OLEH
Endapan yang terbentuk adalah endapan putih dari AgCl. Reaksi redoks merupakan reaksi
yang dikenal juga dengan reaksi transfer-elektron. Dalam reaksi redoks ada yang bersifat
sebagai reduktor dan oksidator. Contoh reaksi redoks sebagai berikut.
Apabila dalam air sudah terlarut ion-ion yang lain, maka larutan yang dihasilkan adalah hasil
bereaksinya garam tersebut dengan ion-ion yang sebelumnya sudah ada dalam zat cair.
Misalnya larutnya CaCO3 dalam HCl encer.
Larutnya CaCO3 disebabkan oleh adanya ion H3O+ dalam air sehingga menghasilkan ion Ca2+
dan HCO3-. Demikian halnya untuk suatu oksida, larutnya dalam zat cair disebabkan oleh
bereaksinya dengan zat cair atau dengan ion-ion yang sudah ada dalam zat cair tersebut.
Misalnya CaO larut dalam air.
2. Larutan uji
ditambahkan
larutan Na2S
3. Larutan uji
ditambahkan
larutan KI 2. Pb(NO3)2 + Na2S =
endapan hitam
3. Pb(NO3)2 + KI =
endapan kuning
2. Larutan uji
ditambahkan 2. HgCl2 + H2S = endapan
larutan Na2S putih yang lama
kelamaan menjadi
endapan hitam
2. Larutan uji
ditambahkan
larutan KI 2. CuSO4 + KI = larutan
berwarna kuning
kecoklatan
3. Larutan uji
ditambahkan
3. CuSO4 + KSCN =
larutan KSCN
Larutan berwarna hijau
2. CdSO4 + KI = larutan
bening dan tidak
2. Larutan uji terdapat endapan
ditambahkan
larutan KI
3. CdSO4 + KSCN =
larutan bening dan tidak
terdapat endapan
3. Larutan uji
ditambahkan
larutan KSCN
5. Ion stano SnCl2 1. Larutan uji 1. SnCl2 + NaOH =
ditambahkan endapan berwarna putih
larutan NaOH
2. Larutan uji
ditambahkan 2. AlCl3 + NH3 = larutan
larutan NH3 bening
2. Larutan uji
ditambahkan 2. MnCl2 + Na2CO3 =
larutan Na2CO3 endapan putih
c. Identifikasi ion kupri (Cu2+) dengan Menggunakan Larutan Uji CuSO4 0,25 M
Pada tahap identifikasi ion kupri ini digunakan larutan uji CuSO4 serta tiga larutan
pereaksi yaitu NaOH, KI, dan KSCN. Uji pertama dilakukan dengan menggunakan
pereaksi Identifikasi dengan pereaksi NaOH Larutan CuSO4 0,25M yang awalnya
berwarna biru ditambahkan dengan beberapa tetes larutan NaOH yang tidak
berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan, terbentuk larutan yang berwarna biru dan
endapan biru hal tersebut disebabkan karena terbentuknya endapan Cu(OH)2. reaksi
yang terjadi sebagai berikut.
Cu2+(aq) + 2OH-(aq) → Cu(OH)2(s)
Tahap berikutnya identifikasi dengan pereaksi KI Larutan CuSO4 0,25 M yang
awalnya berwarna biru ditambahkan dengan beberapa tetes larutan KI yang tidak
berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan, terbentk endapan berwarna terbentuk
endapan putih dari CuI yang sangan kecil-kecil dan larutan yang berwarna
kecoklatan. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
2Cu2+(aq) + 5 I-(aq)→ 2 CuI(s) + I3-(aq)
Sedangkan warna kecoklatan pada larutan disebabkan adanya I2 yang dibebaskan,
dimana I2 terbentuk akibat adanya ion-ion triiodida (I3). Ion triiodida bersifat tidak
stabil dan mudah terurai menjadi ion I- dan I2. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
I3-(aq) ⇌ I-(aq) + I2(aq)
Tahap terakhir yaitu dilakukan identifikasi dengan pereaksi KSCN Larutan CuSO4
0,25 M yang awalnya berwarna biru ditambahkan dengan beberapa tetes larutan
KSCN yang tidak berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan, terbentuk endapan
hitam dari Cu(SCN)2 tembaga (II) tiosianat.
Cu2+(aq)+ 2 SCN-(aq) → Cu(SCN)2(s)
Setelah didiamkan beberapa saat, endapan akan berubah menjadi putih dengan
warna larutan hijau. Hal ini tejadi akibat terurainya Cu(SCN)2 membentuk tembaga
(I) tiosianat, dan terbentuk tiosianogen. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
2Cu(SCN)2(s) → 2 CuSCN(s) + (SCN)2(s)
d. Identifikasi ion Cadmium (Cd2+) dengan Menggunakan Larutan Uji CdSO4
0,25 M
Pada tahao identifikasi ion kadmium ini digunakan larutan uji CdSO4 serta tiga
larutan pereaksi yaitu NaOH, KI, dan KSCN. Uji pertama dilakukan dengan
menggunakan pereaksi NaOH. Larutan CdSO4 0,25M yang awalnya tidak berwarna
ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH yang tidak berwarna. Berdasarkan hasil
pengamatan, terbentuk endapan putih dari Cd(OH)2. Kemudian ketika ditambahkan
NaOH secara berlebih endapan putih tersebut tidak larut. Secara teoritis, reaksi
yang terjadi sebagai berikut.
Cd2+ + 2 OH- ⇌ Cd(OH)2
Reaksi yang terjadi antara kedua larutan tersebut merupakan reaksi kesetimbangan,
dimana ketika penambahan asam encer menyebabkan ion OH- akan berkurang
sehingga endapan putih kadmium (II) hidroksida menjadi larut dan kesetimbangan
bergeser ke kiri.
Tahap selanjutnya adalah identifikasi dengan pereaksi KI larutan CdSO4 0,25M
yang awalnya tidak berwarna ditambahkan beberapa tetes larutan KI yang tidak
berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak terbentuk endapan dan warna
larutan tetap tidak berwarna. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
2Cd2+(aq) + 5 I-(aq) ↛ tidak terjadi reaksi
Tahap terakhir adalah identifikasi dengan pereaksi KSCN larutan CdSO4 yang
awalnya tidak berwarna ditambahkan beberapa tetes larutan KSCN yang tidak
berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak terbentuk endapan dan warna
larutan tetap tidak berwarna. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Cd2+(aq) + SCN-(aq) ↛ tidak terjadi reaksi
Apabila pengamatan yang diperoleh dibandingkan dengan pengamatan yang
terlihat pada ion kupri, ion kupri yang direaksikan dengan KSCN dapat membentuk
endapan hitam Cu(SCN)2 sedangkan jika ion kadmium direaksikan dengan ion
tiosianat tidak dapat membentuk endapan.
Berdasarkan perbedaan perbedaan tersebut, maka uji dengan pereaksi NaOH, KI
dan KSCN dapat digunakan untuk membedakan ion Cu2+ dengan ion Cd2+ yang ada
dalam satu larutan.
e. Identifikasi ion Stano (Sn) dengan Menggunakan Larutan Uji SnCl2 0,25 M
Pada tahap identifikasi ion stano ini digunakan larutan uji SnCl2 serta tiga larutan
pereaksi yaitu NaOH dan NH3. Uji pertama dilakukan dengan menggunakan
pereaksi NaOH. Larutan SnCl2 0,25M yang awalnya tidak berwarna ditambahkan
beberapa tetes larutan NaOH yang tidak berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan,
terbentuk endapan putih yang diperkirakan adalah endapan stano hidroksida atau
timah (II) hidroksida([Sn(OH)2]). Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Dari reaksi tersebut dapat dilihat ketika endapan stano hidroksida ini ditambahkan
pereaksi berlebih dalam hal ini adalah NaOH maka endapan dari stano hidroksida
akan melarut dengan membentuk ion kompleks yaitu berupa ion tetrahidroksostanat
(II) atau ion stanit [Sn(OH)4]2-. Terbentuknya ion kompleks ini mengakibatkan hasil
kali [Sn2+][OH-] < Ksp sehingga meningkatkan kelarutannya. Oleh karena itu
endapan Sn(OH)2 akan larut kembali ketika penambahan NaOH berlebih.
Tahap selanjutnya pada saat larutan sampel ditambahkan dengan larutan Na2CO3
berdasarkan hasil pengamatan terbentuk endapan putih sesuai dengan reaksi berikut.
Sn2+(aq) + CO32-(aq) → SnCO3(s)↓
Ketika ditambahkan reagensia secara berlebih endapan putih tersebut tidak larut.
f. Identifikasi ion Aluminium (Al3+) dengan Menggunakan Larutan Uji AlCl3 0,1
M
Pada tahap identifikasi ion aluminium ini digunakan larutan uji AlCl3 serta dua
larutan pereaksi yaitu NaOH dan NH3. Uji pertama dilakukan menggunakan pelarut
NaOH. Pertama-tama larutan AlCl3 0,1 M tidak berwarna ditambahkan dengan
beberapa tetes larutan NaOH yang tidak berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan
tidak terjadi perubahan warna. Secara teoritis seharusnya terbentuk endapan putih
dari aluminium hidroksida sesuai dengan reaksi:
Al3+(aq) + 3 H2O(l) ⇌ Al(OH)3(s) ↓ + 3 H+(aq)
Hal tersebut terindikasi disebabkan oleh konsentrari larutan uji dan pereaksi yang
digunakan terlalu kecil sehingga sulit terbentuknya endapan.
Tahap selanjutnya identifikasi dengan pereaksi NH3 pertama-tama larutan AlCl3
yang awalnya tidak berwarna ditambahkan beberapa tetes larutan NH3 yang tidak
berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan terbentuk koloid dari Al(OH)3 akan tetapi
koloid ini tidak terlihat secara jelas. Apabila dilihat secara sepintas hanya berupa
larutan bening saja. Secara teoritis seharusnya terbentuk koloid Al(OH)3 yang
berwarna putih dan berbentuk seperti gelatin sesuai dengan reaksi:
Tahap selanjutnya identifikasi dengan pereaksi NH3 larutan FeCl3 yang awalnya
berwarna bening kekuningan ditambahkan beberapa tetes larutan NH3 yang tidak
berwarna. Berdasarkan hasil pengamatan, larutan berubah menjadi warna kuning
kecoklatan dan terbentuk endapan merah coklat seperti gelatin. Endapan merah
coklat ini merupakan endapan dari besi (III) hidroksida. Reaksi yang terjadi antara
FeCl3 dengan NH3 sebagai berikut.
VI. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Identifikasi kelarutan senyawa garam dan oksidanya secara basah dapat
dilakukan dengan menambahkan pelarut asam dan basa ke dalamnya.
2. Reaksi yang dialami beberapa kation dapat diidentifikasi melalui bentuk dan
warna hasil reaksinya, yang mana setiap kation yang diuji memiliki cirinya
masing-masing.
3. Senyawa unknown 3.1 diindikasikan mengandung ion merkuri, sedangkan
unknown 3.2 diindikasikan mengandung ion stano.
JAWAB PERTANYAAN
1. Pada beberapa reaksi di atas, mengapa endapan yang terbentuk dapat larut
kembali? Jelaskan fenomena ini dan analisis untuk 2 contoh reaksi!
Jawab:
Endapan yang terbentuk pada beberapa reaksi di atas dapat larut kembali karena
penambahan pereaksi secara berlebih akan menyebabkan terbentuknya kompleks.
Contohnya:
Pada identifikasi ion seng (Zn2+)
Ketika endapan putih Zn(OH)2 ditambahkan larutan NaOH berlebih maka
Zn(OH)2 akan melarut membentuk kompleks dengan persamaan reaksi
sebagai berikut.
Zn(OH)2 ↓ + 2 OH- ⇌ [Zn(OH)4]2-
Pada identifikasi ion krom (Cr3+)
Ketika endapan putih dari Cr(OH)3 ditambahkan dengan Nh3 berlebih
endapan menjadi larut dan terbentuk kompleks [Cr(NH3)6] yang berwarna
ungu dengan reaksi sebagai berikut.
Cr3+ + 3 NH3 + 3 H2O → Cr(OH)3 + 3 NH4+
Cr(OH)3 + 6 NH3 → [Cr(NH3)6] + 3 OH-
2. Tuliskan persamaan reaksi untuk beberapa reaksi dalam prosedur di atas!
Jawab:
Beberapa reaksi untuk prosedur di atas adalah :
Pada identifikasi ion seng:
Zn2+ + 2 OH- → Zn(OH)2
Pada identifikasi ion kalsium:
Ca2+ + 2 OH- → Ca(OH)2
Pada identifikasi ion aluminium:
Al3+ + 3 OH- → Al(OH)3 + 3 OH+
CO32- + 2 H+ → H2CO3 → H2O + CO2
Pada identifikasi ion barium:
Ba2+(aq) + SO42-(aq) → BaSO4(s) ↓
Pada identifikasi ion timbal:
Pb2+(aq) + 2 I-(aq) → PbI2 (s)
3. Jika dalam prosedur kerja di atas dihasilkan gas yang tidak berwarna, apa langkah
yang ditempuh untuk lebih meyakinkan identifikasi yang dilakukan?
Jawab:
Langkah yang dapat ditempuh untuk meyakinkan identifikasi yang menghasilkan
gas tidak berwarna yaitu:
a. Menangkap gas dengan menggunakan kertas saring yang telah dibasahi
dengan reagen tertentu yang bereaksi dengan gas yang dihasilkan.
b. Mengalirkan gas yang dihasilkan denagn menggunakan pengalir gas ke
dalam larutan yang dapat bereaksi dengan gas yang dihasilkan. Misalnya
gas CO2 yang dialirkan ke dalam larutan Ca(OH)2 dimana larutan akan
berubah menjadi keruh ketika dialirkan gas ini.
DAFTAR PUSTAKA