SKRIPSI
Oleh :
CHALIL GHIFFARY
1308260024
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Abstrak
viii
Abstract
Introduction: Soil Transmitted Helminths is an intestinal nematodes transmitted
through soil. STH infections are often found in children on the age of primary school,
which they are often contact directly with soil. The purpose of this study is to
determine the correlation between children's knowledge about infectious intestinal
worms with the level of soil contamination by STH in Bandar Klippa Percut Sei Tuan.
Methods: This study conducted the design cross-sectional with 111 respondents of
data retrieved by administering a questionnaire and examination of land by the
method of centrifugal-flotation Magnesium Sulfate. Discussion: The level of
knowledge of children who have an unfavorable knowledge of 62 people (55.9%) and
no children have good knowledge. Based on 46 samples of examined soil, the level of
contamination by STH at 54.3%. the percentage of Ascaris lumbricoides is the
highest in term of contaminate level the soil yard of a house in the Bandar Klippa.
Relation level of knowledge of children with soil contamination level indicates the
value of p>0.05. Conclusion: There is no relation between the level knowledge with
the level of soil contamination in the Bandar Klippa Percut Sei Tuan.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LAMPIRAN
Lampiran 7. Kuesioner
BAB 1
PENDAHULUAN
milyar orang menderita infeksi cacing yang di tularkan melalui tanah, lebih dari 250
juta oleh Ascaris lumbricoides, 46 juta oleh Trichuris trichiura dan 151 juta oleh
cacing tambang.1 Salah satu masalah kesehatan penduduk di Indonesia yang berkaitan
dengan masalah status sosial ekonomi penduduk yang insidensinya masih tinggi
adalah penyakit infeksi cacingan.2 Infeksi cacing usus ditularkan melalui tanah yang
tercemar telur cacing, tempat tinggal yang tidak saniter dan cara hidup tidak bersih
perkotaan di Indonesia.3
terdapat sejumlah spesies yang ditularkan melalui tanah disebut Soil Transmitted
Infeksi STH yang sering di jumpai pada anak sekolah dasar dimana pada usia
anak sering kontak langsung dengan tanah.7 STH hidup di dalam usus dan telurnya
akan didapatkan di feses orang yang terinfeksi. Jika orang yang terinfeksi melakukan
defekasi diluar rumah seperti ; di semak-semak, halaman, atau lapangan atau feses
dari orang yang terinfeksi digunakan sebagai pupuk, telur akan tersimpan di dalam
tanah. Telur Ascaris dan cacing tambang menjadi infektif ketika matang didalam
tanah.1,8 Orang akan terinfeksi dengan Ascaris dan cacing cambuk ketika telurnya
tertelan. Telur cacing tambang tidak bersifat infektif, telur cacing tambang menetas di
Sasangko A. menunjukkan infeksi askariasis 62,2% dan 48% untuk trikuriasis serta
0,72% untuk cacing tambang. Manggara tahun 2005 mempresentasikan 24,3% murid
68,4%.3
Tembung Kecamatan Medan Tembung yang tercemar 52,5% oleh telur. Dan
pekarangan rumah bagian depan merupakan bagian paling banyak di jumpai telur.
Jumlah telur berkisar 1-9 telur. Murid dari kelas 1 sampai dengan 6 SD Negeri No
067240 Jl. Benteng Hulu No. 40 B Kecamatan Medan Tembung sebanyak 374 orang.
Setelah dilakukan pemeriksaan tinja sebanyak 73% siswa menderita cacingan yaitu A.
Faktor kebersihan pribadi merupakan suatu hal yang penting, karena manusia
sebagai sumber infeksi dapat mengurangi kontaminasi atau pencemaran tanah oleh
telur atau larva cacing atau sebaliknya akan menambah polusi lingkungan sekitarnya.
kebersihan kuku tangan dan kaki serta kebersihan setelah buang air besar.10 Alasan
Sei Tuan karena pada lokasi tersebut sebagian besar rumah penduduk masih memiliki
pengetahuan anak tentang infeksi kecacingan usus dengan tingkat pencemaran tanah
oleh telur cacing Soil Transmitted Helminths di Kelurahan Bandar Klippa Kecamatan
dengan tingkat pencemaran tanah oleh telur STH di Kelurahan Bandar Klippa
1.3. Tujuan
cacingan usus dengan tingkat pencemaran tanah oleh STH di Kelurahan Bandar
1.4. Manfaat
1.5. Hipotesis
oleh STH.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
penyakit infeksi kronik pada manusia, sebagian besar terjadi daerah kemiskinan dan
hygiene dan sanitasi yang buruk. Empat spesies utama cacing usus yang merupakan
kecoklatan atau kuning pucat. cacing jantan berukuran panjang antara 10-3l cm,
sedangkan cacing betina panjang badannya antara 22-35 cm. Kutikula yang halus
mempunyai mulut dengan tiga buah bibir, yang terletak sebuah di bagian dorsal dan
Telur Ascaris lumbricoides mempunyai dua jenis telur, yaitu telur yang
sudah dibuahi (fertilized eggs) dan telur yang belum dibuahi (unfertilized eggs).
Fertilized eggs berbentuk lonjong, berukuran 45-70 mikron x 35-50 mikron, dan
unfertilized eggs bentuknya lebih lonjong dan lebih panjang dari ukuran fertilized
5
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
6
terdiri atas telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi.11 Dibuahi berkembang menjadi
bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Bentuk infektif tersebut bila
tertelan manusia, menetas di usus halus. Larvanya menembus dinding usus halus
menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian
mengikuti aliran darah ke paru. Larva di paru menembus dinding pembuluh darah,
lalu dinding alveolus, masuk rongga alveolus, kemudian naik ke trakea melalui
bronkiolus dan bronkus. Dari trakea larva menuju faring, sehingga menirnbulkan
rangsangan pada faring. Penderita batuk karena rangsangan tersebut dan larva akan
tertelan ke dalam esofagus, lalu menuju ke usus halus. Di usus halus larva berubah
Bentuk tubuh cacing dewasa sangat khas, mirip cambuk, dengan tiga per
lima panjang tubuh bagian anterior berbentuk langsing seperti tali cambuk, sedangkan
dua per lima bagian tubuh posterior lebih tebal mirip pegangan cambuk. Panjang
cacing jantan sekitar 4 cm sedangkan panjang cacing betina sekitar 5 cm. Bentuk
telur Trichuris trichiura khas bentuknya, mirip biji melon yang berwarna coklat,
berukuran sekitar 50x25 mikron dan mempunyai dua kutub jernih yang menonjol.4
3000-5.000 butir.11 Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja. Telur
tersebut menjadi matang dalam waktu 3 sampai 6 minggu dalam lingkungan yang
sesuai yaitu pada tanah yang lembab dan teduh. Telur matang adalah telur yang berisi
larva dan merupakan bentuk infektif.4 Cara infeksi langsung bila secara kebetulan
hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui dinding telur dan masuk ke dalam
usus halus. Sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke
daerah kolon, terutama sekum. Jadi cacing ini tidak mempunyai siklus paru. Masa
pertumbuhan mulai dari telur tertelan sampai cacing dewasa betina bertelur ±30 - 90
hari.4,11
dewasa hidup di dalam usus halus, terutama di jejunum dan duodenum manusia
dengan cara mengigit membran mukosa menggunakan giginya dan mengisap darah
mulutnya memiliki dua pasang gigi dan satu pasang tonjolan. Cacing betina
mempunyai spina kaudal. Ukuran tubuh Necator americanus dewasa lebih kecil dan
bentuk tubuh yang mirip huruf S. Di bagian rongga mulut terdapat 2 pasang alat
pemotong (cuttingplafe).5
Telur dikeluarkan dengan tinja dan setelah menetas dalam waktu 1-1,5 hari,
kemudian menjadi larva rabditiform. Dalam waktu ± 3 hari larva rabditiform tumbuh
menjadi larva filariform, yang dapat menembus kulit dan dapat hidup selama 7-8
pembuluh darah dan limfe selanjutnya masuk ke dalam darah dan mengikuti aliran
darah menuju jantung dan paru-paru. Kemudian larva filariform menembus dinding
kapiler masuk ke dalam alveoli. Sesudah berganti kulit dua kali larva cacing
mengadakan migrasi ke bronki, trakea, laring dan faring, akhirnya tertelan masuk ke
dalam saluran oesofagus. Di dalam lumen oesofagus larva berganti kulit untuk yang
ketiga kalinya. Migrasi larva berlangsung sekitar sepuluh hari. Dari oesofagus larva
masuk ke usus halus lalu tumbuh menjadi cacing dewasa jantan dan betina. Dalam
waktu satu bulan, cacing betina sudah mampu bertelur untuk melanjutkan
keturunannya.5
1. Faktor suhu
2. Faktor tanah
dibuahi dan jatuh di tanah yang sesuai, menjadi matang dalam waktu.12
3. Faktor perilaku
Perilaku yang kurang sehat seperti buang air besar di sembarang tempat,
kebersihan kuku, pendidikan dan perilaku invidu, sanitasi makanan, dan sanitasi
sumber air.13
4. Faktor lingkungan
Infeksi STH tersebar di seluruh dunia, terutama di daerah tropis dan sub
2.2.1. Askariasis
besar asimtomatis. Gejala yang biasanya disebabkan migrasi larva dan cacing
dewasa.4 Paru menjadi tempat siklus hidupnya, maka gejala yang timbul berupa batuk
ringan sampai berat seperti sesak napas. Gejala yang disebabkan oleh cacing dewasa
dapat bervariasi dapat menyumbat lumen usus, sampai muntah cacing yang bisa
2.2.2. Trichuriasis
anemia ringan dan diare berdarah karena penghisapan oleh cacing. Pada kasus yang
2.2.3. Ankilostomiasis
Terdapat keluhan kulit seperti gatal akibat masuknya larva. Pada paru biasa tidak
mual, muntah, nyeri perut, dan diare. Pada infeksi kronis terdapat anemia karena
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
penyakit tersebut. Dengan pengetahuan yang baik terhadap suatu penyakit akan
perilaku dan non perilaku. Faktor perilaku khususnya perilaku kesehatan dipengaruhi
2.4. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang
1. Pendidikan
informasi.
2. Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal atau non formal.
3. Lingkungan
4. Usia
pola pikirnya.17
BAB 3
METODE PENELITIAN
Ukur
pencegahan 3. Kurang :
15
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
16
belakang tanah.
rumah.
11-12 tahun
tanah oleh telur cacing Soil Transmitted Helminths antara dengan pengumpulan data
Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan selama lima bulan, yaitu dari
Bulan September 2016 sampai januari tahun 2017. Waktu pelaksanaan disesuaikan
Kecamatan Percut Sei Tuan, Kota Medan. Alasan memilih Kelurahan Bandar Klippa
rumah yang tanahnya akan digunakan sebagai sampel penelitian. Untuk menganalisa
3.4.1 Populasi
3.4.2 Sampel
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
= 100.9
sampel. Untuk menghindari drop out sampel maka sampel di tambah menjadi 10%
dari besar sampel minimum, sehingga dalam penelitian ini dibutuhkan 111 sampel.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. Data didapat dengan cara
memberikan kuisioner kepada anak dan juga dilakukan pemeriksaan tanah dengan
centrifuge, tabung centrifuge, kaca penutup, mikroskop, dan rak tabung, sedangkan
bahan yang digunakan adalah larutan Sulfas Magnesium, dan tanah pekarangan
rumah.
B. Cara kerja :
Prosedur Pengambilan :
Teknik pemeriksaan :
dengan penuh.
h) Cover glass diangkat secara vertikal dan diletakkan pada object glass.
Satu halaman atau rumah penduduk dinyatakan positif (+) apabila satu diantara
kedua titik lokasi pengambilan contoh uji positif (+), dan apabila kedua titik negatif maka
3.5.4. Kuesioner
infeksi cacing diukur dengan 8 pertanyaan berdasarkan skala ordinal. Maka penilaian
Data yang telah diperoleh dianalisis melalui proses tahapan pengolahan data
1. Editing, data yang diperoleh pada saat pemeriksaan akan diperiksa untuk
2. Coding, data yang sudah diperiksa ketepatan dan kelengkapan datanya akan
diberikan kode secara khusus oleh peneliti dengan cara manual sebelum diolah
kedalam komputer.
4. Cleaning, peneliti akan memasukkan semua data yang telah dikode kedalam
5. Entry, data yang sudah dimasukan kedalam perangkat komputer akan ditampilkan
ver. 20 (Statistical Package for The Social Science version 20), kemudian untuk
menguji hipotesis penelitian ini data diolah dengan uji statistik chi square, kemudian
Metode flotasi
Analisa data
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai dengan bulan
Januari 2017 di Kelurahan Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan. Jumlah
responden selama penelitian adalah sebanyak 111 responden. Subyek penelitian yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diberikan informed consent untuk disetujui
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Usia
Perempuan 52 46,8
6 – 8 tahun 35 31,5
9 – 10 tahun 34 30,6
11 – 12 tahun 42 37,8
Dari tabel 4.1. menunjukkan bahwa lebih dari setengah subjek penelitian berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 59 orang (53,2%) dan subjek penelitian yang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 52 orang (46,8%). Ditinjau dari usia penelitian, subjek
tahun sebanyak 34 orang (30,6%) dan yang berusia 11 – 12 tahun sebanyak 42 orang
(37,8%).
Baik 0 0
Sedang 49 44,1
Kurang 62 55,9
Dari tabel 4.2. menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan anak mengenai infeksi
kecacingan usus di Kelurahan Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan memiliki
pengetahuan kurang baik sebanyak 62 orang (55,9%) dan tidak ada anak memiliki
Tabel 4.3. Hubungan Usia dan Jenis Kelamin Anak Dengan Tingkat Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan
Usia Sedang Kurang Total p
N % N % n %
Jenis kelamin
Dari tabel 4.3. mununjukkan usia anak tidak ada hubungan dengan tingkat
pengetahuan anak terhadap infeksi kecacingan (p>0,05). Demikian pula jenis kelamin
tidak ada hubungan dengan tingkat pengetahuan anak terhadap infeksi kecacingan
(p>0,05).
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pencemaran Tanah oleh Telur Cacing STH di
Positif 25 54,3
Negatif 21 45,7
Total 46 100
Kecamatan Percut Sei Tuan yang memiliki tingkat kontaminasi oleh STH sebesar
54,3%.
Belakang Rumah
N %
Depan 12 26,1
Belakang 12 26,1
Total 25 100
Dari tabel 4.5. menunjukkan bahwa tingkat pencemaran tanah di pekarangan depan
dan belakang rumah yang terkontaminasi oleh telur STH memiliki nilai yang sama
yaitu sebanyak 12 (26,1%). Pada penelitian ini hanya mendapatkan satu rumah saja
yang terkontaminasi oleh STH pada pekarangan depan dan belakang rumah.
A. Lumbricoides 20 43,5
T. trichiura 4 8.7
A. lumbricoides + T. 1 2,2
trichiura
Total 25 100
Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa Ascaris lumbricoides menempati urutan pertama
dengan prevalensi sebanyak 8,7% dan hanya sedikit pencemaran tanah disebabkan
Tabel 4.7. Hubungan Pengetahuan Anak Dengan Tingkat Pencemaran Tanah Oleh
Telur STH
N % N % n %
Dari tabel 4.7. menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara tingkat
pengetahuan anak yang memiliki pengetahuan sedang dan kurang baik mengenai
4.2. Pembahasan
infeksi kronik pada manusia, sebagian besar terjadi di daerah kemiskinan, higiene dan
sanitasi yang buruk.4,5 Suhu 25°-30°C merupakan kondisi yang sangat baik untuk
akan matang dalam 3 - 6 minggu pada suhu optimum 30°C.11 A. lumbricoide dan T.
Penelitian ini dilakukan pada 111 anak di Kelurahan Bandar Klippa Kecamatan
Percut Sei Tuan pada bulan November 2016 sampai dengan Januari 2017 dengan 59
orang anak berjenis kelamin laki-laki dan 52 orang anak berjenis kelamin perempuan.
menunjukkan bahwa tidak ada anak yang memiliki pengetahuan baik, sedangkan
anak yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 44,1% dan anak yang memiliki
pengetahuan buruk sebanyak 55,9%. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Chadijah (2014) di Kota Palu, bahwa sebanyak 69,1% anak memiliki
pengetahuan kurang baik terhadap infeksi kecacingan usus.21 Pada Tabel 4.3.
didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara usia anak dan jenis kelamin
anak terhadap tingkat pengetahuan mengenai infeksi kecacingan usus dengan nilai
(p>0,05). Hal ini bisa saja terjadi karena responden pada umumnya bersekolah pada
sekolah yang sama sehingga responden mendapatkan informasi yang tidak jauh
dengan kecacingan menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden tidak pernah
Hasil penelitian ini mendapatkan hasil yang berbeda dengan penelitian yang
Ruhama Jakarta pada kelompok usia anak 10 tahun memiliki paling banyak dengan
pengetahuan baik.22 Pada umumnya usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
dewasa akan semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan
Pada penelitian ini menggunakan sampel tanah yang diambil dari pekarangan
depan dan belakang rumah di Kelurahan Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan
dengan total sebanyak 46 rumah menunjukkan lebih dari setengah total rumah
terkontaminasi oleh STH. Hal ini sesuai dengan yang telah dilaporkan oleh Samad,
H (2009) yang menunjukkan bahwa sebanyak 52,5% tanah tercemar oleh telur di
cacing STH yang paling tinggi mencemari tanah pekarangan rumah adalah telur A.
lumbricoides dengan total 43.5%. Pada penelitian ini tidak dijumpai kontaminasi
tanah oleh cacing tambang hal ini bisa terjadi karena pada daerah tersebut tidak
banyak dijumpai infeksi oleh cacing tersebut. Pencemaran tanah bisa terjadi jika
halaman, atau lapangan atau feses orang yang terinfeksi digunakan sebagai pupuk,
telur akan tersimpan di dalam tanah.8 Hal ini dibuktikan juga pada penelitian yang
oleh cacing tambang dan T. trichiura.24 Bagian rumah yang terkontaminasi oleh STH
adalah pekarangan depan dan belakang dengan nilai sama banyak. Hal yang berbeda
paling banyak dijumpai pada pekarangan pekarangan belakang rumah di Desa Suka,
Pada penelitian didapatkan hasil tidak ada perbedaan bermakna antara tingkat
pengetahuan anak mengenai infeksi kecacingan usus yang memilki pengetahuan yang
sedang dan kurang baik terhadap tingkat kontaminasi tanah pekarangan rumah
(p>0,05). Hal ini sesuai dalam penelitian Samad (2009) dari 80 siswa yang terinfeksi
sebanyak 41 siswa. Setelah dilakukan uji Chi Square pada penelitian tersebut, tidak
ada prevalensi yang bermakna antara prevalensi infeksi cacing pada anak yang
memiliki pengetahuan yang baik atau kurang baik yang tinggal di lingkungan
tercemar ataupun tidak tercemar oleh telur cacing (p>0,05).9 Hal seperti bisa saja
terjadi karena yang mempengaruhi pencemaran tanah adalah dari perilaku kesehatan
seseorang sendiri, pembuatan jamban yang baik dan pendidikan tentang sanitasi dan
dengan baik sayuran yang dimakan mentah adalah penting, terutama daerah yang
Pada penelitian ini dapat memberikan sedikit mengenai gambaran tingkat infeksi
kecacingan oleh STH pada daerah tersebut. Seperti yang dikatakan Gandahusada, dkk
(tanah, debu, sayuran, dll) maka semakin tinggi derajat endemi suatu daerah dengan
infeksi yang semakin berat.26 Anak yang mempunyai kebiasaan tidak memakai alas
kaki saat berkeliaran di halaman rumah memudahkan anak terinfeksi oleh cacing
pencemaran tanah yang terjadi di Kelurahan Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei
Tuan.
BAB 5
5.1. Kesimpulan
tingkat pengetahuan anak dan tingkat pencemaran tanah di Kelurahan Bandar Klippa
Tuan terhadap infeksi kecacingan usus masih banyak yang kurang baik dan
2. Tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan tingkat
3. Tidak ada hubungan yang bermakna antara usia anak dengan tingkat
6. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan anak terhadap tingkat
5.2. Saran
Kelurahan Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan disarankan sebagai berikut :
pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
14. Hotes P. J., 2003. Soil Transmitted Helminth infection: The Nature, Causes and
Burden of the condition. WHO: Departemen of Mikrobiologi and Tropical
Medicine The George Washington University.
15. Widoyono.2011. Penyakit Tropis-Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasan. Erlangga. Jakarta.
Lampiran 2
Ethical Clearance
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Surat Selesai Penelitian
Lampiran 5.
Lembar Penjelasan
Assalamualaikum Wr.Wb/Salam sejahtera
Kepada Yth,
Saudara…………………………………..
penelitian berjudul :
pengetahuan anak tentang infeksi cacingan usus dengan tingkat pencemaran tanah
oleh STH di Kelurahan Bandar Klippa Kecamatan Percut Sei Tuan. Manfaat
Cara penelitian akan dilakukan dengan cara saya akan membagi lembar
informed consent kepada orang tua dan kemudian akan membagi kuesioner
pengetahuan sebanyak satu kali kepada anak dan juga melakukan kerokan tanah di
pekarangan depan dan belakang yang selanjutkan akan saya bawa pulang untuk
Setiap data dalam penilitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk
kepentingan penelitian. Untuk penelilitian ini tidak akan dikenakan biaya apapun.
saya :
No. Hp : 085260504095
kami persiapkan.
Lampiran 6.
Lembar Penjelasan
(Informed Consent)
Saya telah membaca dan mengerti penjelasan yang diberikan oleh peneliti
Tentang Infeksi Kecacingan Usus Dengan Tingkat Pencemaran Tanah oleh Telur
Nama peserta :
Usia :
Jenis kelamin :
Alamat :
beberapa pertanyaan yang akan peneliti tanyakan terhadap peserta dan dilakukan
Medan,
(………………….)
Lampiran 7.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN ANAK
TENTANG INFEKSI KECACINGAN USUS
DENGAN TINGKA PENCEMARAN TANAH OLEH TELUR STH
DI KELURAHAN BANDAR KLIPPA KECAMATAN PERCUT SEI
TUAN
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Alamat :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini yang kamu anggap benar
dengan cara memberi tanda silang (X)
Lampiran 8.
Master Data
LMJ 1 3 1 1 1 2 2 2 2 2 13 68 sedang
RF 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 7 36 buruk
MH 1 3 1 1 1 2 1 2 1 1 10 52 sedang
YM 1 3 0 1 1 2 2 2 1 1 10 52 sedang
M 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 11 57 sedang
RH 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
S 2 1 1 1 1 0 1 1 1 1 7 36 buruk
SAP 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 12 63 sedang
J 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 12 63 sedang
FAP 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 11 57 sedang
MFP 1 3 1 1 1 0 1 0 1 1 6 31 buruk
NR 2 3 2 2 1 2 2 2 2 1 14 73 sedang
VA 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 12 63 sedang
LAL 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 10 52 sedang
MS 2 3 0 1 1 1 1 1 1 1 7 36 buruk
WA 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 14 73 sedang
F 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 15 78 sedang
MNP 1 2 0 1 1 1 0 1 1 1 6 31 buruk
NR 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 15 78 sedang
JP 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 12 63 sedang
IYL 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 14 73 sedang
MN 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 10 52 sedang
NA 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 9 47 buruk
IY 2 3 2 2 1 1 1 2 1 1 11 57 sedang
LA 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 9 47 buruk
AS 2 3 1 2 1 2 0 1 1 1 9 47 buruk
NF 2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 7 36 buruk
A 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
N 1 3 0 1 1 1 1 2 2 1 9 47 buruk
S 2 3 2 2 1 1 1 1 2 1 11 57 sedang
DS 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 9 47 buruk
NA 2 3 1 1 1 1 1 2 2 1 10 52 sedang
FR 1 3 1 1 1 1 1 0 1 1 7 36 buruk
ANG 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 6 31 buruk
GAF 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 9 47 buruk
P 2 1 0 1 1 0 1 1 1 1 6 31 buruk
GSA 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
RA 2 3 0 1 1 1 1 1 1 1 7 36 buruk
MDS 1 3 1 1 1 1 0 1 1 1 7 36 buruk
RA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
RAD 1 2 1 1 1 1 0 2 2 1 9 47 buruk
EM 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 9 47 buruk
RS 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 12 63 sedang
AD 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 10 52 sedang
NRS 2 2 1 1 1 1 0 1 1 1 7 36 buruk
K 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 11 57 sedang
RL 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 12 63 sedang
DA 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 9 47 buruk
DR 2 3 2 1 1 1 2 1 1 1 10 52 sedang
IY 2 3 2 1 1 2 1 1 1 1 10 52 sedang
DM 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
AS 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
NA 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 11 57 sedang
DDP 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 9 47 buruk
MR 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
GY 1 3 2 1 1 2 2 2 2 1 13 68 sedang
MR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
CE 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
NA 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
D 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 10 52 sedang
DE 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 14 73 sedang
IAP 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 13 68 sedang
SL 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
SM 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
S 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 13 68 sedang
F 1 3 2 2 1 2 2 2 2 1 14 73 sedang
V 2 1 0 1 1 1 1 2 2 1 9 47 buruk
FA 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 14 73 sedang
GP 1 1 0 1 1 1 1 2 2 1 9 47 buruk
A 1 3 2 1 1 2 2 3 2 1 14 73 sedang
DAT 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
LS 1 3 2 1 1 2 2 2 2 2 14 73 sedang
A 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
SJ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
VZ 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 9 47 buruk
R 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 13 68 sedang
IRA 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 14 73 sedang
AL 1 2 0 1 1 1 1 2 2 1 9 47 buruk
JM 1 3 0 1 1 1 1 2 2 1 9 47 buruk
AH 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
SR 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 13 68 sedang
JA 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 9 47 buruk
AM 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
IAH 1 3 2 1 1 2 1 2 1 2 12 63 sedang
T 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
AZ 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 10 52 sedang
P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
FRS 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 6 31 buruk
I 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 7 36 buruk
H 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 15 78 sedang
M 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
AW 2 3 0 1 1 1 2 2 2 1 10 52 sedang
YWN 2 3 0 1 1 1 1 2 2 1 9 47 buruk
CA 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2 15 78 sedang
RD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
EF 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 13 68 sedang
AD 2 3 2 1 1 2 2 2 2 2 14 73 sedang
ER 1 2 1 1 1 0 1 0 1 1 6 31 buruk
IRA 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 14 73 sedang
IPL 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 15 78 sedang
IG 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 8 42 buruk
GC 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 6 31 buruk
FR 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 7 36 buruk
VZ 2 1 0 1 1 1 2 2 2 1 10 52 sedang
AB 2 3 0 1 1 1 1 2 2 1 9 47 buruk
AC 2 3 1 1 1 1 2 1 1 1 9 47 buruk
DE 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 6 31 buruk
ADS 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 7 36 buruk
CHL 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 14 73 sedang
IL 1 2 0 1 1 1 1 0 1 1 6 31 buruk
NN 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 7 36 buruk
1 1 + +
2 2 + +
3 3 + +
4 4 + + +
5 5 + + +
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
6 6
7 7
8 8 + +
9 9 + +
10 10 + +
11 11
52
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
53
12 12 + +
13 13 + +
14 14
15 15
16 16 + +
17 17
18 18 + +
19 19 + +
20 20
21 21 + +
22 22
23 23 + +
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
24 24 + +
25 25
26 26 + +
27 27 + +
28 28
53
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
54
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34 + +
35 35
36 36
37 37 + +
38 38
39 39 + +
40 40
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
41 41 + +
42 42
43 43
44 44 + +
45 45 + +
54
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
55
55
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
56
Lampiran 9.
Data SPSS
Reliability
N %
Cases Valid 20 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 20 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.977 8
Item-Total Statistics
Frequency Table
Statistics
jenis kelamin
Usia
tingkat pengetahuan
Crosstabs
Cases
Crosstab
Count 36 23 59
laki - laki
% within jenis kelamin 61.0% 39.0% 100.0%
jenis kelamin
Count 26 26 52
perempuan
% within jenis kelamin 50.0% 50.0% 100.0%
Count 62 49 111
Total
% within jenis kelamin 55.9% 44.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1.361 1 .243
b
Continuity Correction .950 1 .330
Likelihood Ratio 1.362 1 .243
Fisher's Exact Test .257 .165
Linear-by-Linear Association 1.348 1 .246
N of Valid Cases 111
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22.95.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstab
Count 24 11 35
6 - 8 tahun
% within usia 68.6% 31.4% 100.0%
Count 16 18 34
usia 9 - 10 tahun
% within usia 47.1% 52.9% 100.0%
Count 22 20 42
11 - 12 tahun
% within usia 52.4% 47.6% 100.0%
Count 62 49 111
Total
% within usia 55.9% 44.1% 100.0%
Chi-Square Tests
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 15.01.
Frequencies
Statistics
Valid 46 46 46 46
N
Missing 0 0 0 0
Mean 1.46 1.72 1.72 2.50
Median 1.00 2.00 2.00 2.00
Mode 1 2 2 4
Minimum 1 1 1 1
Maximum 2 2 2 4
pencemaran tanah
halaman terkontaminasi
jenis cacing
Crosstabs
Cases
tingkat pengetahuan *
111 100.0% 0 0.0% 111 100.0%
pencemaran tanah
positif negatif
Count 32 30 62
kurang baik % within tingkat
51.6% 48.4% 100.0%
pengetahuan
tingkat pengetahuan
Count 31 18 49
sedang % within tingkat
63.3% 36.7% 100.0%
pengetahuan
Count 63 48 111
Total % within tingkat
56.8% 43.2% 100.0%
pengetahuan
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1.514 1 .219
b
Continuity Correction 1.077 1 .299
Likelihood Ratio 1.522 1 .217
Fisher's Exact Test .250 .150
Linear-by-Linear Association 1.500 1 .221
N of Valid Cases 111
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 21.19.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 10.
Dokumentasi Kegiatan