyak kolom. Matriks yang berciri demikian
disebut sebagai matriks persegi berordo n.
1 0 0
Misalnya matriks T 3× 3=T 3= 0 1 0
0 0 1[ ]
1 0 1 9 6

K
dan matriks 5 ×5 =K 5 =
1 0 3 5 5

4 5 8 3 2
7 7 0 4 1
[ ]
3 −2 6 −1 3

Dalam matriks persegi, elemen-elemen yang terletak pada garis hubung elemen
a 11 dengan elemen a nn dinamakan diagonal utama, sedangkan elemen-elemne

yang terletak pada garis hubung elemen a n1 dengan elemen a 1n dinamakan


sebagai diagonal samping. Diagonal utama dan diagonal samping dari suatu
matriks persegi dapat ditampilkan dalam bentuk bagan berikut ini :
a11 a 12 a13 … … a1 n Diagonal samping

[ a21 a 21 a21 … … a2 n
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
an 1 an 2 an 3 … … ann

d. Matriks Segitiga
] Diagonal utama

6
Misalkan suatu matriks persegi berordo n dengan elemen-elemen matriks yang
berada di bawah diagonal utama atau di atas diagonal utama semuanya bernilai
nol. Matriks yang berciri demikian dinamakan matriks segitiga.
9 −1 8 3

[ ]
Misalnya matriks G=
0 6 5 −1
0 0 2 8
0 0 0 4

9 0 00
Dan matriks T =
[ ]
5 6 00
2 3 20
1 −4 5 4
e. Matriks Diagonal atau Matriks Identitas
Misalkan suatu matriks persegi berordo n dengan elemen-elemen matriks yang
berada di bawah dan di atas diagonal utama semuanya bernilai nol. Ini berarti
bahwa elemen-elemn matriks semuanya bernilai nol, terkecuali elemen-elemn
yang terletak pada diagonal utama. Matriks yang berciri demikian dinamakan
matriks diagonal, sebagaimana matriks berikut ini :
1 0 0

[ ]
A= 0 1 0 dan matriks B=
0 0 1
1 0
0 3 [ ]
Jika suatu matriks diagonal berordo n dengan elemen-elemen pada diagonal utama
semuanay berniali 1, maka matriks diagonal semacam ini dinamakan matriks
identitas atau matriks satuan. Matriks identitas ordo n dilambangkan dengan I n
dan matriks ini akan sering dijumpai dalam pembahasan selanjutnya. Berikut ini
adalah contoh matriks identitas.

I 2=[ 10 01] matriks identitas berordo dua


1 0 0
I
[ ]
dan 3 0 1 0 matriks identitas berordo tiga
=
0 0 1
f. Matriks Datar dan Matriks Tegak
Misalkan suatu matriks berordo m× n dengan m<n, ini berarti banyak kolom
lebih banyak dibandingkan dengan banyak baris. Oleh karena itu, maka susunan
elemen-elemennya akan memanjang atau menadatar. Matriks yang berciri
7
demikian disebut matriks datar. Sebaliknya, jika m>n maka banyak baris lebih
banyak dibandingkan dengan banyak kolom, sehingga susunan eleman-
elemennya membentuk persegi panjang tegak. Matriks yang berciri demikian
disebut matriks tegak. Berikut ini contoh matriks tegak dan matriks datar.

P= [ 29 4 5
0 7 ]
merupakan matriks datar karena jumlah baris (m) < dari jumlah

kolom (n) (m = 2 dan n = 3 )


0 −1

[ ]
Q= 1 0 merupakan matriks tegak karena jumlah baris (m) > dari jumlah
0 −1
kolom (n) (m = 3 dan n = 2 )
g. Martriks Transpos
Transpos dari suatu matriks A ditulis At atau A' adalah suatu matriks yang
diperoleh dengan cara mengubah setiap baris dari matriks A menjadi kolom pada
matriks A' . Transpos dari matriks A berordo m× n adalah sebuah matriks A'
berordo n × m, yang disusun sebagai berikut :
- Baris pertama matriks A ditulis menjadi kolom pertama dalam matriks A'
- Baris kedua matriks A ditulis menjadi kolom kedua dalam matriks A'
- Baris ketiga A ditulis menjadi kolom ketiga dalam matriks A' , . . . demikian
seterusnya
- Baris ke-m matriks A ditulis menjadi kolom ke-m dalam matriks A' .

8
CONTOH
Tentukan transpos matriks-matriks berikut.
2
2 5

[ ]
1 −2 0 3
a. A=
4 3
6 −1
8 4
10 8
b. B= [0 −7
−6 9 ] c. C=
−2
[ ]
8 90
0 9 14
3 0 41

Jawab :

2 5

a. A=
4 3

[ ] '
6 −1 , maka transpos matriks A adalah A =
8 4
10 8
2 4 6 8 10
[
5 3 −1 4 8 ]
b. B= [−60 −79 ], maka transpos matriks B adalah B' = [−70 −69 ] ,

1 −2 0 3 1 −2 0 3
c. C=
[ ]
−2 8 9 0
0 9 14
3 0 41
, maka transpose matriks C adalah C '=
[ ]
−2 8 9 0
0 9 14
3 0 41

Dari contoh di atas pada bagian c, kita melihat bahwa matriks C=C ' , jenis matriks
yang seperti ini disebut matriks simetris atau mariks setangkup. Dengan demikian
didefinisikan matriks setangkup sebagai berikut.
Misalkan matriks A adalah matriks persegi berordo n . Matriks A disebut matriks simetris
atau matriks setangkup jika dan hanya jika elemne-elemen yang letaknya simetris terhadap
diagonal utama bernilai sama, ditulis:

a ij=a ji

dengan i≠ j.

9
L A T I H A N 1
3. Tuliskanlah ordo danmatriks
Misalkan diketahui banyaknya elemen dari matriks-matriks berikut ini.
a. A=[ 0 4 5 2−1 ]

Berapa0banyak
0 0 baris dan kolom matriks ?

[ ]
b. B= 1 1 1
Sebutkan
0 elemen-elemen
0 0 pada baris pertama, baris kedua, dan baris ketiga.
Sebutkan elemen-elemen pada kolom pertama, kolom kedua, kolom ketiga, kolom
15
c. C=
[]
keempat,
−7dan kolom kelima.
23 ordo matriks !
Tulisakan
Tentukanlah
1 0 3matriks-matriks
9 10 koefisien dari sistem-sistem persamaan berikut ini. Buatlah

a.
[ ]
0 1 −4 5 −2
matriksnya.
d. D= 2 5 1 0 1
7 6 3 1 3
−9 0 8 0 1
1. Diketahui
4 1 9 2matriks
2 1
−3 – matriks :

( )
A= Q adalah
4. Misalkan
1 2
−2 2
( )
B= matriks berordo m× n. Buatlah sebuah contoh matriks Q,
dan suatu
b. −2 −2
jika diketahui :
Tentukan matriks X berordo 2 ×2 yang memenuhi persamaan- persamaan berikut ini.
a. m=0 dan n=10
a. AX =B
b. m=4 dan n=6
b. XA=B
c. m=5 dan n=5
2. Jika X adalah matriks persegi berordo 2 ×2, tentukanlah X pada tiap persamaan
d. m=6 dan n=2
matriks berikut ini.
5. Tentukan transpos dari matriks-matriks berikut ini.
3 2 5 4 3 1 −5
( ) ()
a. X
4 3 4 3
=
6
c. ( ) (
9 6
X=
1 6 )
a. A= [ ]
2 1
3 2 ¿−1 2 3 7 1 −5
( )(
b. X
3 2 51 3
=
5 2 ) d. X ( )(
2 5
=
1 6 )
[ ]
b. B= 1 2 3
3. 0 1 0 A dan B adalah matriks-matriks persegi berordo 2 ×2 dengan B=
Misalkan ( 2 −3
−2 1
. )
−3 4 3
[ ]
c. C= Tentukan matriks A , jika :
0 1 2
a. AB= At
0 0 5 t

[ ]
b.5 3BA=
2 A
−8 4 4 2 4 1 −2 7 10
d. D=
( ) ( ) ( )
9 1 6 matriks A= 3 1 , B= 1 2 , dan C= −7 9 . Jika M = A+ B dan
4. Diketahui
1 1 0
MX −4t , tentukan matriks X .
3 9=C

6. Berikan penjelasan mengenai kebenaran-kebenaran berikut ini.


10
a. Transpos dari matriks baris adalah sebuah matriks kolom dan transpose dari matriks
kolom adalah sebuah matriks baris
5. Diketahui matriks A= (−53 72 ) dan B=(−31 25). Jika A+ B 3 X =B , tentukan
T

matriks X .

6. Dikehui matriks A= (21 04), B=(14 32 ), dan C=( 2621 1833). Jika AXB=C ,
tentukan mat

4. Kesamaan Dua Matriks


Dua matriks yaitu matriks A dan B dikatakan sama yaitu A= B, jika dan hanya jika :
o Ordo matriks A sama dengan ordo matriks B
o Semua elemen yang seletak pada matriks A dan matriks B mempunyai nilai
yang sama, a ij=a ji , untuk semua nilai i dan j.
CONTOH
3

11
Perhatikan matriks-mariks berikut ini.
Matriks-matriks mana sajakah yang sama ?
0 2 1 3 4

[ ]
E= −3 4
7 1
F= [ 4 −1 3
2 0 6 ] [
G= −2 0 2
6 7 5 ]
7 10
1 3 4

[
H= −2 0 2
6 7 5 ]
0 2

[ ]
I = −3 4
7 1
[]
5 6
J= 0 −8
1 5
−3 8
8 1

Jawab :

o Matriks E dan F, E dan G, E dan H, E dan J tidak sama karena memiliki ordo
yang berbeda begitu pun eleman yang seletak.
o Matriks E dan I adalah matriks yang sama karena memiliki ordo yang sama yaitu
3 ×2 dan elemen yang seletak sama.
o Matriks F dan G, F dan H, F dan I, dan F dan J tidak sama karena memiliki ordo
yang berbeda begitu pun eleman yang seletak.
o Matriks G dan H adalah matriks yang sama karena memiliki ordo yang sama yaitu
3 ×3 dan elemen yang seletak sama
o Matriks G dan I, G dan J, H dan I, H dan J, dan I dan J tidak sama karena
memiliki ordo yang berbeda begitu pun eleman yang seletak.

Kesamaan dua matriks dapat digunkakan untuk menentukan nilai peubah atau
variabel yang ada pada elemen-elemen matriks. Perhatikan contoh berikut ini.

CONTOH
4

12
elemen yang seletak adalah
Pada matriks yang sama
1. Misalkan diketahui matriks P dan Q sebagai berikut.

P= 2 3 sama dengan matriks Q= b 3 , tentukan nilai a dan b !


[ ] [ ]

sama, yaitu
1 a 1 −4

Jawab :

[ 21 3a]=[ b1 −43 ] Pada matriks yang sama elemen


yang seletak adalah sama, yaitu
a=−4
Jadi, nilai a=−4 dan b=2.

2. Tentukan nilai a dan b jika diketahui matriks jika diketahui matriks M dan N adalah
sama.

M = a+2 6 dan N= 4 6
[
−5 9 ]
−5 2 b−1 [ ]
, karena matriks M dan N adalah sama maka:

 a+ 2=4 (eleman yang seletak adalah sama)


a=4−2
a=2
 2 b−1=9(eleman yang seletak adalah sama)
2 b=9+1
2 b=10
b=5
Jadi nilai a=2 dan b=5, sehingga diperoleh

M= [ 2+−52 69]=[−54 69]


Terlihat
4 6 = 4 6
dan N= [
−5 2(5)−1 −5 9 ][ ] kesamaan dua
matriks

L A T I H A N 2
Dari matriks-matriks berikut ini, manakah yang sama ?
13
Diketahui matriks-matriks:
dan
Tentukan transpos dari matriks atau
Jika , carilah nilai dan .
Jika diberikan persamaan matriks berikut ini.

Maka hitunglah nilai


Jika , maka tentukan harga dan .
Diketahui dan . Jika menyatakan matriks transpos dari , maka tentukan nilai yang
memenuhi persamaan .

14
B. OPERASI PADA MATRIKS
Sebelumnya kita telah mengenal dan mmpelajari operasi-operasi hitung dalam
matematika. Begitu pun dalam matriks, kita akan mempelajari bagaimana operasi
hitung pada matriks dan aturan-aturan (sifat-sifat) yang beraku diantaranya
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan perpangkatan.
1. Penjumlahan pada Matriks
a. Definisi Penjumlahan pada matriks
Dua buah matriks dapat dijumlahkan jika keduanya memiliki ordo yang
sama. Penjumalahan pada matriks dilakukan dengan cara menjumlahkan eleman-
eleman yang seletak dari masing-masing matriks tersebut.
Misalkan A dan B adalah matriks-matriks berordo m× n dengan elemen-
eleman elemen a ij dan a ji. Jika matriks C adalah jumlah matriks A dan matriks B atau
C= A+ B , maka matriks C juga berordo m× n dengan eleman-eleman ditentukan oleh :
c ij =aij +b ij ,untuk semua i dan j.

1. Diketahui matriks-matriks : CONTOH


P= 1 0 1 dan Q= 10 2 −1 5
a. [
2 −5 3 ] [
−8 5 6 ]
Tentukan penjumlahan matriks P dan matriks Q .

Jawab :
Jumlah matriks P dan matriks Q adalah

P+Q= 1+10 0+2 1+(−1) = 11 2 0


[
2+(−8) −5+5 3+6 −6 0 9 ][ ]
Jadi, jumlah matriks P+Q= [−611 2 0
0 9 ]
b. D= [ ac bd ] dan E= e f
g h [ ]
Tentukan penjumlahan matriks D dan matriks E .

Jawab :
Jumlah matriks D dan matriks E adalah

D+ E= a+e b+ f = a+e b+ f
[
c + g d+ h ][
c + g d+ h ]
15
b. Matriks Nol
Matriks Nol adlah matriks yang setiap elemannya 0. Matriks nol biasanya
dinyatakan dengan O. Misalnya :
0 0
O 2 X 2=
0 0
[ ]
0 0
dan
[ ]
O 3 X 2= 0 0
0 0
Pada penjumlahan matriks dengan salah satu matriks adalah matriks nol maka
hasilnya adalah matriks bukan nol, ditunjukkan sebaga berikut :
A+O=A

[ 29 −31 ]+[00 00]=[29 −31 ]


Maka berlaku juga A+O=A +O= A
c. Lawan suatu Matriks
Jika A dan B adalah dua matriks berordo sama, dan A+ B=B+ A=O , maka B
disebut lawan A ditulis B=− A .

Misalnya matriks M = [ mp no], maka lawan matriks M adalah


−M = −m −n , maka bila dijumlahkan diperoleh :
−p −o[ ]
 M + (−M )= [ mp no]+[−m −n
−p −o ]
m+(−m) n+(−n)
 M + (−M )= [
p+(− p) o+(−o) ]
 M + (−M )=¿ [ 00 00]
 M + (−M )=O, sehingga dapat dilihat penjumlahan antaraM dan −M adalah
matriks nol (O)

M + (−M )=O

Matriks – M sering juga disebut sebagai invers penjumlahan (invers aditif) dari
matriks M .

16
SIFAT PENJUMLAHAN
MATRIKS

Misalkan matriks A , B ,dan C adalah matriks berukuran m× n,


maka:

o A+ B=B+ A (sifat komutatif), sehingga kita dapat menukar


urutan operasi.
o ( A+ B ) +C= A+(B+ C) (sifat asosiatif), sehingga kita dapat
menuliskan A+ B+C tanpa mempunayai arti lain.
o A+O=O+ A= A, terdapat sebuah matriks nol yang
berukuran m× n.
o A+ B=O, dengan matriks B dsiebut lawan atau negatif
matriks A, ditulis B=− A .

2. Pengurangan Matriks
Dengan pemahaman tentang lawan suatu matriks kita dapat menyatakan
pengurangan matriks sebagai penjumlahan matriks. Jika A dan B merupakan dua
matriks yang berordo sama, maka pengurangan matriks A dengan B dapat dinyatakan
sebagai berikut.
A−B= A+ (−B )

dengan −B adalah lawan dari matriks B .

17
CONTOH
6
1. Diketahui A= [ ac bd ] dan G=[ pr qs ]. Tentukan matriks A−G.

Jawab :
A−G= A+ (−G )
a b− p q
 A−G=
c d [ ][ ]
r s
a b + − p −q
 A−G= [ ][
c d −r −s ]

a+(− p) b+(−q)
 A−G= [
c +(−r ) d +(−s) ]
 A−G= [ a−c−rp b−q
d −s ]
1 = −3
2. Tentukan matriks A berordo 2 ×1 dari persamaan A+ [−2] [ 5 ]
.
Jawab :
A+ 1 = −3
[ ][ ]
−2 5
−3 − 1
 A= [ ][ ]
5 −2
−3−1
 A= [ ]
5−(−2)

 A=[ ]
−4
Misalkan A dan B 7adalah matriks-matriks yang berordo m× n dan masing-masing
mempunyai eleman-eleman a ij dan b ij. Jika matriks C adalah hasil pengurangan matriks A
dengan matriks B atau C= A−B , maka matriks C berordo m× n dengan elemen-eleman
ditentukan oleh :
c ¿ ¿, untuk semua i dan j .

Pengurangan dua matriks seringkali dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan


matriks berbentuk X + A=B , dengan A dan B adalah matriks-matriks yang diketahui,
sedangkan X adalah matriks yang dipertanyakan. Dari X + A=B, maka

X =B− A

18
Jadi, matriks X merupakan pengurangan matriksB dengan matriks A .

L A T I H A N 3
Diketahui matriks dan . Tentukan matriks yang diwakili oleh
d. g.
e. h. )
f. i.
Diketahui , , , dan . Tentukan matriks yang diwakili oleh :
b. c. d.
3. Tentukan nilai dan yang memenuhi persamaan berikut !
a.
b.
c.
4. Tentukan matriks dari operasi matriks berikut !
a.
b.
c.
d.

19
5. Jika P= [ 59 −2
−4 ]
,Q=[
2
x
−1
x+ y ]
dan penjumlahan kedua matriks menghasilkan

matriks identitas, maka tentukan nilai dari x− y.


6. Bila diketahui suatu matriks berordo 3 dengan elemen pada baris pertama dan kolom

a b c

[ ]
pertama adalah satu sama dengan matrik G¿ d e f , maka tentukanlah hasil
g h i
penjumlahan dan pengurangan nilai dari a , b , c , d , e , f , g , h ,dan i.

3. Perkalian Matriks
a. Perkalian Skalar dengan Suatu Matriks
Sebuah matriks dengan ordo m× n dapa dikalian dengan sebuah bilangan real
tertentu. Bila real ini selanjutnya disebut dengan skalar. Agar lebih memahami perkalian
matriks dengan skalar, maka perhatikan definisi berikut :
Misalkan k ∈ R dan A=[ aij ] adalah suatu matriks yang berordo m× n. Perkalian
bilangan k dengan matriks A adalah suatu matriks baru yang juga berordo m× n yang
diperolah dengan mengalikan setiap elemen pada A dengan bilangan real k dan diberi
matriks m× n sedemikian sehingga kA=[k aij ]. Dari definisi diperoleh sifat-sifat perkalian
matriks yang penting kita ingat.

SIFAT PERKALIAN
MATRIKS
Dengan k Skalar
Jika k , l ∈ R , matriks-matriks A=[aij ] dan B=[bij ] berordo m× n,
maka dalam perkalian matriks berlaku sifat-sifat berikut :
o ( k +l ) A=kA+ lA
o ( k −l ) A=kA−lA
o k ( lA )= ( kl ) A
o IA= A

20
1. Diketahui matriks-matriks berikut. CONTOH
P= 3 1 dan Q= 18 5
[ ] [ ] 7
2 4 7 2
Tentukanlah matriks X berordo 2 ×2 yang memenuhi persamaan 3 X +2 Q=4 P .
Jawab :
3 X +2 Q=4 P
18 5 =4 3 1
 3 X +2 [
7 2 ] [ ]
2 4
36 10 = 12 4
 3 X+ [
14 4 ][ ]
8 16
12−36 4−10
 3 X= [ 8−14 16−4 ]
−24 −6 1 1 −24 −6
 3 X= [−6 12
, maka] ( ) ( )[
3
3 X=
3 −6 12 ]
 X= [−8
−2
−2
4 ]
, jadi matriks X =[
−8 −2
−2 4 ]
,

b. Perkalian Matriks dengan Matriks


Apabila matriks matriks A=[aij ] adalah matriks yang berordo m× n dan matriks
B=[bij ] adalah matriks yang berordo p ×q, maka perkalian matriks A dan B yang
dinotasikan dengan AB dapat dilakukan apabila n= p.

a11 a12 a13 … … a1 n a11 a12 a13 … … a1 q

[
a21 a21 a21 … … a2 n
A= ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ dan B= ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
am 1 am 2 am 3 … … a mn
] [
a21 a21 a21 … … a2 q

⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
a p 1 a p 2 a p 3 … … a pq
]
Hasil kali matriks AB didefinisikan sebagai matriks C=[c ¿¿ ij]¿ yang berordo m× q
dengan eleman baris ke−i dan kolom ke− j adalah :
c ij =ai 1 b1 j + ai 2 b 2 j+ ai 3 b3 j +. ..+aip b1 n
dengan i=1,2,3 , … , m dan j=1,2,3 , … ,n

Dari definisi perkalian matriks dengan matriks di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
dua matriks dapat dikalikan jika banyaknya kolom matriks pertama sama dengan
banyaknya baris matriks kedua.

21
CONTOH
3 4 1
1. Diketahui A= [
−1 2 ]
dan B= .
0 [] 8
a. Tentukanlah AB dan BA.
b. Apakah AB=BA ?
Jawab :
3 4 1 = 3 (1 ) + 4( 0) = 3
a. AB= [ ][ ] [
−1 2 0 −1 ( 1 ) +2(0) −1 ][ ]
Berdasarkan definisi perkalian matriks dengan matriks, perkalian BA tidak
dapat diselesaikan karena banyaknya kolom dari matriks B tidak sama
dengan nbanyaknya baris pada matriks A .
b. AB=BA
Dari bagian a dapat kita lihat bahwa AB=BA, yang berarti bahwa
perkalian matriks tidak bersifat komutatif.

SIFAT PERKALIAN
MATRIKS
DENGAN MATRIKS
1. AB≠ BA , yaitu tidak berlaku sifat komutatif.
2. Untuk sembarang k ∈ R, A=[a¿¿ ij ]¿ , dan B=[a¿¿ ij]¿, maka
a. ( kA ) B=k ( AB )
b. ( Ak ) B= A ( kB )
c. ( AB ) k= A ( Bk )
3. Untuk A=[a¿¿ ij ]¿ , B=[a¿¿ ij], ¿ danC=[c ¿¿ ij]¿, maka :
a. A ( BC )=( AB ) C , jika AB dan BC terdefinisikan atau
memenuhi sifat asosiatif,
b. A ( B +C ) =AB+ AC, jika AB , AC , dan B+C terdifinisikan.
Sifat ini biasanya disebut sifat distributif kiri perkalian
terhadapat penjumlahan.
c. ( A+ B ) C=AC+ BC, jika AC , BC, dan A+ B terdifinisikan.
Sifat ini biasanya disebut sifat distributif kanan perkalian
terhadapat penjumlahan.
22
4. Dalam perkalian matriks yang hanya memuat matriks-matriks
persegi dengan ordo yang sama, terdapat sebuah matriks
identitas yakni matriks satuan I, yang bersifat IA= AI =A
5. a. Jika AB=O, belum tentu A=O atau O= A
b. Jika AB= AC, belum tentu B=C
6. Jika p dan q adalah bilangan-blangan real serta A dan B adalah
matriks-matriks maka berlaku hubungan

( pA ) ( qB ) =( pq )( AB )

7. Jika At dan Bt berturut-turut adalah transpos dari matriks A dan


matriks B, maka berlaku hubungan ( AB¿¿ t)=Bt At ¿

2 −1 −2 1
L [A T
4. Diketahui f ( x , y )=2 x2 +3 xy , A= ] I
3 4
, dan B=
3 2 [H A] N 4
dengan I adalah matriks

Tentukan hasil identitas. Tentukan matriks


dari perkalian-perkalian yang berikut
matriks bersesuaian
ini ! dengan :
a. f ( A , B ) c. f ( A , 3 I )
b. f ( 2 B , A ) d. f ( A , 0 )
2 0 −1
5. Jika A= [−1
−3 1 ] dan B=[
3 2 ]
2
, tentukan apakah ( AB ) =A B dan 2 2

( A ¿ ¿ 2−B2)=( A−B ) ( A−B)¿


Tentukan matriks dari persamaan berikut !

Diketahui matriks-matriks :
dan
Tentukan )(B)
Tentukan dan
Periksa apakah

23
4. Perpangkatan Matriks
Misalkan A adalah suatu matriks persegi, maka :
A2= AA
A3 =A 2 A= A A 2
A 4= A3 A= A A 3 dan seterusnya
An =A n−1 A= A An−1

Sama halnya dalam perpangkatan pada operasi biasanya yang merupakan perkalian
berulang dari suatu bilangan, dalam hal ini perpangkatan matriks adalah perkalian
berulang suatu matriks.

Misalkan diketahui suatu matriks A= [ 12 −10 ], maka akan ditentukan matriks dari
hasil perpangkatan yaitu A2 + A .

A2 + A= 1 0 1 0 + 1 0
 [ ][
2 −1 2 −1 2 −1 ][ ]
1 (1 ) + 0 ( 2 ) 1 ( 0) + 0( 1)
+ 1 0
 A2 + A=
[ ][
2 ( 1 )+ (−1 ) 2 2 ( 0 )+ (−1 )(−1 ) 2 −1 ]

2
A + A= [ 10 02]+[ 12 −10 ]
2 0
A + A=[
2 −1 ]
2

2 0
Jadi hasil dari A + A adalah [
2 −1 ]
2
.

AKU
BERANI
Diketahui matriks-matriks berikut.
dan
Perlihatkan bahwa persamaan dapat dinyatakan sebagai Kemudian gunakan hasil ini
untuk menetukan matriks
Dengan cara yang sama, tentukanlah matriks yang memenuhi !

24
Suatu matriks persegi selalu dapat dikaitkan dengan suatu bilangan yang
disebut deteminan. Determinan dari suatu matriks persegi A dinotasikan dengan ¿ A∨¿
atau det A.
1. Determinan Matriks Berordo 2 ×2
Misalkan matriks A adalah matriks persegi yang berordo 2 ×2 yang ditulis :

A= [ ac bd ] l
Dia go n a
Hasil kali elemen-elemen pada diagonal utama
sekun dikurangi dengan hasil kali
der

a l
elemen-elemen pada diagonal sekunder, yaitu (ad −bc) Ddisebut
iagon
a ma
determinan matriks A,
ut
sehingga dapat dituliskan sebagai berikut:

| A|= a b =(ad−bc)
|c d|
2. Determinan matriks berordo 3 ×3
Sama halnya dengan matriks persegi berordo 2 ×2, matriks persegi berordo 3 ×3
juga mempunyai determinan. Dalam menentukan determinan matriks 3 ×3, kita dapat
menggunakan dua cara. Perhatikan cara berikut untuk menentukan determinan matriks
3 ×3.

Cara Pertama: metode kofaktor


Nilai determinan matriks persegi 3 ×3 adalah penjumlahan dari hasil kali semua
elemen suatu baris atau kolom matriks tersebut dengan kofaktor masing-masing. Jika
Amn ∨¿ adalah minor a mn dari matriks A ,maka (−1 )m +n∨ Amn ∨¿ disebut kofaktor a mn

ditulis α mn .
α mn=(−1 )m +n∨ Amn ∨¿

a 11 a12 a13
Misalkan A=
[ ]
a21 a22 a23 maka determinan matriks A adalah
a31 a32 a33

25
a 11 a12 a13

|
A= a21 a22 a23
a31 a32 a33 | kofaktor Minor

a 22 a23 a a a a
det( A ) =a11 (−1)
1+1
| a 32 a33 | | |
+a12 (−1)1+2 21 23 + a13 (−1)1 +3 21 22
a31 a 33 a31 a32 | |
det( A ) =a11 ( a 22 . a33−a 23. a 32) −a12 ( a21 a33−a23 . a31) + a13 ( a21 . a32−a22 a 31)
det
( A ) =( a11 . a22 .a 33) −( a 11 .a 23. a32) −( a ¿ ¿ 12. a 21 a33)+ ( a12 . a23 . a31 )+(a ¿ ¿13 . a21 . a32)+ ( a 13 . a
det( A ) =¿
Cara Kedua: metode Sarrus
a 11 a12 a13

[ ]
Misalkan A= a21 a22 a23 maka determinan matriks A adalah
a31 a32 a33

a11 a12 a 13

| |
a 21 a22 a 23 kemudian kolom 1 dan 2 dituliskan ulang dibelakang kolom 3 seperti
a31 a32 a 33

berikut :
a 11 a12 a13 a 11 a12 a11 a12 a13 a11 a12

| | ||
det A= a21 a22 a23 a 21 a22 = a21 a22 a23 a21 a22
a31 a32 a33 a 31 a32 a31 a32 a33 a31 a32 | |
Setiap elemen-elemen diagonal utama dikalikan dan dikurangi dengan elemen-elemen
diagonal sekundernya, sehingga seperti mencari determinan matriks ordo 2 ×2, diperoleh
nilai determinan matriks 3 ×3, yaitu :
det A=¿
Untuk lebih memahami bagaimana menentukan nilai determinan dari suatu matriks
persegi maka perhatikan contoh berikut.

26
1. Tentukan nilai determinan dari matriks berikut : CONTOH
9
a. P= [−11 −22 ]
3 2 0

[
b. Q= 1 6 −4
2 −2 1 ]
Jawab :
1 −2
a. P=
−1 2 [
]
1 −2
det P=¿ P∨¿|
−1 2 |
 |P|=1.2−(−1 ) (−2 )
 |P|=2−2=0, jadi nilai determinan matriks P=0. Matriks yang memiliki nilai
detreminan 0 disebut juga matriks singular.
3 2 0

[
b . Q= 1 6 −4
2 −2 1 ]
Cara pertama: metode kofaktor

det Q=3 (−1 ) |−26 −41 |−2(−1) |12 −41 |+0 (−1) |−21 −6
1 +1 1+ 2
−2|
1+3

 det Q=3 ¿
 det Q=3 (−2 )−2 ( 9 ) +0
 det Q=−24
Cara Kedua: metode sarrus
det Q= { ( 3.6.1 )+2 (−4 ) 2 ) +0.1(−2) }−{( 2.6 .0 ) + (−2 ) (−4 ) (3 )+ 1.1.2 }
 det Q= (18−16 ) −( 24+2 )
 det Q=2−26

L A T I H A N 5
27
Tentukan determinan dari matriks-matriks berikut !
c. , jika
Tentukan nilai jika matriks-matriks berikut ini merupakan matriks singular !
c.
d. D
Tentukan nilai yang memenuhi persamaan berikut !

1+a 2−b2 2 ab

| |
−2b
3
8. 2 ab 2
1−a +b 2
2a =( 1+a2 +b 2 )
2
2b determinan
Tentukan −2 a dari 1−a −b2
matrks-matriks berikut !

Dengan menggunkan sifat determinan, buktikan pesamaan di atas.

D.Jika
INVERS MATRIKS
determinan dari matriks adalah maka tentukanlah nilai dari !
1. Definisi
Tentukan Invers Matriks
determinan dari
b.
Jika A dan B adalah dua matriks persegi berordo sama sedemikian sehingga
Buktikan bahwa
berlaku AB=I =BA dengan I merupakan matriks identitas, maka :

o Matriks A disebut invers matriks B dan diberi notasi B−1 ( A=B−1)


o Matriks 𝐵 disebut invers matriks A dan diberi notasi A−1( B=A−1 )
1
Notasi A−1 tidak diartikan sebagai sebab dalam aljabar matriks tidak
A
didefinisikan adanya operasi pembagian.

3 2 5 −2
Misalkan matriks A= [ ]
7 5
dan B=
−7 3 [. ]
Kalikan B dari kiri oleh A, sehingga :

AB= 3 2 5 −2 = 1 0 =I
[ ][
7 5 −7 3 0 1 ][ ]
Kalikan B dari kanan oleh A, sehingga :

BA= [−75 −23 ][ 37 52]=[ 10 01 ]=I


Dari kedua perkalian matriks di atas diperolah bahwa AB=BA=I . Sehingga B
disebut invers dari A dan ditulis dengan A−1. Dapat pula dikatakan bahwa A disebut
invers dari B dan ditulis B−1.
2. Invers Matriks 2 ×2

28
Jika A adalah matriks berordo dua yaitu A= [ ac bd ]dengan determinan A
1 d −b
−1
| A|=ad −bc ≠ 0, maka invers dari matriks A adalah A = [
ad−bc −c a
, ]
dengan [−cd −ba ] adalah matriks adjoint dari A.
Catatan : Jika determinan suatu matriks A=0 atau merupakan matriks
singular, maka matriks A tidak mempunyai invers.
Untuk membuktikan bahwa A−1 adalah invers dari matriks A, maka cukup
dibuktikan dengan mengalikan AA−1= A−1 A=I . Perhatikan pembuktian berikut
ini :
o Jika matriks A dikalikan dari kanan dengan matriks A−1, maka diperoleh
hubungan :
1
AA−1= a b d −b
 [ ] { [ ]}
c d ad−bc −c a
1 a b d −b
ad −bc c d ][−c a ]
[
 AA−1 =

1 ad−bc 0
ad −bc [ 0 ad−bc ]
 AA−1 =

 AA−1 =[ 1 0 ]
0 1
 AA−1=I
Untuk membuktikan bahwa matriks A dikalikan dari kiri dengan matriks A−1 akan
sama dengan I adalah benar, kamu dapat membuktikannya seperti langkah
pembuktian sebelumnya. Buktikan bahwa A−1 A=I !

SIFAT INVERS MATRIKS

1. Berdasarkan uraian di atas maka untuk menentukan


invers dari suatu matriks berordo 2 dapat dilakukan dengan langkah-
langkah :

29
o Elemen-elemen pada diagonal untama dipertukarkan
o Tanda elemen-elemen dari diaonal sekunder diganti dengan
lawannya
2. Dalam perkalian dua matriks berordo 2 dengan invers A−1 dan B−1,
berlaku :
o ( AB)−1=B−1 A−1
o ¿

AKU
BERANI CONTOH
2dua
k +3matriks 1 2 dengan
1 5 dan , 11
10
Buktikan bahwa dalam perkalian −12 berordo
, dan invers
berlaku :
Diketahui matriks A=
6 [ 7
, B= ] [
−5 −2 ]
C=
−1 −2 [ ]
. Nilai k yang

memenuhi A+ B=C−1, adalah . . . .


(EBTANAS 1998)
Jawab :
A+ B=C−1 , terlebih dahulu tentukan C−1sehingga dapat menyelesaikan persamaan
tersebut yaitu

 C−1= 1
¿¿
1
 C =
−1

( 5 (−2 )−11.(−1) ) 1 [
−2 −11
5 ]
1 −2 −11
 C =
−1
1 1[ 5 ]
 C =
−1
[−21 −11
5 ]
Sehingga diperoleh nilai k yang memenuhi persamaan A+ B=C−1 adalah

 [ 2 k6+3 −12
7 ] [
+¿
1 1
−5 −2
=
−2 −11
1 5][ ]
2 k +4 −11 −2 −11
 [
−5 ] [ 1 5 ]
= telah diketahi bahwa dua matriks yang sama memiliki
1
elemen yang seleak juga sama, sehingga diperoleh:
 2 k + 4=−2
30
 2 k=−6
−6
 k=
2
 k =−3, jadi nilai kyang memenuhi persamaan tersebut adalah k =−3, sehingga

2 k +3 −12 = 2(−3)+ 3 −12 = −3 −12


matriks A= [ 6 7 ][6 7 6 7][ ]

L A T I H A N 6
31
Diketahui matriks dan . Matriks adalah matriks singular. Tentukan nilai !
(EBTANAS 1996)
Buktikan apakah matriks dan berikut adalah saling invers.
dan
dan
Tentukan invers matriks-matriks berikut ini !
c.
Misalkan A dan B adalah matriks-matriks persegi berordo 2, dan A dan B
d.
adalah matriks tak-singular yaitu determinan matriks tidak sama dengan ( | A|≠ 0,
Selesaikan soal-soal berikut !
¿ B∨¿ ≠ 0 ) yang mempunyai invers matriks A−1 atau B−1, dan misal terdapat
Diketahui . Tentukan nilai yang memenuhi persamaan det (det (.
matriks X sedemikian sehingga AX=B, maka X dapat ditentukan dengan
Diketahui matriks dan . Jika , tentukan det
mengalikan kedua ruas dengan persamaan dari kiri dengan A−1. Perhatikan
Tentukan jika matriks berikut merupakan matriks singular !
langkah-langkah penyelesaian berikut ini :
b.
MisalkanDiketahui
A adalah matriks
matriks non-singular , maka
A dan B adalah tentukan apakah
matriks-matriks sama
persegi dengan
berordo 2, maka
Jika A adalahpersamaan
perhatikan matriks setangkup berordo
yang ditulis : 2, maka tentukan det

 AX =B ( AX adalah perkalian dua matriks A dan X )


 A−1 AX=A −1 B ( setiap ruas dikalikan dengan persamaan kiri invers A
yaitu A−1 )
 X =A −1 B (Karena sifat invers A−1 A = I, maka A−1 A X =X ),
sehingga diperoleh penyelesaian matriks X =A −1 B
Demikiaan juga dengan persamaan XA=B, maka X dapat ditentukan
dengan mengalikan kedua ruas dengan persamaan dari kanan dengan A−1, maka
penyelesaiannya sebagai berikut :
 XA=B (XA adalah perkalian dua matriks A dan X )
 XA A−1=B A−1 ( setiap ruas dikalikan dengan dengan persamaan
kanan invers A yaitu A−1 )
 X =B A−1 (Karena sifat invers A−1 A = I, maka A−1 A X =X ),
sehingga diperoleh penyelesaian matriks X =B A−1
Oleh karena perkalian matriks pada umumnya tidak komutatif maka A−1 B
tidak sama dengan B A−1. Dengan demikian, penyelesaian matriks AX =B tidak
sama dengan penyelesaian persamaan matriks XA=B.

32
CONTOH
11
Tentukan matriks X pada persamaan [ 12 14] X =[−12 24 ].
1 1 2 2
Jawab: Misal A=[ ] dan B=[
−1 4 ]
, maka dapat dituliskan AX=B,
2 4
2 −1
2 [1 1 ] [
2 2 ]
1 1 X= 2 2 1 4 −2
sehingga diperoleh: [
2 4] [−1 4 ] −1
, dengan A = = 1 1
(Kalikan kedua ruas dari kiri A−1 ¿
2 −1 2 −1

[ ][ ] [ ][
1 1
2 2
1 1 X=
2 4
1 1
2 2
2 2
−1 4 ] (Sifat AA−1=I ¿

2 −1

[ ][ ]
I X= 1 1
2 2
2 2
−1 4
(Sifat XI = X ¿

5 0

[ ]
X= 3
2
3
,

L A T I H A N 6
Diketahui matriks – matriks :
dan
Tentukan matriks berordo yang memenuhi persamaan- persamaan berikut ini.

Misalkan dan adalah matriks-matriks persegi berordo dengan . Tentukan matriks , jika :

Diketahui matriks-matriks:
dan Jika adalah matriks persegi berordo , tentukan matriks yang memenuhi persamaan
dan .
Diketahui matriks , , dan . Jika dan , tentukan matriks .
Diketahui matriks dan . Jika tentukan matriks
Diketahui matriks , , dan . Jika tentukan matriks

33
1. Menentukan Penyelesaian SPLDV dengan Metode Invers Matriks
Penggunaan lain dari invers matriks adalah untuk menentukan penyelesaian
atau himpunan penyelesaian dari suatu sistem persamaan lienar dua variabel
(SPLDV). Secara umum, penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode
invers matriks dapat dikerjakan dengan algoritma sebagai berikut:

Sistem persamaan linear dua variabel secara umum berbentuk

Bentuk umum ini dapat kita nyatakan dalam bentuk matriks sebagai berikut.
a1 x+ b1 y c a b1 x c
[ a2 x+ b2 y ][][
= 1 ⇔ 1
c2 a2 b 21 y
= 1
c2 ][ ] [ ]
a1 b 1 x c
Misalkan A= [ a2 b21] [] y c2 []
; X= ; dan B= 1 , maka persamaan matriks di

atas dapat ditulis sebagai :

AX=B
Sehingga sistem persamaan linear tersebut dapat diselesaikan dengan
menggunakan persamaan matriks dalam bentuk
AX=B⟹ X =A −1 B

Dari persamaan di atas, kita dapat mencari penyelesaian matriks seperti


yang telah kita pelajari sebelumnya, maka tentukan A−1 diperoleh :
a1 b 1
A=
[ a2 b21 ]
1 b2 −b1

−1
A =
[ ]
| A| −a2 a1 , dengan | A|=determinan A
1 b2 −b1

−1
A =
[ ]
a b −a b ≠ 0
a1 b 2−a2 b1 −a2 a1 , dengan 1 2 2 1

34
Kemudian kalikan matriks yang diperoleh pada langkah 1 dengan invers
matriks koefisiennya, diperoleh :

a1 b1 x −1 c 1
A
−1
[ ][ ] [ ]
a 2 b2 y
=A
c2

1 b2 −b1 a 1 b1 x 1 b2 −b1 c 1
 [
][ ] [ ] =
[
a1 b2−a2 b 1 −a 2 a1 a 2 b2 y a1 b2−a 2 b 1 −a2 a1 c 2 ][ ]
1 0 x 1 b 2 c 1−b1 c2
 ( )[ ] =
[ ]
0 1 y a 1 b2 −a2 b1 −a2 c1 +a 1 c 2

x 1 b2 c 1−b1 c2
 [] =
[ ]
y a1 b2−a2 b1 −a2 c1 +a 1 c 2

Tetapkan nilai x dan nilai y dengan mengacu pada persamaan matriks yang
diperoleh, maka diperoleh :

b 2 c 1−b1 c2
x=
a1 b2−a2 b 1
−a c +a c
y= 2 1 1 2
a1 b2−a 2 b1

CONTOH
3 1 x dan tas pada
18000 12
1. Havila dan Haryati membeli
Misalkan A=
3 3 [ ] []
buku
, X=
y
dan B= [ ]
suatu toko yang sama. Bila
30000
sehingga diperoleh persamaan:
Havila membeli 3 buku dengan harga x dan sebuah tas dengan harga y,
AX=B
sedangkan Haryati membeli 3 buku dan 3 tas yang masing-masing memiliki
X =A −1 B
harga xdan y. Harga buku dan tas Havila adalahRp 18000 dan harga buku
1 3 −1
A= 3 bila3
dan tas Haryati
1 3 [ ],dijumlah
−1
maka A yaitu
= Rp 30.000, dengan[
3 ( 3 ) −(1)(3) −3 3 ] menggunakan matriks
tentukan harga buku dan tas tersebut.
1 3 −1
−1
Jawab:  A = 9−3 −3 3 [ ]
Dari permasalan di1atas
3 kita
−1dapat tuliskan dalam model matematika:

−1
 A =
6 y=18000
3 x+ −3 3 [ ]
......................(1)
 3 1y +3 −1
y=30000 ......................(2)
Dari

[3 3 y
[][ ] [ ]]
= 2
A−1persamaan
−1 1
3 1 x 2 18000
=
6ini dapat dituliskan dalam bentuk matriks,

2
30000
disubstitusi ke persamaan X =A −1 B , sehingga

1 −1
 X=
[ ][
diselesaikan dengan metode invers matriks sebagai berikut:
2 6 18000
−1 1 30000
2 2
] 35

9000+50000
L A T I H A N 8
Tentukan penyelesaian sistem persamaan linear berikut dengan menggunakan matriks.

Diberikan sistem persamaan berikut.

Ubah sistem persamaan ke bentuk matriks


Tentukan invers matriks koefisien A.
Gunakan untuk menetukan penyelesaian jika dan
Gunakan untuk menetukan penyelesaian jika dan

3. Suatu1.fungsi
Doni linear f ( x24
membeli b , bernilai
liter bensin
)=ax+ dan 57liter
untuk x=¿2 dan
oli dengan bernilai
harga Rp −2 untuk
x=−1. 258.000,00. Sedangkan Fida membayar Rp 381.000,00 untuk 18 liter
a. bensin dan 10
Tentukan liter oli.
rumus Tentukan
fungsi harga
tersebut ! bensin dan oli tiap lliternya.
2. b. Tentukan nilai f ( 3 )dan f (−2 ) !
4. Doni membeli 24 liter bensin dan 5 liter oli dengan harga Rp 258.000,00.
Sedangkan Fida membayar Rp 381.000,00 untuk 18 liter bensin dan 10 liter
oli. Tentukan harga bensin dan oli tiap lliternya.
5. Pada tahun ajaran baru, Ali mewakili beberapa temannya untuk membeli 5 36
buah buku matematika dan 4 buah buku biologi. Ali harus membayar
sejumlah Rp 241.000,00. Pada saat yang hampir bersamaan, Badi mewakili
3. Menentukan Penyelesaian SPLDV dan SPLTV dengan Metode Determinan
Matriks
Penggunaan lain dari determinan matriks adalah untuk menentukan
penyelesaian atau himpunan penyelesaian dari suatu sistem persamaan lienar dua
variabel (SPLDV) dan juga sistem persamaan linear tiga variabel (SPLTV) agar
menjadi lebih mudah. Secara umum, penyelesaian SPLDV dan SPLTV dengan
menggunakan metode determinan matriks dapat dikerjakan dengan algoritma sebagai
berikut:
Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) secara umum berbentuk

Dengan menggunakan eliminansi, bentuk umum ini dapat kita nyatakan dalam
bentuk matriks sebagai berikut :

( 37
=
Sehingga x dapat dituliskan sebagai pembagian determinan sebagai berikut :

c1 b1

 x=
| |
c 2 b2
a1 b1
| |
a2 b2
Dx
 x=
D
Sama halnya dengan menetukan nilai x ,nilai dari variabel y dapat ditentukan
sebagai berikut :

(
y=

c 1 a1

 y=
| |
c 2 a2
a1 b1
| |
a2 b2
Dy
 y=
D

Penyelesaian x dan y dapat dinyatakan dengan notasi determinan, yaitu dengan


menentapkan D , Dx ,dan D y sebagai berikut :

a1 b1
 D= | |
a2 b2
merupakan determinan dari koefisien-koefisien variabel x dan y

c1 b1
 D x =¿ | |c 2 b2
merupakan determinan D dengan bagian kolom pertamanya diganti

oleh konstanta-konstanta c 1 dan c 2


c a
 | |
D y =¿ 1 1 merupakan determinan D dengan bagian kolom pertamanya
c 2 a2
diganti oleh konstanta-konstanta c 1 dan c 2

38
Hubungan inilah yang dikenal sebagai Aturan Cramer atau Kaidah Cramer
bagi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) dan berlaku juga pada sistem
persamaan lienar tiga variabel (SPLTV).
Bila diketahui sistem persamaan lienar tiga variabel

Maka penyelesaian sistem persamaan tiga variabel (SPLTV) tersebut adalah :

d 1 b1 c 1 a1 d 1 c1 a 1 b1 d 1

x=
| | | | | |
d 2 b2 c 2
d 3 b3 c 3
, y=
a2 d 2 c2
a3 d 3 c3
a 2 b2 d 2
a3 b3 d 3
, dan z= a
a1 b 1 c 1 a1 b1 c 1 b1 c 1

| | | | | |
a2 b 2 c 2
a3 b3 c 3
a2 b2 c 2
a3 b 3 c 3
a2
a3
1
b2 c 2
b3 c3

CONTOH
Tentukan penyelesaian SPLDV di bawah ini dengan menggunakan metode 13
determinan.

Jawab :

D= 4 5 =( 4 ) ( 3 )−( 2 ) ( 5 )=2
| |
2 3

D x= |1711 53|= (17 )( 3 )−( 11) ( 5)=−4


D y = 4 17 =( 4 ) ( 11 )−( 2 ) ( 17 )=10
| |
2 11

Dx −4
 x= = =−2
D 2
D y 10
 y= = =5
D 2
Jadi penyelesaian SPLDV tersebut adalah x=−2 dan y=5 atau himpunan

39
Misalkan diketahui SPLDV berikut :

1. D ≠ 0, maka himpunan penyeesaian tepat memiliki satu anggota.


2. D=0 , D x ≠ 0, dan D y ≠ 0, maka himpunna penyelesaian tidak memiliki anggota.
3. D=D x = D y =0, maka himpunan penyelesain memiliki anggota yang tak hingga
banyaknya.
4. x− y =−1

Hal ini juga berlaku pada penyelasain sistem persamaan linear tiga variabel (SPLTV).

L A T I H A N 8
Tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut dengan metode determinan.

b.

Tentukan penyelesaian dari SPLTV berikut dengan metode determinan (Cramer).

2
Perhatikan SPLDV berikut ini.

40
Himpunan penyelesaian SPLDV tersebut tidak mempunyai anggota.
a) Carilah hubungan antara p dan q, syarat bagi p, serta syarat bagi q
b) Jika p dan q masing-masing merupakan bilangan asli, carilah pasangan nilai p dan
q sehingga himpunan penyelesaiannya tidak memiliki anggota.
4. Suatu hari Ana dan Ane pergi ke sebuah toko yang sama. Ana ingin membeli 4 buah
kotak makan dengan harga p dan 14 botol minum dengan harga q tetapi karena
uangnya kurang sebesar Rp 42.000 maka ia meminjam uang Ane. Pada saat itu Ane
membawa uang sebesar Rp 50.000 dan ia hanya membeli 1 kotak makan dan 2 gelas
sehingga sisa pembelian Ane tepat menutupi kekurangan uang Ana dan ia masih
mendapat kemablian uang sebesar Rp 2000. Berapakah harga kotak makan dan botol
minum tersebut ? (Gunakan aturan Cramer untuk menentukan harga kotak makan dan
botol minum)
5. Diketahui

p
x= .
Dengan 3 1 Tentukan nilai p .
|
2 −3 |
6. Lusi mempunyai uang Rp150.000,00 lebihnya dari uang Sinta. Jika tiga kali uang
Lusi ditambah dua kali uangnya Sinta jumlahnya adalah Rp950.000,00. Tentukan
besar masing-masing uang Lusi dan Sinta!
7. Irfan dan Roni bekerja di pabrik kaos bagian menyablon logo. Irfan dapat menyablon
300 kaos setiap jam, sedangkan Roni dapat menyablon 200 kaos setiap jam. Lama
waktu mengerjakan Irfan dan Roni tidak sama. Jumlah jam kerja Irfan dan Roni
adalah 50 jam dengan banyak kaos yang telah disablon sebanyak 12.400 kaos.
8. Sudut suatu segitiga yang berukuran sedang adalah 300 lebih besar daripada sudut
yang terkecil. Sudut yang terbesar 100 lebih besar daripada sudut sedang. Berapakah
besar tiap-tiap sudut?
9. Tomi dan Budi secara bersamaan membutuhkan waktu 12 menit untuk mencuci
sepeda motor. Budi dan Benny secara bersamaan membutuhkan waktu 15 menit uk
mencuci sepeda motor yang sama.

41
Tentukan berapa menit yang diperlukan oleh Tomi, Budi, dan Benny untuk mencuci
sepeda motor ang sama secara bersama-sama.

10. Pada suatu taman ria ada 3 jenis wahana bermain: Jolly, Adventure dan Thrill. Karcis
masuk gratis jika membeli satu paket tiket, termasuk 10 tiket untuk tiap-tiap wahana.
Atau Anda dapat membayar Rp50.000,00untuk karcis masuk dan kemudian membeli
tiket untuk masing-masing wahana secara tersendiri. Noah, Rita, dan Carey
memutuskan untuk membayar karcis masuk dan membeli tiket secara individu. Noah
membayar Rp195.500,00 untuk 7 wahana Jolly, 3 wahana Adventure dan 9 wahana
Thrill. Rita membayar Rp130.000,00 untuk 9 wahana Jolly, 10 wahana Adventure.
Carey membayar Rp249.500,00 untuk 8 wahana Jolly, 7 wahana Adventure dan 10
wahana Thrill. ( harga tersebut belum termasuk tiket masuk)
a. Berapa harga tiap-tiap wahana?
b. Berapa yang harus dibayar untuk satu paket tiket lengkap?
c. Apakah Noah, Rita dan Carey sebaiknya membeli satu paket tiket lengkap?

42
1.
1.
1.
1.
1. J

x
log a log(4 a−14) = log b 1
ika matriks [ ❑
log(b−4) 1 ][
log a 1 ]
maka x=¿. . . .

a. 1
b. 4
c. 6
d. 10
e. 106 (UM-UGM 2007)
2. Bilangan dari semua kemungkinan matriks ordo 3 ×3 dengan elemen yang hanya
terdiri oleh 0 atau 1 adalah . . . .
a. 27 b. 18 c. 81 d. 512 e. 1536
(Highly order thingking question by
Vidhyarian Institute)

a 11 a12
3. Diberikan A= [ a21 a22 ]dengan | A|=−10. Maka nilai dari a 11 c11+a 12 c 12 adalah . . . .

(c 11 dan c 12 adalah kofaktor a 11 dan a 12 ¿


a. 2 | A| b. −| A| c. | A|2 e. 0
d. | A|
(Highly order thingking
question by CBSE)
4. Jumlah dari ketiga bilangan adalah 2. Jika bilangan kedua dikurangkan bilangan
pertama, diperoleh sama dengan 3. Dengan menambahkan dua kali bilangan kedua
dan bilangan ketiga diperoleh sama dengan 0. Bila dinyatakan dalam sistem aljabar
dan menggunakan matriks, maka masing-masing bilangan yang digunakan
adalah . . .
a. x=1 , y=– 2 , z=1
b. x=−1 , y=– 2, z=1
c. x=1 , y=2 , z =−1
d. x=−1 , y=– 2, z=−2
e. x=1 , y=2 , z =−2 (Highly order thingking question by CBSE)

43
x 3 7
| |
5. Diketahui bahwa x=−9 adalah salah satu akar dari 2 x 2 =0, maka akar-akar
7 6 x
yang lain adalah . . . .
a. x 2=2 atau x 3=7
b. x 2=2 atau x 3=−7
c. x 2=−2 atau x 3=7
d. x 2=−2 atau x 3=−7

(Highly order thingking question by


CBSE)

6. Asumsikan X , Y , Z ,W dan P adalah matriks-matriks yang berordo


2 ×n , 3 ×k , 2 × p , n× 3 , dan p ×k. Jika n= pmaka ordo dari matriks 7 X −5 Z adalah ..
..
(Highly order thingking question by
Vidhyarian Institute)

α
7. Jika A=
[ 0

tan
α
2
−tan

0
2
] dan I adalah matriks identitas berordo 2, maka perlihatkan

cos α −sin α
bahwa I + A=( I −A ) [ sin α cos α
. ]
(Highly order thingking question by CBSE)

1 1 1 3n−1 3 n−1 3n−1

[ ]
1 1 1
n
8. Jika A= 1 1 1 maka buktikan bahwa A = 3n−1 3 n−1 3n−1 .
3n−1 3 n−1 3n−1 [ ]
(Highly order thingking question by PISA)
1 −4 ,
9. Misalkan A=
1 −3 [ ]
buktikan dengan induksi matematika bahwa :

n
A= [ 1+2n n −4 n
1−2n ]
(Highly order thingking question by TIMMS)
10. Suatu rangkaian listrik terdiri dari dua baterai (6 V dan 9 V) dan tiga resistor (47 ohm,
470 ohm, dan 280 ohm). Baterai-baterai tersebut menghasilkan aliran arus listrik pada

44
rangkaian. Misal x, y dan z mempresentasikan arus dalam ampere yang mengalir
melewati masing-masing resistor. Voltasi yang melewati masing-masing resistor
adalah arus listrik dikalikan dengan resistansinya ( V= IR). Hal tersebut menghasilkan
dua persamaan loop pada rangkaian sebagai berikut:
47x + 470y = 6
280z + 470y = 9

45
Arus listrik yang mengalir ke masing-masing titik pada rangkaian harus mengalir
keluar. Jadi, di persimpangan A, x + z – y = 0. Tentukan arus yang mengalir melalui
masing-masing resistor!

Sumber: Discovering Algebra, an Investigative Approach

46

Anda mungkin juga menyukai