Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI KATION SECARA BASAH

OLEH

Ayu Puji Dwi Lestari (1713031010)


I Gusti Ayu Agung Mas Rosmita (1713031013)
Yulia Hafsari (1713031020)

SENIN, 9 MARET 2020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2020
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
IDENTIFIKASI KATION SECARA BASAH
I. TUJUAN
1. Mengidentifikasi kelarutan senyawa garam dan oksidanya
2. Mengidentifikasi reaksi yang dialami beberapa kation serta mengenal bentuk dan
warna hasil reaksinya
3. Mengidentifikasi kation yang terdapat pada senyawa unknown

II. DASAR TEORI


Analisis kation secara telah berkembang cukup lama semnjak tahun 1840 berkat kajian
Karl Remegius Fresenius yang kemudian temuannya diterbitkan sebagai buku pada tahun
1897. Langah-langkah analisis kation dapat dilakukan secara sistematis melalui diagram alir,
yang sampai saat ini menjadi kajian analisis kualitatif bahan anorganik (Ibnu, Sodig dkk,
2004). Analisis kualitatif adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau
ion yang terdapat dalam suatu sampel. Analisis kation secara kualitatif merupakan analisis
yang dilakukan untuk mengetahui adanya kation serta jenis kation apa saja yang terdapat
dalam suatu sampel. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis cara
kering dan analisis cara basah. Dalam analisis kualitatif kebanyakan analisis dilakuakan
dengan cara basah, dimana analisis cara basah merupakan analisis komponen – komponen
sampel dalam wujud larutan.
Pembuktian ada tidaknya suatu kation dilakukan melalui reaksi - reaksi yang
menyebabkan terjadinya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula yang dikenal dari
perbedaan sifat fisikanya, anatara lain: terbentuknya endapan, perubahan warna,
pembentukkan gas, dan bentuk kristal yang khas. Dalam teknik analisis kualitatif,
pembentukan endapan meliputi proses pengendapan, penyaringan endapan, penguapan
pelarut, dan pengeringan endapan. Suatu reaksi berlangsung dan terbentuknya endapan
dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti konstanta kelarutan kation atau senyawa yang
berhubungan dengan kation dan kondisi dari larutan yang akan diuji (pH). Endapan dengan
harga konstanta kelarutan yang besar akan lebih mudah larut dibandingkan dengan yang
mempunyai konstanta kelarutan kecil. Kelarutan juga dipengaruhi oleh pembentukan ion
kompleks, dimana pembentukan ion kompleks akan meningkatkan kelarutan yang dapat
diukur dengan konstanta pembentukan Kf atau kecenderungan ion logam untuk membentuk
ion komplek. Contoh reaksi pembentukan kompleks sebagi berikut.
Al(OH)3(s) + CO32-(s) + H2O(l) → [Al(OH)4]-(aq) + HCO3-(aq)

(Raymond Chang,Kimia Dasar jilid 2. 153)


Identifikasi kation berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu kation yang
diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks. Reaksi pengendapan
merupakan reaksi yang salah satu produknya berbentuk endapan. Endapan terjadi karena zat
yang terjadi tidak atau sukar larut didalam air atau pelarutnya. Dalam reaksi ini tidak semua
zat mengendap. Contoh reaksi pengendapan sebagai berikut.

AgNO3(aq) + NaCl(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)

Endapan yang terbentuk adalah endapan putih dari AgCl. Reaksi redoks merupakan reaksi
yang dikenal juga dengan reaksi transfer-elektron. Dalam reaksi redoks ada yang bersifat
sebagai reduktor dan oksidator. Contoh reaksi redoks sebagai berikut.

Fe(SCN)3(s) + 3C2O42-(aq) → [Fe(C2O4)3]3-(aq) + 3 SCN-(aq)


(Raymond Chang,Kimia Dasar. 92)
Hasil reaksi yang dialami oleh kation dapat berupa endapan garam, asam-asam lemah,
gas, dan dapat pula berupa ion kompleks. Larutnya suatu garam dalam zat cair dapat
disebabkan oleh hal berikut. Apabila zat cairnya adalah air maka garam tersebut diuraikan
oleh air menghasilkan ion-ionnya. Misalnya larutan NaCl dalam air.
NaCl(s) → Na+(aq) + Cl-(aq)

Apabila dalam air sudah terlarut ion-ion yang lain, maka larutan yang dihasilkan adalah hasil
bereaksinya garam tersebut dengan ion-ion yang sebelumnya sudah ada dalam zat cair.
Misalnya larutnya CaCO3 dalam HCl encer.

HCl(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)

CaCO3(s) + H3O+(aq) → Ca2+(aq) + HCO3- (aq)

Larutnya CaCO3 disebabkan oleh adanya ion H3O+ dalam air sehingga menghasilkan ion Ca2+
dan HCO3-. Demikian halnya untuk suatu oksida, larutnya dalam zat cair disebabkan oleh
bereaksinya dengan zat cair atau dengan ion-ion yang sudah ada dalam zat cair tersebut.
Misalnya CaO larut dalam air.

CaO(s) + H2O(l) → Ca2+(aq) + 2OH-(aq)


Jenis reaksi kimia yang mungkin dialami oleh kation adalah reaksi redoks dan bukan redoks.
Misalnya reaksi antara ion Cu2+ dan I- untuk reaksi redoks dan ion Zn2+ dan ion OH- bukan
redoks.

2Cu2+(aq) + 4I-(aq) → Cu2I2(s) + I2(aq)

Zn2+(aq) + 2OH-(aq) → Zn(OH)2(s)

Zn2+(aq) + 4OH-(aq) → {Zn(OH)4}2- (aq)

Zn2+(aq) + OH-(aq) → {Zn(OH)}+ (aq)

(buku penuntun praktikum kimia analitik, 15)

III. ALAT DAN BAHAN


Tabel 1. Daftar alat yang digunakan
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1 Tabung reaksi - 12 buah
2 Rak tabung rekasi - 1 buah
3 Pipet tetes - 2 buah
4 Gelas kimia 100 mL 3 buah
5 Batang pengaduk - 1 buah
6 Labu ukur 100 mL 1 buah
7 Kaca arloji - 1 buah
8 Spatula - 1 buah
Tabel 2. Daftar bahan yang digunakan
No Nama Bahan Jumlah
1 Larutan NH3 3 mL
2 Larutan Pb(OH)2 3 mL
3 Serbuk FeS 3 mL
4 HCl pekat 3 mL
5 Larutan HgCl 3 mL
6 Larutan NaOH 3 mL
7 Larutan CuSO4 3 mL
8 Larutan KI 3 mL
9 Larutan KSCN 3 mL
10 Larutan CdSO4 3 mL
11 Larutan SnCl 3 Ml
12 Larutan NaCO3 3 Ml
13 Larutan AlCl3 3 Ml
14 Larutan FeCL3 3 Ml
15 Larutan CrCl3 3 Ml
IV. PROSEDUR KERJA DAN HASIL PENGAMATAN
No Identifikasi Larutan Uji Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Ion timbal Pb(NO3)2 1. Larutan uji 1. Pb(NO3)2 + NH3 =
ditambahkan endapan putih
larutan NH3

2. Larutan uji
ditambahkan
larutan Na2S
3. Larutan uji
ditambahkan
larutan KI 2. Pb(NO3)2 + Na2S =
endapan hitam

3. Pb(NO3)2 + KI =
endapan kuning

2. Ion merkuri HgCl2 1. Larutan uji 1. HgCl2 + NaOH =


ditambahkan endapan merah
larutan NaOH kecoklatan

Endapan tidak larut


dalam NaOH berlebih
dan larut dalam H2SO4

2. Larutan uji
ditambahkan 2. HgCl2 + H2S = endapan
larutan Na2S putih yang lama
kelamaan menjadi
endapan hitam

3. Ion kupri CuSO4 1. Larutan uji 1. CuSO4 + NaOH =


ditambahkan larutan berwarna biru
larutan NaOH
dan endapan biru

2. Larutan uji
ditambahkan
larutan KI 2. CuSO4 + KI = larutan
berwarna kuning
kecoklatan

3. Larutan uji
ditambahkan
3. CuSO4 + KSCN =
larutan KSCN
Larutan berwarna hijau

4. Ion kadmium CdSO4 1. Larutan uji 1. CdSO4 + NaOH =


ditambahkan endapan putih (Tidak
larutan NaOH larut dalam NaOH
berlebih, larut dalam
penambahan asam)

2. CdSO4 + KI = larutan
bening dan tidak
2. Larutan uji terdapat endapan
ditambahkan
larutan KI

3. CdSO4 + KSCN =
larutan bening dan tidak
terdapat endapan

3. Larutan uji
ditambahkan
larutan KSCN
5. Ion stano SnCl2 1. Larutan uji 1. SnCl2 + NaOH =
ditambahkan endapan berwarna putih
larutan NaOH

2. Larutan uji Endapan putih larut


ditambahkan dalam pereaksi berlebih.
larutan NH3 2. SnCl2 + NH3 = terdapat
endapan putih

6. Ion AlCl3 1. Larutan uji 1. AlCl3 + NaOH =


aluminium ditambahkan terbentuk koloid
larutan Na2CO3

2. Larutan uji
ditambahkan 2. AlCl3 + NH3 = larutan
larutan NH3 bening

7. Ion ferri FeCl3 1. Larutan uji 1. FeCl3 + NaOH = larutan


ditambahkan berwarna kuning
larutan NaOH kecoklatan dan terdapat
2. Larutan uji endapan merah
ditambahkan kecoklatan
larutan NH3 2. FeCl3 + NH3 = endapan
merah coklat seperti
gelatin

8. Ion krom CrCl3 1. Larutan uji 1. CrCl3 + NH3 = gelatin


ditambahkan berwarna hijau,
larutan NaOH ditambah NH3 berlebih
mejadi larutan bening
keunguan.
2. Larutan uji
ditambahkan 2. CrCl3 + Na2CO3 =
larutan Na2CO3 terdapat endapan
berwarna hijau

9. Ion mangan MnCl2 1. Larutan uji 1. MnCl2 + NaOH =


ditambahkan endapan putih yang
larutan NaOH lama kelamaan menjadi
coklat

2. Larutan uji
ditambahkan 2. MnCl2 + Na2CO3 =
larutan Na2CO3 endapan putih

10. Ion kalsium CaCl2 1. Larutan uji 1. CaCl2 + (NH4)2C2O4 =


ditambahkan endapan putih
larutan (NH4)2C2O4
2. Larutan uji Endapan ditambah asam
ditambahkan sulfat menjadi larut.
larutan K2CrO4 2. CaCl2 + K2CrO4 =
endapan kuning.
Sampel Unknown 3.1 Sampel Unknown 3.2
1. Diuji dengan menggunakan 1. Diuji dengan menggunakan NaOH menghasilkan
NaOH menghasilkan endapan endapan putih.
merah kecoklatan.

2. Diuji menggunakan Na2S 2. Diuji dengan menggunakan Na2CO3


menghasilkan endapan putih menghasilkan endapan putih.
yang lama kelamaan menjadi
endapan hitam.

Kemudian dialirkan gas H2S


menghasilkan endapan hitam,
ketika ditambahkan asam sulfat
endapan menjadi larut.
V. PEMBAHASAN
a. Identifikasi ion Timbal (Pb2+) dengan Menggunakan Larutan Uji Pb(NO3)2
0,25 M
Pada tahap identifikasi ion timbal digunakan larutan uji Pb(NO3)2 serta tiga
larutan pereaksi yaitu NH3, Na2S dan KI. Uji pertama dilakukan menggunakan
pereaksi NH3. Pertama-tama Larutan Pb(NO3)2 0,25M tidak berwarna ditambahkan
beberapa tetes larutan NH3 yang tidak berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan,
terbentuk endapan putih Pb(OH)2. Hal tersebut disebabkan karena terbentuknya
endapan Pb(OH)2(s) berwarna putih. Berikut ini reaksi yang terjadi pada proses
tersebut.
Pb2+(aq) + 2 NH3(aq) + 2 H2O(l) → Pb(OH)2(s) + 2 NH4+(aq)

Tahap berikutnya dilanjutkan dengan identifikasi dengan pereaksi H2S.


mula-mula Larutan Pb(NO3)2 0,25 M tidak berwarna dialiri gas kemudian terbentuk
larutan berwarna abu-abu dan terdapat endapan hitam. Hal tersebut
disebabkankarena terbentuknya endapan PbS. Berikut ini persamaan reaksi yang
terjadi pada proses tersebut.

Pb2+(aq) Na2S (aq) → PbS(s) + 2 Na+(aq)

Tahap terakhir adalah identifikasi dengan pereaksi KI mula-mula larutan Pb(NO3)2


0,25 M tidak berwarna ditambahkan dengan beberapa tetes larutan KI yang tidak
berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan, terbentuk endapan kuning dari PbI2. Setelah
ditambahkan NH3 secara berlebih endapan tetap tidak larut. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut.

Pb2+(aq) + 2 I-(aq) → PbI2 (s)


b. Identifikasi ion Merkuri (Hg2+) dengan Menggunakan Larutan Uji HgCl2 0,05
M
Pada tahap identifikasi ion merkuri ini digunakan larutan uji HgCl2 serta
larutan pereaksi yaitu NaOH, NaS dan H2S. Uji pertama dilakukan dengan pereaksi
NaOH . pertama-tama larutan HgCl2 0,05 M yang awalnya ditambahkan dengan
beberapa tetes larutan NaOH yang tidak berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan,
terbentuk endapan berwarna merah kecoklatan hal tersebut disebabkan karena
terbentknya endapan dari HgO. Reaksi yang terjadi sebagi berikut.
Hg2+(aq) + 2 OH- (aq)→ HgO(s) + H2O(l)
Kemudian, ketika endapan tersebut ditambahkan NaOH secara berlebih endapan
tersebut tidak larut. Ketika ditambahkan H2SO4, endapan melarut membentuk
larutan tidak berwarna. Hal ini menandakan bahwa kelarutan endapan dari HgO ini
dipengaruhu oleh kondisinya (pH) dimana endapan HgO tidak larut dalam basa
kuat tetapi larut dalam asam kuat.

Tahap berikutnya adalah identifikasi dengan mengalirkan gas H2S pertama-tama


larutan HgCl2 0,05M tidak berwarna dialiri gas H2S. Berdasarkan hasil
pengamatan, terbentuk endapan putih yang akan berubah menjadi hitam dari HgS.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut.

3Hg2+ + 2Cl- + 2H2S → Hg3S2Cl2↓ + 4H


Hg3S2Cl2↓ + H2S → 3HgS↓ + 2H+ + 2Cl-

Pengujian juga dilanjutkan dengan menambahkan dengan beberapa tetes larutan


Na2S yang berwarna bening keruh. Berdasarkan hasil pengamatan, terbentuk
endapan berwarna putih dan lama kelamaan menjadi endapan hitam HgS. Reaksi
yang terjadi sebagai berikut.
Hg2+(aq) Na2S (aq) → HgS(s) + 2 Na+(aq)

c. Identifikasi ion kupri (Cu2+) dengan Menggunakan Larutan Uji CuSO4 0,25 M
Pada tahap identifikasi ion kupri ini digunakan larutan uji CuSO4 serta tiga larutan
pereaksi yaitu NaOH, KI, dan KSCN. Uji pertama dilakukan dengan menggunakan
pereaksi Identifikasi dengan pereaksi NaOH Larutan CuSO4 0,25M yang awalnya
berwarna biru ditambahkan dengan beberapa tetes larutan NaOH yang tidak
berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan, terbentuk larutan yang berwarna biru dan
endapan biru hal tersebut disebabkan karena terbentuknya endapan Cu(OH)2. reaksi
yang terjadi sebagai berikut.
Cu2+(aq) + 2OH-(aq) → Cu(OH)2(s)
Tahap berikutnya identifikasi dengan pereaksi KI Larutan CuSO4 0,25 M yang
awalnya berwarna biru ditambahkan dengan beberapa tetes larutan KI yang tidak
berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan, terbentk endapan berwarna terbentuk
endapan putih dari CuI yang sangan kecil-kecil dan larutan yang berwarna
kecoklatan. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
2Cu2+(aq) + 5 I-(aq)→ 2 CuI(s) + I3-(aq)
Sedangkan warna kecoklatan pada larutan disebabkan adanya I2 yang dibebaskan,
dimana I2 terbentuk akibat adanya ion-ion triiodida (I3). Ion triiodida bersifat tidak
stabil dan mudah terurai menjadi ion I- dan I2. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
I3-(aq) ⇌ I-(aq) + I2(aq)
Tahap terakhir yaitu dilakukan identifikasi dengan pereaksi KSCN Larutan CuSO4
0,25 M yang awalnya berwarna biru ditambahkan dengan beberapa tetes larutan
KSCN yang tidak berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan, terbentuk endapan
hitam dari Cu(SCN)2 tembaga (II) tiosianat.
Cu2+(aq)+ 2 SCN-(aq) → Cu(SCN)2(s)
Setelah didiamkan beberapa saat, endapan akan berubah menjadi putih dengan
warna larutan hijau. Hal ini tejadi akibat terurainya Cu(SCN)2 membentuk tembaga
(I) tiosianat, dan terbentuk tiosianogen. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
2Cu(SCN)2(s) → 2 CuSCN(s) + (SCN)2(s)
d. Identifikasi ion Cadmium (Cd2+) dengan Menggunakan Larutan Uji CdSO4
0,25 M
Pada tahao identifikasi ion kadmium ini digunakan larutan uji CdSO4 serta tiga
larutan pereaksi yaitu NaOH, KI, dan KSCN. Uji pertama dilakukan dengan
menggunakan pereaksi NaOH. Larutan CdSO4 0,25M yang awalnya tidak berwarna
ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH yang tidak berwarna. Berdasarkan hasil
pengamatan, terbentuk endapan putih dari Cd(OH)2. Kemudian ketika ditambahkan
NaOH secara berlebih endapan putih tersebut tidak larut. Secara teoritis, reaksi
yang terjadi sebagai berikut.
Cd2+ + 2 OH- ⇌ Cd(OH)2
Reaksi yang terjadi antara kedua larutan tersebut merupakan reaksi kesetimbangan,
dimana ketika penambahan asam encer menyebabkan ion OH- akan berkurang
sehingga endapan putih kadmium (II) hidroksida menjadi larut dan kesetimbangan
bergeser ke kiri.
Tahap selanjutnya adalah identifikasi dengan pereaksi KI larutan CdSO4 0,25M
yang awalnya tidak berwarna ditambahkan beberapa tetes larutan KI yang tidak
berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak terbentuk endapan dan warna
larutan tetap tidak berwarna. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
2Cd2+(aq) + 5 I-(aq) ↛ tidak terjadi reaksi
Tahap terakhir adalah identifikasi dengan pereaksi KSCN larutan CdSO4 yang
awalnya tidak berwarna ditambahkan beberapa tetes larutan KSCN yang tidak
berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak terbentuk endapan dan warna
larutan tetap tidak berwarna. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Cd2+(aq) + SCN-(aq) ↛ tidak terjadi reaksi
Apabila pengamatan yang diperoleh dibandingkan dengan pengamatan yang
terlihat pada ion kupri, ion kupri yang direaksikan dengan KSCN dapat membentuk
endapan hitam Cu(SCN)2 sedangkan jika ion kadmium direaksikan dengan ion
tiosianat tidak dapat membentuk endapan.
Berdasarkan perbedaan perbedaan tersebut, maka uji dengan pereaksi NaOH, KI
dan KSCN dapat digunakan untuk membedakan ion Cu2+ dengan ion Cd2+ yang ada
dalam satu larutan.
e. Identifikasi ion Stano (Sn) dengan Menggunakan Larutan Uji SnCl2 0,25 M

Pada tahap identifikasi ion stano ini digunakan larutan uji SnCl2 serta tiga larutan
pereaksi yaitu NaOH dan NH3. Uji pertama dilakukan dengan menggunakan
pereaksi NaOH. Larutan SnCl2 0,25M yang awalnya tidak berwarna ditambahkan
beberapa tetes larutan NaOH yang tidak berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan,
terbentuk endapan putih yang diperkirakan adalah endapan stano hidroksida atau
timah (II) hidroksida([Sn(OH)2]). Reaksi yang terjadi sebagai berikut.

Sn2+ (aq) + 2 OH-(aq) Sn(OH)2↓


Terbentuknya endapan Sn(OH)2 menandakan adanya ion Sn2+ dalam larutan uji.
Identifikasi lebih lanjut dilakukan dengan menambahkan pereaksi berlebih yaitu
NaOH. Berdasarkan identifikasi terhadap endapan tersebut dapat diamati bahwa
endapan Sn(OH)2 larut dalam NaOH berlebih. Adapun reaksi yang terjadi sebagai
berikut.

Sn(OH)2(s) ↓ + 2 OH-(aq) [Sn(OH)4]2-(aq)

Dari reaksi tersebut dapat dilihat ketika endapan stano hidroksida ini ditambahkan
pereaksi berlebih dalam hal ini adalah NaOH maka endapan dari stano hidroksida
akan melarut dengan membentuk ion kompleks yaitu berupa ion tetrahidroksostanat
(II) atau ion stanit [Sn(OH)4]2-. Terbentuknya ion kompleks ini mengakibatkan hasil
kali [Sn2+][OH-] < Ksp sehingga meningkatkan kelarutannya. Oleh karena itu
endapan Sn(OH)2 akan larut kembali ketika penambahan NaOH berlebih.
Tahap selanjutnya pada saat larutan sampel ditambahkan dengan larutan Na2CO3
berdasarkan hasil pengamatan terbentuk endapan putih sesuai dengan reaksi berikut.
Sn2+(aq) + CO32-(aq) → SnCO3(s)↓
Ketika ditambahkan reagensia secara berlebih endapan putih tersebut tidak larut.
f. Identifikasi ion Aluminium (Al3+) dengan Menggunakan Larutan Uji AlCl3 0,1
M
Pada tahap identifikasi ion aluminium ini digunakan larutan uji AlCl3 serta dua
larutan pereaksi yaitu NaOH dan NH3. Uji pertama dilakukan menggunakan pelarut
NaOH. Pertama-tama larutan AlCl3 0,1 M tidak berwarna ditambahkan dengan
beberapa tetes larutan NaOH yang tidak berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan
tidak terjadi perubahan warna. Secara teoritis seharusnya terbentuk endapan putih
dari aluminium hidroksida sesuai dengan reaksi:
Al3+(aq) + 3 H2O(l) ⇌ Al(OH)3(s) ↓ + 3 H+(aq)
Hal tersebut terindikasi disebabkan oleh konsentrari larutan uji dan pereaksi yang
digunakan terlalu kecil sehingga sulit terbentuknya endapan.
Tahap selanjutnya identifikasi dengan pereaksi NH3 pertama-tama larutan AlCl3
yang awalnya tidak berwarna ditambahkan beberapa tetes larutan NH3 yang tidak
berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan terbentuk koloid dari Al(OH)3 akan tetapi
koloid ini tidak terlihat secara jelas. Apabila dilihat secara sepintas hanya berupa
larutan bening saja. Secara teoritis seharusnya terbentuk koloid Al(OH)3 yang
berwarna putih dan berbentuk seperti gelatin sesuai dengan reaksi:

Al 3+(aq) + 3NH3(aq) + 3H2O → Al(OH)3(s)↓ + 3NH4+(aq)


Dimana terbentuknya endapan berupa koloid ini menandakan adanya ion Al3+
dalam larutan uji.
g. Identifikasi ion Ferri (Fe3+) dengan Menggunakan Larutan Uji FeCl3 0,1 M
Pada tahap identifikasi ion ferri ini digunakan larutan uji FeCl3 serta dua
larutan pereaksi yaitu NaOH dan NH3. Uji tahap pertama digunakan pereaksi
NaOH pertama-tama larutan FeCl3 yang awalnya berwarna bening kekuningan
ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH yang tidak berwarna. Berdasarkan hasil
pengamatan, terbentuk endapan merah coklat. Endapan merah coklat ini merupakan
endapan dari besi (III) hidroksida. Reaksi yang terjadi antara FeCl3 dengan NaOH
sebagai berikut.
Fe3+ (aq) + 3OH-(aq) → Fe(OH)3↓
Apabila endapan ditambahkan pereaksi berlebih dalam hal ini adalah NaOH
berlebih maka endapan yang terbentuk tidak melarut. Karena besi (III) hidroksida
mempunyai nilai Ksp yang sangat kecil sehingga terjadinya pengendapan bisa
dikatakan mendekati sempurna (karena secara teoritis tidak mungkin terjadi
pengendapan secara sempurna). Sehingga ketika ditambahkan dengan pereaksi
berlebih tidak akan mampu melarutkan endapan.

Tahap selanjutnya identifikasi dengan pereaksi NH3 larutan FeCl3 yang awalnya
berwarna bening kekuningan ditambahkan beberapa tetes larutan NH3 yang tidak
berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan, larutan berubah menjadi warna kuning
kecoklatan dan terbentuk endapan merah coklat seperti gelatin. Endapan merah
coklat ini merupakan endapan dari besi (III) hidroksida. Reaksi yang terjadi antara
FeCl3 dengan NH3 sebagai berikut.

Fe3+ (aq) + 3NH3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3↓ + 3NH+4(aq)


h. Identifikasi ion Krom (Cr3+) dengan Menggunakan Larutan Uji CrCl3 0,25 M
Pada tahap identifikasi ion krom ini digunakan larutan uji CrCl3 serta dua
larutan pereaksi yaitu NH3 dan Na2CO3. Uji pertama dilakukan dengan pereaksi
NH3. Pertama-tama larutan CrCl3 yang awalnya berwarna kehijauan ditambahkan
beberapa tetes larutan NH3 yang tidak berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan,
terbentuk endapan berbentuk gelatin berwarna hijau. Endapan hijau ini merupakan
endapan dari Cr(OH)3. Reaksi yang terjadi antara CrCl3 dengan NH3 sebagai
berikut.
Cr3+ (aq) + 3NH3 (aq) + 3H2O (l) → Cr(OH)3 ↓ + 3NH4+ (aq)
Apabila endapan ditambahkan pereaksi berlebih dalam hal ini adalah NH3 berlebih
maka endapan yang terbentuk akan melarut, dimana warna larutan akan menjadi
bening keunguan. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
2Cr(OH)3 ↓ + 6NH3 (aq) → [Cr(NH3)6]3+ + 3OH- (aq)
Penambahan pereaksi berlebih akan menyebabkan terbentuknya ion kompleks
heksaaminokromat(III). Terbentuknya ion kompleks mengakibatkan hasil kali
[Cr3+][OH-] < Ksp sehingga meningkatkan kelarutannya.
Tahap selanjutnya identifikasi dengan pereaksi Na2CO3 pertama-tama larutan CrCl3
yang awalnya berwarna kehijauan ditambahkan beberapa tetes larutan Na2CO3
yang tidak berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan, terbentuk endapan hijau.
Endapan hijau keabu-abuan ini merupakan endapan dari Cr(OH)3. Reaksi yang
terjadi antara FeCl3 dengan Na2CO3 sebagai berikut.
Cr3+(aq) + 3CO32-(aq) + 3H2O(l) → 2Cr(OH)3 ↓ + 3CO2(g)
Adanya endapan hijau keabu-abuan dari Cr(OH)3 ini membuktikan bahwa terdapat
ion Cr3+ dalam larutan uji.
i. Identifikasi ion Mangan (Mn2+) dengan Menggunakan Larutan Uji MnCl2 0,25
M
Pada tahap identifikasi ion mangan ini digunakan larutan uji MnCl2 0,25 M
serta dua larutan pereaksi yaitu NaOH dan Na2CO3. Uji pertaama digunakan
pereaksi NaOH, pertama-tama larutan MnCl2 yang awalnya tidak berwarna
(bening) ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH yang tidak berwarna.
Berdasarkan hasil pengamatan, terbentuk endapan berwarna putih. Endapan putih
ini merupakan endapan dari Mn(OH)2. Reaksi yang terjadi antara MnCl2 dengan
NaOH sebagai berikut.
Mn2+(aq) + 2OH-(aq) → Mn(OH)2 ↓
Apabila endapan yang terbentuk dibiarkan kontak langsung dengan udara endapan
yang awalnya berwarna putih akan berubah menjadi coklat. Reaksi ini berlangsung
cepat. Adapun reaksi yang terjadi yaitu:
Mn(OH)2 ↓ + O2(g) + H2O (l) →2OH-(aq) + MnO(OH)2 ↓
Endapan dengan cepat teroksidasi bila terkena udara, endapan akan menjadi coklat
karena terbentuk mangan dioksida terhidrat, MnO(OH)2.
Tahap berikutnya identifikasi dengan pereaksi Na2CO3 pertama-tama larutan MnCl2
yang awalnya tidak berwarna (bening) ditambahkan beberapa tetes larutan Na2CO3
yang tidak berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan, terbentuk endapan berwarna
putih. Endapan putih ini merupakan endapan dari MnCO3. Reaksi yang terjadi
antara MnCl2 dengan Na2CO3 sebagai berikut.
Mn2+(aq) + CO32- (aq) → MnCO3↓
j. Identifikasi Ion Kalsium (Ca2+) dengan Menggunakan Larutan Uji CaCl2 0,5
M
Dalam mengidentifikasi ion kalsium digunakan larutan uji CaCl2 serta empat
larutan pereaksi yaitu (NH4)2C2O4 dan K2CrO4. Uji tahap pertama digunakan
pereaksi aminium oksalat, pertama-tama, larutan CaCl2 yang tidak berwarna
ditambahkan beberapa tetes larutan (NH4)2C2O4 yang tidak berwarna. Berdasarkan
hasil pengamatan, terbentuk endapan putih yang diperkirankan adalah endapan
CaC2O4. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Ca2+(aq) + C2O42-(aq) → CaC2O4(s) ↓
Terbentuknya endapan CaC2O4 menandakan adanya ion Ca2+ dalam larutan uji.
Identifikasi lebih lanjut dilakukan dengan membagi endapan menjadi dua dalam
tabung reaksi yang berbeda. Masing-masing diidentifikasi dengan asam mineral
dan asam asetat. Pada saat praktikum larutan asam asetat tidak disediakan di
laboratorium secara teoritis, bahwa endapan CaC2O4 tidak larut dalam asam asetat
sedangkan berdasarkan identifikasi endapan CaC2O4 dimasukkan ke dalam asam
mineral maka endapan tersebut melarut. Adapun reaksi yang terjadi sebagai
berikut.
CaC2O4(s) ↓ + CH3COOH(aq) ↛ tidak ada reaksi
CaC2O4(s) ↓ + 2H+(aq) → Ca2+(aq) + H2O(l) +C2O42-(aq)
Endapan CaC2O4 yang ditambahkan asam asetat tidak mengalami reaksi karena
ikatan Ca2+ dengan C2O42- lebih kuat dari pada ikatannya dengan CH3COO- sehingga
endapan CaC2O4 tidak melarut dalam asam asetat. Sedangkan endapan CaC2O4
yang ditambahkan Asam mineral, endapan menjadi larut, mengakibatkan hasil kali
[Ca+][C2O42-] < Ksp sehingga meningkatkan kelarutannya. Oleh karena itu endapan
CaC2O4 akan larut kembali ketika penambahan asam mineral.
Tahap selanjutnya identifikasi dengan pereaksi K2CrO4 pertama-tama larutan CaCl2
yang tidak berwarna ditambahkan beberapa tetes larutan K2CrO4 berwarna kuning.
Berdasarkan hasil pengamatan terbentuk endapan berwarna kuning sesuai dengan
reaksi berikut.
Ca2+(aq) + CrO42+(aq) → CaCrO4(s) ↓
Dalam terbentuk endapan dari CaCrO4. Hal ini diakibatkan karena larutan yang
digunakan konsentrasinya pekat sehingga hasil kali [Ca2+][CrO42-] > Ksp dan
dapat terbentuk endapan.
k. Senyawa unknown 3.1
Senyawa unknown 3.1 merupakan larutan bening tak berwarna. Larutan ini
diuji menggunakan berbagai pereaksi yaitu NH3, Na2S, KI, NaOH, KSCN,
Na2CO3, (NH4)2C2O4, K2CrO4 dan gas H 2S. Dari beberapa pereaksi yang
digunakan yang menunjukkan hasil positif adalah pereaksi NaOH dan Na2S dan
gas H2S, larutan pada saat direaksikan dengan NaOH menghasilkan endapan
merah kecoklatan yang mengindikasikan terbentuknya endapan dari HgO. Reaksi
yang terjadi sebagi berikut.
Hg2+(aq) + 2 OH- (aq)→ HgO(s) + H2O(l)
Kemudian, ketika endapan tersebut ditambahkan NaOH secara berlebih endapan
tersebut tidak larut. Ketika ditambahkan H2SO4, endapan melarut membentuk
larutan tidak berwarna. Hal ini menandakan bahwa kelarutan endapan dari HgO ini
dipengaruhu oleh kondisinya (pH) dimana endapan HgO tidak larut dalam basa
kuat tetapi larut dalam asam kuat.

Tahap berikutnya adalah identifikasi dengan mengalirkan gas H2S pertama-tama


larutan HgCl2 0,05M tidak berwarna dialiri gas H2S. Berdasarkan hasil
pengamatan, terbentuk endapan putih yang akan berubah menjadi hitam dari HgS.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut.

3Hg2+ + 2Cl- + 2H2S → Hg3S2Cl2↓ + 4H


Hg3S2Cl2↓ + H2S → 3HgS↓ + 2H+ + 2Cl-

Pengujian juga dilanjutkan dengan menambahkan dengan beberapa tetes larutan


Na2S yang berwarna bening keruh. Berdasarkan hasil pengamatan, terbentuk
endapan berwarna putih dan lama kelamaan menjadi endapan hitam HgS. Reaksi
yang terjadi sebagai berikut.
Hg2+(aq) Na2S (aq) → HgS(s) + 2 Na+(aq)

l. Senyawa unknown 3.2


Senyawa unknown 3.2 merupakan larutan putih keruh. Larutan ini diuji dengan
beberapa pereaksi yaitu NH3, Na2S, KI, NaOH, KSCN, Na2CO3, (NH4)2C2O4, K2CrO4
dan NH4OH. Dari beberapa pereaksi diatas yang menunjukkan hasil positif adalah
menggunakan pereaksi NaOH dan Na2CO3 karena pada saat direaksikan dengan
NaOH membentuk endapan putih, dan pada saat direaksikan dengan NH 3 diperoleh
endapan putih juga, awalnya praktikan menduga bahwa yang kation yang ada pada
sampel tersebut adalah kalsium (Ca) karena pada saat direaksikan dengan K 2Cr2O4
menghasilkan endapan berwarna sehingga mendekati uji positif untuk ion kalsium.
Namun setelah dikonfirmasi oleh dosen pengampu kation yang terdapat pada larutan
uji merupakan ion stano (Sn), jika direaksikan menggunakan NaOH menghasilkan
endapan putih yang disebabkan terbentuknya endapan timah (II)
hidroksida([Sn(OH)2]). Reaksi yang terjadi sebagai berikut.

Sn2+ (aq) + 2 OH-(aq) Sn(OH)2↓


Pada saat larutan sampel ditambahkan dengan larutan Na2CO3 berdasarkan hasil
pengamatan terbentuk endapan putih sesuai dengan reaksi berikut.
Sn2+(aq) + CO32-(aq) → SnCO3(s)↓
Ketika ditambahkan reagensia secara berlebih endapan putih tersebut tidak larut.

VI. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Identifikasi kelarutan senyawa garam dan oksidanya secara basah dapat
dilakukan dengan menambahkan pelarut asam dan basa ke dalamnya.
2. Reaksi yang dialami beberapa kation dapat diidentifikasi melalui bentuk dan
warna hasil reaksinya, yang mana setiap kation yang diuji memiliki cirinya
masing-masing.
3. Senyawa unknown 3.1 diindikasikan mengandung ion merkuri, sedangkan
unknown 3.2 diindikasikan mengandung ion stano.
JAWAB PERTANYAAN
1. Pada beberapa reaksi di atas, mengapa endapan yang terbentuk dapat larut
kembali? Jelaskan fenomena ini dan analisis untuk 2 contoh reaksi!
Jawab:
Endapan yang terbentuk pada beberapa reaksi di atas dapat larut kembali karena
penambahan pereaksi secara berlebih akan menyebabkan terbentuknya kompleks.
Contohnya:
 Pada identifikasi ion seng (Zn2+)
Ketika endapan putih Zn(OH)2 ditambahkan larutan NaOH berlebih maka
Zn(OH)2 akan melarut membentuk kompleks dengan persamaan reaksi
sebagai berikut.
Zn(OH)2 ↓ + 2 OH- ⇌ [Zn(OH)4]2-
 Pada identifikasi ion krom (Cr3+)
Ketika endapan putih dari Cr(OH)3 ditambahkan dengan Nh3 berlebih
endapan menjadi larut dan terbentuk kompleks [Cr(NH3)6] yang berwarna
ungu dengan reaksi sebagai berikut.
Cr3+ + 3 NH3 + 3 H2O → Cr(OH)3 + 3 NH4+
Cr(OH)3 + 6 NH3 → [Cr(NH3)6] + 3 OH-
2. Tuliskan persamaan reaksi untuk beberapa reaksi dalam prosedur di atas!
Jawab:
Beberapa reaksi untuk prosedur di atas adalah :
Pada identifikasi ion seng:
Zn2+ + 2 OH- → Zn(OH)2
Pada identifikasi ion kalsium:
Ca2+ + 2 OH- → Ca(OH)2
Pada identifikasi ion aluminium:
Al3+ + 3 OH- → Al(OH)3 + 3 OH+
CO32- + 2 H+ → H2CO3 → H2O + CO2
Pada identifikasi ion barium:
Ba2+(aq) + SO42-(aq) → BaSO4(s) ↓
Pada identifikasi ion timbal:
Pb2+(aq) + 2 I-(aq) → PbI2 (s)
3. Jika dalam prosedur kerja di atas dihasilkan gas yang tidak berwarna, apa langkah
yang ditempuh untuk lebih meyakinkan identifikasi yang dilakukan?
Jawab:
Langkah yang dapat ditempuh untuk meyakinkan identifikasi yang menghasilkan
gas tidak berwarna yaitu:
a. Menangkap gas dengan menggunakan kertas saring yang telah dibasahi
dengan reagen tertentu yang bereaksi dengan gas yang dihasilkan.
b. Mengalirkan gas yang dihasilkan denagn menggunakan pengalir gas ke
dalam larutan yang dapat bereaksi dengan gas yang dihasilkan. Misalnya
gas CO2 yang dialirkan ke dalam larutan Ca(OH)2 dimana larutan akan
berubah menjadi keruh ketika dialirkan gas ini.

DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. 2004. Kimia Dasar Jilid I. Jakarta : Erlangga.


Ibnu Sodig, dkk. 2004. Common Text Book Kimia Analitik I. Malang : Universitas
Negeri Malang.
Selamat, I N., dan Wiratma, I G.L. 2004. Penuntun Praktikum Kimia Analitik.
Singaraja: Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan MIPA IKIP Negeri
Singaraja
Selamat, I N., dan Wiratma, I G.L. 2001. Buku Penuntun Belajar Kimia Analatik
Kualitatif. Singaraja : IKIP Negeri Singaraja.
Svehla, E. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Edisi
Kelima. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
Vogel, A. I. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT.
Kalman Media Pustaka

Anda mungkin juga menyukai