Teknik Audio
Pendidikan Teknik Elektronika dan Informatika
Modul Praktik
Sistem Audio
Penyusun :
Muhammad Nur Pangat
Pembimbing :
Dr. Dra. Sri Waluyanti M.Pd.
Validator :
1. Dr. Ir. Drs. Eko Marpanaji M.T.
2. Purno Tri Aji M.Eng.
3. Dr. Aris Nasuha S.Si.,M.T.
4. Bekti Wulandari S.Pd.T., M.Pd.
Modul Praktik Sistem Audio merupakan paket belajar mandiri yang dibuat
berdasarkan akan kebutuhan bahan ajar untuk mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik
Elektronika yang digunakan sebagai modal awal pengusaan materi secara materi dan
praktik.
Modul ini dibagi menjadi 8 materi pokok dan ditambah dengan program
pengayaan. Materi pokok meliputi: (1) frekuensi dan teori akusti, (2) psikokoakustik
telinga manusia, (3) mikrofon dan loudspeaker, (4) penguat depan audio, (5) pengatur
nada, (6) pecampur (mixer) audio, (7) crossover audio, (8) penguat akhir, (9) instalasi
sistem audio. Program pengayaan berisi tentang pengenalan software limp dan
smaartlive sebagai software perancang dan pengukuran instalasi sistem audio. Modul
ini juga dilengkapi dengan penugasan uji kompetensi yang hampir berada pada setiap
akhir bab yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa. Beberapa
rangkaian audio sedapat mungkin diambilkan dari pengalaman pratikum.
Modul Praktik Sistem Audio diharapkan bermanfaat bagi pengajar, pembaca
maupun mahasiswa sebagai materi pembelajaran dalam merencanakan dan melakukan
Instalasi Sistem Audio. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan modul ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kritik maupun saran sangat diharapkan untuk
penyempurnaan modul ini.
Yogyakarta, 2020
Penulis
Gambar III. 1. Respon frekuensi penguat pada penguat daya ................................ 112
Gambar III. 2. Respon frekuensi penguat pada penguat tegangan ......................... 112
Gambar III. 3. Respon frekuensi dalam decibel (dB) ............................................. 113
Gambar III. 4. Diagram blok impedansi input dan output penguat ......................... 113
Gambar III. 5. Model impedansi input dan output penguat .................................... 114
Gambar III. 6. Skema impedansi input penguat .................................................... 114
Gambar III. 7. skema impedansi output penguat .................................................. 114
DESKRIPSI
MODUL
KOMPETENSI PRASYARAT
PENDAHULUAN
PETUNJUK
TUJUAN
PENGUNAAN
AKHIR
MODUL
A. Deskrips i Modu l
E. Tujuan
B. Prasyarat
Akhir
B. Prasya rat
E. Tujuan
C. Petunjuk
Akhir
Penggunaan
D. Tujuan Akhir
E. Kompetensi
Tujuan Akhir
Kompetensi:
1. Mengidentifikasi dan mendiskripsikan frekuensi audio dan teori akustik,
2. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan speaker dan mikrofon,
3. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan tentang Preamp, I/O Balance dan
I/O Unbalance,
4. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan Tone control dan Equalizer,
5. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan Mixer audio,
6. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan Crossover pasif dan aktif,
7. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan penguat daya atau Power amplifier,
8. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan instalasi sistem audio.
PEMBELAJARAN
A. Tujuan
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, peserta diharapkan dapat;
1. Menerangkan gelombang bunyi dan sistem akustik ruang,
2. Mengukur gelombang bunyi dan dimensi sistem akustik ruang.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
B. Indikator Pencapaian Kompentsi
1. Menerapkan besaran dan satuan dalam gelombang bunyi.
2. Melakukan pengukuran besaran gelombang bunyi dan dimensi sistem akustik
ruang
C. Uraian Materi
C. Uraian Materi
1. Sumber Bunyi
Akustik adalah ilmu bunyi, s e d a n g k a n bunyi adalah getaran
mekanik suatu material. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, bunyi adalah
sesuatu yang terdengar (didengar) atau
ditangkap oleh telinga. Sedangkan suara adalah
bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia
(seperti pada waktu bercakap-cakap, menyanyi,
tertawa dan menangis). Material dapat berupa
udara (bunyi udara), air (bunyi air) atau benda
pejal (bunyi benda pejal). Bunyi melalui media
Gambar 1. 1 Gitar salah satu udara disampaikan ke telinga. Gambar 1.1 gitar
sumber bunyi merupakan sebuah instrument musik, sebagai
Sumber : belajargitar.web.id salah satu sumber punyi. Gitar jika dipetik akan
membangkitkan bunyi. Alat-alat musik
merupakan contoh dari sumber bunyi yang lazim, secara umum alat musik
digolongkan menjadi 3 kriteria yaitu Dawai/Senar, Pipa Organa Terbuka, dan Pipa
Organa Tertutup. Gelombang yang terbentuk pada alat-alat musik ini adalah
gelombang stasioner, dengan bentuk yang berbeda-beda.
a. Sumber bunyi pada dawai
Salah satu alat musik yang menggunakan dawai atau senar sebagai sumber
bunyinya adalah gitar. gitar dapat menghasilkan nada-nada yang berbeda
dengan jalan menekan bagian tertentu pada senar itu saat dipetik. nada yang
dihasilkan dengan pola paling sederhana disebut nada dasar, kemudian secara
berturut-turut pola gelombang yang terbentuk menghasilkan nada atas ke 1,
nada atas ke 2, nada atas ke 3 ... dan seterusnya. Jika panjang senar atau
dawai adalah L maka, pola nada yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar
1.2.
2. Frekuensi
Frekuensi bunyi menyatakan, berapa banyak penebalan dan penipisan
partikel udara dalam satu detik berurutan satu sama lain terlihat pada Gambar
1.5. Banyak ayunan tekanan
tiap satuan waktu disebut
frekuensi dan akan diamati
sebagai nada. Frekuensi akan
menentukan tinggi nada yang
didengar telinga. Telinga
manusia dapat mengenal
getaran bunyi antara kira-kira
20 Hz sampai 20 kHz sebagai
nada. Semua yang terletak
Gambar 1. 5 frekuensi tinggi dan rendah dalam daerah ini disebut
Sumber: perekayasaan sistem audio
sebagai frekuensi nada dan
bunyi dalam daerah frekuensi bunyi yang dapat terdengar. Daerah frekuensi
pada daerah ini disebut sebagai daerah pendengaran.
Pada gambar 1.6 dijelas mengenai pembagian frekuensi. Getaran di
bawah frekuensi 20 Hz disebut sebagai bunyi infra atau infra sonic.
𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎
𝑡𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 =
𝑙𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛
𝐹
𝜌=
𝐴
Keterangan:
C = Kecepatan penyebaran
T = Temperatur udara (°C)
Factor utama dalam akustik adalah penyebaran suara dalam udara.
Penyebaran suara tergantung pada temperature. Berikut tabel 1.2 merupakan
tabel penyebaran bunyi dalam udara.
Tabel 1. 2 Penyebaran bunyi dalam udara sesuai dengan temperatur
Temperatur (oC) Kecepatan c dalam (m/s)
-30 302,9
0 331,8
10 338
20 344
30 349,6
100 390
Selain dipengaruhi oleh temperatur, kecepatan rambat bunyi juga
dipengaruhi oleh tekanan udara dan kandungan karbondioksida.
5. Panjang Gelombang (𝛌)
Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari
sebuah pola gelombang. Biasanya menggunakan simbol huruf Yunani lambda
(λ). Dalam sebuah gelombang sinus, panjang gelombang adalah jarak antara
puncak, lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar 1.10:
Axis x mewakilkan panjang,
dan I mewakilkan kuantitas
yang bervariasi (misalnya
tekanan udara untuk sebuah
gelombang suara atau
kekuatan listrik atau medan
magnet untuk cahaya), pada
suatu titik dalam fungsi waktu
x.
Gambar 1. 10 Panjang gelombang
Sumber: id.wikipedia.org Panjang gelombang λ memiliki
hubungan inverse terhadap
frekuensi f, jumlah puncak untuk melewati sebuah titik dalam sebuah waktu yang
diberikan. Panjang gelombang sama dengan kecepatan jenis gelombang dibagi
oleh frekuensi gelombang. Ketika berhadapan dengan radiasi elektromagnetik
dalam ruang hampa, kecepatan ini adalah kecepatan cahaya c, untuk sinyal
(gelombang) di udara, ini merupakan kecepatan suara di udara. Hubungannya
adalah:
b. Resonasi gelombang
Resonansi dari segi bahas adalah peristiwa turut bergetarnya suatu
benda karena pengaruh getaran lainnya. Suatu benda, misalnya gelas,
mengeluarkan nada musik jika diketuk sebab ia memiliki frekuensi getaran
alami sendiri. Jika kita menyanyikan nada musik berfrekuensi sama dengan
suatu benda, benda itu akan bergetar. Peristiwa ini dinamakan resonansi.
Bunyi yang sangat keras dapat mengakibatkan gelas berresonansi begitu
kuatnya sehingga pecah. Disisi lain, banyak peralatan music menggunakan
efek resonansi, salah satunya alat musik gitar. Dalam reproduksi suara,
resonansi memiliki efek yang tidak bagus.
Kebanyakan ruang memiliki resonansi dasar antara 20 Hz hingga
200Hz, hal ini terkait dengan ukuran ruang atau pembagian ruang. Resonansi
ini mempengaruhi respon frekuensi pada daerah rendah dan menengah.
Sehingga reproduksi suara dalam ruangan ini menjadi tidak akurat.
7. Akustik Ruangan
Akustik Ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan
yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara yang terjadi. Akustik sendiri
berarti gejala perubahan suara karena sifat pantul benda atau objek pasif dari
alam. Akustik ruang sangat berpengaruh dalam reproduksi suara, misalnya dalam
gedung rapat akan sangat mepengaruhi artikulasi dan kejelasan pembicara.
Akustik ruang banyak dikaitkan dengan dua hal mendasar, yaitu:
a. Perubahan suara karena pemantulan dan
b. Gangguan suara ketembusan suara dari ruang lain.
Didalam ruang bebas yang absolut, bunyi menyebar dari sumber bunyi
berbentuk bola. Gambar 1.13 memperjelas hubungan ini.
D. Latihan/tugas
1. Jelakan mengenai pengertian dawai, pipa organa terbuka, dan pipa organa
tertutup sebagai pengolongan sumber bunyi!
2. Jelaskan pengertian akustik suatu ruangan!
3. Jelaskan pengertian tentang frekuensi audio!
4. Berapa kecepatan rambat bunyi pada temperatur 30ºC dalam udara?
5. Saat anda berada dikamar terlihat dari kejauhan kilat petir, selang 3 detik
terjadi suara guruh dikamar, pada saat itu suhu menunjukan 10 derajat
Celsius. Berapa jarak terjadinya petir dengan tempat anda?
6. Diketahui bahwa frekuensi listrik bolak-balik (AC) dari PLN Indonesia adalah
50Hz. Pertanyaannya adalah diperlukan waktu berapa lamakah untuk
menghasilkan 1 siklus lengkap gelombang listrik?
7. Diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 siklus lengkap
gelombang listrik adalah 0,004 detik, berapakah Frekuensinya?
E. Rangkuman
E. Rangkuman
Sumber bunyi adalah getaran mekanik suatu material, secara umum
sumber bunyi digolongkan menjadi 3 kriteria yaitu Dawai/Senar, Pipa Organa
Terbuka, dan Pipa Organa Tertutup.
Frekuensi bunyi menyatakan, berapa banyak penebalan dan penipisan
partikel udara dalam satu detik berurutan satu sama lain, frekuensi bunyi yang
dapat didengar manusia antara kira-kira 20 Hz sampai dengan 20 kHz, daerah
tersebut dikenal dengan daerah pendengaran.
Bunyi dapat menyebar dalam bahan padat, cairan dan gas. Kecepatan
penyebaran bergantung dari ketebalan medium, semakin tebal dan semakin elastis
mediumnya, akan semakin lambat molekul dapat menyebarkan bunyi, sedangkan
dalam ruang hampa udara, tidak dapat merambat atau menyebar. Selain itu
penyebaran bunyi tergantung pada temperature, tekanan udara dan kandungan
karbondioksida
Panjang gelombang adalah sebuah jarak antara satuan berulang dari
sebuah pola gelombang.
Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah.
Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Membangun jika beda fase
kedua gelombang sama dengan nol, sedangkan merusak jika beda fase kedua
gelombang adlah 180 derajat.
Resonansi berarti, peristiwa turut bergetarnya suatu benda karena
pengaruh getaran lainnya. Jika suatu bunyi musik berfrekuensi sama dengan suatu
benda, benda itu akan bergetar.
Akustik ruang terdefinisi sebagai bentuk dan bahan dalam suatu ruangan
yang terkait dengan perubahan bunyi atau suara misalnya dalam gedung rapat
akan sangat memengaruhi artikulasi dan kejelasan pembicara.
A. Tujuan
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, peserta diharapkan dapat;
1. Mengemukakan sifat psikoakustik anatomi telinga manusia
2. Mendimensikan ambang batas daerah dengar telinga manusia
B. Indika tor Pe ncapa ian Kom peten si
C. Uraian Materi
1. Anatomi dan Fungsi Telinga Manusia
Manusia mendengar bunyi dengan telinganya. Dalam telinga getaran
bunyi diubah menjadi perasaan terhadap bunyi. Hal ini membangkitkan
kesan bunyi subyektif dalam otak. Berikut gambar 2.1 merupakan gambar
bagian dan susunan telinga manusia.
3. Kuat Suara
Daerah tekanan bunyi yang bisa didengar antara ambang dengar dan
batas sakit memiliki 1:106. Dengan nilai sangat lebar ini, perbandingan
tekanan bunyi dalam praktiknya digunakan ukuran logaritmis, bukan ukuran
Catatan : Kuat suara dalam Phon sesuai dengan level suara absolut
dalam dB pada frekuensi 1.000Hz
Dari dB pada frekuensi
Gambar 1.000Hz
2.2 terlihat bahwa pada kuat suara yang rendah
(60Phon ke bawah), untuk dapat mendengar sama kerasnya, maka tekanan
bunyi dengan frekuensi rendah dan tinggi harus dikuatkan lebih tinggi dari
tekanan bunyi pada frekuensi tengahnya. Pada kuat suara yang tinggi (70
Phon ke atas), kuat suara merata pada semua daerah frekuensi. Berdasarkan
sifat tersebut, maka pada penguat suara untuk mengatur kuat suara
(volume) dikenal dengan pengaturan kuat suara “loudness”.
Tinggi nada, warna bunyi frekuensi dari sebuah getaran bunyi dirasakan
oleh pendengaran sebagai tinggi nada. Frekuensi terendah yang terdengar
terletak pada 20 Hz, sedang yang tertinggi pada 10kHz sampai 20 kHz. Batas
dengar frekuensi atas menurun dengan bertambahnya umur, karena kendang
telinga, sambungan palu, amboss dan sebagainya telah mengeras seperti
ditunjukkan Gambar 2.4.
Antara perasaan terhadap tinggi suara dan frekuensi bunyi terdapat
hubungan logaritmis, seperti antara kepekaan kuat suara dan tekanan bunyi.
Dalam akustik dan dalam musik daerah pendengaran seluruhnya dari 20 Hz
sampai dengan 20 kHz dibagi kedalam bagian-bagian. Frekuensi tertinggi dan
terendah berbanding 2:1, yang dinamakan oktav. Pembagiannya ditunjukkan
pada Gambar 2.5
Catatan : Dua sumber bunyi yang sama kerasnya membangkitkan kuat suara
keseluruhan, yang sekitar 3 phon lebih tinggi dari kuat suara
sendirian.
Pada dua sumber bunyi yang sama kuatnya intensitas keseluruhannya akan lebih
besar dari level sinyal sekitar 3dB lebih tinggi dari sumber sinyal sendirian.
Ini tidak hanya berlaku untuk sumber suara yang lemah (misal Δ1 = Δ2
= 30phon, total = 33 phon), melainkan juga untuk yang keras (Δ1 = Δ2 = 80
phon, total = 83 phon)
Gambar 2.7. Kuat suara keseluruhan pada dua kuat suara yang berlainan.
Gambar menunjukkan kuat suara keseluruhan Δ tot dalam ketergantungan waktu
t, jika kuat suara yang konstan Δ 1 dan sebuah kuat suara yang menaik.
Pada titik potongan Δ 1 dan Δ 2 dimana keduanya sama besar maka Δ tot
sekitar 3 phon lebih tinggi dari kuat suara sendirian. Pada waktu yang lain kuat
suara keseluruhan hampir tidak lebih besar dari pada yang lebih besar dari
keduanya.
Gambar 2.8 menunjukkan, sekitar berapa phon kuat suara dinaikkan, jika
beberapa sumber bunyi yang sama kuatnya bekerja bersama.
D. Latihan/tugas
1. Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian telinga manusia!
2. Pada frekuensi berapa, kepekaan telinga paling baik?
3. Berapa bar ambang dengar telinga pada tekanan bunyi?
4. Dua sumber suara jika masing-masing berbunyi dengan kuat suara
sebesar D1= 40Phon dan D2= 20Phon, secara keseluruhan sumber bunyi
manakah yang lebih dominan terdengar?
5. Apa yang dimaksud dengan kemampuan menentukan sumber bunyi tanpa
melalui penglihatan?
6. Mengapa sistem stereophonik dapat dikembangkan dalam sistem audio?
E. Rangkuman
E. Rangkuman
Fungsi telinga manusia adalah untuk mendengarkan bunyi, getaran bunyi
diubah menjadi perasaan terhadap bunyi yang dapat membangkitkan kesan bunyi
subyektif dalam otak. Sedangkan telingga manusia dibagi menjadi 3 bagian
diantaranya yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Hubungan sumber bunyi dengan kuat bunyi adalah ketika ada dua sumber
bunyi yang sama kuatnya intensitas keseluruhannya akan lebih besar dari level
sinyal sekitar 3dB lebih tinggi dari sumber sinyal sendirian. Ini tidak hanya berlaku
untuk sumber suara yang lemah. misal sumber 1 = sumber 2 = 30phon, total =
33 phon, melainkan juga untuk yang keras sumber 1 = sumber 2 = 80 phon, total
= 83 phon. Dengan kata lain dua sumber bunyi yang sama kerasnya
membangkitkan kuat suara keseluruhan, yang sekitar 3 phon lebih tinggi dari kuat
suara sendirian.
Setelah anda selesai mengerjakan soal evaluasi pada bab ini, cobalah untuk
mencocokkannya dengan kunci jawaban pada modul ini. Jangan beranjak ke bab
selanjutnya jika anda masih merasa kesulitan mengerjakan soal evaluasi. Lakukan
pengukuran kemampuan anda untuk mengetahui tingkat penguasaan anda dalam
materi pembelajaran bab ini dengan menggunakan ketentuan dan rumus
perhitungan sebagai berikut:
A. Tujuan
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, peserta diharapkan dapat;
1. Menerapkan instalasi macam-macam tipe mikrofon pada sistem akustik
2. Menguji mikrofon pada sistem akusitik pada posisi level sumber bunyi
berbeda-beda
B. Indika tor Pe ncapa ian Kom peten si
C. Uraian Materi
1. Karakteristik Mikrofon
Mikrofon adalah suatu jenis transduser yang mengubah energi-
energi akustik (gelombang suara) menjadi sinyal listrik. Istilah mikrofon berasal
dari bahasa Yunani mikros yang berarti kecil dan fon yang berarti suara atau
bunyi. Mikrofon merupakan salah satu alat untuk membantu komunikasi
manusia. Mikrofon dipakai pada banyak alat seperti telepon, alat perekam, alat
bantu dengar, dan pengudaraan radio serta televisi.
Spesifikasi Mikrofon
a. Kepekaan mikrofon
Kepekaan sebuah mikrofon adalah besar tegangan bolak-balik
keluaran mikrofon pada keadaan bunyi bebas dengan tekanan 1 µbar.
Sebagai satuan diberikan mV/µbar (mili volt per mikro bar). Kepekaan
mikrofon bergantung frekuensi. Secara umum diambil frekuensi sebesar
1000 Hz.
Kepekaan juga disebut “faktor pemindahan medan beban kosong”
Faktor ini diukur dalam medan bunyi bebas dan tanpa beban. Menurut sistim
SI, faktor pemidahan medan beban kosong tidak lagi berdasarkan atas
1µbar, melainkan 1N/m2 (newton 1mV/µbar = 10mV/Pa.
b. Daerah frekuensi
Daerah frekuensi atau daerah pemindahan adalah daerah dimana
mikrofon tanpa kerugian kepekaan dan tanpa cacat dapat mengubah
gelombang bunyi kedalam sinyal listrik. Untuk perekaman musik, mikrofon
seharusnya mempunyai daerah frekuensi dari 40 Hz sampai 15 kHz dan
tanpa perubahan kepekaan yang besar, sedang untuk percakapan cukup dari
200 Hz sampai 5000 Hz.
c. Tanggapan Frekuensi
Tanggapan frekuensi atau kurva frekuensi menandakan
keterpengaruhan frekuensi dari kepekaan. Pada pengukuran ini gelombang
bunyi dengan frekuensi berlainan dijatuhkan tegak lurus dimuka mikrofon
dan tegangan keluarannya diukur. Faktor pemindahan a dalam dB yang
sebelumnya mV/µbar, karena kurva frekuensi dengan level yang diambil
berlaianan.
2) Cardioid
Pola cardioid adalah seperti bentuk buah apel. Mic pola ini bisa
menangkap suara dari depan, samping atas atau bawah tetapi tidak bisa
dari belakang kepala mic. Pola mic cardiod diperjelas pada gambar 3.3.
Pola ini umum terdapat pada mic dinamik. Pola ini sangat cocok untuk
aplikasi closed miking seperti vocal, pidato, kendang dll.
c. Impedansi Speaker
Impedansi adalah ukuran resistansi pada sumber arus bolak-balik (AC).
Jadi secara sederhana impedansi adalah resistansi yang lebih kompleks dan
akurat pada arus AC. Walaupun dalam speaker terdapat impedansi dan tidak
mempengaruhi kualitas secara keseluruhan, tetapi secara otomatis akan
mempengaruhi kerja sebuah sistem audio. Speaker mobil biasanya
mempunyai impedansi sekitar 4 ohm, sedangkan speaker home audio
biasanya memiliki nilai 8 ohm. Jika ditinjau lebih lanjut, satuan ohm yang ada
pada impedansi sama dengan satuan untuk tahanan atau resistor. Impedansi
speaker berbeda dengan nilai hambatan dalam tahanan atau resistor.
Secara umum, impedansi memiliki definisi perhitungan secara total
dalam ohm dari seluruh rangkaian elektrikal untuk signal langsung, yang
termasuk diantaranya resistansi, reaktansi, kapasitansi dan seluruh faktor
mekanikal yang menimbulkan hambatan dari transfer energi dalam sebuah
sistem. Hal tersebut dapat diartikan kebanyakan driver dipastikan mempunyai
nilai dasar nominal impedansi dalam resistansi DC voice coil serta pergerakan
mekanikal. Dalam hambatan telah terdapat istilahnya sendiri yaitu: Hambatan
= Resistensi (R) sedangkan Impedansi memiliki lambang Z. Namun keduanya
memiliki satuan yang sama yaitu OHM.
Impedansi bukan hanya semata-mata hambatan. Dia adalah gabungan
dari hasil reaksi hambatan (R, resistensi) dan kapasitas elektron (C,
capacitance). Maka, dalam bahasa di literatur elektronika Indonesia lama,
impedansi ini pernah coba di Indonesianisasi sebagai REAKTANSI. Mungkin
Driver dengan nilai Qms yang tinggi akan menghasilkan suara yang
lebih terbuka, bersih dan lebar dinamika yang lebih besar. Hal ini karena
speaker dengan Qms tinggi berarti mempunyai kerugian-kerugian akibat
gerakan sistem mekanis yang lebih sedikit. Hal ini terindikasi dari bahan dan
bentuk surround yang lebih fleksibel (lentur), bahan dan konstruksi spider
yang lebih dan aliran udara yang lebih baik. Speaker dengan Qms yang tinggi
adalah indikator yang bagus karena bisa bersuara lebih keras.
Qes : Nilai Q elektris
Qes adalah tingkat kualitas koil speaker atau sistem elektrik speaker
yang banyak ditentukan oleh bahan kawat koil, ukuran diameter koil,
𝑄𝑚𝑠
𝑄𝑒𝑠 =
𝑅𝑒 − 1
BL : Kekuatan motor speaker
Nilai BL yang besar berarti speaker mempunyai tingkat motor yang
kuat. Satuan parameter ini adalah Tesla meter. Nilai BL yang tinggi sekitar
30Tm atau lebih memberikan gambaran bahwa gerakan konus speaker akan
dapat terkontrol dengan akurat sehingga respons suara akan kecil pada cacat
harmonisa. Speaker dengan BL tinggi seperti ini akan bermagnet besar
sehingga cenderung berat. Speaker dengan BL yang besar umumnya juga
mempunyai Qts rendah.
Speaker dengan BL yang rendah sekitar 20 atau kurang akan tidak
bagus dalam mengontrol gerakan konus speaker. Sehingga speaker dengan
BL rendah terasa mempunyai respon suara yang kurang ketat. Speaker
dengan nilai BL seperti ini umumnya akan mempunyai Qts sekitar 0,28 atau
lebih dan jika diaplikasikan dalam kotak suara sistem bass reflek (port) atau
band pass akan kurang baik karena respon suara yang agak kotor karena
gerakan konus yang lambat dan berat sehingga respons transiens-nya juga
kurang bagus.
Vas : Volume udara yang ukuivalen dengan pemenuhan
speaker
Paramater Vas bisa diibaratkan dengan seberapa tingkat kekakuan
gerakan konus speaker. Satuan parameter ini adalah liter. Ada banyak variabel
yang menentukan nilai Vas sehingga agak sulit mengartikannya jadi sulit
menentukan speaker dengan Vas besar akan begini atau speaker dengan Vas
kecil akan begitu. Nilai Vas juga dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban udara
dalam kotak suara.
Mmd : Massa atau berat konus speaker
Mmd adalah berat atau massa dari konus, koil dan komponen yang
bergerak lainnya dari sebuah speaker.
Mms : Massa atau berat total bagian speaker yang bergerak
Mms adalah berat atau massa keseluruhan dari bagian-bagian speaker
yang bergerak termasuk bagian radiator speaker.
Sd : Luas area radiator efektif
Parameter ini merupakan luas area konus dalam menggerakkan udara.
Satuan Sd adalah cm persegi (cm2). Parameter Sd ditentukan oleh besarnya
speaker. Speaker 18in akan mempunyai Sd sekitar 1150 cm2 sedang speaker
15in akan sekitar 890 cm2.
√(𝑓𝑙. 𝑓ℎ) = 𝐹𝑠
𝑓𝑠 √𝑟0
𝑄𝑚𝑠 =
Q mekanis = 𝑓ℎ − 𝑓𝑙
𝑄𝑚𝑠
Q listrik = 𝑄𝑒𝑠 =
𝑟0 − 1
2) Pengukuran Vas
Vas adalah ekuivalen dengan volume udara oleh gerakan massa daun
speaker. Pada prinsipnya ada 2 metoda pengukuran Vas ini.
Pengukuran Vas Metode 1
Pengukuran metode 1 berdasar pada volume kotak suara telah
diketahui dengan tepat, maka prosedurnya seperti berikut ini:
a) Gunakan kotak tertutup rapat yang kokoh dengan bentuk menyerupai
kubus sebesar ukuran loudspeaker itu sendiri dan hitung volume kotak.
Sebagai contoh, loudspeaker 12in perlu kotak sekitar 28 liter. Ukuran
volume 1liter adalah 1000cm3 (centimeter kubik) yang bisa dibuat dari
kotak dengan p x l x t = 10cm x 10cm x 10cm.
b) Tempatkan loudspeaker seperti gambar 3.12 ini dan buat agar udara
tidak bocor keluar masuk kotak.
𝐹𝑏
Menghitung Vas = Vb * (( 𝐹𝑠 )2 − 1)
D. Latihan/tugas
1. Jelaskan tentang pola tangkapan bunyi dari microfon sesuai arah dari mana
bunyi datang!
2. Jelaskan pengertian impedansi pada microfon!
3. Jelaskan pengertian respon loudspeaker!
4. Jelaskan berapa nilai impedansi loudspeaker yang paling ideal untuk power
amplifier dan alasannya!
5. Diketahui nilai impedansi speaker 4ohm sebanyak 4buah dan terdapat satu
chanel power amplifier bagaimana cara penyambungan speaker yang ideal?
berikut gambarnya!
E. Rangkuman
E. Rangkuman
Mikrofon mengubah energi bunyi kedalam energi listrik, disebut pengubah
elektro akustik (pengubah bunyi). Terdapat banyak pengubah, berdasarkan
hukumfisika, maka mikrofon diberi nama sesuai dengan prinsip pengubahan bunyi
tersebut. Masing-masing jenis mikrofon berdasarkan cara kerjanya, masing masing
akan memiliki sifat yang berbeda pula.
Mikrofon dengan kepekaannya, dengan tanggapan frekuensi yang berbeda
menurut sistem pengubahannya dan bentuk kemasannya. Bentuk dan susunan
kemasan mikrofon menentukan kepekaan arah.
Loudspeaker, speaker atau sistem speaker merupakan sebuah transduser
elektroacoustical yang mengubah sinyal listrik ke bentuk getaran suara. Speaker
adalah mesin pengubah terakhir atau kebalikan dari mikropon. Speaker membawa
A. Tujuan
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, peserta diharapkan dapat;
1. Merancang rangkaian penguat depan audio
2. Mengukur rangkaian penguat depan audio
B. Indika tor Pe ncapa ian Kom peten si
C. Uraian Materi
1. Arsitektur rangkaian penguat depan universal audio
Secara rangkaian blok, sebuah sistem penguat suara dapat dilihat
pada Gambar 4.1.
Pada gambar
tersebut memperlihat-
kan rangkaian blok
mulai dari sumber
sinyal input, dapat
berupa mikrofon,
pemungut piringan
Gambar 4. 1 Rangkaian blok penguat suara
hitam atau lainnya,
hingga diakhiri loudspeaker. Penguat depan menguatkan sumber sinyal,
selain memiliki penguatan tertentu, juga harus menyesuaikan sumber sinyal
jika memiliki tanggapan frekuensi yang tidak linear. Pada prinsipnya penguat
depan memiliki fungsi untuk:
• Menguatkan tegangan sumber sinyal
• Menggunakan level sinyal yang berbeda
• Mengkompensasi cacat linier
• Mencampur sumber sinyal yang berlainan
Pada penguat depan yang
disebut universal, memiliki artian
penguat ini dapat digunakan
untuk menguatkan sumber sinyal
dengan tanggapan frekuensi
datar (seperti mikrofon) dan
Gambar 4. 2 Susunan penguat depan yang tidak datar (seperti sinyal
dari pemungut suara magnetik).
Pada prinsipnya, arsitektur sebuah penguat terdiri penguat dengan
penguatan terbuka (open loop) Vuo yang besar dan jaringan umpan balik
negatif.
b. Sistem Unbalance
Sistem audio unbalance terdiri dari 2 pin per channel (Signal &
Ground). Sistem ini lebih rawan terhadap gangguan sinyal RF yang
menimbulkan noise. Meskipun sumber sinyal mungkin "bersih",
tapi sepanjang kawat yang menghubungkan sistem akan timbul gangguan
"noise". Hal ini karena kawat bertindak sebagai antena.
Pada saat sinyal mencapai preamp, noise ini ditambah-
kan ke dalamnya. Output yang dihasilkan dari preamp terdiri dari
sinyal + noise. Mungkin Noise ini cukup kecil sehingga tidak begitu
terdengar dibandingkan sinyal. Tapi apabila noise yang ditimbulkan terlalu
besar maka sinyal tidak akan jelas terdengar karena terganggu oleh noise
tersebut.
D. Latihan/tugas
D. Latihan/tugas
1. Jelaskan pengertian dan fungsi penguat depan audio!
2. Jelaskan perbedaan sistem unbalance dengan balance!
3. Gambarkan ilutrasi sinyal unbalance dan balance berikut perhitungannya!
E. Rangkuman
E. Rangkuman
Penguat depan universal menguatkan sumber sinyal, selain memiliki
penguatan tertentu, dapat digunakan untuk menguatkan sumber sinyal dengan
tanggapan frekuensi datar (seperti mikrofon) dan yang tidak datar (seperti sinyal
dari pemungut suara magnetik).
Konfigurasi dari keluaran pada alat-alat audio banyak mengunakan sistem
balance (sistem simetris) maupun sistem unbalance (tidak simetris). Terdapat
berbedaan antara sistem balance dan unbalance pada sistem unbalance lebih
rawan terhadap gangguan sinyal RF yang menimbulkan noise.
F. Umpan Balik
F. Umpan Balik
Setelah anda selesai mengerjakan soal evaluasi pada bab ini, cobalah untuk
mencocokkannya dengan kunci jawaban pada modul ini. Jangan beranjak ke bab
selanjutnya jika anda masih merasa kesulitan mengerjakan soal evaluasi. Lakukan
pengukuran kemampuan anda untuk mengetahui tingkat penguasaan anda dalam
materi pembelajaran bab ini dengan menggunakan ketentuan dan rumus
perhitungan sebagai berikut:
A. Tujuan
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, peserta diharapkan dapat;
1. Merancang rangkaian pengatur nada penguat audio
2. Mengukur rangkaian pengatur nada penguat audio
3. Mengamati respon frekuensi per chanel pengatur nada penguat audio
4. Menetukan beda fase input dan output pengatur nada
B. Indika tor Pe ncapa ian Kom peten si
C. Uraian Materi
1. Tone control
Tone kontrol adalah jenis rangkaian pengatur suara atau nada aktif
pada sistem audio. Tone control pada dasarnya berfungsi sebagai pengatur
penguatan level nada bass dan level nada treble. Nada bass adalah sinyal
audio pada frekuensi rendah sedangkan nada treble adalah sinyal audio pada
frekuensi tinggi. Prinsip pengaturan nada bass dan treble dapat digambarkan
seperti grafik gambar 5.1.
2. Equalizer
Equalizer (biasa disingkat EQ) adalah alat yang berfungsi untuk
meningkatkan kualitas suara yang dihasilkan sound sistem agar mendekati
suara aslinya, dengan cara memunculkan atau meniadakan frequency tertentu
dengan pengaturan gain. Maksud penggunaan equalizer, agar suara yang di
hasilkan oleh sistem suara tersebut terdengar selaras, tidak membuat sakit
telinga, bunyi menjadi terdengar enak, nyaman, alami untuk didengarkan.
Fungsi lain dari penggunaan Equalizer adalah untuk mengurangi feedback,
menghilangkan noise, dan meningkatkan kinerja speaker dengan cara
menyesuaikan respon frequensinya.
Dalam dunia audio ada dua jenis equalizer yaitu EQ Graphic & EQ
Parametric. EQ Graphic yaitu Equalizer yang cara pengoprasianya dengan
menggunakan petensio geser, jika di perhatikan susunan potensio yang
digeser itu biasanya akan berbentuk sebuah grafik tertentu, maka dari
susunan grafik itulah EQ ini dinamakan EQ Graphic seperti gambar 5.8.
D. Latihan/tugas
1. Jelaskan fungsi dan cara kerja tone control!
2. Jelaskan fungsi dan cara kerja equalizer!
3. Jelaskan perbedaan equalizer grafik dengan equalizer paramatik!
4. Rancang pembagian frekuensi equalizer grafik 10 band dan tetukan nilai
parameter Q tiap frekuensi fo!
A. Tujuan
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, peserta diharapkan dapat;
1. Mengukur rangkaian pencampur audio (mixer) penguat audio
2. Mengamati respon frekuensi pencampur audio (mixer) penguat audio
3. Menetukan beda fase input dan output pencampur audio (mixer) penguat
audio
B. Indika tor Pe ncapa ian Kom peten si
C. Uraian Materi
1. Pengertian Rangkaian Pencampur (mixer) Audio.
Mixer berfungsi sebagai pencampur suara, sebuah mixing console,
apakah itu analog maupun digital, atau juga disebut soundboard/mixing desk
(papan suara) adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi memadukan
(lebih populer dengan istilah "mixing"), pengaturan jalur (routing) dan
mengubah level, serta harmonisasi dinamis dari sinyal audio. Sinyal-sinyal
yang telah diubah dan diatur kemudian dikuatkan oleh penguat akhir atau
power amplifier.
Audio mixer secara luas digunakan dalam berbagai keperluan,
termasuk studio rekaman, sistem panggilan publik (public address), sistem
penguatan bunyi, dunia penyiaran baik radio maupun televisi, dan juga pasca
produksi pembuatan film. Suatu contoh yang penerapan sederhana, dalam
suatu pertunjukan musik misalnya, sangatlah tidak efisien jika kita
menggunakan masing masing amplifier untuk menguatkan setiap bagian baik
suara vokal penyanyi dan alat alat musik yang dimainkan oleh band
pengiringnya.
Disini Audio mixer akan menjadi bagian penting sebagai titik
pengumpul dari masing masing mikropon yang terpasang, mengatur besarnya
level suara sehingga keseimbangan level bunyi baik dari vokal maupun musik
akan dapat dicapai sebelum diperkuat oleh amplifier.
Mixer adalah salah satu perangkat paling populer setelah microphone.
Kita lebih mengenalnya dengan sebutan mixer, mungkin kebanyakan kita
menyebutnya demikian karena fungsinya yang memang mencampur segala
suara yang masuk, kemudian men-seimbangkannya, menjadikannya salura
dua kanal (L-R kalau stereo, dan satu kalau mono), kemudian mengirimkannya
ke crossover aktif baru diumpan ke power amplifier dan terakhir ke speaker.
Mixing console menerima berbagai sumber suara. Bisa dari
microphone, alat musik, CD player, tape deck, atau DAT. Dari sini dengan
mudah dapat dilakukan pengaturan level masukan dan keluaran mulai dari
D. Latihan/tugas
D. Latihan/tugas
1. Jelaskan kegunaan dan fungsi dari rangkaian mixer!
2. Jelaskan menu yang berada dalam mixer!
3. Jelaskan macam-macam konektor dalam mixer!
4. Jelaskan macam-macam sambungan dalam mixer!
E. Rangkuman
E. Rangkuman
Mixer adalah sebuah peralatan elektronik yang berfungsi memadukan (lebih
populer dengan istilah "mixing"), pengaturan jalur (routing) dan mengubah level,
serta harmonisasi dinamis dari sinyal audio. Sinyal-sinyal yang telah diubah dan
diatur kemudian dikuatkan oleh penguat akhir atau power amplifier.
Rangkaian pencampur, secara dasar yang digunakan dalam bahasan ini
identic dengan rangkaian yang digunakan pada penguat depan universal.
Penguatan untuk masing-masing sinyal masukan harus didesain sedemikian
besarnya sehingga saat semua masukan maksimum, tegangan keluarannya tidak
melapaui batas maksimum.
F. Umpan Balik
F. Umpan Balik
Setelah anda selesai mengerjakan soal evaluasi pada bab ini, cobalah untuk
mencocokkannya dengan kunci jawaban pada modul ini. Jangan beranjak ke bab
selanjutnya jika anda masih merasa kesulitan mengerjakan soal evaluasi. Lakukan
pengukuran kemampuan anda untuk mengetahui tingkat penguasaan anda dalam
materi pembelajaran bab ini dengan menggunakan ketentuan dan rumus
perhitungan sebagai berikut :
A. Tujuan
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, peserta diharapkan dapat;
1. Merancang rangkaian crossover aktif dan pasif sistem audio
2. Mengukur rangkaian crossover aktif dan pasif sistem audio
3. Mengamati respon frekuensi crossover aktif dan pasif sistem audio
4. Menetukan beda fase input dan output crossover aktif dan pasif sistem audio
5. Menetukan kemiringan bandwith (dB) crossover aktif dan pasif sistem audio
B. Indika tor Pe ncapa ian Kom peten si
C. Uraian Materi
1. Pengertian Crossover
Crossover adalah salah satu bagian dari peralatan sound system
sebagai pengolah distribusi audio dalam memisahkan range frekuensi suara
atau pembagi frequensi nada. Suara yang di keluarkan oleh speaker akan lebih
akurat karena setiap speaker memiliki respon frekuensi yang berbeda-beda
dan memiliki tugas yang khusus, serta suara tidak akan bercampur aduk atau
dengan kata lain semua frekuensi tidak hanya dalam satu speaker. Pada
umumnya crossover di bagi menjadi 2 yaitu crossover aktif dan crossover
pasif. Crossover over aktif lebih rumit dibandingkan dengan crossover pasif.
2. Crossover aktif
Crossover aktif adalah perangkat elektronik audio untuk memilah suatu
range frekuensi dan kemudian mendistribusikannya menjadi beberapa output
band terpisah dengan frekuensi tertentu yang sudah dilakukan proses filtering.
Active Crossover terdiri dari type manual (yang menggunakan tombol
pemutar) dan juga versi digital dengan pengaturan menu-menu yang
sinkronisasi.
Active Crossover terdiri dari komponen Elektronik berupa IC
Operational Amplifier dengan memakai filter perbandingan R dan C (Resistor
dan Capacitor) dan harus memakai suplai listrik DC. Dalam Active Crossover,
kita dapat mengatur seberapa lebar dan sempit suatu frekuensi pada nada
rendah dan nada tinggi. Pada bagian pendistribusiannya terdapat pengaturan
Level untuk ke masing-masing target output yaitu Low, Mid dan High.
Penggunaan Crossover Active ini kemudian dikembangkan menjadi
perangkat baru yaitu Loudspeaker Management System Digital yang dalam
proses kerjanya adaah dengan menggabungkan beberapa fitur audio device
misalnya fungsi EQ, audio distributor, kompresi, limiter, dan lainnya.
3. Crossover Pasif
Pasif Crossover terletak dalam satu enclose (wadah) speaker untuk
membagi Freq High, Freq Menengah, dan Freq Rendah ke masing-masing
driver speaker di kotak speaker tersebut. Peralatan untuk filtering di dalamnya
menggunakan komponen pasif berupa Resistor, Coil dan Capacitor untuk
memisahkan band frequensi. Komponen pasif di dalam modul ini tidak
membutuhkan catu daya listrik.
a. Urutan Pasang Crossover pasif
Instalasi pengkabelan dalam memasang Crossover pasif dilakukan
dengan penyaluran sinyal output dari amplifier masuk ke input crossover
pasif selanjutnya dari output crossover menuju ke speaker dengan respon
speaker sesuai dengan output crossover dengan kata lain output dari
crossover subwoofer menuju speaker dengan karakter subwoofer, output
(a) (b)
Gambar 7. 3 Grafik (a) LPF dan (b) HPF
D. Latihan/tugas
1. Jelaskan pengertian dan fungsi crossover audio!
2. Jelaskan perbedaan crossover audio aktif dan pasif!
3. Gambarkan pembagian crossover audio sistem 3way berikut dengan
pembagian frekluensinya!
E. Rangkuman
E. Rangkuman
Crossover merupakan pengolah distribusi audio dalam memisahkan range
frekuensi suara atau pembagi frequensi nada sesuai dengan respon frekuensi yang
berbeda-beda pada tiap speaker dengan kata lain semua frekuensi tidak keluar
dalam satu speaker, sehingga suara yang di keluarkan oleh speaker akan lebih
akurat karena setiap speaker memiliki respon frekuensi yang berbeda-beda dan
memiliki tugas yang khusus.
Crossover terbagi menjadi 2 jenis yaitu crossover aktif dan pasif, crossover
aktif terdiri dari komponen Elektronik berupa IC Operational Amplifier dengan
memakai filter perbandingan R dan C serta memakai suplai listrik DC. Dalam
crossover aktif dapat mengatur seberapa lebar dan sempit suatu frekuensi pada
nada rendah dan nada tinggi. Serta terdapat pengaturan Level untuk ke masing-
masing target output. Berbeda pada crossover pasif dalam memfilter frekuensi
menggunakan komponen pasif berupa Resistor, Coil dan Capacitor untuk
memisahkan band frequensi. komponen pasif di dalam modul ini tidak
membutuhkan catu daya listrik.
Crossover paling sederhana memiliki 2 output atau dikenal dengan 2 way
(2 jalur) yaitu low dan high, low yaitu untuk frekuesni rendah sedangkan high yaitu
untuk frekuensi-frekuensi tinggi.
F. Umpan Balik
F. Umpan Balik
Setelah anda selesai mengerjakan soal evaluasi pada bab ini, cobalah untuk
mencocokkannya dengan kunci jawaban pada modul ini. Jangan beranjak ke bab
selanjutnya jika anda masih merasa kesulitan mengerjakan soal evaluasi. Lakukan
pengukuran kemampuan anda untuk mengetahui tingkat penguasaan anda dalam
materi pembelajaran bab ini dengan menggunakan ketentuan dan rumus
perhitungan sebagai berikut:
A. Tujuan
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, peserta diharapkan dapat;
1. Merancang rangkaian penguat akhir (power amplifier) penguat audio
2. Mengukur rangkaian penguat akhir (power amplifier) penguat audio
3. Mengamati respon frekuensi penguat akhir (power amplifier) penguat audio
4. Menetukan beda fase input dan output penguat akhir (power amplifier)
penguat audio
B. Indika tor Pe ncapa ian Kom peten si
C. Uraian Materi
1. Dasar Penguat akhir
Rangkaian penguat akhir pada system audio berfungsi sebagai penguat
daya, maka dari itu penguat akhir juga disebut sebagai penguat daya.
Kepentingan utama sebuah penguat akhir, yang juga disebut penguat daya,
terletak pada pembangkitan daya bolak-balik untuk loudspeaker.
Besarnya penguatan amplifier sering di sebut dengan istilah Gain. Nilai
dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi penguat frekunsi audio, Gain power
amplifier antara 200 kali sampai 100 kali dari signal output. Jadi gain merupakan
hasil bagi dari daya di bagian output dengan daya di bagian input dalam bentuk
fungsi frekuensi. Ukuran gain biasannya memakai decible (dB). Rangkaian
penguat daya terdiri dari penguat tegangan dan penguat arus.
Bagian Penguat akhir pada sistem audio terdiri dari dua bagian yaitu:
• Pengemudi (driver), berupa rangkaian penguat tegangan (V) dengan
penguatan yang besar, kebanyakan menggunakan susunan transistor
darlington.
• Penguat arus, berupa rangkaian penguat daya dengan penguatan yang
tidak terlalu besar, bahkan penguatannya mendekati satu. bagian
penguat arus susunannya transistor paralel. Masing masing transistor
derdaya besar dan menggunakan sirip pendingin untuk membuang
panas ke udara, sehingga pada saat ini banyak yang menggunakan
transistor simetris komplementer. Agar mencapai effisiensi kerja yang
besar, maka pengaturan kerjanya pada klasifikasi kelas AB mendekati
kelas B. Rangkaian penguat daya dibuat kelas AB agar mencegah
terjadinya cacat sileng (Cross Over Distortion).
Power amplifier rakitan berfungsi sebagai penguat akhir dan
preamplifier menuju ke drive speaker. Pengertian amplifier pada umumnya
Pada jenis power amplifier ini ada 2 jenis kopling yang digunakan yaitu:
• Menggunakan kopling kapasitor yang berfungsi untuk mem-blok
tegangan DC penguat dan hanya melewatkan sinyal audio (AC) ke
penguat suara (loud speaker)
• Tanpa menggunakan kopling kapasitor (direct coupling) power
amplifier jenis ini yang kemudian berkembang menjadi power
amplifier OCL (Output Capasitor Less).
c) Power Amplifier OCL (Output Capasitor Less)
Power amplifier OCL (output capasitor less) merupakan jenis power
amplifier tanpa kopling tambahan antara rangkaian penguat dengan
Pada power amplifier BTL (bridge transformer less) penguat suara (loud
speaker) sebagai beban dihubungkan dengan rangkaian power amplifier
secara bridge (jembatan) yaitu setiap kutup pada pengeras suara (loud
speaker) masing-masing dihubungkan dengan rangkaian power ampifier
yang terpisah.
𝑈𝑎2
𝑃=
𝑅𝑎
2) Daya Musik
Akhir-akhir ini dikenal daya musik dengan istilah PMPO (Peak Music
Power Output), istilah ini terkenal dalam iklan produk penguat suara.
Istilah PMPO belum pernah didefinisikan dalam standar apapun.
Konversi daya RMS ke daya PMPO-pun tidak ada rumusan yang tepat.
Bisa jadi rumusan PMPO merupakan kuadrat tegangan puncak-puncak
keluaran dibagi dengan beban. Ada juga yang memanjangkan PMPO
dengan Peak Momentary Power Output, istilah yang masih kotroversi
dan untuk kepentingan dagang. PMPO sebuah loudspeaker pada
dasarnya merupakan daya keluaran maksimum dalam waktu yang
sangat pendek (orde mikro detik).
3) Lebar band daya (power bandwith)
Lebar band daya adalah daerah frekuensi, padanya dicapai daya
keluaran nominal separuh harga nominal dengan cacat maksimum
seperti faktor cacat yang dibolehkan. Pengukuran sama seperti
mengukur daerah pemindahan, dengan patokan penguat dikendalikan
sampai daya nominal pada frekuensi 1 kHz (sebagai 0 dB)
𝑅𝑎
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑟𝑒𝑑𝑎𝑚𝑎𝑛 =
𝑅1
R1 = tahanan dalam penguat (dari keluaran)
U1 = tegangan keluaran beban kosong
U2 = tegangan keluaran berbeban
D. Latihan/tugas
D. Latihan/tugas
1. Jelaskan pengertian dan fungsi rangkaian penguat akhir!
2. Jelaskan perbedaan jenis penguat akhir seperti OT, OTL, BTL dan OCL!
3. Tuliskan rumus daya untuk penguat akhir!
4. Apa yang dimaksud dengan daya keluaran nominal pada penguat daya?
5. Harus besar atau kecilkah, faktor redaman sebuah penguat?
E. Rangkuman
E. Rangkuman
Rangkaian penguat akhir pada system audio berfungsi sebagai penguat
daya, maka dari itu penguat akhir juga disebut sebagai penguat daya. Kepentingan
utama sebuah penguat akhir, yang juga disebut penguat daya, terletak pada
pembangkitan daya bolak-balik untuk loudspeaker.
Penguat akhir pada sistem audio terdiri dari dua bagian yaitu bagian
pengemudi (driver), berupa rangkaian penguat tegangan (V) dengan penguatan
yang besar, kebanyakan menggunakan susunan transistor Darlington dan bagian
penguat arus, berupa rangkaian penguat daya dengan penguatan yang tidak
terlalu besar, bahkan penguatannya mendekati satu. bagian penguat arus
susunannya transistor parallel.
Pengunaan transistor simetris komplementer. Agar mencapai effisiensi
kerja yang besar, maka pengaturan kerjanya pada klasifikasi kelas AB mendekati
kelas B. Rangkaian penguat daya dibuat kelas AB agar mencegah terjadinya cacat
sileng (Cross Over Distortion).
Jenis penguat akhir atau power amplifier telah bervariasi seperti OT, OTL,
BTL dan OCL yang sudah sering di gunakan di pasaran, setiap jenis komponen dan
pengertian amplifier tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing
Pada penguat akhir, pengukuran kualitas sebagian sama seperti pada
pengukuran pada penguat depan, tetapi dengan ukuran yang berbeda. Sedang
A. Tujuan
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, peserta diharapkan dapat;
1. Merancang routing instalasi sistem audio secara keseluruhan
2. Mengukur penguatan total dari instalasi sistem audio
3. Mengatur setinggan perangkat audio sehingga mendapatkan output yang
optimal
B. Indika tor Pe ncapa ian Kom peten si
C. Uraian Materi
1. Dasar instalasi sistem audio
Sistem audio merupakan pengabungan dari beberapa peralatan
audio yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya. Apabila salah
satu peralatan audio terjadi kerusakan maka akan mempengaruhi hasil dari
instalasi sistem audio tersebut. Sistem audio ini terdiri dari beberapa
kumpulan peralatan pengaturan suara atau bunyi untuk menghasilkan
kualitas bunyian yang baik pada suatu acara pertunjukan, pertemuan,
rekaman, dan lain-lain. Sistem audio erat kaitannya dengan pengaturan
penguatan suara agar dapat terdengar keras tanpa mengabaikan kualitas
suara-suara yang dikuatkan. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan
mikropon-mikropon, prosesor dan efek suara, pengaturan konsul mixer,
pengaturan audio power amplifier dan speaker secara keseluruhan.
Sistem audio dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian input, bagian
proses dan bagian output. Berikut merupakan gambar diagram sederhana
pengolah suara diperjelaskan pada gambar 9.1.
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
Mixer
a. Respon Frekuensi
Respon frekuensi penguat adalah tanggapan penguat terhadap frekuensi signal
input. Sebuah penguat menguatkan signal-signal pada daerah frekuensi tertentu
yang dibatasi oleh frekuensi rendah (fl) frekuensi tinggi (fh)
AP
Frekuensi Rendah Frekuensi Menengah Frekuensi Rendah
AP max
1/2 AP max
fL fH f(Hz)
Penguatan tegangan
½ AP max = ½ (Po/Pi) ; dimana daya P = V2/R
= ½ ((Vo2/Ro)/(Vi2/Ri))
= ½ (Vo2/Vi2) ; dimana AV = Vo/Vi
=½
=
=
= 0,707 AV
AV
Frekuensi Rendah Frekuensi Menengah Frekuensi Rendah
Avmax
0.707 AVmax
fL fH f(Hz)
A (dB)
Frekuensi Rendah Frekuensi Menengah Frekuensi Rendah
A (dB) max
3 (dB)
fL fH f(Hz)
b. Bandwith Penguat
Dari grafik respon frekuensi diatas, lebar bidang frekuensi menentukan ukuran
bandwidth dari suatu respon frekuensi dibatasi oleh f1 (fL) untuk frekunsi rendah
dan f2 (fH) untuk frekuensi tinggi. Istilah f1 dan f2 ini biasanya disebut dengan
frekuensi corner, cut off, break, atau half power (setengah daya). Nilai penguatan
pada titik f1 dan f2 ini adalah sebesar 0.707 AV max. Faktor 0.707 ini di dapatkan
dari setengah daya keluaran penguat pada frekuensi menengah.
Bandwidht (BW) = f2-f1 atau;
= fH-Fl
2. TEORI SINGKAT
a. Microphone atau sering ditulis mikropon adalah suatu alat yang dapat
mengubah getaran suara menjadi getaran listrik. Mikrofon (bahasa
Inggris: microphone) adalah suatu jenis transduser yang mengubah
energi-energi akustik (gelombang suara) menjadi sinyal listrik. Mikrofon
merupakan salah satu alat untuk membantu komunikasi manusia.
Mikrofon dipakai pada banyak alat seperti telepon, alat perekam, alat
bantu dengar, dan pengudaraan radio serta televisi.
b. Preamp mic adalah rangkaian yang berfungsi sebagai penguat awal atau
penguat depan untuk microphone dan langsung berhubungan dengan
microphone dengan kata lain preamp mic memperkuat sinyal listrik yang
berasal dari microphone. Preamp mikrofon mempengaruhi kualitas suara
rekaman sama seperti mikrofon itu sendiri. Berbagai kombinasi mikrofon
dan preamps dapat mencapai berbagai nada, karakter dan suasana hati.
Preamps mikrofon datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, dan sangat
bervariasi dalam harga dari beberapa dolar untuk ribuan dolar.
c. Penguatan dan respon frekuensi
AV max = Vo max/Vin
AV fl = AV fh = AV Max x 0,707
Vfl = AV fl x Vin
Vfh = AV fh x Vin
4. KESELAMATN KERJA
a. Pastikan polaritas tegangan pada adaptor sesuai (+)!
b. Pastikan pin VCC dan pin Ground IC mendapatkan sumber VCC dan
Ground yang sesuai (jangan terbalik)!
c. Hubungkan dengan sumber tegangan apabila rangkaian sudah dipastikan
sesuai!
d. Untuk memudahkan analisa rangkaian gunakan warna pengkabelan yang
konsisten (misal merah untuk Vcc, hitam untuk ground, hijau untuk
penghubung komponen dan putih untuk titik pengukuran)!
e. Lepas hubungan input tegangan setiap melakukan pergantian jenis
variabel besaran (input) dari MP3-HP/DYNAMIC/EMC/AFG!
Catatan: saat mengunakan MP3, dinamik micropon atau AFG
lepas R1 10 K, R1 berfungsi sebagai supplay tegangan untuk
micropon EMC
6. BAHAN DISKUSI
a. Intrepetasikan rangkaian pre-amp mikrofon dengan blok diagram baik
rangkaian dengan transistor maupun opamp! (how)
b. Apa saja komponen yang dibutuhkan untuk membuat pre-amp mic baik
rangkaian dengan transistor maupun opamp? (what)
c. Bandingkan (dari kelebihan dan kekurangan) rangkaian pre-amp dengan
transistor danIC opamp!
d. Rancanglah rangkaian pre-amp mic untuk fungsi tertentu dari
analisa kebutuhan, blok diagram, skema, dan pengujian (simulasi di
proteus)!
e. Hitunglah penguatan maksimum (AV Max), Penguatan frekuensi low (AV
fl), Penguatan frekuensi high (AV fh) rangkaian 1 dan 2
f. Menghitung tegangan pada frekuensi low (Vfl) dan Frekuensi high (Vfh)
rangkaian 1 dan 2
g. Menentukan frekuensi low dan frekuensi high dengan pengamatan output
audio yang setara dengan perhitungan nilai Vfl dan Vfh. rangkaian 1 dan
2
h. Menggambarkan grafik bandwiith sesuai dengan pengamatan. rangkaian
1 dan 2
i. Menggambarkan sinyal input dan output dengan pergeseran fasenya.
rangkaian 1 dan 2
7. TUGAS
Sertakan datasheet EMC; Transistor 2N222, BC149, BC547,2N3904;
Capasitor nonpolar dan bipolar (maing-masing satu yang ada pada
rangkaian); IC LM741; dan IC 1458.
2. TEORI SINGKAT
a. Tone kontrol adalah jenis rangkaian pengatur suara atau nada aktif pada
sistem audio. Tone control pada dasarnya berfungsi sebagai pengatur
penguatan level nada bass dan level nada treble. Nada bass adalah sinyal
audio pada frekuensi rendah sedangkan nada treble adalah sinyal audio
pada frekuensi tinggi
b. Tone control pasif merupakan tone control yang paling sederhana, hanya
terdiri dari potensiometer, resistor dan kondensator. Pengaturan nada
hanya sebatas cut terhadap nada-nada tinggi. Pada tone control yang
seperti ini tidak terjadi boost dan tidak terjadi penguatan sinyal.
c. Tone control aktif merupakan tone control yang lengkap, menerapkan
fungsi komponen aktif seperti transistor atau IC. Di dalam tone control
aktif terjadi boost dan cut dan terjadi pula penguatan level sinyal
d. Penguatan dan respon frekuensi perchanel tone control
AV max = Vo max/Vin
AV fl = AV fh = AV Max x 0,707
Vfl = AV fl x Vin
Vfh = AV fh x Vin
4. KESELAMATN KERJA
a. Pastikan polaritas tegangan pada adaptor sesuai (+)!
b. Pastikan pin VCC dan pin Ground IC mendapatkan sumber VCC dan
Ground yang sesuai (jangan terbalik)!
c. Hubungkan dengan sumber tegangan apabila rangkaian sudah dipastikan
sesuai!
d. Untuk memudahkan analisa rangkaian gunakan warna pengkabelan yang
konsisten (misal merah untuk Vcc, hitam untuk ground, hijau untuk
penghubung komponen dan putih untuk titik pengukuran)!
e. Lepas hubungan input tegangan setiap melakukan pergantian jenis
variabel besaran (input) dari MP3-HP/AFG!
6. BAHAN DISKUSI
1) Hitunglah beberapa variabel berikut (a, b dan c) untuk kondisi saat RV
posisi maksimal dan RV posisi minimal:
a. penguatan antara input dan output! (Av max = Vo max / Vin)
b. Hitunglah penguatan pada frekuensi high dan low! (Avfl = Avfh = Av
max x 0.707
c. Hitunglah tegangan pada frekuensi low dan frekuensi high (Vfl = Avfl
x Vin dan Vfh= Avfh x Vin)
2) Apakah terdapat pergeseran fase antara sinyal input dan sinyal output?
jelaskan!
3) Jelaskan fungsi tone control secara umum! Bedakan rekomendasi
penggunaan antara TCP dan TCA!
4) Bandingkan (kelebihan dan kekurangan) rangkaian Tone Control Pasif
dan Tone Control Aktif!
5) Jelaskan penggunaan tone control apabila dikaitkan dengan input
(misalkan: mp3 player, microphone, pre amp mic) dan output (speaker
aktif) pada sound system!
Input: ...? Proses: ...? Output: ...?
* bagian-bagian sound system pada bagan input, proses dan
output tersebut, dimanakah posisi Tone Control pada bagan
tersebut?
6) Intrepetasikan rangkaian Tone Control Pasif dan Tone Control Aktif
dengan blok diagram (how)
7) Apa saja komponen yang dibutuhkan untuk membuat Tone Control Pasif
dan Tone Control Aktif? (what)
8) Jelaskan mengapa komponen-komponen pada nomor tujuh tersebut
dipilih? (why)
7. TUGAS
Rancanglah rangkaian Tone Control untuk fungsi tertentu dari analisa
kebutuhan, blok diagram, skema, dan pengujian (simulasi di proteus)!
C. Mixer Audio
1. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktik mahasiswa diharapkan dapat
a. Mengidentifikasi fungsi pengaturan pada rangkaian mixer
b. Menetukan besarnya penguatan tegangan rangkaian mixer
c. Menentukan respon frekuensi rangkaian mixer
d. Menentukan beda fase output dan input rangkaian mixer
2. TEORI SINGKAT
Mixer adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai pencampur
suarabaik analog maupun digital. Mixer dalam kerjanya bisa difungsikan
untuk memadukan dan mengubah level suara, serta harmonisasi dinamis
dari sinyal audio. Sinyal - sinyal yang telah diubah dan diatur kemudian
dikuatkan oleh penguat akhir atau power amplifier. Disini Audio mixer
akan menjadi bagian penting sebagai titik pengumpul dari masing masing
inputan sinyal seperti mikropon yang terpasang, mengatur besarnya
level suara sehingga keseimbangan level bunyi baik dari vokal maupun
musik akan dapat dicapai sebelum diperkuat oleh amplifier.
Sinyal yang sudah dicampur dan diolah kemudian
menyeimbangkannya, menjadi saluran dua kanal (L-R kalau stereo) dan
satu kalau mono, kemudian mengirimkannya ke cross-over aktif baru
diumpan ke power amplifier dan terakhir ke speaker sebagai output
suara. Jumlah channel yang tersedia pada sebuah mixer bervariasi.
Mulai dari yang sederhana sebanyak 4, 6 atau 8 channel bahkan sampai
ratusan channel sekaligus. Dari beberapa klasifikasi tersebut dapat
disimpulkan menjadi 2 jenis mixer, yaitu analog mixer yang biasanya
terdiri dari maksimum 52 channel dan digital mixer yang memiliki
jumlah channel yang dapat dikatakan “tidak terbatas”. Untuk spesifikasi
detail dari kedua jenis mixer ini dapat dilihat dari beberapa merek yang
telah beredar di pasaran umum. Mixing console menerima berbagai
sumber suara. Bisa dari microphone, alat musik, CD player, tape deck
dll. Dari sini dengan mudah dapat dilakukan pengaturan level masukan
dan keluaran mulai dari yang sangat lembut sampai keras. Adapun
bagian-bagian audio mixer terdiri dari inputan sinyal audio / suara,
trebble (frekuensi tinggi), bass (frekuensi rendah), dan gain master.
4. KESELAMATN KERJA
a. Pastikan polaritas tegangan pada adaptor sesuai (+)!
b. Pastikan pin VCC dan pin Ground IC mendapatkan sumber VCC dan
Ground yang sesuai (jangan terbalik)!
c. Hubungkan dengan sumber tegangan apabila rangkaian sudah dipastikan
sesuai!
d. Untuk memudahkan analisa rangkaian gunakan warna pengkabelan yang
konsisten (misal merah untuk Vcc, hitam untuk ground, hijau untuk
penghubung komponen dan putih untuk titik pengukuran)!
5. PROSEDUR PRAKTIK
Rangkaian mixer
• Gunakan kit mixer yang tersedia!
6. BAHAN DISKUSI
a. hitunglah penguatan tegangan maksimum pada penguatan low frekuensi,
dan high frekuensi
b. Hitung tegangan pada titik frekuensi low (Vfl) dan Frekuensi high (Vfh)
dari 2 range frekuensi berikut
c. Tentukan frekuensi low (fl) dan frekuensi high (fh) tiap range frekuensi
dengan mengamati perubahan trgangan output (Vout) yang setara
dengan hasil perhitungan nilai Vfl dan Vfh
d. Gambarkan grafik bandwith respon frekuensi sesuai dengan pengamatan
e. Gambar pergeseran fase sinyal input dan output
7. TUGAS
Rancanglah rangkaian mixer audio 3 kanal untuk fungsi tertentu dari
analisa kebutuhan, blok diagram, skema, dan pengujian (simulasi di proteus)!
2. TEORI SINGKAT
Equalizer adalah Equalizer merupakan rangkaian yang dapat
mengatenuasi rentang frekuensi tertentu, sedangkan rentang frekuensi
lainnya tetap, equalizer terdiri dari Equalizer Graphic dan Equalizer
Parametric.
Penguatan dan respon frekuensi pada equalizer :
4. KESELAMATN KERJA
a. Pastikan polaritas tegangan pada adaptor sesuai (+)!
b. Pastikan pin sumber tegangan mendapatkan sumber simetris (– Ct +)
yang sesuai (jangan terbalik)!
c. Hubungkan dengan sumber tegangan apabila rangkaian sudah dipastikan
sesuai!
d. Untuk memudahkan analisa rangkaian gunakan warna pengkabelan yang
konsisten (misal merah untuk Vcc, hitam untuk ground, hijau untuk
penghubung komponen dan putih untuk titik pengukuran)!
e. Lepas hubungan input tegangan setiap melakukan pergantian jenis
variabel besaran (input) dari MP3-HP/AFG
5. PROSEDUR PRAKTIK
Rangkaian equalizer audio
• Hubungkan AFG dengan input equalizer dan chanel 1 CRO
• Hubungkan chanel 2 CRO dengan output equalizer
• Atur tegangan (amplitude) AFG pada frekuensi 20 Hz - 20 KHz sehingga
sinyal mendekati cacat
• Amati pergeseran fase output terhadap input pada frekuensi 1 KHz
dengan equalizer pada posisi flat (semua chanel pada posisi center)
• Amati dan catat tegangan input output tiap chanel pada posisi boost dan
cut antara range frekuensi 20 Hz – 20 KHz masukkan pada tabel 1
6. BAHAN DISKUSI
a. Hitunglah penguatan tegangan maksimum (AV max) pada tiap tiap chanel
b. Hitung penguatan tegangan pada frekuensi low (AVfl) dan Frekuensi high
(AVfh) dari tiap-tiap chanel
c. Hitung tegangan pada titik frekuensi low (Vfl) dan Frekuensi high (Vfh)
dari tiap-tiap chanel
d. Tentukan frekuensi low (fl) dan frekuensi high (fh) pada tiap-tiap chanel
dengan mengamati perubahan trgangan output (Vout) yang setara
dengan hasil perhitungan nilai Vfl dan Vfh
e. Gambarkan grafik bandwith respon frekuensi sesuai dengan pengamatan
f. Gambar pergeseran fase sinyal input dan output
7. TUGAS
Rancanglah dan hitunglah pembagian rangkaian equalizer 10 band
dengan Frekuensi terendah (f1) 20Hz dan frekuensi tertinggi (f2) 20kHz.
2. TEORI SINGKAT
Penguat daya adalah rangkaian penguat akhir pada system audio
fungsi utama terletak pada pembangkitan daya bolak-balik untuk
loudspeaker. Besarnya penguatan amplifier sering di sebut dengan istilah
Gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi penguat frekunsi audio,
Gain power amplifier antara 200 kali sampai 100 kali dari signal output. Jadi
gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian output dengan daya di bagian
input dalam bentuk fungsi frekuensi. Ukuran gain biasannya memakai decible
(dB). Rangkaian penguat daya terdiri dari penguat tegangan dan penguat
arus.
Ic LM 386 merupakan sebuah IC yang didesain untuk penguat yang
memerlukan tegangan supplay rendah dengan output kisaran antara 125 mW
sampai dengan 750 mW. Rangkaian amplifier mini dengan IC LM 386 ini
dapat bekerja dengan sumber tegangan 5-15 Volt
4. KESELAMATN KERJA
a. Pastikan polaritas tegangan pada adaptor sesuai (+)!
b. Pastikan pin sumber tegangan mendapatkan sumber + dan GND
c. Hubungkan dengan sumber tegangan apabila rangkaian sudah dipastikan
sesuai!
5. PROSEDUR PRAKTIK
Rangkaian Penguat daya atau speaker aktif
a. Buatlah rangkaian seperti gambar 3 berikut
6. BAHAN DISKUSI
a. Hitunglah gain yang dihasilkan rangkaian dengan LM 386!
b. Gambar respon frekunsi dari LM 386!
c. Bagaimana metode pengemasan (bok) yang dapat mengoptimalkan
suara speaker?
d. Apa kekurangan dan kelebihan pemilihan speaker aktif?
7. TUGAS
Rancanglah rangkaian penguat daya (music box) dengan sumber
tegangan 5v atau USB dengan IC penguat daya sesuai kebutuhan untuk
fungsi tertentu dari analisa kebutuhan, blok diagram, skema, dan pengujian
(simulasi di proteus)!
2. TEORI SINGKAT
Crossover adalah salah satu bagian dari peralatan sound system
sebagai pengolah distribusi audio dalam memisahkan range frekuensi suara
atau pembagi frequensi nada. Jadi suara yang di keluarkan oleh speaker akan
lebih akurat karena setiap speaker memiliki respon frekuensi yang berbeda-
beda dan memiliki tugas yang khusus, serta suara tidak akan bercampur aduk
atau dengan kata lain semua frekuensi tidak hanya dalam satu speaker. Pada
umumnya crossover di bagi menjadi 2 yaitu crossover aktif dan crossover
pasif, dan tentunya harga crossover lebih murah yang pasif jika di
bandingkan dengan crosover aktif. di antara 2 jenis crossover ini tentunya
juga lebih rumit crossover aktif jika di bandingkan dengan crossover pasif.
Respon frekuensi
Avmax = Vomax/Vin
Avfl = Avfh = Avmax x 0,707
Vfl = Avfl x Vin
Vfh = Avfh x Vin
Beda fase
kemiringan :
high pass = dB A – dB B
= 20 log AV A – 20 Log AV B
Low pass = dB D – dB C
= 20 log AV D – 20 Log AV C
3. ALAT dan BAHAN
a. CRO
b. AFG
c. Kabel
d. Multimeter
e. Kit crossover pasif
f. Kit crossover aktif
4. KESELAMATN KERJA
a. Pastikan polaritas tegangan pada adaptor sesuai (+)!
b. Pastikan pin sumber tegangan mendapatkan sumber + dan GND
c. Hubungkan dengan sumber tegangan apabila rangkaian sudah dipastikan
sesuai!
5. PROSEDUR PRAKTIK
Rangkaian crossover pasif
• Tentukan input dan output rangkaian crossover dengan pengamatan fisik
• Hubungkan AFG dengan input crossover dan chanel 1 CRO
• Hubungkan chanel 2 CRO dengan output crossover
• Atur tegangan amplitude AFG pada frekuensi 20 Hz dan 20 KHz sehingga
output hampir mendekati cacat
• Menentukan pergeseran fase output terhadap input pada frekuensi 1 KHz
di setiap output filter crossover
• Atur range frekuensi dari 20 Hz sampai 20 KHz, seperti pada tabel 1
dengan pembagian 3 keluaran yaitu low, mid, high dan catat tegangan
peak to peak masing masing output.
Tabel 1. Pengukuran crossover pasif
V out (cut)
No. Frek (Hz) Vin
Low Midrange High
1 20
2 50
3 100
4 150
5 250
6 300
7 400
8 500
9 800
10 1K
11 2.5 K
12 5K
13 10 K
14 16 K
15 20 K
• Menghitung penguatan tegangan maksimum (AV max) tiap-tiap output
• Menghitung penguatan tegangan pada frekuensi low (Av fl) dan frekuensi
high (AV fh) tiap-tiap output
• Menghitung tegangan pada titik frekuensi low (Vfl) dan frekuensi high
(Vfh) tiap- tiap output
• Menentukan frekuensi low (fl) dan frekuensi high (fh) dengan mengamati
CRO yang setara dengan perhitungan Vfl dan Vfh, tiap tiap output
• Menghitung kemiringan bandwith dalam dB
• Menggambarkan bandwith respon frekuensi
6. BAHAN DISKUSI
a. Apa perbedaaan crossover pasif dan aktif.
b. Bagaimana perbedaan crossover satu keluaran subwoofer dengan
crossover 3 way, maupun 4 way?
1. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktik mahasiswa diharapkan dapat
a. Merancang instalasi sistem audio secara keseluruhan
b. Mengatur setinggan perangkat audio sehingga mendapatkan output yang
optimal
2. TEORI SINGKAT
Sistem audio merupakan pengabungan dari beberapa peralatan audio
yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya. Apabila salah satu
peralatan audio terjadi kerusakan maka akan mempengaruhi hasil dari
instalasi sistem audio tersebut. Sistem audio ini terdiri dari beberapa
kumpulan peralatan pengaturan suara atau bunyi untuk menghasilkan
kualitas bunyian yang baik pada suatu acara pertunjukan, pertemuan,
rekaman, dan lain-lain. Sistem audio erat kaitannya dengan pengaturan
penguatan suara agar dapat terdengar keras tanpa mengabaikan kualitas
suara-suara yang dikuatkan. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan
mikropon-mikropon, prosesor dan efek suara, pengaturan konsul mixer,
pengaturan audio power amplifier dan speaker secara keseluruhan.
Sistem audio dibagi menjadi 3 bagian yaitu bagian input, bagian
proses dan bagian output. Berikut gambar diagram sederhana pengolah
suara:
5. PROSEDUR PRAKTIK
• Rangkailah seperti bagan di bawah ini!
Microfon atau
sumber signal
Mixer Audio
Equalizer
Crossover
Speaker pasif
7. TUGAS
Rancanglah atau desain gambar skema Live music perfom dengan
peralatan yang anda sesuaikan dengan kebutuhan chanel alat dan gunakan
monitor di setiap pemain. Buatlah daftar chanel list input dan output yang
anda gunakan!
A. Tujuan
A. Tujuan
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, peserta diharapkan dapat;
1. Menerangkan kegunaan Limp dan Smaartlive,
2. Mengukur sinyal audio dengan Limp dan Smaart live.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
B. Indikator Pencapaian Kompentsi
1. Menerapkan limp dan smaartlive.
2. Melakukan pengukuran sinyal audio dengan Limp dan SmaartLive
C. Uraian Materi
C. Uraian Materi
1. Limp
LIMP merupakan sebuah sebuah software audio keluaran dari artalab
yang digunakan untuk pengukuran karakteristik loudspeaker yang meliputi
impedansi speaker dan respon speaker serta dapat digunakan sebagai penentu
Parameter Thiele Small sebuah Loudspeaker. Loudspeaker speaker atau sistem
speaker merupakan sebuah transduser elektroacoustical yang mengubah sinyal
listrik ke bentuk getaran suara. Speaker adalah mesin pengubah terakhir atau
kebalikan dari mikropon. Speaker membawa sinyal elektrik dan mengubahnya
kembali menjadi vibrasi-vibrasi fisik untuk menghasilkan gelombang-gelombang
suara.
a. Respon Speaker
Frequency response adalah spesifikasi kemampuan speaker mereproduksi
frekuensi. Frequency response biasanya dinyatakan dalam range frekuensi, dan
merupakan faktor pertama yang menentukan kecocokan antara tiap speaker
dalam sistem kita (Contoh: speaker depan dengan subwoofer). Seperti kita
ketahui bersama, kemampuan pendengaran manusia adalah antara 20Hz hingga
20Khz.
Speaker yang ada saat ini tidak mampu mereproduksi range frekuensi
tersebut secara langsung. Oleh karena itu membutuhkan beberapa speaker untuk
mencapai seluruh range frekuensi tersebut dalam suatu sistem. Pastikan semua
speaker yang terpasang dalam sistem dapat mengcover range frekuensi 20Hz
hingga 20Khz.
Berikut adalah acuan singkat bagaimana memilih frequency response
speaker.
Home audio:
1) Speaker depan, speaker surround, speaker center. Batas bawah: 80Hz.
Batas atas: 20Khz.
2) Subwoofer. Batas bawah: 20Hz. Batas atas: 120Hz.
Car audio:
1) Midbass/Woofer. Batas bawah: 80Hz. Batas atas: 300Hz untuk 3 way
dan 5000Hz untuk 2 way.
b. Peralatan Pendukung
Dalam pengunaan software limp perlu peralatan pendukung atau peralatan
tambahan. Berikut ini adalah beberapa alat tambahan yang harus
disiapakan.
• Audio Interface atau sound card
Audio interface yang digunakan memiliki spesifikasi yaitu dapat terhubung
dengan komputer melalui port USB, minimal memiliki 2 saluran output
(line Out), 2 saluran input (line In), serta memiliki 1 output headphone.
• Amplifier
Penguat daya atau amplifier harus memiliki respons frekuensi linier dan
daya antara 5 sampai 10 watt sudah memadai. Impedansi output harus
< 0,05 Ohm. Dapat digantikan dengan output headphone audio interface.
• Kotak pengukuran Limp
Digunakan untuk beralih dari mode kalibrasi ke mode pengukuran
speaker.
• Multimeter
Multimeter digunakan untuk menentukan nilai resisitor yang dipakai saat
merancang kotak pengukuran Limp.
• Kabel
Digunakan untuk koneksi audio interface dengan kotak pengukuran limp
dan speaker, contoh konektor dan pin kabel yang digunakan oleh audio
interface
Unbalanced Balanced
• Pilih sound driver yang kita gunakan, pilih input dan output
channels sesuai dengan soundcard yang kita gunakan.
c. Configure generator
Lakukan configure generator sebelum melakukan pengukuran,
periksa level output agar tidak overdrive pada saluran input. Kedua
sinyal eksitasi sangat berbeda, jadi ketika tipe sinyal berubah level
2. SmaartLive
Pada dasarnya, SmaartLive adalah perangkat lunak berbasis dual-channel
audio analyzer, yang mampu melakukan pengukuran dasar dari sistem audio dan
komponen yang diperlukan oleh profesional audio. SmaartLive tidak dibuat untuk
menggantikan kemampuan pendengaran dan pengalaman manusia. Penerapan
smaartlive sebagai alat pengukur sistem audio untuk analisis konfigurasi sistem
audio, troubleshooting, dan pengoptimalan sistem audio dapat memberikan
keuntungan yang signifikan bagi penggunanya. Tabel 1 menjelaskan pengukuran
dasar dan kemampuan beberapa modus pada SmaartLive, dengan
pengaplikasian dari beberapa contoh yang umum digunakan.
Modus SmaartLive Kemampuan Primer Aplikasi
Spectrum • Real-time analisis • pemantauan secara
spektrum Live spektrum
• Narrowband dan sumber suara
menampilkan pecahan- • pemantauan SPL
oktaf untuk live
• Kalibrasi untuk Real- performance
SPL dengan SPL • analisis Noise Level
metering • pendeteksi Feedback
• Menjalankan fungsi-
fungsi SPL log dan
spektrograf
Transfer function • Analisis transfer • Pengukuran Transfer
function secara Real- Function pada
time menampilkan loudspeaker,
amplitudo/magnitude equalizer, sound
dan fase yang dapat system
dikonfigurasi analisis • Optimasi sistem
Narrowband dan Fixed- secara Real-time
Point-per-Oktaf (termasuk equalizer,
• tampilan yang koheren crossover, delay, dll)
secara Real-time
b. Peralatan Pendukung
Dalam pengunaan software smaartlive perlu peralatan pendukung atau
peralatan tambahan. Berikut ini adalah beberapa alat tambahan yang harus
disiapakan.
• Audio Interface atau sound card
Audio interface yang digunakan memiliki spesifikasi yaitu dapat terhubung
dengan komputer melalui port USB, minimal memiliki 2 saluran output
(line Out), 2 saluran input (line In), serta memiliki 1 output headphone.
• Microfon
Mikrofon digunakan untuk mengkonversi seakurat mungkin tekanan
akustik pada suatu titik menjadi bentuk voltase (tegangan), untuk itu
mikrofon harus omnidirectional dengan frekuensi respon yang flat.
Umumnya mikrofon pengukuran yang dijual secara komersial adalah tipe
electret kondensor, yang membutuhkan suplay power, baik melalui
phantom power dari preamplifier sound card atau baterai internal.
• Kabel
Digunakan untuk menghubungkan sistem pengukuran yaitu audio
interface, mikrofon dengan peralatan yang diukur. Pengunaan kabel harus
mengunakan kabel yang berkualitas.
• Pilih input sound card pada kotak drop-down Wave In, dan lakukan hal
yang sama untuk output pada kotak Wave Out.
• Wave In dan Wave Out Bits Per Sampel disesuaikan dengan
kemampuan sound card yang digunakan
• Klik Options > impulse/locator pada menu, atau tekan Alt + L.
Level output dari generator dapat dikecilkan maupun dibesarkan. Level sinyal
generator di pertahankan pada posisi level yang rendah untuk mencegah
kerusakan peralatan pada penggunaan pertama kali, namun tidak
diperkenakan dalam posisi level sinyal yang terlalu rendah pula, karena Jika
level terlalu kecil noise dari sound card dan perangkat analog lainnya dapat
mengganggu pengukuran. Dalam pengukuran yang paling ideal
pertahankan level input antara nominal -6db sampai dengan -12dB.
Sinyal referensi dan sinyal pengukuran diatas memiliki keterangan: (a) Sinyal
Terlalu Kecill, (b) Sinyal Ideal dan (c) Sinyal Terlalu Besar “Clip”
Microphone
Sound Card
Software R
SmaartLive IN
L
R O UT L
(a) (b)
(c)
Gambar IV. 28 Contoh pengukuran modus Spektrum;
(a) Spectrograph, (b) Real-time SPL yang telah dikalibrasi, (c) SPL
riwayat waktu.
• Menghubungkan Sistem
Menghubungkan sistem dapat dilihat pada gambar 31 berikut, dimana
output sound card mengirim sinyal ke input equalizer/pengolah sinyal
audio dan ke input kanan sound card (disebut input referensi). Output
equalizer/pengolah sinyal audio dikirim ke komputer melalui input kiri
(disebut input pengukuran). Generator sinyal internal SmaartLive
digunakan untuk mempekerjakan equalizer dan mengukur responnya.
Dengan menggunakan skema koneksi seperti ini, SmaartLive akan
membandingkan representasi yang tepat antara output generator
L L
O UT IN
Sound Card
R R
IN O UT
L L
Software
SmaartLive
• Menghubungkan sistem
Menghubungkan sistem adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 33
dibawah ini. Sinyal output dari sound card dikirim ke power amplifier dan
loudspeaker, juga ke input kanan (sinyal referensi) komputer seperti pada
contoh sebelumnya. Kali ini sinyal dari mikrofon pengukuran digunakan
sebagai sinyal pengukuran yang dikirim ke input sound card sebelah kiri.
Microphone
R Sound Card R
Power Amplifier
IN O UT IN O UT
L L L L
Software
SmaartLive
Direct Sound
Room Reflection
Noise
Microphone
O UT L
R Sound Card R
IN
Power Amplifier
O UT
L L
IN L
O UT L
IN
Software
SmaartLive L
Pengolah sinyal Audio
• Menghubungkan sistem
Hubungkan sistem seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11. 36 di atas.
Bila dibandingkan dengan contoh terakhir, pada konfigurasi ini kita cukup
menyisipkan equalizer dalam rantai sinyal antara output sound card dan
power amplifier. Siapkan juga sebuah "jalur return", untuk menerima
sinyal setelah output equalizer, sehingga memungkinkan Anda secara
real-time mengatur filter persis seperti pada Contoh 2. Gambar saklar
yang ditampilkan di sebelah kiri input sound card hanya sebagai contoh
untuk memudahkan Anda dalam men-switch antara sinyal mikrofon
pengukuran dan sinyal yang datang langsung dari output equalizer. Selain
cara tersebut tentunya banyak cara lainnya yang dapat dilakukan,
termasuk penggunaan mixer kecil, switch, atau cara termudah adalah
dengan hanya menukar kabel input.
Mengatur ulang input sehingga input kiri atau pengukuran diambil dari
output equalizer. Pastikan level input dan output sudah sesuai dan
tidak terjadi clipping pada perangkat apapun. Jika menggunakan
equalizer analog, tekan F5 pada keyboard untuk me-reset delay
internal ke 0 ms. Jika Anda menggunakan equalizer digital (dan/atau
mixer digital), klik tombol Auto Sm untuk menyesuaikan delay yang
tepat ke SmaartLive.
3. KESELAMATN KERJA
a. Pastikan sumber tegangan yang digunakan AC atau DC!
b. Pastikan kabel power sesuai!
c. Pastikan sumber tegangan tersedia!
d. Pastikan kabel yang digunakan untuk koneksi sudah sesuai!
e. Hubungkan dengan sumber tegangan apabila rangkaian sudah dipastikan
sesuai!
f. Lepas hubungan input tegangan setiap melakukan pergantian jenis
pengukuran!
4. PROSEDUR PRAKTIK
Pengaturan dasar dalam LIMP
a. Susunlah rangkaian seperti pada Gambar 12. 1!
• Pilih sound driver yang kita gunakan, pilih input dan output
channels sesuai dengan soundcard yang kita gunakan.
• Klik OK
• Pilih referensi chanel yang kita gunakan pada Referesi Chanel dan
masukan nilai resistor yang kita gunakan pada Referensi Resistor
di kotak dialog setup measurement
e. Configure generator
Lakukan configure generator sebelum melakukan pengukuran, periksa
level output agar tidak overdrive pada saluran input. Kedua sinyal eksitasi
sangat berbeda, jadi ketika tipe sinyal berubah level harus diverifikasi.
Semua pengaturan yang diperlukan dapat diakses melalui item menu
'Generator Setup'.
Sound Card
R R
IN O UT
L L
Software
SmaartLive
3. KESELAMATN KERJA
a. Pastikan sumber tegangan yang digunakan AC atau DC!
b. Pastikan kabel power sesuai!
c. Pastikan sumber tegangan tersedia!
d. Pastikan kabel yang digunakan untuk koneksi sudah sesuai!
e. Hubungkan dengan sumber tegangan apabila rangkaian sudah dipastikan
sesuai!
f. Lepas hubungan input tegangan setiap melakukan pergantian jenis
pengukuran!
4. PROSEDUR PRAKTIK
Rangkaian Tone Control Pasif
a. Susunlah rangkaian seperti pada Gambar IV. 41!
L L
O UT Kotak Pengukuran Limp IN
R R
R Sound Card R
IN Headphone
L L
Software
Limp
2. TEORI SINGKAT
Microphone atau sering ditulis mikropon adalah suatu alat yang dapat
mengubah getaran suara menjadi getaran listrik. Mikrofon (bahasa Inggris:
microphone) adalah suatu jenis transduser yang mengubah energi-energi
akustik (gelombang suara) menjadi sinyal listrik. Mikrofon merupakan salah
satu alat untuk membantu komunikasi manusia. Mikrofon dipakai pada
banyak alat seperti telepon, alat perekam, alat bantu dengar, dan
pengudaraan radio serta televisi.
Preamp mic adalah rangkaian yang berfungsi sebagai penguat awal
atau penguat depan untuk microphone dan langsung berhubungan dengan
microphone dengan kata lain preamp mic memperkuat sinyal listrik yang
berasal dari microphone. Preamp mikrofon mempengaruhi kualitas suara
rekaman sama seperti mikrofon itu sendiri. Berbagai kombinasi mikrofon dan
preamps dapat mencapai berbagai nada, karakter dan suasana hati. Preamps
mikrofon datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, dan sangat bervariasi
dalam harga dari beberapa dolar untuk ribuan dolar.
Tone kontrol adalah jenis rangkaian pengatur suara atau nada aktif
pada sistem audio. Tone control pada dasarnya berfungsi sebagai pengatur
penguatan level nada bass dan level nada treble. Nada bass adalah sinyal
audio pada frekuensi rendah sedangkan nada treble adalah sinyal audio pada
frekuensi tinggi
4. KESELAMATN KERJA
a. Pastikan sumber tegangan yang digunakan AC atau DC!
b. Pastikan kabel power sesuai!
c. Pastikan sumber tegangan tersedia!
d. Pastikan kabel yang digunakan untuk koneksi sudah sesuai!
e. Hubungkan dengan sumber tegangan apabila rangkaian sudah dipastikan
sesuai!
f. Lepas hubungan input tegangan setiap melakukan pergantian jenis
pengukuran!
R Sound Card R
IN O UT
L L
Software
SmaartLive
6. BAHAN DISKUSI
Lakukan analisis grafik di setiap percobaan yang dilakukan, tentukan
bandwith dan nilai Q yang digunakan.!
1. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktik mahasiswa diharapkan dapat
a. Menyusun dan menganalisi Pengaturan dasar pada SmartLive
b. Menganalisis grafik hasil pengukuran smaartlive
3. KESELAMATN KERJA
a. Pastikan sumber tegangan yang digunakan AC atau DC!
b. Pastikan kabel power sesuai!
c. Pastikan sumber tegangan tersedia!
d. Pastikan kabel yang digunakan untuk koneksi sudah sesuai!
e. Hubungkan dengan sumber tegangan apabila rangkaian sudah
dipastikan sesuai!
f. Lepas hubungan input tegangan setiap melakukan pergantian jenis
pengukuran!
4. PROSEDUR PRAKTIK
a. Susunlah rangkaian seperti pada Gambar IV.47!
Microphone
R Sound Card R
Power Amplifier
IN OUT DSP IN OUT
L L L L
Software
SmaartLive
5. BAHAN DISKUSI
Analisis grafik mangnitude dan phase sebelum dilakukan pengaturan pada
DSP dan setelah dilakukan pengaturan pada DSP serta gambarkan respon
frekuensi sebelum dilakukan pengaturan pada DSP dan setelah dilakukan
pengaturan pada DSP. Tuliskan parameter yang dirubah pada DSP.
BAB XIV
Penutup
Modul adalah suatu perangkat bahan ajar yang dirancang agar pengguna dapat
belajar secara mandiri. Modul membantu pengguna untuk belajar secara aktif, sesuai
dengan tingkat kecepatan masisng-masing individu. Pengajarlebih berfungsi sebagai
fasilitator
Modul Praktik Sistem Audio dirancang agar setelah menyelesaikan modul ini
pengguna memiliki kompetensi dalam merencanakan dan melakukan instalasi sistem
audio. Materi yang telah dibahas dalam modul ini sebagai pemahaman dasar sebelum
pengguna belajar dalam melakukan instalasi sistem audio.
Dalam penyusunannya modul ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
sumbang saran dari rekan-rekan ahli sangat diharapkan agar modul ini lebih baik dan
dapat digunakan oleh peserta didik secara maksimal sehingga kompentensi yang
dipelajari dapat tercapai.
System unbalance
• XLR adalah konektor input balanced atau output balanced. Jenis ini
utamanya digunakan untuk menghubungkan mikrofon ke pre-amp mic atau
antar alat pengolah audio, memiliki konfigurasi 3 pin yaitu signal +, signal –
dan ground.
• Jack ¼ 3 pole merupakan jack balance atau sering dikenal dengan jack TRS
banyak digunakan untuk menghubungkan antar alat pengolah audio dengan
fasilitas balance atau digunakan untuk insert chanel.
• Jack ¼ 2 pole merupakan jack unbalance atau sering dikenal dengan jack
TS banyak digunakan untuk menghubungakan alat instrument ke DI atau
Ampli.
• Jack RCA adalah merupakan jack yang terdiri dari 2 pin yaitu signal dan
ground, banyak digunakan untuk playback music dan record audio.
1. Crossover audio merupakan suatu alat yang digunakan untuk membagi frekuensi
sesuai dengan respon speaker yang digunakan supaya mendapatkan hasil suara
yang maksimal dan efisien.
1. Penguat akhir audio adalah penguat daya yang berfungsi untuk membangkitan
daya bolak-balik guna mengerakan konus loadspeaker.
2. Perbedaan jenis penguat akhir audio seperti OT, OTL, BTL dan OCL yaitu terletak
pada sumber tegangan yang digunakan serta coupling yang digunakan untuk
power OT mengunakan copling transformer dengan tegangan non simetris
respon frekuensi untuk daerah audio tengah, penguat akhir OTL mengunakan
coopling kapasitor dengan tegangan non simetris, penguat akhir OCL tidak
menggunakan coupling dengan tegangan simetris segingga daerah kerja respon
frekuensi sangat lebar, sedangkan BTL merupakan pengabungan 2 penguat akhir
baik itu OCL maupun OTL untuk menghasilkan penguatan yang lebih besar.
3. Rumus perhitungan daya untuk penguat akhir audio yaitu:
𝑈𝑎2
𝑃=
𝑅𝑎
Dimana : Ua 2
= Tegangan keluaran penguat akhir
Ra = Hambatan atau tahanan Loudspeaker
4. Daya keluaran nominal pada penguat daya merupakan daya terus menerus yang
dapat dikendalikan hingga mencapai faktor cacat nominal dengan frekuensi 1000
Hz selama paling tidak 10 menit pada temperatur sekitar 15oC sampai 30oC
dengan tegangan catu daya stabil, perubahan yang dibolehkan maksimum 1 %.
5. Factor redaman pada sebuah penguat audio besarnya tergantung dari tahanan
penguat dan tahanan beban nominal. Faktor redaman harus sebesar mungkin
sehingga loudspeaker teredam dengan kuat dan dengan demikian getaran yang
tidak diinginkan tertekan.