Anda di halaman 1dari 32

Besaran,

Satuan, dan
Pengukuran
1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya.

1.1 Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu).


1.2 Melakukan penjumlahan vektor.

• Menaati prosedur yang benar dalam melakukan pengukuran besaran fisika dengan alat
ukur yang sesuai.
• Menentukan jumlah angka penting berdasarkan aturan yang berlaku.
• Mendeskripsikan ketidakpastian pengukuran dan menggunakannya dalam pelaporan
hasil pengukuran.
• Mendesripsikan besaran pokok, besaran satuan, sistem satuan Internasional, dan
dimensi. Clos NEX
e T
• Menggunakan konsep dasar vektor dalam penyelesaian masalah fisika.
Daftar Materi
Pokok

Mengukur Besaran Fisika Dimensi Besaran Fisika


(Halaman 2 – 25) (Halaman 35 – 38)

Melaporkan Hasil Pengukuran


(Halaman 25 – 28)

Besaran Pokok & Turunan Konsep Dasar Vektor


(Halaman 28 – 35) (Halaman 38 – 51)

BAC NEX
K T
• Besaran fisika adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan nilai
(harga).
• Pengukuran adalah suatu kegiatan membandingkan nilai suatu besaran
dengan besaran lain yang ditetapkan sebagai satuan.

• Beberapa alat ukur panjang: mistar (penggaris), jangka sorong, mikrometer


sekrup .
• Cara membaca skala mistar (skala terkecil = 1 mm = 0,1 cm):

Panjang AB = 4 5 cm
,
BAC NEX
K T
• Cara membaca skala jangka sorong (skala terkecil = 0,1 mm = 0,01 cm):

Cara Pembacaan: Skala Utama + Skala Nonius


A

Garis nonius yang berhimpit tepat


dengan skala utama adalah garis ke-4

Skala Utama = 1,5 cm

Skala Nonius = 4 x 0,01 cm = 0,04 cm

Jadi, diameter A = 1,5 cm + 0,04 cm = 1,54 cm


Hom BAC NEX
e K T
• Cara membaca skala mikrometer sekrup (skala terkecil = 0,01 mm):

Skala Utama = 4,5 mm

Garis nonius yang berhimpit


tepat dengan garis mendatar
skala utama adalah garis ke-11

Skala Nonius = 11 x 0,01 mm = 0,11 mm

Cara Pembacaan: Skala Utama + Skala Nonius

Jadi, pembacaannya = 4,5 mm + 0,11 mm = 4,61 mm

Hom BAC NEX


e K T
a = basis  1 ≤ a < 10
a x 10n
n = 0, 1,2, ...

Notasi ilmiah tersebut biasanya dibaca (“a kali sepuluh pangkat n”). Notasi ilmiah
untuk bilangan desimal negatif dinyatakan dengan menuliskan tanda minus yang
diikuti dengan notasi ilmiah untuk lawan dari bilangan ini.
Contoh:
4,51 × 1023 merupakan notasi ilmiah.
0,543 × 104 bukan notasi ilmiah karena bilangan 0,543 kurang dari satu (1).
3,14 × 100 merupakan notasi ilmiah.

Jika bilangan a lebih kecil dari satu, maka notasi ilmiahnya dinyatakan dengan
pangkat negatif.
Contoh:
0.0000000000000000000000017 gram = 1,7 ×10–24 gram
0.00523 s = 5,23 × 10–3 s

Hom BAC NEX


e K T
Angka penting adalah angka-angka yang diperlukan dalam suatu bilangan
desimal untuk menyatakan ketelitian (akurasi) alat ukur yang digunakan untuk
memperoleh bilangan tersebut, mulai dari angka pertama bukan nol ke kanan dan
berakhir pada angka paling kanan.

•Semua angka bukan nol adalah angka penting.


Contoh: 34,5 (mempunyai 3 angka penting)
2.356 (mempunyai 4 angka penting)
•Nol yang terdapat di antara dua angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh: 3,609 (mempunyai 4 angka penting)
408 (mempunyai 3 angka penting)
• Untuk bilangan desimal yang lebih kecil dari satu, nol yang terdapat di sebelah
kiri angka bukan nol, baik di sebelah kanan maupun kiri koma desimal bukan
angka penting.
Contoh: 0,567 (mempunyai 3 angka penting)
0,0000000078 (mempunyai 2 angka penting) Hom BAC NEX
e K T
• Nol yang terdapat di urutan akhir angka-angka yang dituliskan di
kanan koma desimal merupakan angka penting.
Contoh: 34,540 (mempunyai 5 angka penting)
0,003560 (mempunyai 4 angka penting)
• Jika bilangan tidak mempunyai koma desimal, nol yang terdapat di sebelah
kanan angka bukan nol bukan angka penting.
Contoh: 23.540 (mempunyai 4 angka penting)
200.000.000 (mempunyai 1 angka penting)
• Pada notasi ilmiah (a × 10n ), a adalah angka penting.
Contoh: 4,8 × 104 (mempunyai 2 angka penting)
5,01 × 1018 (mempunyai 3 angka penting)
• Dalam penjumlahan dan pengurangan yang melibatkan angka-angka penting,
hasilnya hanya boleh mempunyai satu angka taksiran (angka paling kanan).
Contoh: 105,316  6 sebagai angka taksiran
23,52  2 sebagai angka taksiran
7,8  8 sebagai angka taksiran
+
136,636 ≈ 136,6  6 sebagai angka taksiran
Hom BAC NEX
e K T
• Dalam perkalian atau pembagian (atau pemangkatan dan penarikan akar) yang
melibatkan angka-angka penting, hasilnya harus mempunyai angka penting
sebanyak bilangan dengan angka penting yang paling sedikit dari bilangan
yang dimasukkan dalam operasi tersebut.

Contoh: 32,45 (mempunyai 4 angka penting)


8,20 (mempunyai 3 angka penting)
x
266,090 ≈ 266 (mempunyai 3 angka penting)

• Angka-angka yang lebih besar dari 5 dibulatkan ke atas.


Contoh: 2,566 dibulatkan menjadi 2,57
• Angka-angka yang lebih kecil dari 5 dibulatkan ke bawah.
Contoh: 2,563 dibulatkan menjadi 2,56
• 5 dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil dan 5 dibulatkan ke bawah
jika angka sebelumnya genap.

Contoh: 2,565 dibulatkan menjadi 2,56


2,575 dibulatkan menjadi 2,58
Hom BAC NEX
e K T
Bilangan penting adalah bilangan yang diperoleh dari suatu pengukuran serta
mengandung angka-angka penting dan satu angka taksiran.
Bilangan eksak adalah bilangan yang tidak mempunyai ketidakpastian. Bilangan
eksak mempunyai sejumlah angka penting.

• Bilangan eksak adalah hasil penghitungan benda-benda yang tidak dapat


dibagi. Contoh: 8 buah telur dan 10 buah mobil, maka 8 dan 10 adalah
bilangan eksak.

• Bilangan eksak terdapat pada definisi yang pasti (eksak). Contoh: 1 m = 100
cm; 1 L = 1.000 mL, maka 1; 100; dan 1.000 adalah bilangan eksak.

• Bilangan eksak adalah hasil persamaan dan hubungan yang pasti. Contoh:
EK = ½ mv2, maka 1 dan 2 merupakan bilangan eksak.

Hom BAC NEX


e K T
Semua pengukuran hampir bisa dipastikan selalu diliputi dengan kesalahan yang
berkontribusi terhadap ketidakpastian hasil pengukuran tersebut. Terdapat dua
jenis kesalahan pengukuran, yaitu kesalahan acak dan kesalahan sistematis.
Kesalahan acak adalah kesalahan dalam pengukuran yang memungkinkan nilai-
nilai dari besaran yang diukur menjadi tidak konsisten ketika pengukuran tersebut
diulang.
Sumber-sumber kesalahan acak: getaran gedung, fluktuasi listrik, gerak
molekul-molekul udara (gerak Brown), dan gesekan komponen alat ukur. Contoh:
fluktuasi tegangan listrik mempengaruhi pengukuran arus listrik dan tegangan
listrik dan gerak Brown molekul-molekul udara mempengaruhi pembacaan jarum
galvanometer.
Kesalahan sistematis adalah kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh
ketidaktepatan sistem pengukuran tersebut.
Cara mengurangi atau menghilangkan kesalahan sistematis: lakukan kalibrasi
alat ukur/ pemberian skala yang tepat; atur titik nol skala alat ukur dengan benar,
periksa keadaan alat dan lingkungan sebelum melakukan pengukuran; dan baca
alat secara tegak lurus.
Hom BAC NEX
e K T
x  x  x x
x
x1  x2  ...  xn
x x
n
2
nxi  (xi ) 2
( xi  x) 2
x  1
n 
n 1 n(n  1)
Perbandingan antara ketidakpastian mutlak dengan nilai rata-rata
merupakan ketidakpastian relatif dari pengukuran berulang.
x
 100%
x Hom BAC NEX
e K T
• Ketidakpastian mutlak dapat digunakan untuk menentukan ketepatan hasil
pengukuran. Semakin kecil harga ketidakpastian mutlak suatu pengukuran,
semakin tepat hasil pengukuran tersebut dan sebaliknya.

• Ketidakpastian relatif berhubungan dengan ketelitian pengukuran. Semakin


kecil harga ketidakpastian relatif suatu pengukuran, semakin hasil teliti
pengukuran tersebut, dan sebaliknya.

• Berdasarkan nilai ketidakpastian relatifnya, jumlah angka yang dilaporkan


dalam pengukuran berulang memenuhi aturan berikut.

1) Jika ketidakpastian relatifnya sekitar 10 %, maka memungkinkan dua


angka.

2) Jika ketidakpastian relatifnya sekitar 1 %, maka memungkinkan tiga angka.

3) Jika ketidakpastian relatifnya sekitar 0,1 %, maka memungkinkan empat


angka.

Hom BAC NEX


e K T
Untuk besaran Q yang melibatkan penjumlahan dan pengurangan besaran-
besaran lainnya, misalnya x, y, dan z, ketidakpastian mutlak Q adalah jumlah dari
ketidakpastian mutlak x, y, dan z.

• Jika Q  x y maka Q  x  y
• Jika Q  x y maka Q  x  y
• Jika Q  x yz maka Q  x  y  z
Untuk besaran Q yang melibatkan perkalian, pembagian, pangkat, dan akar dari
besaran-besaran lain, misalnya x, y, dan z, ketidakpastian relatif Q adalah jumlah
dari ketidakpastian relatif x, y, dan z.

Q x y
• Jika Q  xy maka  
Qo xo yo
Hom BAC NEX
e K T
x Q x y
• Jika Q maka  
y Qo xo yo

xy Q x y z
• Jika Q  maka   
z Qo xo yo zo

Q x
• Jika Q  ax n
maka  n
Qo xo

Q x
• Jika Q n
x maka n
Qo xo

Hom BAC NEX


e K T
Data hasil pengukuran suatu besaran fisika dapat disajikan dalam beberapa cara,
misalnya melalui tabel atau grafik.

Data suatu tabel dapat diplot ke dalam bentuk grafik, misalnya untuk data di atas
dapat diplot ke dalam grafik gaya (F) – pertambahan panjang (x), yaitu gaya
pada sumbu Y, sedangkan pertambahan panjang pada sumbu X.
Hom BAC NEX
e K T
Melalui grafik kita dapat memperoleh beberapa
kesimpulan, misalnya untuk grafi di samping:
• Semakin besar gaya yang diberikan, semakin
besar pertambahan panjang pegas.
• Sudut kemiringan grafik F = f(x) = .
• Nilai konstanta pegas hasil percobaan adalah:
F2  F1 F
k  tan   
x2  x1 x
• Hubungan gaya dengan pertambahan panjang
pegas:
F  kx

Hom BAC NEX


e K T
Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran fisika yang satuannya ditetapkan terlebih dahulu
melalui kesepakatan.
Besaran Fisika Satuan SI
Panjang meter (m)
Massa kilogram (kg)
Waktu sekon (s)
kuat arus listrik ampere (A)
suhu kelvin (K)
intensitas cahaya candela (cd)
jumlah zat mole (mol)

Standar satuan untuk besaran-besaran pokok:


• Meter didefinisikan sebagai panjang lintasan yang ditempuh cahaya di ruang
hampa (vakum) dalam selang waktu 1/299.792.458 sekon.
• Kilogram didefinisikan sebagai massa sebuah silinder platina-iridium yang
disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional di Sevres, Prancis.
Hom BAC NEX
e K T
• Sekon didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh radiasi
elektromagnetik yang dipancarkan pada suatu transisi di antara dua tingkatan
energi dalam keadaan dasar dari atom cesium-133 untuk melakukan getaran
sebanyak 9.192.631.770 kali.
• Ampere didefinisikan sebagai arus listrik yang mengalir melalui dua buah
konduktor sejajar yang terpisah sejauh satu meter yang menghasilkan gaya
sebesar o/2 atau 2 x 10-7 N.
• Kelvin didefinisikan sebagai 1/273,16 suhu termodinamik dari titik tripel air
(suhu dan tekanan yang pada suhu dan tekanan tersebut air dalam bentuk
padat, cair, dan gas berada dalam keseimbangan termal.).

• Kandela didefinisikan sebagai intensitas sumber cahaya, dalam arah tertentu,


dengan frekuensi sebesar 5,4 × 1014 hertz dan intensitas radiasi sebesar 1/683
W tiap steradian dalam arah tersebut.

• Mole adalah jumlah zat suatu sistem yang mengandung partikel sebanyak
atom yang terdapat pada 12 gram karbon-12, yang sama dengan 6,02 × 1023
partikel.

Hom BAC NEX


e K T
Besaran Turunan

Besaran turunan adalah besaran fisika yang satuannya diturunkan dari satuan-
satuan besaran pokok.

Besaran Fisika Satuan SI


Luas m2
Volume m3
Kecepatan m/s
Percepatan m/s2
Gaya newton
Momentum kg m/s
Impuls kg m/s
Tekanan N/m2
Massa Jenis kg/m3
Usaha joule
Energi joule
Daya Watt

Hom BAC NEX


e K T
Sistem Satuan Internasional
Satuan merupakan acuan atau standar dari suatu besaran fisika, sehingga satuan
harus mempunyai nilai yang tetap; bersifat umum; dan dapat dikonversi ke dalam
sistem satuan lain yang sejenis. Terdapat sebuah sistem satuan yang digunakan
secara internasional, yaitu Sistem Satuan Internasional yang diadopsi dari
Konferensi Umum Ke-11 tentang Berat dan Ukuran, yang diadakan di Paris-
Prancis pada tahun 1960.

Sistem Satuan Internasional mempunyai beberapa kelebihan, salah satu di


antaranya adalah lebih mudah dikonversi ke dalam sistem satuan lain yang
sejenis. Hal ini karena pada sistem SI digunakan awalan untuk menyatakan
bilangan desimal (kelipatan sepuluh) yang dituliskan sebelum satuan yang
digunakan.

Contoh:

0,003 meter dapat dinyatakan menjadi 3 milimeter


2.000.000 Hz dapat dinyatakan menjadi 2 MHz

Hom BAC NEX


e K T
Awalan-awalan dalam SI:
eksa (E)  1018 hekto (h)  102 mikro ()  10–6
peta (P)  1015 deka (da)  101 nano (n)  10–9
tera (T)  1012 desi (d)  10–1 piko (p)  10–12
giga (G)  109 centi (d)  10–2 femto (f)  10–15
mega (M)  106 mili (m)  10–3 atto (d)  10–18
kilo (k)  103
Konversi Satuan
Satuan-satuan dari suatu besaran fisika dapat diubah (dikonversi) dari satu sistem
satuan ke sistem satuan lain yang sejenis.

Beberapa faktor konversi satuan panjang:


1 inci = 2,54 cm 1 km = 0,621 mil
1 m = 39,37 inci = 3,281 kaki 1 mil = 1,609 km
1 kaki = 0,3048 m 1 mil = 5.280 kaki
12 inci = 1 kaki 1 angstrom = 10–10 m
3 kaki = 1 yard 1 tahun cahaya = 9,461 × 1015 m
1 yard = 0,9144 m

Hom BAC NEX


e K T
Dimensi adalah cara untuk mendefinisikan atau menggambarkan tentang
bagaimana suatu besaran tersusun dari besaran-besaran pokok.

Dimensi besaran pokok: Dimensi beberapa besaran turunan:


Besaran Fisika Dimensi Besaran Fisika Dimensi
Panjang L Luas L2
Massa M Volume L3
Waktu T Kecepatan LT-1
kuat arus listrik I Percepatan LT-2
suhu  Gaya  LT-2
intensitas cahaya J Momentum MLT-1
jumlah zat N Impuls MLT-1
Tekanan ML-1T-2
Massa Jenis ML-3
Usaha ML2T-2
Energi ML2T-2
Daya ML2T-3
Hom BAC NEX
e K T
Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah, contohnya
perpindahan, kecepatan, gaya, impuls, momentum, momen gaya, medan listrik,
medan magnet, dan lain-lain.

Notasi Vektor (2 Cara)


• Notasi vektor: huruf tebal dan tegak dan notasi skalarnya: huruf miring.

Contoh: A (vektor A) A (nilai skalar dari vektor A)


• Notasi vektor: huruf dengan tanda anak panah di atasnya dan notasi
skalarnya: harga mutlak dari huruf tersebut.
 
Contoh:
A (vektor A) A (nilai skalar dari vektor A)

Hom BAC NEX


e K T
Sebuah vektor dapat dinyatakan secara diagram dengan garis lurus yang
mempunyai arah (anak panah) di salah satu ujungnya. Arah anak panah
menyatakan arah vektor dan panjang garis menyatakan besar vektor tersebut.

Q
Besar atau nilai vektor A = panjang PQ
PQ

A Arah vektor A = membentuk sudut 


terhadap sumbu X positif

P 

Penjumlahan Vektor
• Hasil penjumlahan dari sejumlah vektor disebut vektor resultan.

Contoh: A + B = R dengan R = vektor resultan


• Penjumlahan vektor berbeda dengan penjumlahan bilangan skalar.
A+B=R≠A+B Hom BAC NEX
e K T
• Penjumlahan vektor memenuhi hukum komutatif dan hukum
asosiatif penjumlahan.
A+B=B+A Hukum komutatif penjumlahan

A + (B + C) = (A + B) + C Hukum asosiatif penjumlahan


• Pengurangan vektor adalah penjumlahan vektor dengan mendefinisikan vektor
negatif sebagai vektor lain yang sama besar tetapi arahnya berlawanan.
Contoh: A – B = A + (– B)

Misalnya R = A + B

B
A

Dua cara menjumlahkan vektor secara geometri??? Hom BAC NEX


e K T
B

A A
R R

Hom BAC NEX


e K T
B
R

R A  B  2 AB cos 
2 2

R B
A 
Hom BAC NEX
e K T
R A2  B 2  2 AB cos 

B
sin   sin 
R

Hom BAC NEX


e K T
Sebuah vektor terdiri dari komponen-komponennya.
Y

• Komponen-komponen vektor A = AX dan AY.

AX  A cos 
A
AY
 X AY  A sin 
AX
• Arah vektor A memenuhi:

AY
tan  
AX

Hom BAC NEX


e K T
Contoh: A = A1 + A2 + A3

A1 AX1 dan AY1

A2 AX2 dan AY2

A3 AX3 dan AY3

AX = AX1 + AX2 + AX3

AY = AY1 + AY2 + AY3

Jadi, besar vektor A adalah:

2 2
A AX  AY
Hom BAC NEX
e K T
• Perkalian titik dua buah vektor menghasilkan nilai skalar.
A . B = AB cos 

• Perkalian silang dua buah vektor menghasilkan sebuah vektor.


AxB=C
dengan
C  AB sin 
• Arah vektor baru yang dihasilkan oleh perkalian silang dua buah vektor selalu
tegak lurus terhadap bidang yang dibentuk oleh dua buah vektor yang
dikalikan.

Hom BAC NEX


e K T

Anda mungkin juga menyukai