Kompetensi Inti :
A. Kompetensi Dasar:
2.1 Menjelaskan matriks dan kesamaan matriks melakukan operasi pada matriks yang meliputi
penjumlahan, pengurangan, mengidentifikasi matriks, unsur matriks
B. IndikatorPencapaian Kompetensi
Siswa mampu:
1. menunjukkan rasa ingin tahu dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan tentang matriks.
2. berfikir kreatif dengan mengidentifikasi unsur matriks
3. menalar dan menerapkan konsep-konsep matriks.
4. melakukan operasi matriks
5. membuat model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan matriks.
C. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami, menalar dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi
matriks
D. Metode Pembelajaran
Menggunakan metode ceramah dan grup investigation
E. Media Pembelajaran
- Lembar aktivitas siswa
F. Sumber Belajar
Buku penunjang kurikulum 2013 mata pelajaran Matematika Wajib Kelas XI Kemendikbud,
Edisi Revisi Tahun 2017
G. Materi Ajar
A. MENGENAL BENTUK DAN CIRI MATRIKS
1. Bentuk dan Ciri Matriks
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering berhadapan dengan persoalan yang apabila kita
telusuri ternyata merupakan masalah matematika. Mengubah persoalan ke dalam bahasa atau
persamaan
Judul matematika maka persoalan tersebut lebih mudah diselesaikan yaitu dengan
Baris
menampilkan data atau keterangan-keterangan tersebut dalam bentuk tabel atau daftar.
Misalnya tabel hasil kuis matematika Adi, Ado, dan Ade.
Judul
Kolom
Jika data dari tabel di atas hanya dituliskan dalam bilangan saja, kemudian susunan
lambang bilangan itu diberi tanda kurung, maka akan diperoleh:
70 60 85 Susunan bilangan
[ 65 75 80
70 75 85 ] berbentuk persegi
panjang
Judul
Kolom
Bila dituliskan dalam bilangan saja kemudian disusun lambang bilangan itu dengan
tanda kurung, maka diperoleh :
[ ]
65 75 80 dan
70 75 85
3 5
1 −1 [ ]
Dari contoh sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kelompok bilangan yang disusun
dalam suatu jajaran berbentuk persegi dan persegi panjang yang terdiri atas baris-baris dan
kolom disebut matriks.
Agar berbatas, maka bagian pinggir-pinggir dari kelompok bilangan itu dibubuhi
dengan tanda kurung (kurung biasa atau kurung siku). Nama dari suatu matriks biasanya
dilambangkan dengan menggunkan huruf besar atau huruf kapital, seperti A, B, C, . . ., dan
seterusnya.
CONTOH
Perhatikan kelompok bilangan berikut dan identifikasi apakah merupakan matriks.
1
a. Kelompok bilangan
3 0 5 2
1 −3 4 1
merupakan matriks sebab susunannnya berbentuk persegi dan tersusun atas baris dan kolom.
b. Kelompok bilangan
2 0
3 merupakan bukan matriks sebab susunannya berbentuk segitiga dan tersusun atas baris
dan kolom yang tidak jelas.
c. Kelompok bilangan
1 0 0
0 −1 1
0 1 0
1 −1 0
0 0 1
merupakan matriks sebab susunannnya berbentuk persegi dan persegi panjang dan tersusun atas baris
dan kolom.
[
A= 2 −9 5
4 0 2 ] Baris 1
Baris 2
Baris 3
b. Kolom dari suatu matriks adalah bagian yang dituliskan tegak atau vertikal dalam
matriks. Perhatikan matriks berikut ini.
1 0 9
[
A= 2 −9 5
4 0 2 ] Kolom2
Kolom3
kolom 1
c. Elemen atau unsur suatu matriks adalah bilangan-bilangan (real atau kompleks) yang
menyusun matriks itu. Perhatikan matriks berikut ini.
1 0 9
[
A= 2 −9 5
4 0 2 ] Elemen pada baris kedua kolom kedua
Elemen pada baris ketiga kolom pertama
d. Ordo atau ukuran dari suatu matriks ditentukan oleh banyak baris dan banyak kolom dari
matriks itu. Banyak elemen atau banyak unsur dari suatu matriks ditentukan leh hasil
kali banyak baris dengan kolom dari matriks itu.
Misalkan matriks A terdiri dari m baris dan n kolom, maka matriks itu berordo m× n dapat
dituliskan sebagai Am × n. Banyak elemen matriks A itu sama dengan (m ×n) buah. Oleh
karena itu matriks A yang berordo m× n dapat disajikan sebagai berikut.
a 11 a 12 a 13 … … a 1n
[a 21 a 21 a 21 … … a 2n
Am × n= ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
am 1 am 2 am 3 … … amn
] Banyak baris = m
Banyak kolom = n
dengan a mn adalah elemen matriks pada baris ke-m dan kolom ke-n .
3. Jenis Matriks
Matriks memiliki jenis-jenis berdasarkan bentuk maupun pola eleman di dalamnnya, yaitu:
a. Matriks Baris
Misalkan suatu matriks berordo m× n dengan nilai m=1 ,sehingga diperolah matriks
yang berordo1 ×n. Matriks 1 ×n terdiri atas satu baris dan memuat n elemen. Matriks
yang berciri seperti ini disebut matriks baris.
Misalnya matriks Q1 ×7 =¿ 2] dan matriks P1 ×2=[8−4]
[]
5 2
Misalnya matriks G5 ×1= −2 dan matriks H 3 ×1= 4
c. Matriks Persegi
0
6
1 []
Misalkan suatu matriks berordo m× n dengan nilai m=n, sehingga diperoleh matriks
berordo n × n dan untuk selanjutnya disingka dengan matriks berordo n saja. Pada
matriks berordo n, banyak baris = banyak kolom. Matriks yang berciri demikian
disebut sebagai matriks persegi berordo n.
1 0 0
[ ]
Misalnya matriks T 3× 3=T 3= 0 1 0
0 0 1
1 0 1 9 6
K
dan matriks 5 ×5 =K 5 =
[ ]
1 0 3 5 5
3 −2 6 −1 3
4 5 8 3 2
7 7 0 4 1
Dalam matriks persegi, elemen-elemen yang terletak pada garis hubung elemen a 11
dengan elemen a nn dinamakan diagonal utama, sedangkan elemen-elemne yang
terletak pada garis hubung elemen a n1 dengan elemen a 1n dinamakan sebagai diagonal
samping. Diagonal utama dan diagonal samping dari suatu matriks persegi dapat
ditampilkan dalam bentuk bagan berikut ini :
Diagonal samping
a11 a 12 a13 … … a1 n
[ a21 a 21 a21 … … a2 n
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
an 1 an 2 an 3 … … ann
d. Matriks Segitiga
] Diagonal utama
Misalkan suatu matriks persegi berordo n dengan elemen-elemen matriks yang berada
di bawah diagonal utama atau di atas diagonal utama semuanya bernilai nol. Matriks
yang berciri demikian dinamakan matriks segitiga.
9 −1 8 3
Misalnya matriks G=
[ ]
0 6 5 −1
0 0 2 8
0 0 0 4
9 0 00
Dan matriks T =
5 6 00
2 3 20
[ ]
1 −4 5 4
e. Matriks Diagonal atau Matriks Identitas
Misalkan suatu matriks persegi berordo n dengan elemen-elemen matriks yang berada
di bawah dan di atas diagonal utama semuanya bernilai nol. Ini berarti bahwa elemen-
elemn matriks semuanya bernilai nol, terkecuali elemen-elemn yang terletak pada
diagonal utama. Matriks yang berciri demikian dinamakan matriks diagonal,
sebagaimana matriks berikut ini :
1 0 0
[ ]
A= 0 1 0 dan matriks B=
0 0 1
1 0
0 3 [ ]
Jika suatu matriks diagonal berordo n dengan elemen-elemen pada diagonal utama
semuanay berniali 1, maka matriks diagonal semacam ini dinamakan matriks identitas
atau matriks satuan. Matriks identitas ordo n dilambangkan dengan I n dan matriks ini
akan sering dijumpai dalam pembahasan selanjutnya. Berikut ini adalah contoh matriks
identitas.
[ ]
dan I 3= 0 1 0 matriks identitas berordo tiga
0 0 1
f. Matriks Datar dan Matriks Tegak
Misalkan suatu matriks berordo m× n dengan m<n, ini berarti banyak kolom lebih
banyak dibandingkan dengan banyak baris. Oleh karena itu, maka susunan elemen-
elemennya akan memanjang atau menadatar. Matriks yang berciri demikian disebut
matriks datar. Sebaliknya, jika m>n maka banyak baris lebih banyak dibandingkan
dengan banyak kolom, sehingga susunan eleman-elemennya membentuk persegi
panjang tegak. Matriks yang berciri demikian disebut matriks tegak. Berikut ini
contoh matriks tegak dan matriks datar.
P= [ 29 4 5
0 7 ]
merupakan matriks datar karena jumlah baris (m) < dari jumlah kolom
(n) (m = 2 dan n = 3 )
0 −1
[ ]
Q= 1 0 merupakan matriks tegak karena jumlah baris (m) > dari jumlah kolom
0 −1
(n) (m = 3 dan n = 2 )
g. Martriks Transpos
Transpos dari suatu matriks A ditulis At atau A' adalah suatu matriks yang diperoleh
dengan cara mengubah setiap baris dari matriks A menjadi kolom pada matriks A' .
Transpos dari matriks A berordo m× n adalah sebuah matriks A' berordo n × m, yang
disusun sebagai berikut :
- Baris pertama matriks A ditulis menjadi kolom pertama dalam matriks A'
- Baris kedua matriks A ditulis menjadi kolom kedua dalam matriks A'
- Baris ketiga A ditulis menjadi kolom ketiga dalam matriks A' , . . . demikian
seterusnya
Baris ke-m matriks A ditulis menjadi kolom ke-m dalam matriks A' .
CONTOH 2
Tentukan transpos matriks-matriks berikut.
2 5
[ ]
1 −2 0 3
a. A=
4 3
6 −1
8 4
10 8
b. B=[ 0 −7
−6 9 ] c. C=
−2
[ ]
8 90
0 9 14
3 0 41
Jawab :
2 5
4 3
8 4
10 8
[ ] '
a. A= 6 −1 , maka transpos matriks A adalah A =
2 4 6 8 10
[
5 3 −1 4 8 ]
b. B= [−60 −79 ], maka transpos matriks B adalah B' = [−70 −69 ] ,
1 −2 0 3 1 −2 0 3
c. C=
−2 8
[ ]
9
0 9 14
3 0 41
0
, maka transpose matriks C adalah C '=
−2
0 9 14
3 0 41
[ ]
8 90
Dari contoh di atas pada bagian c, kita melihat bahwa matriks C=C ' , jenis matriks yang
seperti ini disebut matriks simetris atau mariks setangkup. Dengan demikian didefinisikan
matriks setangkup sebagai berikut.
Misalkan matriks A adalah matriks persegi berordo n . Matriks A disebut matriks simetris atau
matriks setangkup jika dan hanya jika elemne-elemen yang letaknya simetris terhadap diagonal
utama bernilai sama, ditulis:
a ij=a ji
dengan i≠ j.
B. OPERASI PADA MATRIKS
Sebelumnya kita telah mengenal dan mmpelajari operasi-operasi hitung dalam
matematika. Begitu pun dalam matriks, kita akan mempelajari bagaimana operasi hitung
pada matriks dan aturan-aturan (sifat-sifat) yang beraku diantaranya penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan perpangkatan.
1. Penjumlahan pada Matriks
a. Definisi Penjumlahan pada matriks
Dua buah matriks dapat dijumlahkan jika keduanya memiliki ordo yang sama.
Penjumalahan pada matriks dilakukan dengan cara menjumlahkan eleman-eleman yang
seletak dari masing-masing matriks tersebut.
Misalkan A dan B adalah matriks-matriks berordo m× n dengan elemen-eleman
elemen a ij dan a ji. Jika matriks C adalah jumlah matriks A dan matriks B atau C= A+ B ,
maka matriks C juga berordo m× n dengan eleman-eleman ditentukan oleh :
c ij =aij +b ij ,untuk semua i dan j.
CONTOH
1. Diketahui matriks-matriks : 5
P= 1 0 1 dan Q= 10 2 −1
a. [
2 −5 3 ] [
−8 5 6 ]
Tentukan penjumlahan matriks P dan matriks Q .
Jawab :
Jumlah matriks P dan matriks Q adalah
Jawab :
Jumlah matriks D dan matriks E adalah
D+ E= [ ca+e+ g b+ f
d+ h
=
a+e b+ f
][
c + g d+ h ]
Jadi, jumlah matriks D+ E= [ ca+e+ g b+ f
d+ h ]
SIFAT PENJUMLAHAN
MATRIKS Misalkan
matriks A , B ,dan C adalah matriks berukuran m× n, maka:
o A+ B=B+ A (sifat komutatif), sehingga kita dapat menukar urutan
operasi.
o ( A+ B ) +C= A+(B+ C) (sifat asosiatif), sehingga kita dapat
menuliskan A+ B+C tanpa mempunayai arti lain.
o A+O=O+ A= A, terdapat sebuah matriks nol yang berukuran
m× n.
o A+ B=O, dengan matriks B dsiebut lawan atau negatif matriks A,
ditulis B=− A .
2. Pengurangan Matriks
Dengan pemahaman tentang lawan suatu matriks kita dapat menyatakan pengurangan
matriks sebagai penjumlahan matriks. Jika A dan B merupakan dua matriks yang berordo
sama, maka pengurangan matriks A dengan B dapat dinyatakan sebagai berikut.
A−B= A+ (−B )
E.Daftar Bacaan
Winarti, Atik, dkk. Matematika Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS 2008
Nurhani, Dewi, dkk. Matematika Konsep dan Aplikasinya, Pusat Perbukuan DEPDIKNAS, 2008
Rosida, Dama, Penunjang Belajar Matematika, Pusat Perbukuan Depdiknas, 2009
Kegiata
Deskripsi Kegiatan Waktu
n
Penda- 1. Guru memberi salam dan mengajak siswa berdoa; 10menit
huluan 2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa serta
Kegiata
Deskripsi Kegiatan Waktu
n
berdoa;
8. Siswa dan guru membahas hasilan Latihan-2. Guru memberi umpan
balik. Hasil Latihan-2 dipajang di tempat pajangan hasil karya.
Penutup1. Siswa dan guru merangkum isi pembelajaran yaitu tentang 5 menit
pengertian matriks.
H.Penilaian
Petunjuk:
1. Kerjakan soal berikut secara individu, tidak boleh menyontek dan tidak boleh bekerjasama.
Soal:
1. Dari matriks-matriks berikut ini, manakah yang sama ?
A=[ 1 2 3 ] B=[ 1 0 1 ] C=[ 0 9 −5 ]
0 2 9
[ ]
D= −3 1 7
2 6 1
E= 0 1
[ ]
1 0
F=[ 1 2 3 ]
2 0 0 0 2 9
[ ]
G= 0 2 0
0 0 2 [
H= −3 1 7
2 6 1 ] I =¿ [ 01 10]
2. Misalkan diketahui matriks
3 7 9 2 0
[
Q= 0 3 1 −3 1
6 −5 8 6 −4 ]
a. Berapa banyak baris dan kolom matriks Q ?
b. Sebutkan elemen-elemen pada baris pertama, baris kedua, dan baris ketiga.
c. Sebutkan elemen-elemen pada kolom pertama, kolom kedua, kolom ketiga, kolom
keempat, dan kolom kelima.
d. Tulisakan ordo matriks Q !
Kunci Jawaban:
Pedoman Penilaian:
Kelas/Semester : VII/1
Sikap yang dikembangkan dalam proses pembelajaran adalah rasa ingin tahu dan tanggung
jawab dalam kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk mencoba atau bertanya dalam proses
pembelajaran tetapi masih belum ajeg/konsisten
3. Sangat baikjika menunjukkan adanya usaha untuk mencoba atau bertanya dalam proses
pembelajaran secara terus menerus dan ajeg/konsisten
1. Kurang baikjika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam melaksanakan tugas
kelompok
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam melaksanakan tugas-tugas
kelompok tetapi belum ajeg/konsisten
3. Sangat baikjika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok
secara terus menerus dan ajeg/konsisten
Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.