Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT JIWA GRHASIA

DAERAH ISTIMWA YOGYAKARTA BERDASARKAN JURNAL


KESEHATAN MASYARAKAT, Vol. 10, No. 1, March 2016, pp. 11-16

DASAR - DASAR MANAJEMEN

Dosen Pengampu :

Muhammad Iqbal, S.Gz., M.P.H

Oleh : KELOMPOK C2
1. Novita Rachmahdyanti (G42181576)
2. Sri Widya Kiki Listanti P (G42181593)
3. Alief Fauziah Elnur (G42181628)
4. Mohammad Rifkiyanto (G42181649)
5. Della Ayu Fransisca (G42181652)
6. Azizah Nurlaili Wijayanti (G42181657)
7. Vindia Chica Queenisha A (G42181658)
8. Dya Ayu Ambarwati (G42181663)

PROGRAM STUDI D-IV GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan salah satu tempat umum yang memberikan pelayanan kesehatan
masyarakat dengan inti pelayanan medis. Salah satu pelayanan penunjang medis yang harus ada
dirumah sakit yaitu pelayanan gizi. Instalasi gizi merupakan komponen terpenting dalam rumah
sakit karena fungsinya yang sangat utama untuk penyembuhan pasien. Beberapa fungsi pokok
pelayanan gizi di rumah sakit diantaranya yaitu asuhan gizi pasien rawat jalan, asuhan gizi
pasien rawat inap, penyelenggaraan makanan, penelitian dan pengembangan gizi terapan. Dalam
penyelenggaraannya pelayanan gizi dirumah sakit disesuaikan dengan standart diet masing-
masing pasien. Selain itu juga harus disesuaikan dengan unit pelayanan kesehatan lain agar dapat
mencapai pelayanan gizi yang optimal. (Merisa, 2011).

Pelayanan gizi merupakan salah satu tolak ukur mutu pelayanan rumah sakit. Pelayanan
gizi dirumah sakit bertujuan untuk memberikan makanan sehat yang bermutu dan bergizi sesuai
dengan standart kesehatan pasien dan juga sebagai penunjang untuk mempercepat proses
penyembuhan pasien. Dalam melakukan pencapaian tersebut institusi perlu menerapkan
manajemen pelayanan gizi dirumah sakit.

Fungsi-fungsi manajemen dalam gizi instalasi mencakup perencanaan, pengorganisasian,


pelaksanaan, dan pengawasan (Mukrie, 1990). Dalam penyelenggaraan makanan, terdapat
tahapan-tahapan yang apabila dilakukan dengan tepat dapat menghindari terjadinya kerusakan
pada makanan baik secara fisik, kimia, maupun cita rasa (Moehyl, 1992). Pelaksanaan
penyelenggaraan makanan biasanya terdiri dari perencanaan anggaran belanja makanan,
perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, penyediaan, penerimaan bahan,
penyimpanan, dan penyaluran bahan makanan kemudian dilanjutkan dengan persiapan
pembuatan menu, pengolahan, penyaluran makanan hingga pencatatan dan pelaporan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku (Mukrie, 1990).

2. Tujuan

Mengetahui fungsi manajemen dalam bidang gizi


BAB 2

PEMBAHASAN

Manajemen Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta

Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grhasia merupakan rumah sakit khusus jiwa kelas A dan milik
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Permasalahan yang terdapat di instalasi gizi RSJ
Grhasia adalah kurangnya tenaga juru masak sehingga ahli gizi turut merangkap sebagai juru
masak, hal ini menyebabkan pelayanan asuhan gizi tidak bisa maksimal. Sedangkan disisi lain
tenaga pramusaji juga merangkap pekerjaan sebagai petugas linen seperti mengambil pakaian
kotor pasien dari bangsal ke laundry dan mengantar pakaian bersih dari laundry ke bangsal
pasien. Selain itu, terhambatnya perawatan alat pengolahan dan kurangnya tenaga juru masak
diakibatkan oleh terhambatnya anggaran dari pihak rumah sakit. Makalah ini akan membahas
empat fungsi manajemen di RSJ Grhasia yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controling.

Planning

Menurut Koontz dan Donnell (Ningrum, 2006), manajemen adalah usaha mencapai suatu
tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dapat pula dikatakan dengan seorang manajer
mengkoordinasikan sejumlah aktivitas orang lain, meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengaturan staf, pengarahan dan pengendalian. Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang
pertama, yang menggambarkan tujuan serta usaha mencapainya secara efektif dan efisien di
masa mendatang yang penuh dengan ketidakpastian. Perencananaan yang baik didukung dengan
adanya sistem monitoring dan evaluasi (monev) yang baik dan berfungsi sebagai umpan balik
untuk tindakan controling.

Di RSJ Grhasia memiliki perencanaan pelayanan gizi yang tergolong baik dan sesuai
dengan pedoman pelayanan gizi rumah sakit (PGRS). Hal ini ditunjukkan dengan adanya
perencanaan anggaran belanja yang dilakukan satu tahun sekali serta perencanaan menu
makanan sebanyak enam bulan sekali. Perencanaan menu disesuaikan dengan kebutuhan gizi
pasien, anggaran, dan jenis penyakit serta kondisi lingkungan seperti ketersediaan bahan
makanan yang ada di pasar. Perencanaan menu menggunakan siklus menu 10 hari dan dilakukan
setiap enam bulan sekali.
Berdasarkan teori Siagian, bahwa planning merupakan tindakan pengambilan keputusan
yang telah difikirkan secara matang untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditentukan.
(Ningrum, 2006). Maka perlu digaris bawahi kembali tujuan melaksanakan perencanaan menu
untuk pasien yaitu agar asupan pasien terpenuhi serta cepat pulih atau mengalami peningkatan
derajat kesehatan dengan cepat tanpa adanya komplikasi.

Organizing

Pengorganisasian ialah keseluruhan proses pengelompokan orang, alat, tugas atau


wewenang dan tanggung jawab dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan (Siagan,2002). Terdapat struktur organisai yang baik dengan adanya pembagian
wewenang, tugas atau tanggung jawab di instalasi gizi RSJ Grhasia. Hal ini pun sudah diatur
dalam Pergub DIY Nomor 60 Tahun 2008 tentang rincian dan fungsi rumah sakit Grhasia.
Namun dalam kesehariannya masih banyak ditemui ketidaksesuaian tugas dan tanggung jawab
seperti merangkapnya petugas ahli gizi sebagai pramu saji, dan pramusaji yang bertugas ganda
sebagai petugas linen ataupun bagian administrasi. Hal ini dikarenakan karena kurangnya sumber
daya manusia untuk melaksanakan tugas guna mencapai tuujuan organisasi atau RSJ Grhasia.

Actuating

Penggerakan itu yaitu pengarahan dan pemberian pimpinan. Penggerakan merupakan


keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau
dan ikhlas bekerja sebaik mungkin demi mencapai tujuan organisasi secara efektif dan ekonomis
(Siagan,2002). Pelaksanaan pelayanan gizi di instalasi gizi RSJ Grhasia sudah sesuai dengan
PGRS, Ada tiga pelayanan yaitu asuhan gizi konsultasi gizi, penyelenggaraan makanan,
penelitian dan pengembangan gizi. Konsultasi gizi untuk pasien rawat jalan yang memerlukan
konsultasi. Sedangkan penyelenggaraan makanan dimulai dari perencanaan anggaran belanja
sampai dengan pendistribusian makanan ke pasien. Terdapat dua metode pendistribusian
makanan, metode sentralisasi dan desentralisasi. Metode pendistribusian sentralisasi dinilai
sangat hemat tenaga dan biaya disamping itu pengawasan terhadap mutu makanan dapat
dilakukan dengan mudah. Namun dibutuhkan tempat dan alat yang memadai untuk metode
sentralisasi. Sedangkan metode desentralisasi tidak membutuhkan banyak tempat dan alat,
namun pengawasan harus dilakukan secara teliti untuk menghindari kerusakan makanan dan
kesalahn porsi makanan.

Controling

Pengawasan merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi untuk


menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditentukan sebelumnya. Adanya pihak penunjang di RSJ Grhasia merupakan bentuk pengawasan
melakukan pengamatan secara langsung mengenai semua kegiatan yang ada di instalasi gizi.
Pengawasan secara langsung oleh kepala instalasi gizi kemudian hasil pengawasan tersebut
dibawa ke bagian penunjang dan untuk kepala instalasi gizi sendiri langsung diawasi oleh bagian
penunjang. Controling diperkuat dengan adanya audit setiap enam bulan sekali. Dengan adanya
pengawasan, pihak RSJ dapat mengetahui sudah seberapa besar langkah yang diambil dalam
mencapai tujuan awal dan dapat melakukan evaluasi terhadap program yang telah diambil
selama ini.

PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen pelayanan gizi rumah sakit dirumah
sakit jiwa (RSJ) Grhasia DIY dapat disimpulkan sebagai berikut: bagian perencanaan,
pengawasan, dan evaluasi di pelayanan gizi RSJ Grhasia telah berjalan dengan baik.

Kekurangan yang terdapat di bagian pengorganisasian yaitu adanya pekerja yang


merangkap pekerjaan, serta kekurangan pada bagian pelaksanaan berupa kegiatan asuhan gizi
yang belum berjalan rutin.

2. Saran
Evaluasi kegiatan atau program perlu dilakukan secara rutin agar mendukung tercapainya
tujuan rumah sakit. Pendanaan dan dukungan dari Pemerintah Daerah sangan diperlukan untuk
menunjang keberhasilan pencapaian tujuan.
Lampiran

DAFTAR PUSTAKA
Muliawardani, Rizki. 2016. Analisis Manajemen Pelayanan Gizi di Rumah Sakit Jiwa Grhasia
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 10, No. 1, March 2016.
Ningrum , Setya. 2008. Analisis Hubungan Fungsi Manajemen Oleh Tenaga Pelaksana Gizi
Dengan Tingkat Keberhasilan Program Pemberian Makanan Tambahan Pada Balita Gizi Buruk
Di Puskesmas Kabupaten Tegal Tahun 2006. Tesis Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semarang :
Universitas Diponegoro Semarang.

Nurhayani, Dkk. 2012.Penerapan Fungsi Manajemen Di Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar
Tahun 2012 Application Management Function In Minasa Upa Public Health Center Makassar
City 2012. Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai