Anda di halaman 1dari 16

BAHAN AJAR MATRIKS

MATA PELAJARAN
MATEMATIKA
TAHUN PELAJARAN 2023/2024

PETA KONSEP

MATRIKS

PENGERTIAN
A. JENIS-JENIS ORDO MATRIKS
MATRIKS
MATRIKS

OPERASI KESAMAAN
MATRIKS MATRIKS

PENERAPAN
MASALAH
KONTEKSTUAL
A. PENGERTIAN MATRIKS
Untuk mengukur tubuh yang ideal dibutuhkan ukuran tinggi badan dan berat
badan. Oleh karena itu dambil 4 orang contoh untuk diukur tubuh idealnnya. Data yang
telah diperoleh sebagai berikut:
1. Arman memiliki tinggi badan 165 cm dan berat badan 52 kg
2. Malika memiliki tinggi badan 160 cm dan berat badan 48 kg
3. Laila memiliki tinggi badan 162 cm dan berat badan 50 kg
4. Suhada memiliki tinggi badan 167 cm dan berat badan 55 kg
Data hasil pengukuran tinggi badan dan berat badan diatas lebih mudah disajikan
dengan menggunakan tabel sebagai berikut:

Nama Tinggi Badan Berat Badan


(dalam cm) (dalam cm)
Arman 165 52
Malika 160 48
Laila 162 50
Suhada 167 55

Tabel diatas menyajikan suatu informasi atau data mengenai hasil pengukuran tinggi
dan berat badan beberapa orang siswa. Pernakah kalian menjumapi suatu tabel atau daftar
pada surat kabar atau majalah yang menyajikan suatu informasi?

Apabila data atau informasi pada tabel diatas hanya dituliskan bilangannya saja
tanpa disertai judul baris dan kolomnya, maka akan diperoleh kelompok bbilangan dalam
susunan sebagai berikut:

165 52
160 48
162 50
167 55

Sebagai contoh lain adalah data klasemen tiga klub teratas Liga Italia yang disajikan dalah
tabel berikut:

Tabel Klasemen Tiga Klub teratas Liga Italia

Klub Menang Seri Kalah


Juventus 27 6 4
Napoli 23 9 5
AC Milan 20 9 8

2
Apabila judul baris dan kolom pada tabel tersebut dihapuskan, maka diperoleh
kelompokbilangan dalam susunan sebagai betikut:

27 6 4
23 9 5
20 9 8

Apabila kita perhatikan kembali kelompok bilangan pada masalah berat badan dan tinggi
badan,serta klasemen tiga klub teratas Liga Italia maka diperoleh:

165 52 27 6 4

160 48 23 9 5

162 50 20 9 8

167 55

Susunan bilangan berbentuk Susunan bilangan berbentuk Persegi

Persegi Panjang

DEFNISI:
Matriks adalah susunan sekelompok bilangan dalam bentuk persegi
atau persegi panjang yang diatur dalam baris dan kolom serta
diletakkan diantara dua tanda kurung (kurung biasa atau kurung siku)

Bilangan yang tersusun dalam baris dan kolom disebut elemen matriks.
Nama matriks ditulis dengan menggunakan huruf kapital.
Banyaknya baris dan kolom matriks disebut ordo matriks.
Bentuk umum matriks:
 a1.1 a1.2 a1.3 ... a1.n  a1.1  elemen matriks pada baris 1, kolom 1
a a 2.n 
 2.1 a 2.2 a 2.3 ... a1.2  elemen matriks pada baris 1, kolom 2
A =  a 3.1 a 3.2 a 3.3 ... a 3.n 
  a1.3  elemen matriks pada baris 1, kolom 3
 : : : ... : 
a m.1 .
a m.2 a m .3 ... a m.n 
a m.n  elemen matriks pada baris m, kolom n

3
Contoh :

0  3  4 
B= 
5 6 7 

Ordo matriks B adalah B2 x 3

a1.3  - 4 a 2 .2  6

B. ORDO MATRIKS
Susunan matriks merupakan susunan bilangan yang terdiri atas baris-baris dan kolom-
kolom.Ordo atau ukuran matriks ditentukan dengan banyaknya baris baris, diikuti
dengan banyaknya kolom. Perhatikan kembali matriks A:
4 5
A  7 4
7 9

Banyaknya baris matriks A adalah 3 dan banyaknya kollom adalah 2. Dengan demikian
matriks A dikatakan matriks berordo atau berukuran 3 x 2 (dibaca tiga kali dua).
Dituliskan dengan notasi: A3x 2

C. JENIS-JENIS MATRIKS

1. Matriks baris
Matriks baris adalah matriks yang hanya memiliki satu baris.
Contoh : A = [ 5 -2 0 4 ]
2. Matriks kolom
Matriks kolom adalah matriks yang hanya memiliki satu kolom.
2
 1
Contoh : C =  
0
 
7
3. Matriks persegi
Matriks persegi adalah matriks yang jumlah baris dan kolomnya sama.
2 0 5 3
1 8 6 4 
Contoh : A = 
5 9 0 6
 
7  3  5 10
Diagonal samping Diagonal utama

4
Diagonal utama suatu matriks meliputi semua elemen matriks yang terletak pada
garis diagonal dari sudut kiri atas ke sudut kanan bawah. Diagonal samping matriks
meliputi semua elemen matriks yang terletak pada garis diagonal dari sudut kiri
bawah ke sudut kanan atas.

4. Matriks Identitas
Matriks identitas adalah matriks persegi yang elemen-elemen pada diagonal
utamanya 1, sedangkan semua elemen yang lainnya nol.
Contoh :

1 0 0
1 0 
A=   B = 0 1 0
0 1  0 0 1
5. Matriks segitiga atas
Matriks segitiga atas adalah matriks persegi yang elemen-elemen di bawah
diagonal utamanya bernilai nol.
Contoh :
2 3  1
A = 0 1 4 
0 0 5 
6. Matriks segitga bawah
Matriks segitiga bawah adalah matriks persegi yang elemen-elemen di atas diagonal
utamanya bernilai nol.
Contoh:
 2 0 0
D   2 1 0
 3 5 7
7. Matriks nol
Matriks nol adalah matriks yang semua elemennya nol.
Contoh :
0 0 0 
C=  
0 0 0 

C. TRANSPOSE MATRIKS

Transpose matriks adalah perubahan bentuk matriks dimana elemen pada baris
menjadi elemen pada kolom atau sebaliknya. Tranpose matriks di notasikan At (dibaca:
A transpose). Sehingga tranpose matriks A adalah At .
5
 a1 b1 
a a3 
, maka A  a2 b2 
a2
Jika A   1 
t

 b1 b2 b3 
 a3 b3 

Jika matriks A berordo m × n maka transpos A memiliki ordo n × m.

Secara Umum bisa dituliskan :

Amn , maka At nm


Contoh :

 2 4 1
A=  
  3 5 0

2  3
A = A = 4 5 
t T

1 0 

D. KESAMAAN MATRIKS

Dua matriks dikatakan sama jika, keduanya mempunyai ordo yang sama dan elemen-
elemen yang seletak juga sama.

Contoh 1 :

A = B

2  3  6 9 
5 4  =  3  3
   5 4 

Contoh 2:

1 2 1  3 1 2
Diketahui matriks A    B  C  3 4
3 4 3 4   

Tentukan:

a. Apakah matriks A = B?

b. Apakah matriks A = C?

Jawab:

a. Matriks A  matriks B karena ada satu elemen matriks A dan B yang seletak tidak
memiliki nilai yang sama, yaitu 2 ≠ –3.

6
b. Matriks A = matriks B, karena anggota pada matriks A sama dan seletak dengan
anggota pada matriks

Contoh 3: Tentukan nilai a dan b dari kesamaan matriks berikut

3a  4  12  4
a.  
2b  5  9  5

3a = -12, a = -12/3, a = -4, 2b = 9 , b = 9/2, b = 4,5

 1 6a  1  1 3b  2
 4a  5 
b  3  2a 3 

4a + 5 = 2a 6a – 1 = 3b + 2
4a – 2a = -5 6(-5/2) – 1 = 3b + 2
2a = -5 -15 – 1 = 3b + 2
a = -5/2 -16 = 3b + 2
3b = 18
b =6

LATIHAN 1

 3 6  12 16 20 
2 7 4 6  3
1. Diketahui matriks A = 
 1 5  6 12 4 
 
 11 4 10 15 5 

a. Tentukan ordo matriks A

b. Sebutkan elemen-elemen pada baris ke-2

c. Sebutkan elemen-elemen pada kolom ke-3

d. Sebutkan elemen a2.3

e. Sebutkan elemen a3.5

2. Tentukan nilai a dan b dari kesamaan matriks berikut :

 a  b   4a  5 
a.   
2a  15 6a  7b

7
 7 5a  b   7 10 
b.  
 2a  3 14   4 14 

 2a 2  a   10 2b  1
c.  
b  3 8  a  1 a  b 

3. Tentukan nilai x, y, dan z dari kesamaan matriks berikut :

 x 3 4 x  1
a.   
1  y z   z  2 

 9 2  x 2 x  1
b.   
 y z 2   y z 

 x  5 2 x  11
c.   
3  y   y  9 

2 x  y 3x   7  4
4. Diketahui P =  dan Q =
x  2 y x  y   2 y  1 
 

Jika P = QT, maka tentuka x – y

E. PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATRIKS


1. PENJUMLAHAN MATRIKS

Dua matriks dapat dijumlahkan, jika keduanya berordo sama, dengan cara
menjumlahkan elemen-elemen yang seletak.

Contoh :

a a2  b b2 
A 1 B 1
 a3 a4  b3 b4 

a a2  b1 b2   a1  b1 a2  b2 
A B   1  
 a3 a4  b3 b4  a3  b3 a4  b4 

3 5  11  3
Diketahui matriks A =   , matriks B =  . Hitung A + B!
7 2   7 9 

Jawab:

3 5  11  3  3  11 5  (3) 14 2 
A + B =    7 9   7  (7) 2  9    0 11
 7 2       
8
2. PENGURANGAN MATRIKS
Dua matriks dapat dikurangkan, jika keduanya beorodo sama, dengan cara
mengurangkan elemen-elemen yang seletak.

Contoh :

a a2  b b2 
A 1 , B 1
 a3 a4  b3 b4 

a a2  b1 b2   a1  b1 a2  b2 
A B   1  
 a3 a4  b3 b4  a3  b3 a4  b4 

Contoh:

  4 0 6 4
Diketahui A =   ; B =  . Hitung A – B!
 3 6  2 4

Jawab:

 4 0 6 4  4  6 0  4  10  4
A – B =   =  =
 3 6  2 4  3  2 6  4   1 2 

3. SIFAT-SIFAT PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN MATRIKS


Misalkan A, B, dan C matriks-matriks dengan ordo sama maka berlaku sifat-sifat
berikut:

1. A + B = B + A (Komutatif )

2. A + (B + C) = (A + B) + C (Asosiatif )

3. A – B ≠ B – A (Anti Komutatif )

LATIHAN 2

1. Selesaikan operasi matriks berikut :

2a   7 a 
a.     
 b   3b 

 2m   1 
b.     
 3n   4

 2a b   a 2b 
c.    
3a  b   4a b 
9
 2x 3 y   x  y
d.   
 x 2 y   x 2 y 

 5 3  2 7  8  2 
2. Diketahui P =   ,Q=   , dan R = 
  2  4   3  3 6 9 

Tentukan :

a. P + Q
b. Q - R
c. (P + Q) - R
d. P + (Q - R)
3. Tentukan matriks X nya, jika X berordo 2x2

10 0 0 2
a. X +   
 0 1 2 1 

 3 5  4  7 
b. X -   
  2 1  5 3 

 3  4  2  4
c.   X  
2 7  3  1 

4. Tentukan x, y, w, dan z jika diketahui :

3x 3 y   x  1  4 x  y
 
3z 3w 6 2w  z  w
     3 

F. PERKALIAN MATRIKS

1. PERKALIAN MATRIKS DENGAN BILANGAN REAL

Jika A sebuah matriks dan k bilangan real maka hasil kali kA adalah matriks yang
diperoleh dengan mengalikan masing-masing elemen matriks A dengan k.

a a 2   K  a1 K  a2 
K 1 
a3 a 4   K  a3 K  a 4 

Contoh :

 6 0
Jika diketahui K = 4 dan matriks A =   . Hitung K  A !
 3 7 

10
Jawab :

 6 0  46 40  24 0 
K  A = 4     
 3 7 4(3) 47 12 28

Sifat-Sifat Perkalian Skalar

Misalkan a dan b skalar, D dan H matriks sebarang dengan ordo sama, maka
berlaku sifat-sifat sebagai berikut

1. aD + aH = a(D + H)

2. aD + bD = (a + b)D

3. a(bD) = (ab)D

2. PERKALIAN DUA MATRIKS

Pernahkah Anda bermain domino? Bagaimanakah memasangkan kartu- kartu


dalam permainan domino? Agar selembar kartu domino dapat dipasangkan dengan
kartu domino yang lain, jumlah mata bagian kanan kartu tersebut harus sama dengan
jumlah mata bagian kiri kartu pasangannya

Prinsip pemasangan kartu domino ini dapat kita gunakan untuk memahami perkalian
dua matriks, yaitu sebuah matriks A dapat dikalikan dengan matriks B jika banyak
kolom matriks A sama dengan banyak baris matriks B. Adapun elemen-elemen
matriks hasil kali ini adalah jumlah dari hasil kali elemen-elemen pada baris matriks
A dengan elemen-elemen pada kolom matriks B.

Perkalian matriks A dan B dituliskan AB terdefinisi hanya jika banyaknya baris


matriks B sama dengan banyaknya kolom matriks A.

Matriks Amn  Bn p  Cm p

Ordo hasil perkalian

11
.

b b2 
1. Jika matriks A1  2 = a1 a2  dan matriks B2  2 =  1
b3 b4 

b b2 
Maka A  B = a1 a 2   1
b3 b4 

 a1  b1  a 2  b3 a1  b2  a 2  b4 

a a2  b b2 
2. Jika matriks A2  2 =  1  dan matriks B2  2 =  1
a3 a4  b3 b4 

a a2  b b2 
Maka A  B = 1    1
a3 a4  b3 b4 

a  b  a 2  b3 a1  b2  a 2  b4 
= 1 1 
a3  b1  a 4  b3 a3  b2  a 4  b4 

Contoh 1:

1 2
Diketahui matriks A = 2 3 , B =   . Hitung A  B !
 3 1

Jawab :

1 2
A  B= 2  3   
 3 1

= 2(1)  (3)3 22 (3)1

=  2 9 4 3 = 11 1

Contoh 2 :

 2 4 6 2 
A=   ,B=   , hitung A  B !
3 6 3 1 

Jawab:

 2 4 6 2 
AB =     
3 6 3 1 

26  43 2 2  41 12 12 4  4 24 8 


=   ,=   ,=  
36  63 3 2  61 18 18 6  6  36 12 

12
3. PERPANGKATAN MATRIKS PERSEGI
Misalkan A adalah matriks persegi dengan ordo n × n maka bentuk pangkat dari
matriks A didefinisikan sebagai berikut.

A2 = A × A

A3 = A × A × A

An = A × A × A ... × A

Contoh soal:

 2 4
Jika A =   , hitung A2 !
3 6

Jawab:

 2 4  2 4 2.2  4.3 2.4  4.6 4  12 8  24  16 32 


A2 =   , =  , =  , = 
3 6 3 6 3.2  6.3 3.4  6.6  6  18 12  36  24 48

LATIHAN 3

1. Jika X adalah matriks berordo 2x2, tentukan matriks X dari :

1  1  0 2
a. 2    X  3 
3 7    5 4

 7 1  5 12 
b.    3X   
 4 3  8 6 

a 4 2a  3b 2a  1
2. Diketahui A =   dan B =  , Jika A = 2BT, tentukan nilai a +
2b 3c   a b  7 
b+c

 p 2  p q   4 p  q
3. Jika 3    , Tentukan nilai p, q, r, dan s.
 r s   1 2 s  r  s 3 

4. Hitung perkalian matriks berikut :

2 1 3  3   2 1 2  0 4 
3 2  4 0 3 0 1. 1 , 4  2 3.3  1
a.  . , b.    c.   
1  1 5 6 2 1 5  6  0  4 0 2 5 
13
5. Diketahui matriks-matriks sebagai berikut :

 3 2  2 4  2 3
A=   , B=  , C =  2 1
 4 3  3 2  

Tentukan :

a. A.B
b. B.A
c. B.C
d. (A.B).C
e. A.(B.C)
f. Buatlah kesimpulan untuk a dan b, serta d dan e

1 a  b a  1 0  1 0
6. Jika : P   , Q , dan R  
b c    c d
 
0 1 

Tentukan nilai d jika P + QT = R2

7. Tentukan nilai x yang memenuhi persamaan :

 4 x  2   6 8   3 1  0 3
3 .   2. . 
 2   11  6  2 4  1 1

G. PENERAPAN OPERASI MATRIKS DALAM PENYELESAIAN MASALAH


Dalam kehidupan sehari-hari matriks memiliki banyak manfaat diantaranya:
1. Dalam masalah ekonomi, matriks membantu dalam membuat analisis ekonomi
yang memuat berbagai variabel.
2. Matiks dapat digunakan untuk mempermudah analisis input-output, baik dalam
bidang ekonomi, manajemen, kependidikan, dan bidang lainnya.
3. Matriks dapat menyederhanakan data sehingga proses pengolahan data akan
lebih mudah.
4. Matriks digunakan untuk untuk membantu dalam menyelesaikan masalah pada
transformasi geometri, seperti dilatasi, rotasi, refleksi, dan translasi.
5. Matriks dapat diaplikasikan untuk grafik di komputer dan bentuk animasi. Suatu
gambar dalam bidang dapat disimpan dalam komputer sebagai himpunan puncak
yang diplot dan dihubungkan oleh garis-garis untuk menghasilkan gambar
tersebut. Penyimpanan himpunan puncak tersebut dalam bentuk matriks 2 x n
dan sebagainya.

14
Contoh 1:
Suatu perusahaan yang bergerak pada bidang jasa akan membuka tiga cabang besar
di Pulau Sumatera, yaitu cabang 1 di kota Palembang, cabang 2 di kota Padang, dan
cabang 3 di kota Pekanbaru. Untuk itu, diperlukan beberapa peralatan untuk
membantu kelancaran usaha jasa tersebut, yaitu handphone, komputer dan sepeda
motor. Di sisi lain, pihak perusahaan mempertimbangkan harga persatuan peralatan
tersebut. Lengkapnya, rincian data tersebut disajikan sebagai berikut:
Handphone Sepeda Motor
Komputer (unit)
(unit) (unit)
Cabang 1 7 8 3
Cabang 2 5 6 2
Cabang 3 4 5 2

Harga Handphone (Juta) 2


Harga Komputer (Juta) 5
Harga Sepeda Motor (Juta) 15

Berapakah total biaya pengadaan peralatan yang harus disediakan perusahaan di


setiap cabang.

Penyelesaian:
7 8 3
Kita misalkan matriks 𝐶3𝑥3 = [5 6 2] yang mempresentasikan jumlah unit setiap
4 5 2
2
peralatan yang dibutuhkan di setiap cabangm dan matriks 𝐷3𝑥1 = [ 5 ] yang
15
mempresentasikan harga per unit setiap peralatan.
Untuk menentukan total biaya pengadaan peralatan tersebut di setiap cabang,
dilakukan perhitungan perkalian matriks sebagai berikut:
7 8 3 2 7.2 + 8.5 + 3.15 14 + 40 + 45 99
[5 6 2] [ 5 ] = [5.2 + 6.5 + 2.15] , = [10 + 30 + 30] , = [70]
4 5 2 15 4.2 + 5.5 + 2.15 8 + 25 + 30 63

Jadi total biaya pengadaan peralatan di setiap dinyatakan dalam matriks berikut:
99.000.000
𝐸3𝑥1 = [70.000.000]
63.000.000

15
LATIHAN 4:

1. Rani dan ibunya pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli celana dan kaos. Rani
membeli 3 celana dan 4 kaus, sedangkan ibunya mebeli 2 celana dan 3 kaos. Harga
sebuah celana dan kaos berturut-turut Rp. 120.000,00 dan Rp. 65.000,00. Dengan
sifat perkalian matriks, tentukan masing-masing total belanjaan mereka.
2. Dinda, Ayu dan Yuli membeli alat tulis di suatu toko buku. Dinda membeli 5 pensil, 3
pulpen, dan 2 buku tulis. Ayu membeli 3 pensil, 4 pulpen, dan 3 buku tulis. Yuli
membeli 2 pensil, 3 pulpen dan 4 buku tulis. Di toko tersebut, satu pensil, satu pulpen
dan satu buku berturut-turut dijual dengan harga Rp. 3.500,00 ; Rp. 6.000,00 ; dan
Rp. 8.000,00. Tentukan masing-masing total belanjaan mereka dengan menerapkan
sifat perkalian matriks!

16

Anda mungkin juga menyukai